Indeks Prestasi, Leadership dan Berfikir outside the box

Oleh: Jaharuddin
Tulisan ini terinspirasi dari diskusi Anis Baswedan, Sandiaga S Uno dan Anas Urbaningrum pada acara Mata Najwa Metro TV. Tiga tokoh muda yang berkarya dibidangnya masing-masing pada usia mudanya. Pertanyaan dasarnya adalah apakah jalan yang mereka tempuh yang pada akhirnya mampu mengantarkan mereka menjadi tokoh-tokoh muda yang sukses di wilayahnya masing-masing.

Sangat menarik ungkapan Anis Baswedan pada acara ini yang saya cuplik diatas sebagai pembuka, bahwa Indeks Prestasi yang menjadi acuan utama dari proses pendidikan, bukanlah tiket utama untuk anda berhasil di dunia nyata nantinya. Memang Indeks Prestasi dibutuhkan, namun dia bukan satu-satunya yang akan menentukan masa depan anda. Ada faktor lain yang sangat berpengaruh juga yaitu leadership, dan berfikir outside the box.

Agar Indeks Prestasi anda tinggi, kalau perlu summa cum laude, anda bisa dapatkan dengan tekun belajar mata kuliah yang anda dapatkan selama anda belajar. Nah, itu tidak cukup. selanjutnya dimana anda mendapatkan nilai lebih di bidang Leadership dan berfikir outside the box

Kedua hal ini anda bisa dapatkan melalui aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah atau kampus, melalui ajang organisasi ekstra kurikuler inilah, atau istilah lainnya "sekolah aktivis'. Anda diasah kemampuan leadershipnya dan berfikir outside the box.

Melalui sekolah aktivis, anda dituntut mampu memanage diri sehingga tidak lalai terhadap kuliah, saat yang sama anda dituntut untuk melaksanakan tanggung jawab organisasi. Tantangan-tantangan seperti inilah yang akan mengasah dan menumbuh kembangkan potensi kepemimpinan anda dan juga berfikir outside the box.

Pada saat kebanyakan mahasiswa istirahat pulas, para aktivis menyiapkan agenda kegiatan, demonstrasi, pengabdian masyarakat, menjaga keIslaman mahasiswa, rapat, koordinasi dan seterusnya. Pada saat mahasiswa liburan bersama orang tuanya dan dilayani oleh assisten rumah tangga di rumah masing-masing, para aktivis melewatkan hari-harinya dengan pelatihan, dauroh, mencari dana untuk kegiatan, outbond, tadabur alam, dan seabrek kegiatan liburan lainnya yang telah dirancang jauh-jauh hari. Seolah-olah para aktivis tidak mengambil haknya untuk berlibur, bersenang-senang dan dilayani oleh fasilitas yang disediakan oleh keluarga dan lingkungannya. 

Contoh berfikir outside the box misalnya bisa berbentuk keunikan yang timbul dari proses pemahaman yang dalam dari situasi. Seperti saat ini banyak media menyebarkan berbagai informasi yang benar maupun hoax, dengan dalih kebebasan pers. Bisa jadi timbul persepsi yang digiring menjadi seolah-olah fakta bahwa negara Indonesia tidak aman, pembunuhan dimana-mana, pencurian terjadi pada setiap saat, kemacetan semakin menjadi-jadi, banjir, korupsi, dll. Jangan sampai persepsi (sebagiannya adalah fakta) yang disampaikan media ini menjadi hantu baru bagi masyarakat yang berujung pada rasa pesimis. Pada kondisi ini para aktivis harus berfikir outside the box bahwa perlu dibangun dan ditumbuh kembangkan sikap optimisme pribadi dan masyarakat bahwa Indonesia adalah negara besar, kaya dan berproses menjadi negara yang kuat dan maju. Peran yang sangat mulia yang harus diperankan para aktivis. Kritis terhadap keadaan adalah suatu kaharusan, tapi tidak dengan menimbulkan rasa pesimis pada siapapun.

Waktu yang akan membuktikan bahwa sekolah formal dan ditambah dengan sekolah aktivislah yang mengasah setiap orang untuk mampu mengkondisikan dirinya untuk siap menghadapi tantangan-tantangan kehidupan riil selanjutnya. Dan dalam dunia nyata akan terjadi seleksi alam, bahwa orang-orang yang telah menempa dirinya selama proses pendidikan formalnya dengan tambahan berbagai kegiatan positif lainnya lah yang akan mampu menyeruak muncul dalam persaingan kehidupan yang berat dan penuh tantangan.

Bagi orang yang sudah mengecap sekolah formal yang baik ditambah sekolah aktivis, tidak ada kata menyerah baginya sampai kebahagiaan sejati menghampirinya yaitu pada saat Allah memperkenankannya untuk memasuki syurganya. Amin.

Akhirnya, tidak ada kata istirahat bagi para aktivis sejati, kalaupun anda sudah tidak kuliah lagi, namun masyarakat tetap membutuhkan sentuhan hangat tangan-tangan para aktivis yang mempunyai intelektualitas baik, mempunyai leadership dan mampu berfikir outside the box.
selamat berjuang. semoga bermanfaat.

Hannover
Musim Gugur, 25 September 2012

,

0 comments

Write Down Your Responses

catatan2 universitas Kehidupan

"Inti dari Kecerdasan adalah Bermanfaat" . Powered by Blogger.