"Antara Fauzi Bowo, Jokowi dan presiden Moersi......"

Beberapa waktu yang lalu, Seorang kader dakwah di Jerman tampak kecewa dengan keputusan jamaah yang memilih mendukung Fauzi Bowo (Foke), mengeluh galau kepada saya:

Kader: Pak, saya kecewa karena PKS mendukung Foke, seolah melawan arus perubahan yang mendukung Jokowi...Hanya karena Ahok itu kristen...?? Coba lihat di Mesir, Presiden Moersi saja memilih wapresnya seorang Kristen koptik. Itu wapres lho...bukan hanya setingkat wagub. Lalu apa kurang shalehnya ikhwah Mesir...? negeri dimana pusat dakwah ini dimulai dan berkembang. Kenapa kita tidak bisa menjadikan mereka sebagai qudwah..??

Saya: Bak disambar geledek, terus terang saya agak terkejut mendapat pertanyaan itu tiba-tiba.
Saya menjawab: Akhi, itulah bedanya kualitas kader dakwah di Mesir dan kader dakwah di Indonesia, atau kader dakwah dari Indonesia yang sedang di Jerman. Setelah ada keputusan syura, mereka semua sami'na wa atha'na, tidak atau masih mempertentangkan seperti antum. Coba bayangkan, "Mereka disana diinstruksikan untuk MEMILIH WAPRES YANG KRISTEN (aksi aktif) tapi bisa bersepakat untuk itu tapi kita di Jakarta hanya diintruksikan untuk TIDAK MEMILIH SEORANG WAGUB YANG KRISTEN (aksi pasif) saja kita tidak bisa tsiqoh dengan qiyadah kita sendiri", jadi wajar kalau Allah berikan kemenangan bagi ketsiqohan mereka di Mesir sana.

Coba antum renungi kata-kata saya tadi ya akhi...
Sebelumnya, secara pribadi saya juga mendukung Jokowi tapi ketika keputusan telah dibuat oleh majelis syura maka tidak ada lagi pilihan pribadi, berganti dengan keikhlasan untuk menjalankan keputusan syura jama'ah.

Dalam setiap jamaah wajib ada sebuah majelis syura, dan tidak semua orang harus menjadi anggota majelis syura itu. Mereka yang ada dimajelis itu adalah orang-orang terpilih yang diajukan oleh seluruh anggota jamaah, mereka tidak pernah mengajukan diri untuk berada disana. Mereka adalah orang-orang terbaik yang dimiliki jamaah ini.
Disana tentu sudah terjadi diskusi dan perdebatan tentang manfaat dan mudharat pencalonan ini, baik bagi warga Jakarta, bagi dakwah, dan pastinya bagi tegaknya agama Allah dibumi Jakarta. Untuk strategi dan kemashlahatan dakwah, tidak semua hasil dan proses syuro disampaikan ke semua kader dan masyarakat umum. Perlu kita ingat bahwa setiap organisasi punya amniah yang harus dijaga, dan itu sangat bisa dimaklumi dan normal-normal saja.

Sebuah keputusan syura bisa saja salah karena anggotanya bukan barisan para malaikat melainkan manusia biasa tapi itu masih lebih baik dari fikiran-fikiran pribadi dan pembangkangan yang dilakukan jundi-jundinya. Kita harus siap jatuh bangun bersama barisan dakwah ini. Mereka yang tidak siap untuk jatuh bangun bersama jamaah adalah mereka yang tidak cocok berada di jalan dakwah ini.

Pertanyaan berikutnya adalah; sudahkah kita siap untuk tsiqoh kepada qiyadah seperti di Mesir...???

(entah dari mana jawaban ini tiba-tiba hadir ke dalam fikiran saya, saya juga tidak tau. namun satu hal yang pasti, bahwa kita harus siap bila sewaktu-waktu diminta penjelasan oleh kader yang mencintai barisan dakwah ini dengan sifat kritis yg mereka miliki...)

Wallahu'alam....

dikutip dari tulisan seorang  sahabat di Niedersachsen, Jerman
26 Syawal 1433H

,

0 comments

Write Down Your Responses

catatan2 universitas Kehidupan

"Inti dari Kecerdasan adalah Bermanfaat" . Powered by Blogger.