Tertarik
untuk mengamati gejala sebagian pasangan muda di Jakarta, dengan
berfikir praktis didukung kemampuan ekonomi, ketika mempunyai anak, maka
langkah awal yang dilakukan adalah mencari baby sitter dan pembantu,
padahal tidaklah mudah mendapatkan baby sitter, dan dibutuhkan merogoh
kantong sampai jutaan rupiah untuk mendapatkan baby sitter.
Masalahnya, bukan berapa uang yang dikeluarkan oleh pasangan muda untuk mendapatkan baby sitter tersebut, namun adakah dampak psikologis terhadap anak-anak pasangan muda, jika sehari-hari anak-anak lebih banyak bersama sang pembantu?
Topik ini bisa debatable, karena tentunya pasangan muda mempunyai alasan dalam memutuskan me-rekrut baby sitter dan pembantu ke wilayah domestik mereka. Salah satu alasannya adalah karena suami istri bekerja, lingkungan eksternal yang semakin menantang seperti macet, membentuk pola berangkat pagi-pagi dan pulang sudah malam.
Sementara keluarga bisa jadi diluar kota, maka tidak banyak pilihan, selain merekrut baby sitter dan pembantu. Alasan lain, memberikan waktu yang cukup kepada pasangan untuk aktualisasi diri, tidak perlu direpotkan urusan domestik berupa mengasuh anak, memasak, mencuci, membersihkan rumah.
Bisa juga, berupa mulai abainya peran, terhadap kasih sayang, dan rasa terhadap anak. Pemenuhan kebutuhan terhadap anak-anak tereduksi dengan memberikan fasilitas yang cukup bahkan melebihi kebutuhan, seperti mainan, liburan, fasilitas antar jemput, bahkan driver sendiri untuk anak-anak.
Apakah ini baik terhadap tumbuh kembang anak, jangka pendek ataupun jangka panjang?
Apakah tidak ada kekhawatiran, sebagian besar hari, anak-anak bersama baby sitter dan pembantu?
Bukankah memandikan anak, mencebok anak, mengendong anak, mencuci pakaiannya, membacakan cerita, mendengarkan celotehan dan keluh kesahnya juga bagian dari pembentukan karakter anak?
Tidakkah miris, melihat anak-anaknya lebih sering digendong dan didekap oleh baby sitter dan pembantu dibanding orang tuanya?
Apakah tidak khawatir, kitalah orang tua biologis anak-anak tersebut, tapi baby sitter dan pembantulah orang tua psikologis anak-anak kita?
Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang bisa dibangun.
Ada baiknya, kita merenung dan bertanya kepada diri, apa yang kita rasakan jika anak-anak tersebut adalah diri kita?, apa yang kita rasakan jika dulu kita tidak pernah diantar oleh orang tua ke sekolah, karena sudah digantikan pak sopir, kita tidak pernah dijemput oleh orang tua kita ke sekolah, ke tempat les, ke tempat olah raga, karena peran itu telah digantikan oleh sopir.
Kita tidak pernah diajarkan sholat, diajak sholat ke masjid dan mengaji oleh orang tua kita, peran inipun saat ini , sudah digantikan oleh guru mengaji atau sekolahnya.
Saat yang sama, terbangun fungsi orang tua adalah mencari penghasilan sebanyak-banyaknya , agar bisa memberikan fasilitas terbaik , mulai dari sekolah terbaik dan mahal, mainan, liburan, mobil dan sopir pribadi.
Lingkungan, memang terus berubah, nilai bisa jadi bergeser, namun kebenaran tidak akan pernah hilang, bertanyalah ke hati yang tidak pernah berbohong, cara seperti itukah yang terbaik untuk keluarga kita. Semoga tidak lahir generasi dekapan pembantu.
Jakarta, 29 Oktober 2013
Masalahnya, bukan berapa uang yang dikeluarkan oleh pasangan muda untuk mendapatkan baby sitter tersebut, namun adakah dampak psikologis terhadap anak-anak pasangan muda, jika sehari-hari anak-anak lebih banyak bersama sang pembantu?
Topik ini bisa debatable, karena tentunya pasangan muda mempunyai alasan dalam memutuskan me-rekrut baby sitter dan pembantu ke wilayah domestik mereka. Salah satu alasannya adalah karena suami istri bekerja, lingkungan eksternal yang semakin menantang seperti macet, membentuk pola berangkat pagi-pagi dan pulang sudah malam.
Sementara keluarga bisa jadi diluar kota, maka tidak banyak pilihan, selain merekrut baby sitter dan pembantu. Alasan lain, memberikan waktu yang cukup kepada pasangan untuk aktualisasi diri, tidak perlu direpotkan urusan domestik berupa mengasuh anak, memasak, mencuci, membersihkan rumah.
Bisa juga, berupa mulai abainya peran, terhadap kasih sayang, dan rasa terhadap anak. Pemenuhan kebutuhan terhadap anak-anak tereduksi dengan memberikan fasilitas yang cukup bahkan melebihi kebutuhan, seperti mainan, liburan, fasilitas antar jemput, bahkan driver sendiri untuk anak-anak.
Apakah ini baik terhadap tumbuh kembang anak, jangka pendek ataupun jangka panjang?
Apakah tidak ada kekhawatiran, sebagian besar hari, anak-anak bersama baby sitter dan pembantu?
Bukankah memandikan anak, mencebok anak, mengendong anak, mencuci pakaiannya, membacakan cerita, mendengarkan celotehan dan keluh kesahnya juga bagian dari pembentukan karakter anak?
Tidakkah miris, melihat anak-anaknya lebih sering digendong dan didekap oleh baby sitter dan pembantu dibanding orang tuanya?
Apakah tidak khawatir, kitalah orang tua biologis anak-anak tersebut, tapi baby sitter dan pembantulah orang tua psikologis anak-anak kita?
Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang bisa dibangun.
Ada baiknya, kita merenung dan bertanya kepada diri, apa yang kita rasakan jika anak-anak tersebut adalah diri kita?, apa yang kita rasakan jika dulu kita tidak pernah diantar oleh orang tua ke sekolah, karena sudah digantikan pak sopir, kita tidak pernah dijemput oleh orang tua kita ke sekolah, ke tempat les, ke tempat olah raga, karena peran itu telah digantikan oleh sopir.
Kita tidak pernah diajarkan sholat, diajak sholat ke masjid dan mengaji oleh orang tua kita, peran inipun saat ini , sudah digantikan oleh guru mengaji atau sekolahnya.
Saat yang sama, terbangun fungsi orang tua adalah mencari penghasilan sebanyak-banyaknya , agar bisa memberikan fasilitas terbaik , mulai dari sekolah terbaik dan mahal, mainan, liburan, mobil dan sopir pribadi.
Lingkungan, memang terus berubah, nilai bisa jadi bergeser, namun kebenaran tidak akan pernah hilang, bertanyalah ke hati yang tidak pernah berbohong, cara seperti itukah yang terbaik untuk keluarga kita. Semoga tidak lahir generasi dekapan pembantu.
Jakarta, 29 Oktober 2013
Saat ini saya sedang berada di bandara international Lotnisco Chopina Polandia, keberuntungan yang mengantarkan saya ke airport ini karena beberapa hari ini saya diundang teman-teman mahasiswa berdiskusi tentang banyak hal tentang kehidupan di dua kota di Polandia, yaitu di Warsawa dan Mikolajki.
Warsawa sudah pernah saya kenal melalui beberapa film yang beberapa kali ku tonton, bayangan saya tentang kota Warsawa adalah kota yang dipenuhi dengan salju karena sedang musim dingin, kemudian bangunannya bangunan kuno yang tidak terawat karena sepengetahuan ku Polandia adalah salah satu sekutu Uni Soviet dalam membendung arus kapitalisme di dunia, artinya saya tidak berharap banyak akan menemukan modernitas seperti Negara Jerman misalnya. Saya berada di kota Warsawa selama tiga hari, sempat mengunjungi beberapa sudut kota seperti centrum, disana terdapat gedung science dan culture di jantung kota Warsawa.
Karena tidak mempunyai ekspektasi tinggi terhadap kota ini, maka saya datang dengan kondisi biasa-biasa saja, dan memang saya mendapatkan kondisi transportasi satu tingkat dibawah Jerman. Namun masih jauh di atas Jakarta. Sebagian dari dugaan saya tidak terbukti, karena di central kota Warsawa saya menemukan mall besar disana, saya juga menemukan beberapa gedung mencakar langit, dan termasuk beberapa diantaranya industri bisnis dan jasa berbasis US seperti JW Mariot, Novotel, dll. Kemudian saya juga menemukan beberapa perusahaan yang juga ada di Jerman seperti C & A, HM, Lidl, dll. Kemudian saya juga menemukan Carefour dan Makro di kota ini.
Lumyan maju dan modern, apalagi bandaranya yang saat ini saya duduk di salah satu sudutnya, seperti layaknya bandara berkelas international, beberapa tingkat di atas bandara Soekarno Hatta. Saya menduga terdapat kemajuan yang berarti di Polandia dari sebelumnya.
Keunikan kota ini adalah culture yang tidak mementingkan mengecat bagian luar rumahnya, tidak terlalu mudah bagi anda yang ingin menemukan rumah yang megah dan anggun di kota ini, karena ternyata setelah saya tanyakan kepada teman yang menemani perjalanan saya, orang Polandia tidak mementingkan bentuk rumah dari luar, mereka lebih mementingkan bentuk dalam rumahnya. Jadi anda akan menemukan rumah yang megah dikawasan tengah kota sekalipun, namun kalau dari luar tidak menunjukkan kemewahannya. Hal yang sama akan anda temui juga dengan bagian luar transportasi publik di kota Warsawa. Namun sedikit berbeda dengan bangunan tua di kota tua kota Warsawa, atau dan beberapa bangunan di seputar pusat kota Warsawa, bagus layaknya kota-kota lainnya.juga sempat meng
Saya juga sempat mengunjungi kota Mikolajki, Mazury, sebuah kota wisata di utara Warsawa, untuk mencapai kota ini anda bisa naik bus atau kereta api dengan lama perjalan sekitar 5 jam, saya sempat dua hari dikota ini untuk berdiskusi dengan teman-teman mahasiswa di acara Perhimpunan Musim Sejuk (PMS) 2011. Kota Mikolajki merupakan kota peristirahatan, dimana dikota ini banyak terdapat hotel, arena wisata dan sarana wisata lainnya. Namun saat ini tidak terlalu ramai karena sedang musim dingin, walaupun untuk tahun ini belum turun salju, penghujung tahun ini biasanya sudah tebal salju menyelimuti.
Dikota ini saya berdiskusi dengan mahasiswa fakultas kedokteran dari Polandia dan Check republic, ada sekitar 30an orang, mereka adalah calon dokter yang ditugaskan negaranya belajar di sini.
Saya cukup kaget dengan semangat mereka yang tinggi, mereka orang-orang yang selain mempelajari dengan sunngguh-sungguh disiplin ilmunya, saat yang sama sangat peduli dengan Islam, dan punya keinginan kuat untuk mengajak orang lain juga menjadi seorang muslim yang baik, saya sempat bertanya di dalam hati, mengapa mereka mampu mempertahankan identitas beragamanya dengan baik, bahkan bersemangat untuk mengajak yang lain, padahal mereka jauh dari orang tua, tinggal di Polandia yang tidak mudah menemukan masjid, termasuk makanan halal, bahkan ternyata sebagian dari mereka terpaksa sholat di gereja (salah satunya di gereja yang tersedia di airport Chopina warsawa ini).
Saya mendapatkan cerita sebagian mereka terpaksa sholat digereja, karena gereja yang disediakan oleh airport (seperti layaknya masjid di Indonesia) di bandara ini, sering kali kosong, jadi dari pada kosong dan tidak tersedia musholla apalagi masjid di bandara ini, akhirnya mereka sholat di dalam gereja tersebut.
Kenapa mereka mampu mempertahankan keimanannya, sementara mereka adalah anak-anak muda yang wajar saja jika mempunyai keinginan untuk jalan-jalan ke Negara lain, mumpung di eropa?, namun yang mereka lakukan adalah melaksanakan pelatihan bagaimana agar mahasiswa Islam lebih berkualitas dan bermanfaat bagi umat Islam, padahal minggu depan mereka akan menghadapi ujian di kampus masing-masing. Ternyata mereka adalah orang-orang yang melakukan proses pembinaan diri (tarbiyah) dan mempunyai kesadaran bahwa tidak cukup hanya pintar dalam disiplin ilmu yang itu adalah kebutuhan akal mereka, dan mereka adalah pribadi-pribadi yang sehat secara fisik karena mereka adalah calon dokter, mereka sangat sadar bahwa hati mereka perlu di isi kebutuhannya yaitu selalu mengingat Allah.
Dan mereka merasakan nikmatnya berilmu, sehat dan beribadah, akhirnya perasaan senang itulah yang ingin mereka bagi kepada teman-teman mahasiswa lainnya. luar biasa!.
Jazakallah khairan katsiro kepada sehabat mahasiswa Polandia dan Check Republik, semoga pertemuan kita beberapa hari ini menjadi amal ibadah, dan saling menguatkan untuk berkontribusi membangun masa depan yang lebih baik, saya mendo’akan anda semua semoga menjadi orang sukses, dan sholeh, selalu berjuang untuk kebaikan manusia dan menjadi batu bata bangunan Islam yang agung, semoga Allah mempertemukan kita kembali dengan suasana yang jauh lebih baik di masa mendatang. Terima kasih atas semua kebaikan anda semua, saya sangat bangga dengan anda semua, dan semoga menjadi motivasi lebih bagi saya untuk terus mengembangkan diri dan berkontribusi bagi kejayaan umat Islam dan kemanusiaan.
Semoga bermanfaat.
Jaharuddin
Jum’at, Musim dingin, 30 desember 2011, Pukul 17.23 CET, saat menunggu penerbangan Warsawa – Frankfurt mengunakan Lufthansa LH 1353/063 pk 18.45, kemudian melanjutkan penerbangan dengan Lufthansa LH 058/055 ke Hannover, Insya Allah sampai di Hannover pukul 21.30 CET

Apa yang paling dikhawatirkan dari badai yang saat ini menempa PKS, yaitu resiko yang muncul dari badai tersebut.
Untuk itu, mari sama-sama kita identifikasi resiko yang diharapkan terjadi dari sudut pandang orang luar PKS, seperti:
*PKS dibubarkan, sehingga semakin sedikit pesaing di pemilu 2014
*PKS suaranya terjun bebas, bahkan kalau perlu tidak lolos parliement treshold, jadi tidak ada anggota DPR RI dari PKS
*Kader PKS melemah semangatnya, sehingga malas membicarakan PKS apalagi mengkamapnyekannya
*Kader PKS merasa malu, dengan perilaku sebagian elit partainya
*Kader PKS merasa pusing dengan berbagai serangan bom di media massa yang memojokkan PKS
*Kader PKS berbondong-bondong keluar dari Partainya
*PKS karena sesuatu hal (misalnya tidak memenuhi syarta ikut pemilu) batal mengikuti pemilu
*Para Elit PKS dipenjarakan, dengan harapan demotivasi kepada kader dan simpatisan
*Elit PKS dikampanyekan hidup mewah dari korupsi, dan juga "main" wanita, sehingga runtuh moralitas para elitnya diharapkan mempengaruhi ukhuwah diantara kader, dan antara kader dan qiyadah.
*Para simpatisan PKS yang sudah mau ikut liqo, satu persatu mebundurkan diri, diharapkan bisa menganggu kaderisasi PKS
*Para orang tua merasa khawatir kalau anak-anaknya ikut pengajian-pengajian yang diadakan kader PKS
*Kader PKS merasa malu, saking malunya tidak berani lagi melihat berita di media, tidak berani lagi bertegur sapa dengan tetangga, apalagi ngobrol, diskusi atau mengkampanyekan PKS
*PKS diharapkan bisa menjadi "produk cacat", sehingga ditawarkan dengan cara yang tidak meyakinkan, dan kalau perrlu diobral.
*dll
Setelah kita mengetahui dampak yang diharapkan, dan bisa jadi perlahan namun pasti, muncul gejala itu pada diri kita, misalnya seperti malas membaca berita terkait PKS, karena isinya provokasi dan membikin mual, maka pertanda sasaran antara dari operasi ini mulai berhasil.
Untuk itu
Beberapa hari ini, berita tentang PKS dimedia kembali menghangat, lanjutan dari episode sinetron kasus LHI, semakin menarik karena salah seorang artis dipaksakan untuk dikaitkan, akhirnya semakin seksi untuk dikomentari. Saya mengikuti berita melalui media online, dan juga ikut membaca beberapa komentar dibawahnya, pro dan kontra muncul, bahkan ada yang berkomentar bahwa perlu diwaspadai PKS melakukan cuci otak terhadap kader-kadernya, karena kader-kader PKS diduga semakin militan saat pimpinannya ditangkap dan dizhalimi.
Entah mengapa, saya agak terusik dengan frasa "cuci otak" ini, padahal saya bukan siapa-siapanya PKS, bukan pengurus PKS, cuma simpatik berat dengan PKS, karena kader-kadernya sejak awal kuliah membina saya. Saya mendapatkan pencerahan dan manfaat yang sangat besar, ketika Allah mempertemukan saya dengan para kader PKS. Semoga saya dan keluarga bisa istiqomah, berjuang dalam barisan orang-orang yang mengutamakan Cinta, Kerja dan Harmoni ini. Amin ya robbil alamin.
Nah, pertanyaan selanjutnya adalah, apakah saya dan keluarga merasakan otak saya dicuci oleh kader-kader PKS, sehingga buta mata hati dan fikiran serta membela membabi buta ketika PKS dipojokkan, pimpinannya ditangkap, dibully dimedia, dan seterusnya.
Untuk menjawabnya, izinkan saya bercerita pengalaman saya dengan kader-kader PKS wabil khusus pertemuan-pertemuan saya dengan pengajian-pengajian dan acara-acara yang diadakan oleh kader-kader PKS. Sejak awal kuliah, saya ikut proses pembinaan yang diadakan rutin setiap pekan, sesekali diadakan Dauroh (pelatihan) dengan berbagai tema, dan juga dilibatkan dalam mengelola beberapa aktivitas dakwah, Saat itu belum ada partai.
Begitu telatennya mereka membina kami, setiap pekan didatangi, diberi arahan, dibantu kuliahnya, dibantu mencarikan rumah, dibantu dalam segala urusan, bahkan jika uang kiriman dari orang tua terhambat, hal ini juga bisa dikonsultasikan ke murobbi (pembina).
Saya punya pengalaman unik, murobbi saya pernah mendatangi saya ke kost-kostan pada jam sholat shubuh (sebenarnya dia baru pulang dari masjid sholat shubuh berjama'ah), padahal rumahnya berlawanan arah dengan rumah saya dari masjid. Sepertinya dia tidak melihat saya sholat shubuh berjama'ah di masjid, maka dia mengecek saya ke rumah. dan apa yang terjadi?...saya gelagapan , karena masih tertidur, jadi belum sholat shubuh...:) :(
Begitulah, salah satu cara mereka dalam membina kami, agar kami sholat shubuh berjama'ah di masjid, atau paling tidak sholat diawal waktu, dengan cara yang tepat mengajak kami untuk melakukan amal sholeh. Ada pula program tahajud call, dimana sekitar jam 02.00 malam, kami satu persatu ditelepon oleh murobbi kami, atau teman sekelompok pengajian untuk dibangunkan agar mudah melaksanakan sholat tahajjud.
Ada pula, ifthor jama'i (berbuka puasa bersama) pada hari Senin dan Kamis, agar kami terbiasa melaksanakan sunnah, ada pula bertukar hadiah, tadabur alam, rihlah (wisata), outbound, olah raga .....itu semua dalam kerangka mentadaburi ayat-ayat Allah yang terhampar dimuka bumi ini.
Dari Jambi saya merantau ke Bogor, proses merantau inipun dikonsultasikan ke murobbi, sehingga bisa diberikan masukan konstuktif untuk kebaikan bersama, saya dibekali surat mutasi, sehingga saat sampai di Bogor sudah ada yang menunggu dan menjemput, dan ajaibnya seolah-olah kita berdialog, berinteraksi seperti orang yang sudah kenal lama, dan selanjutnya saya ditempatkan kembali dalam grup pengajian yang telah ditentukan. Budaya yang dulu saya dapatkan, juga saya temukan di Bogor, kami diminta aktif dikampus, mengelola dakwah, mengorganisasi aktivitas mahasiswa, asrama, masjid, dll.
Dari Bogor saya pindah ke Jakarta. Saya kembali dibekali surat mutasi sehingga langsung bergabung dengan teman-teman di Jakarta. Meneruskan budaya yang sama dalam rangka amar ma'ruf nahi mungkar. Saat di Jakarta ini pulalah, ada kenangan special yang tidak bisa dilupakan, dimana murobbi saya membantu dengan sepenuh hati (moril dan materil) proses pernikahan saya, padahal saya adalah anak perantauan dari Riau yang tidak mempunyai keluarga di Jakarta. Namun, percaya atau tidak, teman-teman grup pengajian saya mengurusi pernikahan saya, seolah-olah saya, adalah saudara kandung mereka, sampai akhirnya proses pernikahan berjalan lancar.
Di Jakarta saya bekerja, menikah, mempunyai anak-anak dan menetap sekitar 9 tahun, dan sampai pada episode selanjutnya, kami sekeluarga merantau ke Jerman. dari Jakarta kami dibekali selembar surat "sakti" yang sudah saya rasakan saktinya ketika pindah ke Bogor dan Jakarta. Ternyata hal yang sama juga saya rasakan ketika pindah ke Jerman, surat sakti tersebut, benar-benar sangat sakti dan membantu adaptasi kami dinegeri orang yang jauh dari keluarga dan muslim adalah minoritas.
Kami diterima seperti keluarga yang sudah lama tidak bertemu, kami dibantu urusan visa, rumah, sekolah anak-anak, studi dan semua aspek diurus, dan mereka ini adalah kader-kader PKS. Jadi, kalau ada orang yang berpandangan tidak relevan PKS disebut sebagai partai dakwah, saya dan keluarga sudah membuktikan dan merasakan bahwa politik bagi PKS hanya bagian dari aktivitasnya, dan jauh lebih banyak urusan lainnya yang juga dikelola dengan baik dan konsisten oleh PKS. bahkan ketika kami sudah mempunyai anak-anak, ada panduan yang dibuat dengan matang tentang pendidikan anak-anak, yang diberi nama Tarbiyah Anak Kader, Proses pembinaan yang dirancang agar anak-anak menjadi pribadi yang sholeh, cerdas dan bermanfaat bagi orang tuanya, bangsa dan agamanya.
Singkat cerita PKS mengurusi sejak dari anak-anak, remaja, dewasa, menikah, punya anak, sampai meninggalpun juga diurusi oleh kader-kader PKS. Coba partai mana yang mempunyai bidang khusus yang mengurusi pernikahan, keluarga dan anak-anak para kadernya, serta anak-anak muslim lainnya.
Kembali pada topik, benarkah PKS melakukan cuci otak?
Coba anda tarik sendiri kesimpulan, dari cerita saya diatas, apakah saya dan keluarga dicuci otaknya?, kalau kita mau berkata jujur, terlihat dengan jelas, tidak ada proses cuci otak, yang ada adalah jiwa-jiwa kami dicuci dari kejelekan, dan diajak untuk amar ma'ruf nahi mungkar, dengan rasa cinta, dilayani secara konsisten oleh kader-kader PKS. Bisa jadi awalnya kami ikut-ikutan, atau terbawa oleh lingkungan, namun seiring dengan waktu, kami sadar inilah jalan yang baik dan benar, bahkan kami juga ingin menyebarkan cinta-cinta kami kepada semakin banyak orang, untuk ikut dalam pengajian-pengajian kami, agar kami bisa berbagi cinta kepada khalayak ramai, sehingga kami memimpikan orang-orang yang cerdas yang mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anak bangsa, dan muslim yang baik.
Saya merasakan proses pembinaan yang dilakukan oleh kader PKS adalah proses menjadikan orang-orang yang cerdas semakin cerdas, dianjurkan semakin banyak membaca, semakin banyak tahu, dan saya melihat langsung kader-kader PKS banyak sekali yang berpendidikan tinggi, apalagi di Jerman, rata-rata mereka adalah mahasiswa mulai dari S1 sampai S3, ada yang bekerja secara profesional dengan disiplin ilmu yang dalam dan specifik, bahkan banyak dari mereka adalah orang-orang yang sangat beprestasi dibidangnya masing-masing.
Saya ikut dalam pengajian-pengajiannya mereka, saya melihat mereka rela merogoh kantong untuk membiayai dakwah mereka, juga mengalokasikan waktu akhir pekan mereka untuk ikut pengajian, mengelola masjid, mengelola pengajian kota, mengisi pengajian , rapat, dauroh, dan seabrek kegiatan dakwah dan sosial lainnya, dalam rangka memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat.
Pengajian-pengajian di Jerman, tidak mudah dilaksanakan layaknya di Indonesia, saya pernah diajak seorang sahabat untuk ikut pengajian, dan ternyata antar kota, saya tinggal di Hannover (bagian baratnya Jerman), dan ternyata saya diajak ikut pengajian di kota Dresden (bagian timurnya Jerman), yang berjarak 373 km dari kota saya, atau kalau naik kereta ekonomi, lama perjalanannya sekitar +/- 7 jam perjalanan sekali perjalanan, dan ternyata lagi, mereka datang ke Dresden, bukan hanya dari Hannover, tapi juga ada dari kota lainnya, seperti Berlin dan Erfurt. Pengajian ini mereka adakan setiap dua pekan, mereka rutin bertemu, dengan biaya sendiri.
Saya juga pernah diikutkan dalam dauroh se-Eropa yang diadakan disalah satu kota di Jerman, pesertanya dari beberapa negara di Eropa, panitia menyewa hotel untuk tempat acara dan penginapan, dan belakangan saya baru tahu, panitia merogoh kantongnya lebih dari 9.000 euro (+/- Rp. 108jt). Dari mana mereka dapatkan uang sebesar itu?, ternyata para kader yang sudah bekerja diminta pengorbanan hartanya, sebagian dari gaji mereka diinfaqkan untuk dakwah, salah satunya untuk dauroh ini. Termasuk juga mengongkosi sebagian student yang tidak bisa ikut acara karena tidak ada ongkos.
Coba anda bayangkan, mungkinkah mereka, para Associate Profesor, calon profesor, doktor, master dan orang-orang cerdas ini, bergerak karena otaknya sudah disalah gunakan PKS?, anda sendiri yang bisa menjawab, bahkan saking semangatnya mereka, saya pernah mendengar kata-kata "PKS itu hanya wajihah/kendaraan", kalaupun PKS dibubarkan, atau dibekukan, dakwah kami tetap berjalan, dan tidak akan memudar".
Begitulah semangat mereka dalam berdakwah, walaupun muslim minoritas di Jerman, dan terpisah-pisah antar kota, namun mereka, karena cintanya kepada Allah dan Rasulullah SAW, mereka terus bergerak seolah-olah tidak pernah capek, untuk menyebarkan cinta kepada ummat muslim dimanapun berada.
Jadi, kalau anda percaya kader-kader PKS telah dicuci otaknya, bisa jadi benar, PKS telah mencuci hati-hati para kadernya, sehingga Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, telah mengerakkan hati dan fisik mereka untuk bekerja, memberi cinta dan mengidamkan terjadinya pribadi, keluarga, lingkungan, masyarakat, negara bahkan dunia yang harmoni, jiwa-jiwa yang selamat dunia dan akhirat.Amin ya robbil alamin.
Nah, pertanyaan selanjutnya adalah, apakah saya dan keluarga merasakan otak saya dicuci oleh kader-kader PKS, sehingga buta mata hati dan fikiran serta membela membabi buta ketika PKS dipojokkan, pimpinannya ditangkap, dibully dimedia, dan seterusnya.
Untuk menjawabnya, izinkan saya bercerita pengalaman saya dengan kader-kader PKS wabil khusus pertemuan-pertemuan saya dengan pengajian-pengajian dan acara-acara yang diadakan oleh kader-kader PKS. Sejak awal kuliah, saya ikut proses pembinaan yang diadakan rutin setiap pekan, sesekali diadakan Dauroh (pelatihan) dengan berbagai tema, dan juga dilibatkan dalam mengelola beberapa aktivitas dakwah, Saat itu belum ada partai.
Begitu telatennya mereka membina kami, setiap pekan didatangi, diberi arahan, dibantu kuliahnya, dibantu mencarikan rumah, dibantu dalam segala urusan, bahkan jika uang kiriman dari orang tua terhambat, hal ini juga bisa dikonsultasikan ke murobbi (pembina).
Saya punya pengalaman unik, murobbi saya pernah mendatangi saya ke kost-kostan pada jam sholat shubuh (sebenarnya dia baru pulang dari masjid sholat shubuh berjama'ah), padahal rumahnya berlawanan arah dengan rumah saya dari masjid. Sepertinya dia tidak melihat saya sholat shubuh berjama'ah di masjid, maka dia mengecek saya ke rumah. dan apa yang terjadi?...saya gelagapan , karena masih tertidur, jadi belum sholat shubuh...:) :(
Begitulah, salah satu cara mereka dalam membina kami, agar kami sholat shubuh berjama'ah di masjid, atau paling tidak sholat diawal waktu, dengan cara yang tepat mengajak kami untuk melakukan amal sholeh. Ada pula program tahajud call, dimana sekitar jam 02.00 malam, kami satu persatu ditelepon oleh murobbi kami, atau teman sekelompok pengajian untuk dibangunkan agar mudah melaksanakan sholat tahajjud.
Ada pula, ifthor jama'i (berbuka puasa bersama) pada hari Senin dan Kamis, agar kami terbiasa melaksanakan sunnah, ada pula bertukar hadiah, tadabur alam, rihlah (wisata), outbound, olah raga .....itu semua dalam kerangka mentadaburi ayat-ayat Allah yang terhampar dimuka bumi ini.
Dari Jambi saya merantau ke Bogor, proses merantau inipun dikonsultasikan ke murobbi, sehingga bisa diberikan masukan konstuktif untuk kebaikan bersama, saya dibekali surat mutasi, sehingga saat sampai di Bogor sudah ada yang menunggu dan menjemput, dan ajaibnya seolah-olah kita berdialog, berinteraksi seperti orang yang sudah kenal lama, dan selanjutnya saya ditempatkan kembali dalam grup pengajian yang telah ditentukan. Budaya yang dulu saya dapatkan, juga saya temukan di Bogor, kami diminta aktif dikampus, mengelola dakwah, mengorganisasi aktivitas mahasiswa, asrama, masjid, dll.
Dari Bogor saya pindah ke Jakarta. Saya kembali dibekali surat mutasi sehingga langsung bergabung dengan teman-teman di Jakarta. Meneruskan budaya yang sama dalam rangka amar ma'ruf nahi mungkar. Saat di Jakarta ini pulalah, ada kenangan special yang tidak bisa dilupakan, dimana murobbi saya membantu dengan sepenuh hati (moril dan materil) proses pernikahan saya, padahal saya adalah anak perantauan dari Riau yang tidak mempunyai keluarga di Jakarta. Namun, percaya atau tidak, teman-teman grup pengajian saya mengurusi pernikahan saya, seolah-olah saya, adalah saudara kandung mereka, sampai akhirnya proses pernikahan berjalan lancar.
Di Jakarta saya bekerja, menikah, mempunyai anak-anak dan menetap sekitar 9 tahun, dan sampai pada episode selanjutnya, kami sekeluarga merantau ke Jerman. dari Jakarta kami dibekali selembar surat "sakti" yang sudah saya rasakan saktinya ketika pindah ke Bogor dan Jakarta. Ternyata hal yang sama juga saya rasakan ketika pindah ke Jerman, surat sakti tersebut, benar-benar sangat sakti dan membantu adaptasi kami dinegeri orang yang jauh dari keluarga dan muslim adalah minoritas.
Kami diterima seperti keluarga yang sudah lama tidak bertemu, kami dibantu urusan visa, rumah, sekolah anak-anak, studi dan semua aspek diurus, dan mereka ini adalah kader-kader PKS. Jadi, kalau ada orang yang berpandangan tidak relevan PKS disebut sebagai partai dakwah, saya dan keluarga sudah membuktikan dan merasakan bahwa politik bagi PKS hanya bagian dari aktivitasnya, dan jauh lebih banyak urusan lainnya yang juga dikelola dengan baik dan konsisten oleh PKS. bahkan ketika kami sudah mempunyai anak-anak, ada panduan yang dibuat dengan matang tentang pendidikan anak-anak, yang diberi nama Tarbiyah Anak Kader, Proses pembinaan yang dirancang agar anak-anak menjadi pribadi yang sholeh, cerdas dan bermanfaat bagi orang tuanya, bangsa dan agamanya.
Singkat cerita PKS mengurusi sejak dari anak-anak, remaja, dewasa, menikah, punya anak, sampai meninggalpun juga diurusi oleh kader-kader PKS. Coba partai mana yang mempunyai bidang khusus yang mengurusi pernikahan, keluarga dan anak-anak para kadernya, serta anak-anak muslim lainnya.
Kembali pada topik, benarkah PKS melakukan cuci otak?
Coba anda tarik sendiri kesimpulan, dari cerita saya diatas, apakah saya dan keluarga dicuci otaknya?, kalau kita mau berkata jujur, terlihat dengan jelas, tidak ada proses cuci otak, yang ada adalah jiwa-jiwa kami dicuci dari kejelekan, dan diajak untuk amar ma'ruf nahi mungkar, dengan rasa cinta, dilayani secara konsisten oleh kader-kader PKS. Bisa jadi awalnya kami ikut-ikutan, atau terbawa oleh lingkungan, namun seiring dengan waktu, kami sadar inilah jalan yang baik dan benar, bahkan kami juga ingin menyebarkan cinta-cinta kami kepada semakin banyak orang, untuk ikut dalam pengajian-pengajian kami, agar kami bisa berbagi cinta kepada khalayak ramai, sehingga kami memimpikan orang-orang yang cerdas yang mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anak bangsa, dan muslim yang baik.
Saya merasakan proses pembinaan yang dilakukan oleh kader PKS adalah proses menjadikan orang-orang yang cerdas semakin cerdas, dianjurkan semakin banyak membaca, semakin banyak tahu, dan saya melihat langsung kader-kader PKS banyak sekali yang berpendidikan tinggi, apalagi di Jerman, rata-rata mereka adalah mahasiswa mulai dari S1 sampai S3, ada yang bekerja secara profesional dengan disiplin ilmu yang dalam dan specifik, bahkan banyak dari mereka adalah orang-orang yang sangat beprestasi dibidangnya masing-masing.
Saya ikut dalam pengajian-pengajiannya mereka, saya melihat mereka rela merogoh kantong untuk membiayai dakwah mereka, juga mengalokasikan waktu akhir pekan mereka untuk ikut pengajian, mengelola masjid, mengelola pengajian kota, mengisi pengajian , rapat, dauroh, dan seabrek kegiatan dakwah dan sosial lainnya, dalam rangka memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat.
Pengajian-pengajian di Jerman, tidak mudah dilaksanakan layaknya di Indonesia, saya pernah diajak seorang sahabat untuk ikut pengajian, dan ternyata antar kota, saya tinggal di Hannover (bagian baratnya Jerman), dan ternyata saya diajak ikut pengajian di kota Dresden (bagian timurnya Jerman), yang berjarak 373 km dari kota saya, atau kalau naik kereta ekonomi, lama perjalanannya sekitar +/- 7 jam perjalanan sekali perjalanan, dan ternyata lagi, mereka datang ke Dresden, bukan hanya dari Hannover, tapi juga ada dari kota lainnya, seperti Berlin dan Erfurt. Pengajian ini mereka adakan setiap dua pekan, mereka rutin bertemu, dengan biaya sendiri.
Saya juga pernah diikutkan dalam dauroh se-Eropa yang diadakan disalah satu kota di Jerman, pesertanya dari beberapa negara di Eropa, panitia menyewa hotel untuk tempat acara dan penginapan, dan belakangan saya baru tahu, panitia merogoh kantongnya lebih dari 9.000 euro (+/- Rp. 108jt). Dari mana mereka dapatkan uang sebesar itu?, ternyata para kader yang sudah bekerja diminta pengorbanan hartanya, sebagian dari gaji mereka diinfaqkan untuk dakwah, salah satunya untuk dauroh ini. Termasuk juga mengongkosi sebagian student yang tidak bisa ikut acara karena tidak ada ongkos.
Coba anda bayangkan, mungkinkah mereka, para Associate Profesor, calon profesor, doktor, master dan orang-orang cerdas ini, bergerak karena otaknya sudah disalah gunakan PKS?, anda sendiri yang bisa menjawab, bahkan saking semangatnya mereka, saya pernah mendengar kata-kata "PKS itu hanya wajihah/kendaraan", kalaupun PKS dibubarkan, atau dibekukan, dakwah kami tetap berjalan, dan tidak akan memudar".
Begitulah semangat mereka dalam berdakwah, walaupun muslim minoritas di Jerman, dan terpisah-pisah antar kota, namun mereka, karena cintanya kepada Allah dan Rasulullah SAW, mereka terus bergerak seolah-olah tidak pernah capek, untuk menyebarkan cinta kepada ummat muslim dimanapun berada.
Jadi, kalau anda percaya kader-kader PKS telah dicuci otaknya, bisa jadi benar, PKS telah mencuci hati-hati para kadernya, sehingga Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, telah mengerakkan hati dan fisik mereka untuk bekerja, memberi cinta dan mengidamkan terjadinya pribadi, keluarga, lingkungan, masyarakat, negara bahkan dunia yang harmoni, jiwa-jiwa yang selamat dunia dan akhirat.Amin ya robbil alamin.
Hannover, Musim bunga (Cinta) di Jerman, 5052013
Banyak catatan yang bisa dibuat saat kedatangan rombongan presiden PKS Anis Matta dan rombongan ke Turki dalam rangka konsolidasi kader PKS diseluruh dunia yang tersebar dibanyak negara. Saya tidak membahas tentang taujih yang beliau sampaikan, karena sudah banyak yang menulis, salah satunya disini http://www.pkspiyungan.org/2013/04/orasi-di-antara-benua-eropa-asia-anis.html
Sisi lain yang mau saya tulis adalah kedatangan Ustadz Anis Matta dan rombongan yang disambut dan dijamu oleh Duta Besar RI di Turki, Ibu Nahari Agustini. Sedikit nostalgia, dulu saat ustadz datang kesuatu negara biasanya menjauh dari kedutaan, karena khawatir dengan berbagai resiko yang muncul.
Suatu ketika saya teringat dengan pengalaman pribadi mendampingi salah seorang sahabat yang diundang oleh ikhwah dari salah satu negara tetangga ke Polandia. Saat kami sampai di bandara Lotnisko Chopina w Warzawie, Polandia, kami tidak langsung di jemput, walaupun ternyata rombongan ikhwah yang ditugaskan menjemput sudah berada dibandara sebelum kami landing, dan belakangan kami baru tahu, ternyata saat bersamaan dengan kedatangan kami, ada pegawai kedutaan, yang juga datang. Ikhwah menghindar supaya tidak kelihatan dan ketahuan dari pegawai kedutaan tersebut.
Sisi lain yang mau saya tulis adalah kedatangan Ustadz Anis Matta dan rombongan yang disambut dan dijamu oleh Duta Besar RI di Turki, Ibu Nahari Agustini. Sedikit nostalgia, dulu saat ustadz datang kesuatu negara biasanya menjauh dari kedutaan, karena khawatir dengan berbagai resiko yang muncul.
Suatu ketika saya teringat dengan pengalaman pribadi mendampingi salah seorang sahabat yang diundang oleh ikhwah dari salah satu negara tetangga ke Polandia. Saat kami sampai di bandara Lotnisko Chopina w Warzawie, Polandia, kami tidak langsung di jemput, walaupun ternyata rombongan ikhwah yang ditugaskan menjemput sudah berada dibandara sebelum kami landing, dan belakangan kami baru tahu, ternyata saat bersamaan dengan kedatangan kami, ada pegawai kedutaan, yang juga datang. Ikhwah menghindar supaya tidak kelihatan dan ketahuan dari pegawai kedutaan tersebut.
Begitulah gambaran umum kekhawatiran ikhwah dibanyak negara dengan pegawai dan corps kedutaan, karena sudah menjadi rahasia umum, pada dasarnya para diplomat, disamping perwakilan resmi negara (Ambassador and Networking), pada saat yang sama melekat dalam diri mereka fungsi Collecting Information.
Tidak aneh, kalau dulu seorang ustadz yang jaulah dari satu negara ke negara lainnya, diusahakan tidak meninggalkan jejak, agar bisa meminimalisir resiko yang mungkin terjadi terhadap ikhwah yang berada pada negara tersebut, dalam rangka menyelamatkan studi atau kerja ikhwah di negara tersebut.
Sepertinya zaman mulai berubah, kedatangan ustadz di Turki disambut oleh duta besar, artinya terang-terangan datang dan diketahui, dan saat yang sama mengadakan konsolidasi ikhwah sedunia, juga dihadiri oleh duta besar dan timnya, bisa jadi karena ustadz Anis Matta mantan wakil ketua DPR RI, dan saat yang sama ada ketua Komisi I DPR RI, yang juga ikut dalam rombongan ustadz Anis Matta, yang salah satu fungsinya membidangi hubungan luar negeri.
Jadi, mau tidak mau kedutaan, menyambut dan saat yang sama, collecting information bisa dilakukan. Jadi ...ya.....mutallisme...lah...:). Zaman, berubah dan terus berubah, gerakan dakwah harus selalu dijaga orisinalitasnya, dan saat yang sama adabtif terhadap perkembangan zaman.
Jadi, mau tidak mau kedutaan, menyambut dan saat yang sama, collecting information bisa dilakukan. Jadi ...ya.....mutallisme...lah...:). Zaman, berubah dan terus berubah, gerakan dakwah harus selalu dijaga orisinalitasnya, dan saat yang sama adabtif terhadap perkembangan zaman.
Selamat menyebarkan Cinta, Kerja dan Harmoni di Turki yang menjadi jembatan asia ke Eropa.
Musim semi (Musim cinta), Hannover, 28 April 2013
Oleh: Jaharuddin
Sebagian dari kita pernah merasakan gembiranya saat anda dinyatakan lulus dan mendapat beasiswa untuk kuliah di luar negeri.Suatu karunia Allah yang patut untuk disyukuri dalam rangka mendekatkan diri pada sang pencipta alam dan semua makhluk, Allah Azza wa jalla.
Pagi ini, saya bertemu dengan seorang sahabat penerima beasiswa dari suatu lembaga (sengaja nama tidak disebutkan), dan bercerita, alhamdulilah setelah 4 bulan menunggu, akhirnya beasiswanya cair juga, dan ini bukan cerita pertama yang saya dengar, cukup banyak cerita sejenis dengan variasinya masing-masing. Saya tergelitik, untuk menuliskan kisah ini, untuk diambil pelajaran, sama sekali tidak bermaksud menjelek-jelekkan pihak manapun. Point utama yang saya mau share adalah pelajaran yang bisa diambil, sehingga siapapun bisa lebih siap, ketika berangkat studi ke luar negeri, dengan specifikasi kasus di Jerman.
Mungkin ada juga yang berfikiran, "sudah beruntung anda mendapatkan beasiswa, artinya dibiayai oleh sponsor untuk kuliah, bukankah sebagian besar mahasiswa kuliah dengan berjuang sendiri, bisa dari beasiswa orang tua atau bekerja banting tulang untuk menyelesaikan studi". Sekali lagi saya tidak memungkiri, siapapun anda yang saat ini mendapatkan beasiswa, berupayalah untuk mensyukuri kondisi yang anda alami dan banyak mengambil pelajaran dari tantangan yang anda hadapi.
Pelajaran
Ketika anda sudah mengambil keputusan untuk aplikasi sekolah dan beasiswa ke luar negeri, maka dari awal anda harus menyiapkan mental, siap menghadapi tantangan yang mungkin timbul dalam proses perjuangan menyelesaikan studi. Tantangan mungkin timbul sejak anda aplikasi sampai anda akhirnya benar-benar selesai, bahkan sebagian harus pulang tidak sesuai harapan. Beberapa tantangan tersebut bisa berupa: (1). Kesiapan untuk jauh dari keluarga, terutama bagi anda yang sudah menikah, karena tidak banyak pihak pemberi beasiswa yang meng cover biaya membawa keluarga, sepengetahuan saya untuk ke Jerman, yang juga meng cover biaya untuk keluarga adalah DAAD. (2). Kesiapan jika beasiswa tidak teratur, seperti terlambat, bahkan bisa jadi diputus. Untuk mengantisipasi kondisi ini, ada baiknya menyisihkan sebagian dari beasiswa pada setiap bulannya untuk tabungan, sehingga jika kondisi kritis terjadi maka ada cadangan dana yang bisa dipakai. Alternatif lain yang bisa dilakukan, adalah bekerja paruk waktu. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kerja paruk waktu, terutama dikota-kota di Jerman. Bisa bekerja di Kampus, seperti penjaga perpustakaan, membantu di lab, bekerja di toko, sampai menjadi loper koran pada pagi hari. Dari bekerja paruh waktu ini biasanya bisa mencukupi untuk biaya sendiri. Ada beberapa agency yang bisa di hubungi seperti: job center, http://www.rasant-personal-leasing.de/, dll (3).
Pelajaran
Ketika anda sudah mengambil keputusan untuk aplikasi sekolah dan beasiswa ke luar negeri, maka dari awal anda harus menyiapkan mental, siap menghadapi tantangan yang mungkin timbul dalam proses perjuangan menyelesaikan studi. Tantangan mungkin timbul sejak anda aplikasi sampai anda akhirnya benar-benar selesai, bahkan sebagian harus pulang tidak sesuai harapan. Beberapa tantangan tersebut bisa berupa: (1). Kesiapan untuk jauh dari keluarga, terutama bagi anda yang sudah menikah, karena tidak banyak pihak pemberi beasiswa yang meng cover biaya membawa keluarga, sepengetahuan saya untuk ke Jerman, yang juga meng cover biaya untuk keluarga adalah DAAD. (2). Kesiapan jika beasiswa tidak teratur, seperti terlambat, bahkan bisa jadi diputus. Untuk mengantisipasi kondisi ini, ada baiknya menyisihkan sebagian dari beasiswa pada setiap bulannya untuk tabungan, sehingga jika kondisi kritis terjadi maka ada cadangan dana yang bisa dipakai. Alternatif lain yang bisa dilakukan, adalah bekerja paruk waktu. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kerja paruk waktu, terutama dikota-kota di Jerman. Bisa bekerja di Kampus, seperti penjaga perpustakaan, membantu di lab, bekerja di toko, sampai menjadi loper koran pada pagi hari. Dari bekerja paruh waktu ini biasanya bisa mencukupi untuk biaya sendiri. Ada beberapa agency yang bisa di hubungi seperti: job center, http://www.rasant-personal-leasing.de/, dll (3).
Oleh: Jaharuddin
Si A, pagi ini bergegas, karena pukul 07.00 sudah ada janjian untuk bertemu seseorang. Si B hari ini juga harus memasukkan berkas beasiswanya, karena hari ini adalah hari terakhir aplikasi. si C pekan ini cukup stress karena batas akhir menyerahkan laporan kemajuan riset. si D harus bermalam di bandara karena pagi pukul 07.00 berangkat ke Indonesia dari bandara Frankfurt, dan seterusnya....
Dan tentunya masing-masing kita mempunyai pengalaman, tentang bergegasnya kita dalam melaksanakan suatu aktivitas karena waktunya hampir habis, atau hari terakhir hal tersebut dikerjakan. Coba sama-sama kita renungkan mengapa kita bergegas, menerabas semua hambatan dan rasa malas yang bisa jadi timbul, jawabannya adalah karena adanya batas waktu.
Batas waktu, sadar atau tidak mendorong setiap diri kita untuk melaksanakan suatu amal (pekerjaan) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dengan harapan mendapatkan apa yang kita inginkan. Walaupun berat, susah, penuh rintangan ketika batas waktu sudah ditetapkan, maka setiap orang berupaya maksimal untuk mengejar batas waktu yang telah ditetapkan.
Sadarkah kita, bahwa sesungguhnya kita semua mempunyai batas waktu yang pasti, dan setiap detik kita menghabiskan batas waktu yang kita miliki. Ajaibnya kita tidak tahu persis kapan batas waktu tersebut menghampiri kita.
Paling tidak ada dua respon terhadap batas waktu ini : (1). Karena batas waktu diri kita masing-masing abstrak, hanya Allah yang tahu kepastiannya, sebagian orang menganggapnya biasa saja, dan nikmati detik demi detik, dengan apa adanya. (2). Karena sadar batas waktu adalah pasti, maka setiap orang berhati-hati memanfaatkan waktu yang dimiliki untuk suatu amal yang bermanfaat dan memberikan dampak pemberat timbangan kebaikan di akhirat kelak.
Musim semi, Hannover, 17 april 2013
Oleh: Jaharuddin
Bisa jadi ada yang berpandangan, saat ini, semua bidang dibuat ada perspektif syariahnya, ada Bank Syariah, pasar modal syariah, marketing syariah, assuransi syariah, hotel syariah, loundry syariah, dan seterusnya. Latah kah?, waktu yang akan menjawab. Pada kesempatan ini, saya mambahas, adakah perbedaan antara Islamic Entrepreneursip (IE) dengan Konvensional Entrepreneurship, saya uraikan sebagai berikut:
Urgensi Islamic Entrepreneurship
"Tidak boleh berjual beli dipasar kita, kecuali orang-orang yang benar-benar yang telah mengerti fiqh (muamalah) dalam agama Islam" (HR Tirmidzi)
Perbandingan Islamic Entrepreneurship dan Konvensional Entrepreneurship
belum selesai, akan dilanjutkan
Hannover, Jerman, musim semi, 10 april 2013
Urgensi Islamic Entrepreneurship
"Tidak boleh berjual beli dipasar kita, kecuali orang-orang yang benar-benar yang telah mengerti fiqh (muamalah) dalam agama Islam" (HR Tirmidzi)
Perbandingan Islamic Entrepreneurship dan Konvensional Entrepreneurship
belum selesai, akan dilanjutkan
Hannover, Jerman, musim semi, 10 april 2013

Berikut saya tampilkan link ceramah dan orasi Ust. Anis Matta, semoga memberi inspirasi dan mampu memberikan pelajaran serta amal kebaikan bagi kita semua. Amin ya robbil alamin.
The other side of Anis Matta di Sindo Radio
Menakar Sosok Pahlawan. Side D. Menakar Sosok Pahlawan. Side E. Kuat dan mandiri dengan pendidikan Qur'ani dalam perspektif Politik. Side A.
Kuat dan mandiri dengan pendidikan Qur'ani dalam perspektif Politik. Side B.Manajemen Waktu. Side AManajemen Waktu. Side BManhaj Dakwah. Side A. Manhaj Dakwah.Side B.Membangun Mahligai Rumah Tangga. Side AMembangun Mahligai Rumah Tangga. Side BMenumbuhkan Kemauan. Side AMenumbuhkan Kemauan. Side BPanggung PemudaTafsir QS Al-Fill: Penyerbuan Pasukan Gajah. Side A.Tafsir QS Al-Fill: Penyerbuan Pasukan Gajah. Side BPersiapan menuju pernikahan. side A.Persiapan menuju pernikahan. Side BSeni dalam IslamTarbiyah Islamiyah di kalangan Profesional dan elitUang, Politik dan Kekuasaan suhu 2'C pada Musim semi, Hannover,5 april 2013
Serial: Ilmuan Indonesia di Eropa
Muda, pekerja keras, sukses dan religius, kesan pertama saya ketika bertemu beliau. Pria kelahiran Jakarta tahun 1981 berasal dari keturunan Jawa. Beliau bercerita orang tuanya selalu memesan bahwa dia berasal dari Jawa...:). Dalam usia masih sangat muda, beliau berhasil menyelesaikan program doktornya (S3) di Leibniz Universitat Hannover. Master di jurusan Sensor und Automatisierung dan sarjana pada jurusan Produkctionstechnic-Mbau dari Hochschule Hannover.
Saat ini beliau bekerja sebagai project leader disalah satu perusahaan kenamaan di Jerman. Berkali-kali beliau bercerita jika ketemu dengan koleganya dari negara lain, maka koleganya menyangka dia tidak berasal dari Indonesia. Mengapa demikian, mungkin anda sendiri bisa menebak...:), coba perhatikan fotonya di atas.
Sepertinya beliau akan mengabdikan ilmunya ditanah rantau, walaupun dari berbagai pertemuan saya dengannya, sering juga terucap, suatu hari ingin mengabdikan ilmu, pengetahuan, pengalaman yang didapatkan ditanah rantau, ditanah air. Hayooo, bagi perusahaan yang berminat mengandeng ilmuan berbasis industri ini, cepat kontak.
Lika liku perjuangan beliau dalam menyelesaikan studinya cukup heroik, banyak sudah pekerjaan ala student yang dilakoni, mulai dari tukang parkir, jaga pameran, dan bekerja apapun di universitas asal halal. Pernah juga dalam proses menyelesaikan studi tinggal diappartemen yang bersahaja, padahal saat itu beliau sudah memberanikan diri menyunting tambatan hati.

Di Hannover pula, beliau menemukan tambatan hati, seorang muslimah yang juga student dari Indonesia, saat beliau sedang menjalankan studi master, mereka melangsungkan pernikahan, nama istri beliau Rizky Mira Harini. Seorang muslimah yang sangat aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan dakwah Islam. Sehari-hari beliau dipanggil bu/mbak Mira. Dari pernikahan mereka, saat ini mereka dikaruniai dua orang putra yang cerdas dan ganteng, Daffa dan Syamil.
Ketika saya mengamati keluarga muda yang sukses ini, saya mendapatkan semangat yang menyala-nyala dalam berbuat untuk masyarakat, anda dengan mudah menemukan pak Joharsyah menyediakan waktu, tenaga dan tentunya merogoh kantongnya sendiri, untuk melayani student dan masyarakat Indonesia yang baru datang ke kota Hanover. Student yang baru datang di Hannover, beliau ajak tour kota Hannover, beliau perkenalkan dimana mengurus visa, masjid, makanan halal, dan obyek wisata. Rumahnya yang sangat besar nan asri (3,5 lantai), tidak pernah sepi dari kegiatan kemasyarakatan, mulai dari pengajian, ramah tamah, rapat, atau acara santai lainnya seperti grillen. Dilantai bawah rumah beliau ada musolla yang diberi nama "Musolla Istiqlal", satu-satunya musolla Indonesia di kota Hannover. Beliau bertekad suatu hari harus ada masjid Indonesia di kota Hannover, saat ini beliau sedang mendirikan yayasan yang berbadan hukum legal di Jerman (e.V) yang bernama ADDUHA, yayasan inilah nantinya yang akan dijadikan dasar hukum untuk mendirikan masjid.
Suatu hari pernah terdengar cerita, tetangganya "komplain" karena rumahnya selalu ramai, tetangganya menyangka mereka menjalankan bisnis tertentu, padahal orang-orang yang datang kerumahnya adalah para student dan masyarakat Indonesia yang ada di kota Hannover, atau kota lainnya di Jerman, untuk berbagai keperluan.
Berasa rumah beliau yang megah dan besar itu, menjadi rumah masyarakat, tempat masyarakat bisa berbagi dalam berbagai hal. Makanya saya sering kali mengibaratkan pak Joharysah adalah walikota Hannover, karena peran yang beliau dan keluarga lakukan, memang benar-benar riil melayani masyarakat, tanpa pernah mengeluh. Adakalanya saya menemukan, pak Joharsyah baru keliling negara lainnya di Eropa dalam rangka dinas kantornya, berpuluh-puluh jam menekan pedal gas mobilnya untuk melintasi benua eropa dari satu negara ke negara lainnya, setelah sampai di Hannover, dia ditodong untuk ikut rapat warga, rapat pengajian, atau mendapatkan keluh kesah masyarakat, padahal anda kebayangkan capeknya....paling kalau capek banget beliau hanya cerita, ...dengan senyumnya yang khas..dia bilang...barusan baru pulang dari perjalanan membelah benua Eropa...trus sekarang kita rapat...hayoooo....:)
Semoga dedikasi pengabdian, amal dan pengetahuan serta keahlian yang beliau miliki serta keluarga berikan untuk masyarakat menjadi amal ibadah pemberat timbangan kebajikan diakhirat kelak. dan saya yakin, Allah tidak pernah tidur mencatat kebaikan-kebaikan yang mereka lakukan. Semoga keluarga ini bisa bertahan lama di Hannover, sehingga menjadi penjaga soliditas masyarakat, dan menjaga moralitas masyarakat, dan kita berdo'a semoga kesehatan dan keberkahan selalu mengiringi perjuangan keluarga muda ini. Aamiin.
Bagi anda para orang tua yang mengirim putra-putrinya sekolah ke kota Hannover, saya menyarankan anda untuk mengontak keluarga muda ini, titipkan putra putri anda ke mereka untuk dibimbing, agar tidak salah bergaul, beliau bisa dikontak melalui email: joharsyah@gmx.de, atau istri beliau bu Mira, emailnya: smilerini@yahoo.de.
Sepertinya beliau akan mengabdikan ilmunya ditanah rantau, walaupun dari berbagai pertemuan saya dengannya, sering juga terucap, suatu hari ingin mengabdikan ilmu, pengetahuan, pengalaman yang didapatkan ditanah rantau, ditanah air. Hayooo, bagi perusahaan yang berminat mengandeng ilmuan berbasis industri ini, cepat kontak.
Lika liku perjuangan beliau dalam menyelesaikan studinya cukup heroik, banyak sudah pekerjaan ala student yang dilakoni, mulai dari tukang parkir, jaga pameran, dan bekerja apapun di universitas asal halal. Pernah juga dalam proses menyelesaikan studi tinggal diappartemen yang bersahaja, padahal saat itu beliau sudah memberanikan diri menyunting tambatan hati.

Di Hannover pula, beliau menemukan tambatan hati, seorang muslimah yang juga student dari Indonesia, saat beliau sedang menjalankan studi master, mereka melangsungkan pernikahan, nama istri beliau Rizky Mira Harini. Seorang muslimah yang sangat aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan dakwah Islam. Sehari-hari beliau dipanggil bu/mbak Mira. Dari pernikahan mereka, saat ini mereka dikaruniai dua orang putra yang cerdas dan ganteng, Daffa dan Syamil.
Ketika saya mengamati keluarga muda yang sukses ini, saya mendapatkan semangat yang menyala-nyala dalam berbuat untuk masyarakat, anda dengan mudah menemukan pak Joharsyah menyediakan waktu, tenaga dan tentunya merogoh kantongnya sendiri, untuk melayani student dan masyarakat Indonesia yang baru datang ke kota Hanover. Student yang baru datang di Hannover, beliau ajak tour kota Hannover, beliau perkenalkan dimana mengurus visa, masjid, makanan halal, dan obyek wisata. Rumahnya yang sangat besar nan asri (3,5 lantai), tidak pernah sepi dari kegiatan kemasyarakatan, mulai dari pengajian, ramah tamah, rapat, atau acara santai lainnya seperti grillen. Dilantai bawah rumah beliau ada musolla yang diberi nama "Musolla Istiqlal", satu-satunya musolla Indonesia di kota Hannover. Beliau bertekad suatu hari harus ada masjid Indonesia di kota Hannover, saat ini beliau sedang mendirikan yayasan yang berbadan hukum legal di Jerman (e.V) yang bernama ADDUHA, yayasan inilah nantinya yang akan dijadikan dasar hukum untuk mendirikan masjid.
Suatu hari pernah terdengar cerita, tetangganya "komplain" karena rumahnya selalu ramai, tetangganya menyangka mereka menjalankan bisnis tertentu, padahal orang-orang yang datang kerumahnya adalah para student dan masyarakat Indonesia yang ada di kota Hannover, atau kota lainnya di Jerman, untuk berbagai keperluan.
Berasa rumah beliau yang megah dan besar itu, menjadi rumah masyarakat, tempat masyarakat bisa berbagi dalam berbagai hal. Makanya saya sering kali mengibaratkan pak Joharysah adalah walikota Hannover, karena peran yang beliau dan keluarga lakukan, memang benar-benar riil melayani masyarakat, tanpa pernah mengeluh. Adakalanya saya menemukan, pak Joharsyah baru keliling negara lainnya di Eropa dalam rangka dinas kantornya, berpuluh-puluh jam menekan pedal gas mobilnya untuk melintasi benua eropa dari satu negara ke negara lainnya, setelah sampai di Hannover, dia ditodong untuk ikut rapat warga, rapat pengajian, atau mendapatkan keluh kesah masyarakat, padahal anda kebayangkan capeknya....paling kalau capek banget beliau hanya cerita, ...dengan senyumnya yang khas..dia bilang...barusan baru pulang dari perjalanan membelah benua Eropa...trus sekarang kita rapat...hayoooo....:)
Semoga dedikasi pengabdian, amal dan pengetahuan serta keahlian yang beliau miliki serta keluarga berikan untuk masyarakat menjadi amal ibadah pemberat timbangan kebajikan diakhirat kelak. dan saya yakin, Allah tidak pernah tidur mencatat kebaikan-kebaikan yang mereka lakukan. Semoga keluarga ini bisa bertahan lama di Hannover, sehingga menjadi penjaga soliditas masyarakat, dan menjaga moralitas masyarakat, dan kita berdo'a semoga kesehatan dan keberkahan selalu mengiringi perjuangan keluarga muda ini. Aamiin.
Bagi anda para orang tua yang mengirim putra-putrinya sekolah ke kota Hannover, saya menyarankan anda untuk mengontak keluarga muda ini, titipkan putra putri anda ke mereka untuk dibimbing, agar tidak salah bergaul, beliau bisa dikontak melalui email: joharsyah@gmx.de, atau istri beliau bu Mira, emailnya: smilerini@yahoo.de.
Serial: Ilmuan Indonesia di Eropa
Ustadz Maemun Fauzi adalah putra mahkota Pondok Pesantren Gedongan, Pangenan, Cirebon. Istri beliau Ustadzah Nida Dusturia putri KH Romli Cholil (tokoh ulama Jawa Barat dan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hidayah Balerente, Cirebon), perpaduan dua keluarga pondok pesantren besar NU di Indonesia.
Ustadz Maemun Fauzi adalah putra mahkota Pondok Pesantren Gedongan, Pangenan, Cirebon. Istri beliau Ustadzah Nida Dusturia putri KH Romli Cholil (tokoh ulama Jawa Barat dan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hidayah Balerente, Cirebon), perpaduan dua keluarga pondok pesantren besar NU di Indonesia.
Aktivis muda yang mengelorakan masa mudanya di pondok pesantren dan pergerakan Islam, sebelum berlabuh di Jerman, beliau mengenyam pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Udaya, Bali. Kemudian melanjutkan ke Pasca sarjana di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saat masih di Indonesia beliau pernah menjadi Ketua Departemen Kajian Strategis KAMMI Bali, juga pernah menjadi Ketua Departemen Pembinaan Wilayah KAMMI Pusat, dan Ketua Bidang Pengembangan Organisasi KAMMI Pusat di Jakarta.
Beliau meneruskan pendidikan di Institut Fertigungtechnik und Werkzeugmachinen, Leibniz Universitat Hannover, Jerman. Saat ini meneruskan studi di Institut Airforce Technology (IAT) Universitas Bremen, Jerman. Darah Aktivis kental dalam tubuhnya, baru saja sampai di Jerman, beliau langsung didaulat menjadi Presiden Forum Komunikasi Masyarakat Muslim Indonesia (FORKOM) se-Jerman, periode 2004-2005. Melalui FORKOM ini akhirnya beliau dikenal luas dibanyak kota di Jerman. Sudah sangat banyak majlis ilmu di kota-kota di Jerman yang mengundang beliau sebagai narasumber. Beliau banyak berkontribusi dalam perbaikan generasi muda, karena beliau mempunyai modal yang mumpuni dalam mengelola ummat.
Beliau meneruskan pendidikan di Institut Fertigungtechnik und Werkzeugmachinen, Leibniz Universitat Hannover, Jerman. Saat ini meneruskan studi di Institut Airforce Technology (IAT) Universitas Bremen, Jerman. Darah Aktivis kental dalam tubuhnya, baru saja sampai di Jerman, beliau langsung didaulat menjadi Presiden Forum Komunikasi Masyarakat Muslim Indonesia (FORKOM) se-Jerman, periode 2004-2005. Melalui FORKOM ini akhirnya beliau dikenal luas dibanyak kota di Jerman. Sudah sangat banyak majlis ilmu di kota-kota di Jerman yang mengundang beliau sebagai narasumber. Beliau banyak berkontribusi dalam perbaikan generasi muda, karena beliau mempunyai modal yang mumpuni dalam mengelola ummat.
Disamping menguasai ilmu agama dan tentunya bahasa Arab, beliau juga menguasai bahasa mandarin, dan bahasa Jerman. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Hamburg, dan KJRI Frankfurt, menjadi langanan tetap jika ada perayaan hari besar Islam, seperti idul fitri, idul adha, dan hari besar lainnya. Bahkan saat ini beliau bukan hanya dikenal di Jerman, beliau juga diminta untuk menjadi narasumber di beberapa negara lainnya, seperti di Austria, Universiti Sain Malaysia (USM) Penang, Universitas California, Los Anggless.
Saat ini beliau sedang mendalami proses otomatisasi dalam produksi pesawat terbang, kerjasama Universitas Bremen dan Airbus. dan juga sedang mengerjakan proyek berupa robotisasi proses produksi di Airbus.
Beliau bisa dihubungi di email: maemun@gmail.com atau mmaemun@uni-bremen.de
Hannover, Jerman, musim semi, 27 Maret 2013
Penulis: Jaharuddin
Saat ini beliau sedang mendalami proses otomatisasi dalam produksi pesawat terbang, kerjasama Universitas Bremen dan Airbus. dan juga sedang mengerjakan proyek berupa robotisasi proses produksi di Airbus.
Beliau bisa dihubungi di email: maemun@gmail.com atau mmaemun@uni-bremen.de
Hannover, Jerman, musim semi, 27 Maret 2013
Penulis: Jaharuddin
Oleh: Jaharuddin
Awalnya saya berfikir ciri khas masjid adalah adanya kubah, sebagai penanda masjid agar mudah kelihatan dari luar, makanya tidak aneh jika hampir semua masjid di Indonesia ada kubahnya, di Indonesia kalau mau mencari masjid, lihat bagian atasnya ada kubah atau tidak. Cara berfikir seperti iulah yang saya bawa ketika pertama kali datang ke Jerman ditambah bayangan saya tentang Jerman adalah negara dengan muslim minoritas, jadi masjid jarang ditemukan.Dan tetap saja saya berfikiran, walaupun masjid jarang ditemukan, masjid yang sedikit tersebut "pasti' ada kubahnya. Saya tidak tahu persis, kenapa bagi saya kubah itu identik dengan masjid, bisa jadi karena pemahaman dan pengalaman diri yang dibesarkan di salah satu kampung di Indonesia, yang tentunya sangat kental dengan nilai agama dan suasana masjid. Saya sangat menikmati masa-masa indah belajar mengaji di masjid, mengkhatamkan al-qur'an di masjid, musabaqah tilawatil al-Qur'an di masjid, sholat di masjid, tidur-tiduran bersama teman-teman di masjid saat ramadhan, dan kenangan indah lainnya di masjid.
Sebelum ke Jerman, saya mempunyai kesempatan berkunjung ke Malaysia, Singapura, Mesir dan Arab Saudi, kebetulan negara yang saya kunjungi ternyata mempunyai budaya "masjid" yang relatif hampir sama dengan Indonesia.
Umat Muslim di Jerman
Sebelum saya memaparkan dan memberi pandangan tentang masjid-masjid di Jerman, saya akan mendahului tulisan ini dengan memaparkan umat muslim di Jerman. Dari pengamatan saya, komunitas muslim di Jerman yang terbanyak adalah komunitas muslim dari Turki. Dalam sejarahnya ketika Jerman sedang membangun pasca perang dunia, Jerman membutuhkan banyak tenaga untuk membangun, salah satu yang banyak migrasi ke Jerman dan berkontribusi adalah orang-orang dari Turki, dan tentunya sekaligus membawa identitas mereka sebagai seorang muslim.
Masyarakat muslim Turki inilah yang akhirnya mengorganisir diri, membentuk komunitas, yang salah satu kegiatannya membangun masjid-masjid di Jerman, saya tidak mempunyai data persis berapa banyak masjid komunitas Turki di Jerman, namun saya sangat yakin di atas 200 masjid, karena ketika saya berkunjung kekota lain, bahkan ke salah satu desa di Jerman, saya menemukan masjid dari komunitas Turki.
Saat ini komunitas muslim Turki di Jerman, sudah masuk ke generasi kedua dan ketiga, jadi sudah sangat banyak muslim dari komunitas Turki yang dilahirkan dan dibesarkan di Jerman. Mereka dilahirkan sebagai warga negara Jerman, dengan mendapatkan fasilitas pendidikan gratis, tunjangan sosial, dan berbagai fasilitas lainnya. Makanya tidak aneh beberapa orang dari tim inti sepak bola Jerman adalah muslim dari keturunan Turki. Hal ini juga merobah profesi mereka, yang awalnya sebagian besar adalah "pekerja sektor menengah dan informal", saat ini sudah sangat banyak anak-anak dari komunitas muslim Turki yang mempunyai pendidikan tinggi dan memiliki jabatan strategis di Jerman, mereka adalah profesional, ada yang jadi dokter, lawyer, ketua institute, profesor bahkan menteri.
Seiring semakin strategisnya posisi mereka di masyarakat, juga berdampak pada semakin membaiknya kondisi ekonomi dan akses terhadap berbagai fasilitas, termasuk kemudahan dan akses dalam membangun masjid dan sarana pendukungnya, seperti sekolah Islam, Islamic center, restoran, pusat olah raga. Salah satu organisasi muslim Turki di Jerman adalah Islamische Gemeinschaft Milli Gourus (IGMG), anda yang ingin tahu lebih lanjut bisa berselancar di web www.igmg.org.
Saat ini kita mudah menemukan perempuan berjilbab di kota-kota besar di Jerman, sebagai salah satu indikator banyaknya muslim di kota tersebut, begitu pula masjid, sudah cukup banyak masjid di bangun di Jerman, untuk memudahkan kaum muslimin melaksanakan ibadah.
Komunitas muslim kedua terbesar adalah komunitas muslim dari negara-negara Arab, mereka berkumpul dan salah satu aktivitasnya adalah membangun masjid. cukup banyak masjid-masjid yang dibangun oleh komunitas muslim Arab, salah satu ciri masjid ini adalah ketika khutbah Jum'at, mereka biasanya mengunakan bahasa Arab dan Jerman. Saya yakin juga ratusan masjid yang sudah di bangun oleh komunitas dari negara-negara Arab.
Komunitas Muslim Indonesia
Kurang lengkap rasanya jika membahas komunitas muslim di Jerman, tanpa membahas komunitas muslim dari Indonesia. Komunitas muslim yang berasal dari Indonesia, secara perlahan namun pasti semakin menunjukkan perannya. Komunitas muslim dari Indonesia berawal dari sejarah panjang putra putri Indonesia yang mendapat kesempatan bersekolah di Jerman. Anda masih ingat salah satu tokoh alumni Jerman adalah Prof BJ Habibie, dan pengiriman putra putri terbaik bangsa terus berlangsung sampai saat ini.
Awalnya sebagian besar mahasiswa yang kuliah di Jerman didanai oleh beasiswa, namun saat ini sudah sangat beragam, sudah sangat banyak dari mahasiswa indonesia di Jerman yang kuliah dengan pendanaan mandiri, sambil bekerja paroh waktu di Jerman.
Ketika mereka menyelesaikan studinya, sebagian dari mereka pulang ke tanah air, ada yang meneruskan studi, dan ada juga yang bekerja dan menetap di Jerman, bahkan juga ada yang menjadi warga negara Jerman, karena menikah dengan orang Jerman, atau karena mereka sudah yakin akan menghabiskan masa tua dan mendidik anak-anak yang dilahirkan di Jerman sampai mereka dewasa. Tidak aneh juara nasional bulu tangkis Jerman, adalah putri asli Indonesia, ibu bapaknya asli Indonesia. Tidak kurang dari 10.000 an orang Indonesia yang ada di Jerman saat ini, dengan domisili paling banyak di kota Berlin dan Hamburg.
Seiring waktu, para mahasiswa dan profesional dibidangnya masing-masing menyadari, dengan semakin banyaknya orang muslim Indonesia di Jerman, harus ada upaya untuk membangun suasana keIslaman. Muncullah inisiatif mebentuk pengajian-pengajian kota di Jerman, saat ini disemua kota besar di Jerman, ada pengajian kotanya. Pengajian kota ini menjadi sarana shilaturahmi dan saling menjaga diantara muslim Indonesia yang ada di Jerman.
Bahkan di Berlin sudah berdiri masjid Indonesia, yang diberi nama Masjid Al-Falah, atau juga dikenal dengan Indonesisches Weisheits und KulturZentrum (IWKZ) e.V Berlin. lebih lanjut anda bisa lihat informasinya di www.iwkz.de
Bagi anda orang tua yang mengirim putra putrinya sekolah ke Jerman, saya sangat menganjurkan untuk menitipkan putra putri anda ke pengajian kota di tempat putra putri anda sekolah, karena dengan cara seperti itu putra putri anda semoga bisa lebih terjaga keIslamannya, dan bisa terhindar dari budaya permisive yang sangat mengkhawatirkan di Jerman.
Masjid di Jerman
Beberapa ciri umum masjid di Jerman adalah: (1). Semua masjid merupakan masjid komunitas, misalnya masjid komunitas Turki, Arab, Pakistan, Kurdi, Vietnam, atau Indonesia. (2). Tidak diperbolehkan memperdengarkan adzan ke luar masjid, jadi selama anda di Jerman, anda tidak akan mendengarkan adzan dari masjid, supaya rindu anda terobati, biasanya kami memasang jadwal sholat yang ditandai adzan di komputer masing-masing, jadi saat jadwal sholat tiba, otomatis terdengar suara adzan. (3). Sebagian besar masjid di Jerman, merupakan bagian dari gedung tertentu, artinya secara kasat mata dari luar, anda tidak akan melihat tampilan masjid, walaupun dibeberapa kota saat ini sudah muncul masjid yang tampilan luarnya pun sudah ala masjid di Indonesia. Dibawah ini, saya ambilkan beberapa contoh masjid di Jerman, sebagai informasi dan pengetahuan bagi kita, dengan harapan, semakin besar kecintaan kita terhadap Islam dan masjid ..."Generasi modern adalah generasi cinta masjid". Saat ini Islam tumbuh subur di Eropa, bahkan diduga pada tahun 2050 Jerman mayoritas penduduknya beragama Islam.
1. Masjid Ayasofya Milli Gorus (Masjid Weidendamm, Hannover)
Saya suka sekali dengan masjid ini, karena luas, dan sudah sangat pantas disebut Islamic Center. Bangunan yang terlihat di atas, merupakan bangunan utama dari Masjid. Ruang Masjid pada lantai 2, sedangkan lantai 1 dijadikan restoran, supermarket, dan arena main dan olahraga. Bagian belakang ada ruang kelas untuk sekolah anak-anak muslim, dan juga ada perkantoran.
Umat Muslim di Jerman
Sebelum saya memaparkan dan memberi pandangan tentang masjid-masjid di Jerman, saya akan mendahului tulisan ini dengan memaparkan umat muslim di Jerman. Dari pengamatan saya, komunitas muslim di Jerman yang terbanyak adalah komunitas muslim dari Turki. Dalam sejarahnya ketika Jerman sedang membangun pasca perang dunia, Jerman membutuhkan banyak tenaga untuk membangun, salah satu yang banyak migrasi ke Jerman dan berkontribusi adalah orang-orang dari Turki, dan tentunya sekaligus membawa identitas mereka sebagai seorang muslim.
Masyarakat muslim Turki inilah yang akhirnya mengorganisir diri, membentuk komunitas, yang salah satu kegiatannya membangun masjid-masjid di Jerman, saya tidak mempunyai data persis berapa banyak masjid komunitas Turki di Jerman, namun saya sangat yakin di atas 200 masjid, karena ketika saya berkunjung kekota lain, bahkan ke salah satu desa di Jerman, saya menemukan masjid dari komunitas Turki.
Saat ini komunitas muslim Turki di Jerman, sudah masuk ke generasi kedua dan ketiga, jadi sudah sangat banyak muslim dari komunitas Turki yang dilahirkan dan dibesarkan di Jerman. Mereka dilahirkan sebagai warga negara Jerman, dengan mendapatkan fasilitas pendidikan gratis, tunjangan sosial, dan berbagai fasilitas lainnya. Makanya tidak aneh beberapa orang dari tim inti sepak bola Jerman adalah muslim dari keturunan Turki. Hal ini juga merobah profesi mereka, yang awalnya sebagian besar adalah "pekerja sektor menengah dan informal", saat ini sudah sangat banyak anak-anak dari komunitas muslim Turki yang mempunyai pendidikan tinggi dan memiliki jabatan strategis di Jerman, mereka adalah profesional, ada yang jadi dokter, lawyer, ketua institute, profesor bahkan menteri.
Seiring semakin strategisnya posisi mereka di masyarakat, juga berdampak pada semakin membaiknya kondisi ekonomi dan akses terhadap berbagai fasilitas, termasuk kemudahan dan akses dalam membangun masjid dan sarana pendukungnya, seperti sekolah Islam, Islamic center, restoran, pusat olah raga. Salah satu organisasi muslim Turki di Jerman adalah Islamische Gemeinschaft Milli Gourus (IGMG), anda yang ingin tahu lebih lanjut bisa berselancar di web www.igmg.org.
Saat ini kita mudah menemukan perempuan berjilbab di kota-kota besar di Jerman, sebagai salah satu indikator banyaknya muslim di kota tersebut, begitu pula masjid, sudah cukup banyak masjid di bangun di Jerman, untuk memudahkan kaum muslimin melaksanakan ibadah.
Komunitas muslim kedua terbesar adalah komunitas muslim dari negara-negara Arab, mereka berkumpul dan salah satu aktivitasnya adalah membangun masjid. cukup banyak masjid-masjid yang dibangun oleh komunitas muslim Arab, salah satu ciri masjid ini adalah ketika khutbah Jum'at, mereka biasanya mengunakan bahasa Arab dan Jerman. Saya yakin juga ratusan masjid yang sudah di bangun oleh komunitas dari negara-negara Arab.
Komunitas Muslim Indonesia
Kurang lengkap rasanya jika membahas komunitas muslim di Jerman, tanpa membahas komunitas muslim dari Indonesia. Komunitas muslim yang berasal dari Indonesia, secara perlahan namun pasti semakin menunjukkan perannya. Komunitas muslim dari Indonesia berawal dari sejarah panjang putra putri Indonesia yang mendapat kesempatan bersekolah di Jerman. Anda masih ingat salah satu tokoh alumni Jerman adalah Prof BJ Habibie, dan pengiriman putra putri terbaik bangsa terus berlangsung sampai saat ini.
Awalnya sebagian besar mahasiswa yang kuliah di Jerman didanai oleh beasiswa, namun saat ini sudah sangat beragam, sudah sangat banyak dari mahasiswa indonesia di Jerman yang kuliah dengan pendanaan mandiri, sambil bekerja paroh waktu di Jerman.
Ketika mereka menyelesaikan studinya, sebagian dari mereka pulang ke tanah air, ada yang meneruskan studi, dan ada juga yang bekerja dan menetap di Jerman, bahkan juga ada yang menjadi warga negara Jerman, karena menikah dengan orang Jerman, atau karena mereka sudah yakin akan menghabiskan masa tua dan mendidik anak-anak yang dilahirkan di Jerman sampai mereka dewasa. Tidak aneh juara nasional bulu tangkis Jerman, adalah putri asli Indonesia, ibu bapaknya asli Indonesia. Tidak kurang dari 10.000 an orang Indonesia yang ada di Jerman saat ini, dengan domisili paling banyak di kota Berlin dan Hamburg.
Seiring waktu, para mahasiswa dan profesional dibidangnya masing-masing menyadari, dengan semakin banyaknya orang muslim Indonesia di Jerman, harus ada upaya untuk membangun suasana keIslaman. Muncullah inisiatif mebentuk pengajian-pengajian kota di Jerman, saat ini disemua kota besar di Jerman, ada pengajian kotanya. Pengajian kota ini menjadi sarana shilaturahmi dan saling menjaga diantara muslim Indonesia yang ada di Jerman.
Bahkan di Berlin sudah berdiri masjid Indonesia, yang diberi nama Masjid Al-Falah, atau juga dikenal dengan Indonesisches Weisheits und KulturZentrum (IWKZ) e.V Berlin. lebih lanjut anda bisa lihat informasinya di www.iwkz.de
Bagi anda orang tua yang mengirim putra putrinya sekolah ke Jerman, saya sangat menganjurkan untuk menitipkan putra putri anda ke pengajian kota di tempat putra putri anda sekolah, karena dengan cara seperti itu putra putri anda semoga bisa lebih terjaga keIslamannya, dan bisa terhindar dari budaya permisive yang sangat mengkhawatirkan di Jerman.
Masjid di Jerman
Beberapa ciri umum masjid di Jerman adalah: (1). Semua masjid merupakan masjid komunitas, misalnya masjid komunitas Turki, Arab, Pakistan, Kurdi, Vietnam, atau Indonesia. (2). Tidak diperbolehkan memperdengarkan adzan ke luar masjid, jadi selama anda di Jerman, anda tidak akan mendengarkan adzan dari masjid, supaya rindu anda terobati, biasanya kami memasang jadwal sholat yang ditandai adzan di komputer masing-masing, jadi saat jadwal sholat tiba, otomatis terdengar suara adzan. (3). Sebagian besar masjid di Jerman, merupakan bagian dari gedung tertentu, artinya secara kasat mata dari luar, anda tidak akan melihat tampilan masjid, walaupun dibeberapa kota saat ini sudah muncul masjid yang tampilan luarnya pun sudah ala masjid di Indonesia. Dibawah ini, saya ambilkan beberapa contoh masjid di Jerman, sebagai informasi dan pengetahuan bagi kita, dengan harapan, semakin besar kecintaan kita terhadap Islam dan masjid ..."Generasi modern adalah generasi cinta masjid". Saat ini Islam tumbuh subur di Eropa, bahkan diduga pada tahun 2050 Jerman mayoritas penduduknya beragama Islam.
1. Masjid Ayasofya Milli Gorus (Masjid Weidendamm, Hannover)
Saya suka sekali dengan masjid ini, karena luas, dan sudah sangat pantas disebut Islamic Center. Bangunan yang terlihat di atas, merupakan bangunan utama dari Masjid. Ruang Masjid pada lantai 2, sedangkan lantai 1 dijadikan restoran, supermarket, dan arena main dan olahraga. Bagian belakang ada ruang kelas untuk sekolah anak-anak muslim, dan juga ada perkantoran.
Masjid ini dibangun dan dikelola oleh IGMG (Islamische Gemeinschaft Milli Gorus) e.V, kalau terjemahan bebasnya semacam Yayasan Islam Milli Gorus, ini merupakan yayasan komunitas Turki di Jerman, masjidnya banyak sekali di Jerman, bahkan juga di negara Eropa lainnya. Masjid ini mampu menampung sekitar 500 an jama'ah, alamatnya Jalan Weidendamm 9, Hannover.
2.Masjid....
bersambung...
Hannover, Musim semi yang masih amat dingin, 25 maret 2013
Kemarin hari ahad, saya ada pengajian di masjid Turki terbesar di kota Hannover, saking besarnya masjid ini seperti masjid-masjid di Indonesia, bahkan dalam kasus tertentu menurut saya lebih dibandingkan masjid di Indonesia, seperti bersih, ornamen yang ekslusif. Masjid ini juga Islamic Center di Hannover, karena masjid ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti supermarket, restoran, kantor, sekolah, ruang olahraga, dan berbagai fasilitas lainnya.
Singkat cerita kerinduan terhadap suasana masjid seperti masjid Al-Azhar pusat, di Jakarta selatan, Masjid Pondok Indah, bisa terobati dengan berkunjung dan beriktikaf di masjid ini. wah, kok jadi cerita masjid ya, namun ngak masalah karena saya memang "kepincut" dengan masjid Weidedamm, Hannover ini.
Nah di masjid inilah, saya ketemu dengan beberapa orang sahabat dari Hamburg, Bremen dan tentunya dari Hannover, kita bercerita tentang perkembangan Islam di masing-masing kota. Yang menarik adalah cerita seorang sahabat dari kota x (sengaja tidak disebutkan), untuk menjaga rahasia kasus ini, namun saya akan memaparkannya di sini untuk sama-sama kita ambil pelajaran, agar kasus serupa tidak terulang.
Seorang ibu bergama Islam warga negara Indonesia, di kota x, beberapa hari yang lalu meninggal, ketika sakratul mautnya, ada beberapa muslim dikota tersebut mendampingi, namun sayangnya anak semata wayangnya yang masih bernama asli Indonesia tidak hadir ditempat tersebut, dan ini dalam budaya di Jerman sangat lumrah, anda dengan mudahnya menemukan seorang ibu/bapak tua, tinggal sendirian dan tidak ditemani oleh anak-anaknya, apalagi kaum kerabatnya.
Lebih tragisnya lagi, beberapa tahun terakhir ini, sebagian orang-orang tua di Jerman, di pindahkan ke negara eropa lainnya, dengan alasan, dengan biaya assuransi yang mereka punyai di Jerman jika pindah ke negara lainnya, maka fasilitas yang didapatkan lebih bagus bila dibandingkan tetap bertahan di Jerman. Saat ini ribuan orang tua dari Jerman, pindah ke negara-negara eropa timur. Bagi saya ini tragis dan mengerikan, seolah-olah mereka yang telah berjasa membangun negara ini, dimasa tuanya diminta untuk numpang meninggal di negara lain. Menyedihkan.!
Namun begitulah faktanya, anak-anak dan kaum kerabat mereka tidak peduli dengan mereka, dan mereka melalui masa-masa tuanya dengan kesendirian yang menyedihkan.
Kembali kepada ibu x tadi, maka berakhir dengan meninggalnya ibu ini...Innalillahi wa innalillahi ro'jiun..... Selanjutnya adalah mengurus jenazahnya, disini muncul masalah baru, terdengar kabar bahwa ibu ini meninggalkan wasiat untuk di kremasi (dibakar), dan ini bagi orang Jerman yang rasional, merupakan cara paling murah dalam penyelengaraan jenazah.
Namun, ibu inikan muslimah, tentunya cara tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam, akhirnya beberapa muslim Indonesia yang ada dikota tersebut melakukan pendekatan ke keluarganya, memberikan pemahaman bahwa dalam Islam caranya bukan dikremasi, ada tata caranya tersendiri....anaknya masih bisa di ajak dialog, namun suaminya yang tidak muslim dan berwarga negara Jerman, tetap bersekukuh dengan wasiat istrinya, bahkan dia mengungkapkan bahwa wasiat tersebut tertulis.
Pelajaran
Anda yang berniat untuk melakukan pernikahan beda agama, apalagi tinggal di negara minoritas muslim seperti Jerman, ekstra hati-hatilah dalam memutuskan, karena saya yang sekarang mukim di negara minoritas ini melihat fakta, bahwa tidak mudah menjalankan rumah tangga beda agama tersebut. Jangankan beda agama, jika suami atau istri anda sekalipun yang berwarga negara asing sudah jelas-jelas memeluk Islam,. itupun tidak mudah untuk mengajarkan Islam kepadanya.
Bisa jadi anda membayangkan bahagia dalam perjalanan rumah tangga anda, namun ingat rumah tangga anda bukan rumah tangga yang akan anda jalanan 1 - 2 tahun, tapi rumah tangga anda akan melahirkan anak-anak yang perlu dijaga keIslamannya, mulai dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Bagi kami yang sekarang melihat langsung sistim pendidikan dan kebebasan yang diajarkan orang Jerman kepada anak-anak mereka, sangat khawatir jika anak-anak kami tumbuh dan dibesarkan di lingkungan seperti ini. Sebagai contoh, pada level sekolah dasar kelas 4 sudah diajarkan pendidikan seks, yang menjurus pada free sex, misalnya masing-masing anak dimina untuk bercerita pengalaman pertama melakukan hubungan seksual....ini mengerikan!, belum lagi dengan mudahnya anak-anak kita melihat pemandangan tidak senonoh dari iklan, atau dari pakaian mereka ketika musim panas. Makanya tidak aneh, sebagian dari orang Indonesia yang awalnya berniat bekerja dan menetap di Jerman, setelah ditimbang-timbang dengan matang ketika anak-anaknya menginjak remaja, mereka memutuskan pulang ke Indonesia, alasan utamanya adalah menyelamatkan anak-anaknya dari pergaulan bebas.
Kami juga mendapati kasus seorang suami warga negara Jerman, yang curiga berlebih-lebihan kepada istrinya jika ikut dalam kajian keislaman, sampai muncul fitnah seolah-olah kajian Islam telah merusak keluarganya, kasihan...... Dan juga anda akan mengakhiri kehidupan bersama pasangan anda yang belum tentu mengerti aturan-aturan agama.
Kalaupun, anda akhirnya sudah memutuskan membangun rumah tangga bersama suami anda warga negara asing dan tinggal di negara minoritas, maka berusahalah dengan maksimal untuk belajar agama Islam, misalnya ikut kajian-kajian Islam yang diadakan oleh komunitas Indonesia di kota anda. Dengan cara itu, anda lebih mudah terjaga dan membangun keluarga dan anak-anak yang juga mengerti ajaran Islam. Jangan malah menjauhi dengan berbagai alasan,
Hannover, 25 Maret 2013
Singkat cerita kerinduan terhadap suasana masjid seperti masjid Al-Azhar pusat, di Jakarta selatan, Masjid Pondok Indah, bisa terobati dengan berkunjung dan beriktikaf di masjid ini. wah, kok jadi cerita masjid ya, namun ngak masalah karena saya memang "kepincut" dengan masjid Weidedamm, Hannover ini.
Nah di masjid inilah, saya ketemu dengan beberapa orang sahabat dari Hamburg, Bremen dan tentunya dari Hannover, kita bercerita tentang perkembangan Islam di masing-masing kota. Yang menarik adalah cerita seorang sahabat dari kota x (sengaja tidak disebutkan), untuk menjaga rahasia kasus ini, namun saya akan memaparkannya di sini untuk sama-sama kita ambil pelajaran, agar kasus serupa tidak terulang.
Seorang ibu bergama Islam warga negara Indonesia, di kota x, beberapa hari yang lalu meninggal, ketika sakratul mautnya, ada beberapa muslim dikota tersebut mendampingi, namun sayangnya anak semata wayangnya yang masih bernama asli Indonesia tidak hadir ditempat tersebut, dan ini dalam budaya di Jerman sangat lumrah, anda dengan mudahnya menemukan seorang ibu/bapak tua, tinggal sendirian dan tidak ditemani oleh anak-anaknya, apalagi kaum kerabatnya.
Lebih tragisnya lagi, beberapa tahun terakhir ini, sebagian orang-orang tua di Jerman, di pindahkan ke negara eropa lainnya, dengan alasan, dengan biaya assuransi yang mereka punyai di Jerman jika pindah ke negara lainnya, maka fasilitas yang didapatkan lebih bagus bila dibandingkan tetap bertahan di Jerman. Saat ini ribuan orang tua dari Jerman, pindah ke negara-negara eropa timur. Bagi saya ini tragis dan mengerikan, seolah-olah mereka yang telah berjasa membangun negara ini, dimasa tuanya diminta untuk numpang meninggal di negara lain. Menyedihkan.!
Namun begitulah faktanya, anak-anak dan kaum kerabat mereka tidak peduli dengan mereka, dan mereka melalui masa-masa tuanya dengan kesendirian yang menyedihkan.
Kembali kepada ibu x tadi, maka berakhir dengan meninggalnya ibu ini...Innalillahi wa innalillahi ro'jiun..... Selanjutnya adalah mengurus jenazahnya, disini muncul masalah baru, terdengar kabar bahwa ibu ini meninggalkan wasiat untuk di kremasi (dibakar), dan ini bagi orang Jerman yang rasional, merupakan cara paling murah dalam penyelengaraan jenazah.
Namun, ibu inikan muslimah, tentunya cara tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam, akhirnya beberapa muslim Indonesia yang ada dikota tersebut melakukan pendekatan ke keluarganya, memberikan pemahaman bahwa dalam Islam caranya bukan dikremasi, ada tata caranya tersendiri....anaknya masih bisa di ajak dialog, namun suaminya yang tidak muslim dan berwarga negara Jerman, tetap bersekukuh dengan wasiat istrinya, bahkan dia mengungkapkan bahwa wasiat tersebut tertulis.
Pelajaran
Anda yang berniat untuk melakukan pernikahan beda agama, apalagi tinggal di negara minoritas muslim seperti Jerman, ekstra hati-hatilah dalam memutuskan, karena saya yang sekarang mukim di negara minoritas ini melihat fakta, bahwa tidak mudah menjalankan rumah tangga beda agama tersebut. Jangankan beda agama, jika suami atau istri anda sekalipun yang berwarga negara asing sudah jelas-jelas memeluk Islam,. itupun tidak mudah untuk mengajarkan Islam kepadanya.
Bisa jadi anda membayangkan bahagia dalam perjalanan rumah tangga anda, namun ingat rumah tangga anda bukan rumah tangga yang akan anda jalanan 1 - 2 tahun, tapi rumah tangga anda akan melahirkan anak-anak yang perlu dijaga keIslamannya, mulai dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Bagi kami yang sekarang melihat langsung sistim pendidikan dan kebebasan yang diajarkan orang Jerman kepada anak-anak mereka, sangat khawatir jika anak-anak kami tumbuh dan dibesarkan di lingkungan seperti ini. Sebagai contoh, pada level sekolah dasar kelas 4 sudah diajarkan pendidikan seks, yang menjurus pada free sex, misalnya masing-masing anak dimina untuk bercerita pengalaman pertama melakukan hubungan seksual....ini mengerikan!, belum lagi dengan mudahnya anak-anak kita melihat pemandangan tidak senonoh dari iklan, atau dari pakaian mereka ketika musim panas. Makanya tidak aneh, sebagian dari orang Indonesia yang awalnya berniat bekerja dan menetap di Jerman, setelah ditimbang-timbang dengan matang ketika anak-anaknya menginjak remaja, mereka memutuskan pulang ke Indonesia, alasan utamanya adalah menyelamatkan anak-anaknya dari pergaulan bebas.
Kami juga mendapati kasus seorang suami warga negara Jerman, yang curiga berlebih-lebihan kepada istrinya jika ikut dalam kajian keislaman, sampai muncul fitnah seolah-olah kajian Islam telah merusak keluarganya, kasihan...... Dan juga anda akan mengakhiri kehidupan bersama pasangan anda yang belum tentu mengerti aturan-aturan agama.
Kalaupun, anda akhirnya sudah memutuskan membangun rumah tangga bersama suami anda warga negara asing dan tinggal di negara minoritas, maka berusahalah dengan maksimal untuk belajar agama Islam, misalnya ikut kajian-kajian Islam yang diadakan oleh komunitas Indonesia di kota anda. Dengan cara itu, anda lebih mudah terjaga dan membangun keluarga dan anak-anak yang juga mengerti ajaran Islam. Jangan malah menjauhi dengan berbagai alasan,
Hannover, 25 Maret 2013
Oleh: Jaharuddin
Kali ini saya bercerita tentang kisah nyata anak seorang da'i ternama asal Indonesia yang sedang sekolah disalah satu kota dagang di Jerman. Pekan lalu ustadz ini datang ke Jerman bersama istrinya, dan ternyata beliau hadir ke Jerman dalam rangka menikahkan putranya yang masih muda belia, dengan seorang muslimah yang orang tuanya sudah lama mukim di Jerman.
Bagi saya ini fenomena cerdas, bukan hanya melawan arus, namun juga benar. Mengapa demikian, karena saya yang saat ini juga mukim di Jerman, tahu persis beratnya godaan mereka para mahasiswa dan mahasiswa Indonesia di Jerman. Mereka bergaul dengan teman-teman yang bebas, sebebasnya. sesuai dengan lingkungan mereka masing-masing, misal minum alkhohol, free sex, kumpul kebo, dan seterusnya.
Kami menemukan sebagian mahasiswa Indonesia yang akhirnya juga terjerumus pada budaya yang sama dengan teman-teman kebanyakan lainnya. Misalnya, ada mahasiswa Indonesia pacaran beda kota, nah ketika liburan mereka saling bertemu dan tanpa merasa berdosa menginap dirumah pacarnya. Bagi saya ini fenomena yang mengerikan. Disisi lain, belum tentu seminggu sekali bisa ketemuan dengan sesama orang Indonesia, atau muslim yang bisa menasehati, atau yang disegani, akhirnya mereka tanpa kontrol, karena toh orang tua dan saudara jauuuuh sekali di Indonesia.
Fenomena seorang ustadz menikahkan anaknya walaupun masih memulai kuliah ini merupakan salah satu solusi preventif anak-anak muda agar tidak jatuh ke jurang maksiat. Namun inikan budaya baru, yang kebanyakan orang tua biasanya berfikiran: "selesaikan kuliah dulu, bekerja, kemudian baru menikah". Padahal selama proses kuliah, kalau dinegara minoritas dan jauh dari orang tua dan keluarga, banyak hal bisa terjadi, termasuk hal-hal yang tidak diinginkan.
Saya sangat yakin ustadz ternama tersebut, tidak menyangsikan kesholehan dan karakter anaknya, namun anak yang sholeh dan berkarakter kuat sekalipun, jika berada pada lingkungan yang salah, lambat laun kesholehannya bisa tergerus sedikit demi sedikit, dan bisa berakibat fatal.
Nah, untuk menjaga putra putri kita, maka orang tua jangan "egois", memaksa anak-anak jauh dari orang tua, ditengah godaan yang berat, para orang tua dulu kan juga pernah muda, bagaimana gejolak emosi saat muda. Untuk itu menikahkan putra putri pada usia muda, apalagi jauh dari orang tua bagi saya adalah solusi yang cerdas, sehingga putra putri kita lebih terjaga dengan baik.
Pernah ada kasus pada kota x di Jerman, ada seorang pemuda dari Indonesia, diketahui pacaran dengan seorang wanita juga dari Indonesia, dan suatu hari ditemukan bukti bahwa sang perempuan sering menginap dirumah sang cowok, sang laki-laki dinasehati oleh pemuda-pemuda lainnya di kota tersebut, namun sepertinya tidak mempan. Ditempuhlah cara lain, yaitu dengan menyampaikan informasi tersebut kepada kedua orang tua, dan diusulkan sebaiknya dinikahkan saja, , namun orang tuanya malah cuek, seolah-olah tidak ada masalah.
Ingat!, ketika putra putri anda hidup bebas, tidak terkontrol, jauh dari orang tua, faktanya juga akan berdampak pada studi, akhirnya studi tidak selesai, atau menyelesaikan studinya dalam jangka yang amat panjang. Sekali lagi, kasus seperti ini merupakan contoh pemuda-pemuda yang menjadi korban orang tuanya, dimana cara berfikirnya masih konvensional, seolah-olah melakukan maksiat biasa saja.
Ingat!, ketika putra putri anda hidup bebas, tidak terkontrol, jauh dari orang tua, faktanya juga akan berdampak pada studi, akhirnya studi tidak selesai, atau menyelesaikan studinya dalam jangka yang amat panjang. Sekali lagi, kasus seperti ini merupakan contoh pemuda-pemuda yang menjadi korban orang tuanya, dimana cara berfikirnya masih konvensional, seolah-olah melakukan maksiat biasa saja.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan para orang tua adalah kesiapan orang tua dalam mengirimkan anak-anaknya sekolah ke Jerman. Orang tua harus benar-benar sadar dengan berbagai resiko yang mungkin muncul, juga diharapkan memahami sistim pendidikan di Jerman, bukan hanya karena "prestise' anak sekolah di luar negeri.
Saya menemukan cukup banyak calon mahasiswa dan mahasiswa Indonesia yang terbengkalai kuliahnya, misal: sudah 7 tahun berjalan , namun masih sangat mungkin Drop Out. kemudian untuk yang akan mengambil bachelor (S1) di jerman, maka tamat SMA tidak langsung kuliah, disiapkan dulu dengan mengikuti studkoll, untuk mendapatkan kursi diterima di studkoll pun tidak mudah, akhirnya saya menemukan calon mahasiswa yang terkatung-katung di sini, studkoll belum, apalagi kuliah.
Hannover, 25 Maret 2013
Jaharuddin (juga orang tua)
Jaharuddin (juga orang tua)
Ar-ruhul Istijabah (sigap dalam memenuhi panggilan dakwah dan Jihad). by. Jaharuddin
"dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan KEKUATAN yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat mengentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan)". (QS Al-Anfal (8): 60).
Oleh: Jaharuddin
Islam pernah menjadi super power, disegani bangsa manapun di dunia, bahkan menjadi inspirasi dan sumber kemajuan dunia. Saya membayangkan saat itu, semua bangsa menjadikan Islam sebagai acuan dalam segala hal.
Apa rahasia Islam pernah dan sekarang kembali berproses menjadi super power?. Dalam sejarah kita akan menemukan 5 kekuatan yang menjadi rahasia, yaitu:
1. Kekuatan Iman
Inilah yang pertama dan paling utama, umat Islam hendaknya memahami darimana, untuk apa, sedang dimana dan kemana tujuan akhir kehidupan ini. Kita semua diciptakan oleh Allah, untuk beribadah kepadanya..."aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepadaku"(QS Ad-dzariyat (51): 56). dan kita akan kembali kepada sang pencipta kita yaitu Allah SWT.
Maka totalitas menyerahkan diri, hanya mencari ridho Allah SWT, Kekuatan keimanan inilah yang menjadi dasar kekuatan perubahan Umar bin Khattab, sang "Singa Padang Pasir" yang berhati keras dan jiwa yang tegar yang awalnya kokoh memegang agama ajaran nenek moyangnya, bahkan berencana akan membunuh Muhammad, berbalik menjadi orang yang terdepan membela Rasulullah SAW. Kekuatan Iman ini pulalah yang menguatkan Mus'ab bin Umair meninggalkan limpahan fasilitas, harta dan kesenangan dari orang tuanya, untuk ikut berjuang bersama Rasulullah SAW.
2. Kekuatan Ilmu
Maka totalitas menyerahkan diri, hanya mencari ridho Allah SWT, Kekuatan keimanan inilah yang menjadi dasar kekuatan perubahan Umar bin Khattab, sang "Singa Padang Pasir" yang berhati keras dan jiwa yang tegar yang awalnya kokoh memegang agama ajaran nenek moyangnya, bahkan berencana akan membunuh Muhammad, berbalik menjadi orang yang terdepan membela Rasulullah SAW. Kekuatan Iman ini pulalah yang menguatkan Mus'ab bin Umair meninggalkan limpahan fasilitas, harta dan kesenangan dari orang tuanya, untuk ikut berjuang bersama Rasulullah SAW.
2. Kekuatan Ilmu
Saat dunia Barat masih kelam dalam gulitanya peradaban, Islam mencatat sejarah keilmuan yang menakjubkan, cobalah dengan jujur melihat fakta sejarah, maka kemajuan dunia hari ini dalam berbagai bidang sesungguhnya didasarkan dan diilhami dari kemajuan keilmuan Islam pada zamannya.
Sekitar tahun 1000, seorang dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500 halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di eropa sebagai referensi medis selama 500 tahun. dia juga yang melakukan operasi ceasar dan menciptakan sepasang alat jepit pembedahan. Pada tahun 859 seorang putri muda bernama Fatimah Al Firhi mendirikan universitas Al-Qarawwiyyin di Fez Maroko dan berjalan hingga 1200 tahun kemudian. Dan masih banyak khazanah ilmu dalam sejarah Islam seperti adanya kitab al Jabr wal Muqabala (The Book a Reasoning and Balancing) pada abad ke-9, Penemuan Optik oleh Ibn Haitam, Pembuatan konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya oleh Abbas Ibn Firnas pada abad ke-9.
3. Kekuatan Ukhuwah
Sekitar tahun 1000, seorang dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500 halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di eropa sebagai referensi medis selama 500 tahun. dia juga yang melakukan operasi ceasar dan menciptakan sepasang alat jepit pembedahan. Pada tahun 859 seorang putri muda bernama Fatimah Al Firhi mendirikan universitas Al-Qarawwiyyin di Fez Maroko dan berjalan hingga 1200 tahun kemudian. Dan masih banyak khazanah ilmu dalam sejarah Islam seperti adanya kitab al Jabr wal Muqabala (The Book a Reasoning and Balancing) pada abad ke-9, Penemuan Optik oleh Ibn Haitam, Pembuatan konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya oleh Abbas Ibn Firnas pada abad ke-9.
3. Kekuatan Ukhuwah
Islam mengakui kemajemukan, dari berbagai sisi, dan Islam sangat menghargai hal tersebut, yang perlu dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk berkembang dalam bingkai Iman.
Ukhuwah secara sederhana digambarkan ibarat tubuh kita, satu organ yang sakit, maka tubuh yang lain merasakan sakit. Dimanapun umat Islam yang mengalami kesedihan, maka umat Islam di kawasan lain juga merasakan kesedihan tersebut, apalagi di dzalimi, begitupun sebaliknya.
Dengan konsep Ukhuwah ini, melahirkan izzah ummat Islam, Umat Islam tidak bisa ditindas begitu saja, ada suadara-saudaranya sesama muslim yang bersedia menjadi tameng dan mengadvokasi kepentingan umat Islam dimanapun berada.
4. Kekuatan Harta
Ummat cukup lama menerima deskripsi yang kurang tepat terhadap harta, umat Islam menerima persepsi bahwa "harta adalah sumber dari berbagai macam kejahatan", "harta yang banyak menyebabkan seseorang susah masuk surga", dan seterusnya. Padahal, pada prinsipnya harta bersifat netral, dia menjadi obyek yang jika dikelola dengan baik, maka bisa menjadi asbab seseorang masuk surga, dan sebaliknya bisa juga menyebabkan seseorang masuk neraka.
Apakah kita lupa bahwa sejarah mengambarkan begitu mulia dan pentingnya harta kekayaan umat Islam dalam perjuangan Islam. sebagai contoh:
-Ibnu Umar ra, menceritakan diawal masuknya Abu Bakar ra, dia menghabiskan dana sekitar 40.000 dirham (Rp. + 2,8M) untuk memerdekakan budak.
-Usman bin Affan r.a menginfakkan 940 ekor unta (Rp. + 9,4M), ditambah 60 ekor kuda saat persiapan perang Tabuk. dalam riwayat lain ditambah 1.000 dinar emas (Rp. + 2,4M).
Dan masih banyak contoh lainnya, bahwa dalam sejarah Islam terukir dengan tinta emas, Rasulullah, keluarganya serta para sahabat adalah orang-orang yang super kaya, namun mereka tetaplah orang-orang yang zuhud, seperti ungkapan al Imam Ahmad bin Hambal, "Lelaki itu dikatakan zuhud apabila ada 2 sifat: (1). Tidak terlalu bergembira ketika hartanya bertambah, (2). Tidak terlalu berduka cita apabila hartanya berkurang".
Dengan demikian ummat Islam bukanlah orang-orang yang menjauhi harta, bagi mereka, harta hanyalah, sampai di tangan, tidak merasuk ke hati, mereka bersuka cita membagikan harta-hartanya, seperti yang dilakukan Ummahatul Mukminin Aisyah ra:
"Abdullah bin Umair mengirim uang sebanyak 180.000 dirham (Rp. +12,6M ), kepada Aisyah ra, ketika itu dia sedang berpuasa. uang itu lalu dibagi-bagikan hingga petang dan tidak bersisa. Ketika sudah petang, Aisyah ra, berkata kepada pembantunya, "sediakan untuk berbuka puasa". Disediakanlah roti dan minyak Zaitun oleh pembantunya sambil berkata "apakah engkau tidak dapat membeli daging dari uang yang dibagi-bagikan itu walau hanya sedirham?". Aisyah menjawab: "sudahlah, jangan marah kepadaku. Sekiranya engkau mengingatkan, tentu aku dapat mengerjakan itu".
Luar biasa bukan, seperti kisah fiksi, namun ini nyata dan faktanya demikian, Indah jadinya jika harta yang berlimpah ditangan orang beriman, berkah, dengan sendirinya terdistribusi pada jalan yang benar dan membahagiakan lingkungannya. Tidak ada larangan umat Islam menjadi kaya raya didasarkan keimanan. Bahkan kekayaan harta tersebut, merupakan kekuatan yang mengetarkan musuh-musuh Islam.
5. Kekuatan angkatan perang.-Ibnu Umar ra, menceritakan diawal masuknya Abu Bakar ra, dia menghabiskan dana sekitar 40.000 dirham (Rp. + 2,8M) untuk memerdekakan budak.
-Usman bin Affan r.a menginfakkan 940 ekor unta (Rp. + 9,4M), ditambah 60 ekor kuda saat persiapan perang Tabuk. dalam riwayat lain ditambah 1.000 dinar emas (Rp. + 2,4M).
Dan masih banyak contoh lainnya, bahwa dalam sejarah Islam terukir dengan tinta emas, Rasulullah, keluarganya serta para sahabat adalah orang-orang yang super kaya, namun mereka tetaplah orang-orang yang zuhud, seperti ungkapan al Imam Ahmad bin Hambal, "Lelaki itu dikatakan zuhud apabila ada 2 sifat: (1). Tidak terlalu bergembira ketika hartanya bertambah, (2). Tidak terlalu berduka cita apabila hartanya berkurang".
Dengan demikian ummat Islam bukanlah orang-orang yang menjauhi harta, bagi mereka, harta hanyalah, sampai di tangan, tidak merasuk ke hati, mereka bersuka cita membagikan harta-hartanya, seperti yang dilakukan Ummahatul Mukminin Aisyah ra:
"Abdullah bin Umair mengirim uang sebanyak 180.000 dirham (Rp. +12,6M ), kepada Aisyah ra, ketika itu dia sedang berpuasa. uang itu lalu dibagi-bagikan hingga petang dan tidak bersisa. Ketika sudah petang, Aisyah ra, berkata kepada pembantunya, "sediakan untuk berbuka puasa". Disediakanlah roti dan minyak Zaitun oleh pembantunya sambil berkata "apakah engkau tidak dapat membeli daging dari uang yang dibagi-bagikan itu walau hanya sedirham?". Aisyah menjawab: "sudahlah, jangan marah kepadaku. Sekiranya engkau mengingatkan, tentu aku dapat mengerjakan itu".
Luar biasa bukan, seperti kisah fiksi, namun ini nyata dan faktanya demikian, Indah jadinya jika harta yang berlimpah ditangan orang beriman, berkah, dengan sendirinya terdistribusi pada jalan yang benar dan membahagiakan lingkungannya. Tidak ada larangan umat Islam menjadi kaya raya didasarkan keimanan. Bahkan kekayaan harta tersebut, merupakan kekuatan yang mengetarkan musuh-musuh Islam.
Dalam menata angkatan perang, Islam bukan hanya berpaku pada kelengkapan Alat Utama Sistem Persenjataan (alutsista), dan jumlah personil, namun yang sangat penting adalah keimanan dan mentalitas prajurit, seperti yang pernah digambarkan dalam sejarah di zaman Khalifah Abubakar ra, dideskripsikan sebagai berikut: "aku datang kepadamu membawa berita tentang suatu kaum yang lembut, mereka mengendarai kuda yang telah tua dan lemah, pada malam hari mereka laksana rahib-rahib ahli ibadah dan disiang hari mereka adalah penunggang kuda yang tangguh, mereka sibuk memperbaiki anak panah dan meruncingkan tombak. Jika kamu mengajak teman dudukmu untuk berbicara, maka dia tidak akan paham apa yang dikatakan, disebabkan riuh rendahnya suara mereka membaca Al-Qur'an dan berdzikir".
Bekal ruhiyah dalam angkatan perang menjadi utama, tentara yang lemah lembut, sopan dan tegas, saat yang sama hati dan bibir mereka selalu melafazkan dzikir kepada Allah, malam-malam mereka dihiasi dengan ibadah sholat malam, dan membaca al-Qur'an.
Tentunya kita menginginkan Islam kembali tampil sebagai kekuatan, maka kelima hal tersebutlah yang menjadi perhatian semua pihak, jika saja kekuatan tersebut terkumpul pada satu pribadi, maka sungguh akan melahirkan pribadi unggulan, dan jika ada beberapa orang menjadi komunitas, dan terus bergulir menjadi bangsa yang unggul dan inilah rahasia Islam menjadi super power.
Referensi: diolah dari berbagai sumber
Referensi: diolah dari berbagai sumber
Hannover, Jerman
Musim semi yang bersalju, 22 maret 2013
Profesi pengusaha dideskripsikan sebagai profesi prestise dengan berbagai fasilitas, mobil mewah, rumah mewah, istri cantik, mempunyai assisten prbadi yang siap melayani... Suatu profesi yang mulia sekaligus kelihatannya enak. Menurut saya itu tidak salah, dan bisa jadi memang enak, dan membahagiakan, karena mampu memberikan kontribusi besar, seperti membuka lapangan pekerjaan.
Bagi saya profesi pengusaha adalah profesi mulia, disaat banyak orang mencari pekerjaan, ada sekelompok orang yang mendedikasikan dirinya untuk menyediakan lapangan pekerjaan. Dengan profesi pengusaha, banyak hal yang bisa dilakukan, mulai dari kebaikan termasuk juga "kejahatan", jika pengusaha menginvestasikan hartanya pada sektor perjudian, prostitusi dan kejahatan lainnya, maka itu bisa menjadi musibah bagi kemanusiaan.
Lihatlah data 10 pengusaha top di Indonesia, sebagian besarnya adalah non muslim, apalagi daftar 10 pengusaha top dunia, tidak ada yang muslim. Tulisan saya ini bukan dalam rangka meyibak rasa iri umat Islam terhadap sekelompok orang yang saat ini top dijajaran pengusaha, tulisan ini saya buat berusaha untuk mengungkap dengan obyektif keadaan yang ada sehingga, bisa diambil pelajaran dengan baik dan objektif, bukan emosi.
Saya jadi merenung, pantaskah mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, namun jajaran top pengusahanya bukan dari kalangan mayoritas, adakah yang salah dari kalangan mayoritas sehingga ketimpangan terjadi?, ataukah secara genetik hanya kelompok tertentu yang dilahirkan sebagai pengusaha?, mari kita telusuri satu persatu.
Renungan Kaum Mayoritas Indonesia
Pemahaman terhadap uang dan harta sepertinya, tidak banyak mendapat perhatian serius dikalangan ulama Islam,
Anis Matta dalam salah satu makalahnya pernah melakukan identifikasi kenapa umat muslim sebagian besar miskin: (1). Karena pemahaman zuhud yang tidak tepat. (2). Umat muslim tumbuh dalam lingkungan pendidikan yang tidak mengajarkan kita dasar-dasar yang benar untuk menegakkan kehidupan. (3). Umat muslim memiliki ciri-ciri orang miskin dalam kepribadian. (4).
Anis Matta, ciri orang miskin: (1). Orang miskin itu tidak pernah bermimpi jadi kaya. (2). Umumnya umat muslim tidak ulet. (3). tidak tahu bagaimana memulai membangun kehidupan financial kita.
Anis Matta, cara membangun kehidupan financial: (1). Perbaiki ide kita tentang uang. (2). menyiapkan diri untuk jadi kaya. (3). bergaullah dengan orang-ornag kaya, perbanyak teman dari orang kaya. (4). Mulailah melakukan bisnis riil.
Genetik Pengusaha
Coba kita telusuri satu persatu sejarah umat Islam, anda akan menemukan bahwa dalam genetik tubuh umat Islam dari awal dilahirkan sebagai pengusaha, sebagai bukti selain Rasulullah, sebagian besar sahabat utama adalah pengusaha besar, sebutlah Abu bakar shiddiq, Umar Bin Khattab, ustman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, dan masih banyak sahabat lainnya yang pengusaha kaya raya.
Sejarah Islam mencatat rahasia umat Islam generasi awal disegani dan mempunyai kekuatan yang tidak tertandingi oleh siapapun, adalah: Berkumpulnya 5 kekuatan pada individu, atau kelompok orang, apa itu 5 kekuatan tersebut:
(1). Kekuatan Keimanan
Kekuatan keimanan ini merupakan modal pertama dan paling utama, kekuatan keimanan ini menghasilkan orang-orang sholeh, ini menjadi dasar dan landasan dari kekuatan selanjutnya, sehinga 5 kekuatan ini menjadi bangunan yang kokoh hidup dalam diri generasi awal.
(2). Kekuatan Ilmu
Kekuatan ilmu yang dilandasi keimanan yang kuat, akan melahirkan orang-orang yang alim (berilmu), dan perlu dipertegas bahwa pengertian orang alim (berilmu) bukan hanya karena mempunyai ilmu yang mumpuni terhadap ilmu syariah, juga dikatakan alim, orang-orang yang mempunyai ilmu yang mumpuni disegala bidang, seperti teknologi, medis, dan segala ilmu yang bermanfaat lainnya.
(3). Kekuatan Ukhuwah (persaudaraan Islam)
Ukhuwah Islamiyah ini yang akhirnya membuat izzah (harga diri) umat Islam tidak ada yang berani mengusik, diibaratkan umat Islam adalah satu tubuh, ada bagiannya walaupun ujung kuku yang sakit, namun tubuh yang lain ikut merasakan, dan reflek bergerak untuk melakukan perbaikan. Realisasi kongret saat ini adalah jika ada satu orang saja umat Islam di lecehkan, dihina dan diperlakukan tidak sepantasnya dimanapun dia berada, direspon dengan tepat oleh ummat Islam sedunia, inilah bentuk riil ukhuwah Islamiyah. Realisasi kongret lainnya dalam kontek entrepreneurship adalah dimanapun ada umat Islam yang perlu diberdayakan, maka umat Islam dari manapun, tidak terikat geografis, suku bangsa apalagi ras.
(4). Kekuatan Harta
(5). Kekuatan angkatan Perang.
Lima kekuatan inilah yang terkumpul dalam individu-individu generasi awal Islam, sebagai contoh, kita lihat pribadi Muhammad Rasulullah SAW: Beliau adalah seorang yang kuat dari sisi Keimanan, beliau adalah orang kuat dari sisi ilmu, beliau adalah orang yang kuat ukhuwahnya, beliau adalah kaya raya, dan beliau adalah seorang tentara.
Terkait dengan topik pengusaha, mari kita lihat diri Rasululullah sebagai pengusaha yang kaya raya, disaat umur 12 tahun beliau sudah aktif sebagai eksportir ke Syam, pada umur 17-19 tahun sudah bisa menjadi pengusaha yang mandiri, di usia 22 tahun beliau sudah sangat terkenal dijazirah arab sebagai professional, dan umur 25 tahun beliau menikah, mendapatkan gelar al amin, gelar pretisius dizamannya, tokoh arbitrer dan konsultan perdagangan Internasional.
Mari kita sama-sama lihat para sahabat: Abu Bakar as shiddiq, sejarh menuliskan dengan tinta emas, aspek keimanan, keilmuan, ukhuwah dan jiwa tentara dalam diri Abu Bakar, dan yang perlu saya uraikan adalah aspek kekuatan hartanya Abu Bakar. Saya ambilkan satu contoh saja, Ketika diawal keIslamannya saja, Abu Bakar ra menghabiskan dana sekitar 40.000 dirham (+/- Rp. 2,8M) untuk membebaskan budak. Coba kita bayangkan bagaimana kuatnya harta Abu Bakar.
Umar Bin Khattab ra, juga terkmpul didalam dirinya 5 kekuatan tersebut. Untuk membuktikan kuatnya harta Umar bin Khattab, saya ambilkan satu contoh, yaitu Umar Bin Khattab ra telah mewasiatkan 1/3 hartanya yang nilainya melebihi nilai 40.000 (dinar atau dirham), atau totalnya melebihi 120.000 (dinar atau dirham), setara dalam dirham Rp. 8,4 M, sedankan dalam diar Rp. 294 M.
Bagaimana kekuatan harta Ustman bin Affan ra, saat perang Tabuk beliau menyumbangkan 300 ekor unta (Rp. 3 M), serta dana sebesar 1.000 dinar emas (Rp. 2,4M). Saat beliau terbunuh Ustman bin Affan, masih mempunyai harta yang disimpan penjaga gudangnya, yaitu 30.500.000 dirham (Rp. 2.135T), dan 100.000 dinar (245,4 M).
dan satu lagi sahabat yang terkenal dengan sifat pengusahanya yaitu Abdurrahman bin Auf. ????
Saat ini, kekuatan tersebut tercerai berai dari individu dan tubuh umat Islam, ada yang mempunyai kekuatan keimanan, namun lemah kekuatan lainya, ada yang mempunyai kekuatan harta, namun jauh dari kekuatan keimanan misalnya, akibatnya kekuatan umat Islam tidak bersatu padu, sehingga tidak menjadi arus yang besar yang mengetarkan.
Agenda bersama
Teridentifikasi sudah masalah yang saat ini dialami umat Islam, yaitu tercerai berainya kekuatan umat menjadi individu-individu dengan kelemahannya masing-masing. Terobosan yang bisa dilakukan adalah, membangun kesadaran bersama bahwa masing-masing kekuatan yang sekarang tercerai berai tersebut, dikumpulkan dalam simpul kekuatan.
masih dalam proses penulisan, belum di edit, dan akan dilanjutkan
Musim semi bersalju, Hannover, Maret 2013
Referensi: (1). Anis Matta, Pandangan Islam terhadap harta. (2). Jaharuddin, Islamic Entrepreneurship; yuk jadi pengusaha.
Bagi saya profesi pengusaha adalah profesi mulia, disaat banyak orang mencari pekerjaan, ada sekelompok orang yang mendedikasikan dirinya untuk menyediakan lapangan pekerjaan. Dengan profesi pengusaha, banyak hal yang bisa dilakukan, mulai dari kebaikan termasuk juga "kejahatan", jika pengusaha menginvestasikan hartanya pada sektor perjudian, prostitusi dan kejahatan lainnya, maka itu bisa menjadi musibah bagi kemanusiaan.
Lihatlah data 10 pengusaha top di Indonesia, sebagian besarnya adalah non muslim, apalagi daftar 10 pengusaha top dunia, tidak ada yang muslim. Tulisan saya ini bukan dalam rangka meyibak rasa iri umat Islam terhadap sekelompok orang yang saat ini top dijajaran pengusaha, tulisan ini saya buat berusaha untuk mengungkap dengan obyektif keadaan yang ada sehingga, bisa diambil pelajaran dengan baik dan objektif, bukan emosi.
Saya jadi merenung, pantaskah mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, namun jajaran top pengusahanya bukan dari kalangan mayoritas, adakah yang salah dari kalangan mayoritas sehingga ketimpangan terjadi?, ataukah secara genetik hanya kelompok tertentu yang dilahirkan sebagai pengusaha?, mari kita telusuri satu persatu.
Renungan Kaum Mayoritas Indonesia
Pemahaman terhadap uang dan harta sepertinya, tidak banyak mendapat perhatian serius dikalangan ulama Islam,
Anis Matta dalam salah satu makalahnya pernah melakukan identifikasi kenapa umat muslim sebagian besar miskin: (1). Karena pemahaman zuhud yang tidak tepat. (2). Umat muslim tumbuh dalam lingkungan pendidikan yang tidak mengajarkan kita dasar-dasar yang benar untuk menegakkan kehidupan. (3). Umat muslim memiliki ciri-ciri orang miskin dalam kepribadian. (4).
Anis Matta, ciri orang miskin: (1). Orang miskin itu tidak pernah bermimpi jadi kaya. (2). Umumnya umat muslim tidak ulet. (3). tidak tahu bagaimana memulai membangun kehidupan financial kita.
Anis Matta, cara membangun kehidupan financial: (1). Perbaiki ide kita tentang uang. (2). menyiapkan diri untuk jadi kaya. (3). bergaullah dengan orang-ornag kaya, perbanyak teman dari orang kaya. (4). Mulailah melakukan bisnis riil.
Genetik Pengusaha
Coba kita telusuri satu persatu sejarah umat Islam, anda akan menemukan bahwa dalam genetik tubuh umat Islam dari awal dilahirkan sebagai pengusaha, sebagai bukti selain Rasulullah, sebagian besar sahabat utama adalah pengusaha besar, sebutlah Abu bakar shiddiq, Umar Bin Khattab, ustman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, dan masih banyak sahabat lainnya yang pengusaha kaya raya.
Sejarah Islam mencatat rahasia umat Islam generasi awal disegani dan mempunyai kekuatan yang tidak tertandingi oleh siapapun, adalah: Berkumpulnya 5 kekuatan pada individu, atau kelompok orang, apa itu 5 kekuatan tersebut:
(1). Kekuatan Keimanan
Kekuatan keimanan ini merupakan modal pertama dan paling utama, kekuatan keimanan ini menghasilkan orang-orang sholeh, ini menjadi dasar dan landasan dari kekuatan selanjutnya, sehinga 5 kekuatan ini menjadi bangunan yang kokoh hidup dalam diri generasi awal.
(2). Kekuatan Ilmu
Kekuatan ilmu yang dilandasi keimanan yang kuat, akan melahirkan orang-orang yang alim (berilmu), dan perlu dipertegas bahwa pengertian orang alim (berilmu) bukan hanya karena mempunyai ilmu yang mumpuni terhadap ilmu syariah, juga dikatakan alim, orang-orang yang mempunyai ilmu yang mumpuni disegala bidang, seperti teknologi, medis, dan segala ilmu yang bermanfaat lainnya.
(3). Kekuatan Ukhuwah (persaudaraan Islam)
Ukhuwah Islamiyah ini yang akhirnya membuat izzah (harga diri) umat Islam tidak ada yang berani mengusik, diibaratkan umat Islam adalah satu tubuh, ada bagiannya walaupun ujung kuku yang sakit, namun tubuh yang lain ikut merasakan, dan reflek bergerak untuk melakukan perbaikan. Realisasi kongret saat ini adalah jika ada satu orang saja umat Islam di lecehkan, dihina dan diperlakukan tidak sepantasnya dimanapun dia berada, direspon dengan tepat oleh ummat Islam sedunia, inilah bentuk riil ukhuwah Islamiyah. Realisasi kongret lainnya dalam kontek entrepreneurship adalah dimanapun ada umat Islam yang perlu diberdayakan, maka umat Islam dari manapun, tidak terikat geografis, suku bangsa apalagi ras.
(4). Kekuatan Harta
(5). Kekuatan angkatan Perang.
Lima kekuatan inilah yang terkumpul dalam individu-individu generasi awal Islam, sebagai contoh, kita lihat pribadi Muhammad Rasulullah SAW: Beliau adalah seorang yang kuat dari sisi Keimanan, beliau adalah orang kuat dari sisi ilmu, beliau adalah orang yang kuat ukhuwahnya, beliau adalah kaya raya, dan beliau adalah seorang tentara.
Terkait dengan topik pengusaha, mari kita lihat diri Rasululullah sebagai pengusaha yang kaya raya, disaat umur 12 tahun beliau sudah aktif sebagai eksportir ke Syam, pada umur 17-19 tahun sudah bisa menjadi pengusaha yang mandiri, di usia 22 tahun beliau sudah sangat terkenal dijazirah arab sebagai professional, dan umur 25 tahun beliau menikah, mendapatkan gelar al amin, gelar pretisius dizamannya, tokoh arbitrer dan konsultan perdagangan Internasional.
Mari kita sama-sama lihat para sahabat: Abu Bakar as shiddiq, sejarh menuliskan dengan tinta emas, aspek keimanan, keilmuan, ukhuwah dan jiwa tentara dalam diri Abu Bakar, dan yang perlu saya uraikan adalah aspek kekuatan hartanya Abu Bakar. Saya ambilkan satu contoh saja, Ketika diawal keIslamannya saja, Abu Bakar ra menghabiskan dana sekitar 40.000 dirham (+/- Rp. 2,8M) untuk membebaskan budak. Coba kita bayangkan bagaimana kuatnya harta Abu Bakar.
Umar Bin Khattab ra, juga terkmpul didalam dirinya 5 kekuatan tersebut. Untuk membuktikan kuatnya harta Umar bin Khattab, saya ambilkan satu contoh, yaitu Umar Bin Khattab ra telah mewasiatkan 1/3 hartanya yang nilainya melebihi nilai 40.000 (dinar atau dirham), atau totalnya melebihi 120.000 (dinar atau dirham), setara dalam dirham Rp. 8,4 M, sedankan dalam diar Rp. 294 M.
Bagaimana kekuatan harta Ustman bin Affan ra, saat perang Tabuk beliau menyumbangkan 300 ekor unta (Rp. 3 M), serta dana sebesar 1.000 dinar emas (Rp. 2,4M). Saat beliau terbunuh Ustman bin Affan, masih mempunyai harta yang disimpan penjaga gudangnya, yaitu 30.500.000 dirham (Rp. 2.135T), dan 100.000 dinar (245,4 M).
dan satu lagi sahabat yang terkenal dengan sifat pengusahanya yaitu Abdurrahman bin Auf. ????
Saat ini, kekuatan tersebut tercerai berai dari individu dan tubuh umat Islam, ada yang mempunyai kekuatan keimanan, namun lemah kekuatan lainya, ada yang mempunyai kekuatan harta, namun jauh dari kekuatan keimanan misalnya, akibatnya kekuatan umat Islam tidak bersatu padu, sehingga tidak menjadi arus yang besar yang mengetarkan.
Agenda bersama
Teridentifikasi sudah masalah yang saat ini dialami umat Islam, yaitu tercerai berainya kekuatan umat menjadi individu-individu dengan kelemahannya masing-masing. Terobosan yang bisa dilakukan adalah, membangun kesadaran bersama bahwa masing-masing kekuatan yang sekarang tercerai berai tersebut, dikumpulkan dalam simpul kekuatan.
masih dalam proses penulisan, belum di edit, dan akan dilanjutkan
Musim semi bersalju, Hannover, Maret 2013
Referensi: (1). Anis Matta, Pandangan Islam terhadap harta. (2). Jaharuddin, Islamic Entrepreneurship; yuk jadi pengusaha.
Beberapa hari ini beredar video dilengkapi dengan narasinya yang berujudul "The World is Changing" yang mengisahkan terjadinya pergeseran demografi penduduk dunia dari tahun ke tahun. berikut saya kutip beberapa narasinya:
"Berdasarkan penelitian untuk menjaga kebudayaan lebih dari 25 tahun maka harus ada angka kelahiran 2,11 anak perkeluarga jika kurang maka kebudayaan tersebut akan mengalami kemunduran. Menurut sejarh belum pernah ada
"Berdasarkan penelitian untuk menjaga kebudayaan lebih dari 25 tahun maka harus ada angka kelahiran 2,11 anak perkeluarga jika kurang maka kebudayaan tersebut akan mengalami kemunduran. Menurut sejarh belum pernah ada
Kondisi di Jerman
budaya meninggalkan agama
budaya free sex dan tidak mau menikah, serta tidak mau punya anak
budaya free sex dan tidak mau menikah, serta tidak mau punya anak
Tantangan
Ini merupakan kabar gembira sekaligus tantangan bagi umat Islam dimanapun berada, karena diduga kua jumlah umat Islam dibanyak negarag, termasuk eropa dan Jerman tentunya akan menjadi tumbuh signifikan. Namun ini juga sekaligus tantangan karena jumlah yang banyak memungkinkan munculnya orang-orang pilihan yang mempunyai karya dan presasi luar biasa yang membanggakan negara dan agamanya. Saat yang sama memberikan peluang terjadinya penyimpangan dari role orf model Islam. Sudah menjadi rahasia umum dikalangan kami kaum imigran yang tinggal di Jerman, ketika berinteraksi dengan teman-teman sesama muslim dari negara lain, adakalanya kami kaget tentang cara mereka memaknai agmanya, seperti : ketika ditanyakan anda muslim, dan memang kami dari awal menduga muslim, karena berasal dari engara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, namun ketika bermuamalah, maka kita terkaget-kaget kok sama saja dengan orang Jerman yang tidak jelas agamanya.
Bahkan ketika teman-teman ini tahu bahwa kita benar-benar tidak meminum alkhohol maka mereka agak heran. Ini salah satu fragmen kecil saja dalam melihat kasus ini secara obyektif, sehingga akhirnya kita sadar, perlu kita syukuri jumlah semakin banyak, sambil tetap berupaya maksimal unuk memegang teguh agama Islam sebagai jati diri yang tidak bisa ditawar-tawar apalagi dikecehkan.
Dengan demikian wajah generasi Islam, saat mayoritas pendduduk eropa, Amerika, dan Jerman adalah muslim sanga ditentukan dari persiapan yang dialkukan umat Islam untuk menghadapi kondisi ersebut. Yang bisa dilakukan adalah menanamkan nilai-nilai Islam sedari awal, dan benar-benar memegang Islam sebagai satu-satunya standar.
Pada saat suhu -9' C di Hannover, Jerman
Musim semi, walaupun masih bersalju, 13 Maret 2013, pk 08.53 CET
belum selesai...akan dilanjutkan...
belum selesai...akan dilanjutkan...
Banyak teori dan pandangan pakar tentang bagaimana melejitkan potensi diri, salah satunya adalah yang akan saya uraikan pada kali ini, dengan harapan menjadi pola yang bisa diambil manfaatnya bagi orang banyak, termasuk saya.
Tiga langkah tersebut adalah:
1. Paint and Pleasure
Pada dasarnya manusia hanya bergerak mencari nikmat dan menghindari sengsara. maksudnya adalah setiap diri kita menuju dan tergerak jika ada nikmat yang dijanjikan, namun repotnya saat yang sama tidak mau dengan sengsara, yang tabiatnya selalu melekat dalam upaya mencapai nikmat yang diberikan. Pelajarilah biografi orang-orang besar, maka kita selalu menemukan episode perjuangan yang luar biasa dalam proses mendapatkan nikmat yang dia tuju.
2. Fear into Power
Apakah orang sukses tidak takut?, saya sangat yakin jawabannya sama saja dengan anda dan kita semua, setiap orang sukses juga mempunyai rasa takut yang menghantuinya. Bedanya adalah orang-orang sukses mampu mengelola dengan baik, bahkan mampu membalikkan keakutan menjadi kekuatan dahsyat yang menstimulan gerak cepat dari orang tersebut.
Maka untuk tahap kedua ini, yang perlu dikeahui adalah bagaimana cara membalikkan rasa takut menjadi kekuaan yang dahsyat, caranya adalah sebagai berikut:
a. Tergantung gerak kita
b. Ubah fokus dan keyakinan
c. Mampu memilih kata
3. Modelling
Langkah terakhir agar potensi diri anda melejit sesuai yang anda kehendaki, bahkan bisa jadi melebihi ekspektasi anda adalah, mencari model sukses dibidang yang anda ingin sukses dibidang tersebut. Kumpulkan orang sukses dibidang tersebut, cari yang terbaik, kemudian anda cari tahu informasi sebanyak-banyaknya tentang orang tersebut, agar bisa menjadi model bagi kesuksesan anda.
Informasi tersebut sangat berguna bagi diri anda karena dengan cara tersebut anda tahu persis proses mencapai suksesnya model anda tersebut. Paling tidak ada beberapa informasi yang perlu anda kumpulkan secara detil, yaitu:
a. Kerja Keras yang dilakukan tokoh tersebut.
Anda benar-benar bisa merekam dengan baik kerja keras yang dilakukan model anda, seperti jam berapa dia bangun, apa yang dilakukan mulai dari bangun sampai dia tidur kembali, dan waktunya secara detil. Sebagai contoh saya menjadikah salah satu tokoh pengusaha muda nasional sebagai moedl saya, maka saya mengetahui dia mempunyai hobi marathon, dan setiap pagi dia berolah raga marathon di senayan, beliau sering mengerjakan sholat tahajud dan dhuha, beliau sangat murah memberikan infaq, shadaqah, beliau ingin sekali pemuda indonesia setara dengan bangsa manapun di dunia, dan seterunya. Carilah informasi secara detil sehingga, bisa anda jadikan contoh untuk diikuti.
b. Keuletan tokoh tersebut
c.Tidak pantang menyerahnya
d.Tentang sikap jujurnya
e.Stay the core
f.Kreatifitas dan Inovasi yang dilakukan
Sukses meninggalkan jejak, satu cara untuk menjadi orang besar bergaullah dengan orang besar. Bergaullah dengan orang-orang terbaik dibidang yang anda minati, jika anda mau menjadi seorang pengusaha sukses maka bergaullah dengan pengusaha sukses, dan lakukan pendekatan untuk meminta dirinya menjadi mentor bagi anda.
Hannover, Awal Musim Semi, 11 Maret 2013
Tiga langkah tersebut adalah:
1. Paint and Pleasure
Pada dasarnya manusia hanya bergerak mencari nikmat dan menghindari sengsara. maksudnya adalah setiap diri kita menuju dan tergerak jika ada nikmat yang dijanjikan, namun repotnya saat yang sama tidak mau dengan sengsara, yang tabiatnya selalu melekat dalam upaya mencapai nikmat yang diberikan. Pelajarilah biografi orang-orang besar, maka kita selalu menemukan episode perjuangan yang luar biasa dalam proses mendapatkan nikmat yang dia tuju.
2. Fear into Power
Apakah orang sukses tidak takut?, saya sangat yakin jawabannya sama saja dengan anda dan kita semua, setiap orang sukses juga mempunyai rasa takut yang menghantuinya. Bedanya adalah orang-orang sukses mampu mengelola dengan baik, bahkan mampu membalikkan keakutan menjadi kekuatan dahsyat yang menstimulan gerak cepat dari orang tersebut.
Maka untuk tahap kedua ini, yang perlu dikeahui adalah bagaimana cara membalikkan rasa takut menjadi kekuaan yang dahsyat, caranya adalah sebagai berikut:
a. Tergantung gerak kita
b. Ubah fokus dan keyakinan
c. Mampu memilih kata
3. Modelling
Langkah terakhir agar potensi diri anda melejit sesuai yang anda kehendaki, bahkan bisa jadi melebihi ekspektasi anda adalah, mencari model sukses dibidang yang anda ingin sukses dibidang tersebut. Kumpulkan orang sukses dibidang tersebut, cari yang terbaik, kemudian anda cari tahu informasi sebanyak-banyaknya tentang orang tersebut, agar bisa menjadi model bagi kesuksesan anda.
Informasi tersebut sangat berguna bagi diri anda karena dengan cara tersebut anda tahu persis proses mencapai suksesnya model anda tersebut. Paling tidak ada beberapa informasi yang perlu anda kumpulkan secara detil, yaitu:
a. Kerja Keras yang dilakukan tokoh tersebut.
Anda benar-benar bisa merekam dengan baik kerja keras yang dilakukan model anda, seperti jam berapa dia bangun, apa yang dilakukan mulai dari bangun sampai dia tidur kembali, dan waktunya secara detil. Sebagai contoh saya menjadikah salah satu tokoh pengusaha muda nasional sebagai moedl saya, maka saya mengetahui dia mempunyai hobi marathon, dan setiap pagi dia berolah raga marathon di senayan, beliau sering mengerjakan sholat tahajud dan dhuha, beliau sangat murah memberikan infaq, shadaqah, beliau ingin sekali pemuda indonesia setara dengan bangsa manapun di dunia, dan seterunya. Carilah informasi secara detil sehingga, bisa anda jadikan contoh untuk diikuti.
b. Keuletan tokoh tersebut
c.Tidak pantang menyerahnya
d.Tentang sikap jujurnya
e.Stay the core
f.Kreatifitas dan Inovasi yang dilakukan
Sukses meninggalkan jejak, satu cara untuk menjadi orang besar bergaullah dengan orang besar. Bergaullah dengan orang-orang terbaik dibidang yang anda minati, jika anda mau menjadi seorang pengusaha sukses maka bergaullah dengan pengusaha sukses, dan lakukan pendekatan untuk meminta dirinya menjadi mentor bagi anda.
Hannover, Awal Musim Semi, 11 Maret 2013