Negara maju yg menghilangkan kesadaran generasi mudanya

Oleh: Jaharuddin
Sabtu 03.00 dini hari, saya keluar appartemen untuk melaksanakan aktivitas. Appartemen kami terletak dikota tuanya Hannover. Untuk menuju tempat beraktivitas, saya melewati salah satu sudut kota Hannover. Baru pertama kali saya melewati kawasan ini, setahu saya kawasan ini bukan kawasan "red area".

Kawasan red area adalah kawasan lokalisasi yang memang dilegalkan oleh pemerintah kota Hannover, hal yang sama juga ada di kota lain di Jerman. Untuk penguna narkoba, disediakan tempat yang dilegalkan, diberi nama "Fix Punk". Fix Punk terletak di bawah jembatan kereta api, terpisah dari perumahan penduduk.

Pada jam segitu, saya menemukan anak-anak muda yang masih bergadang, di cafe, di pingir jalan, di appartemennya dan sebagian dari mereka sedang berusaha dengan tertatih-tatih untuk melangkah pulang, jalan mereka lunglai tidak beraturan. Sebagian yang lain, berusaha untuk menghentikan kendaraan, sepertinya mencari tumpangan sambil berjalan ditengah jalan dengan kondisi lunglai karena mabuk.

Di sisi lain, saya juga menemukan beberapa wanita yang berjejer dipingir jalan, kalau dilihat dari pakaian  mereka, saya menduga mereka ini adalah wanita tuna susila. Ternyata Lokalisasi yang dilegalkan dan dipungut pajak darinya tidak menghilangkan wanita tuna susila yang dipinggiran jalan. Beginikah potret generasi muda negara maju?, alkhohol dijual bebas, seks bebas merebak, tempat pelacuran dan narkoba dilegalkan. Apakah ini menjadi solusi?

Generasi muda Jerman sedang terancam, indikasinya adalah budaya minum alkhohol, seks bebas, sedikitnya generasi muda yang mau menikah, kalaupun menikah tidak mau mempunyai anak, menikah dan berkeluarga tidak lagi menjadi penting, implikasinya adalah pertumbuhan penduduk Jerman minus. Kalau anda menjumpai anak-anak kecil, coba anda perhatikan dengan cermat, apakah asli Jerman, ataukah imigran. Biasanya sebagian besar mereka adalah imigran.

Memprihatinkan, disaat pertumbuhan penduduk minus, kalaupun ada generasi muda yang tumbuh menjadi remaja dan dewasa, mereka digerogoti oleh budaya yang tidak sehat, dan lebih parah lagi banyak yang ateis.

Sebenarnya pemerintah Jerman, sudah mengetahui dengan pasti gejala ini, dan muncullah program untuk menstimulan setiap orang untuk menikah, berkeluarga dan mempunyai anak, seperti adanya tunjangan anak-anak, tunjangan untuk orang tua agar bisa mengasuh anak, peraturan ketenaga kerjaan yang akomodatif bagi orang tua  dan seterusnya. Namun, ternyata stimulan ini malah dinikmati oleh para imigran.

Budaya hidup mereka telah terbentuk sedari awal, sebagai manusia bebas, tidak mau ada kekangan pernikahan, anak-anak. Mereka serius bekerja dan saatnya nanti menikmati liburan dan masa tuanya dengan tenang, sampai meninggal. Terkadang miris melihat ada seorang ibu tua, tertatih-tatih berjalan sendirian mengisi masa-masa tuanya, terkadang saya bertanya didalam hati dimana anak-anak mereka?, atau bisa jadi mereka tidak punya anak. Sudah menjadi cerita lumrah, seseorang yang sudah tua renta tinggal sendiri di appartemennya sampai meninggal tanpa ditemanin oleh siapapun, dan meninggalnya pun diketahui jika koran langanannya atau surat menyurat sudah menumpuk di kotak suratnya, itu pertanda bahwa si penghuni rumah/apartemen sudah tiada.

Pertanyaan selanjutnya, kalau begitu kok sampai sekarang Jerman, masih dikenal sebagai negara kuat dan negara mapan serta maju?. Benar, saat inipun Jerman merupakan pilar utama uni eropa, disaat negara-negara eropa lainnya berjibaku melawan krisis, Jerman masih berdiri tegar dan kuat, bahkan menjadi pahlawan yang diharapkan kehadirannya dalam setiap krisis yang mengerogoti negara eropa yang lain.

Negara Jerman, telah membangun bangsanya dengan sistim sosialis demokrat yang sudah mapan, dan saat ini walaupun generasi mudanya mulai rusak, sistim yang dibangun masih bekerja efektif, dan mereka mampu membangun budaya unggul dalam bekerja, sehingga  saat mereka bekerja, mereka serius dan profesional, yang pada akhirnya menghasilkan produk berkualitas nomor wahid dunia. Namun sampai kapan?, kita lihat saja, saya menduga ketika ekonomi mereka suatu hari bermasalah, akan muncul dampak rentetan selanjutnya, yang memprihatinkan.

Pelajaran
Indonesia yang membentang dari Sabang sampai dengan Merauke merupakan bangsa besar. Telah nyata kerusakan negara-negara besar di saat mereka mencampakkan agama dalam pembangunannya. Saat ini mereka sedang menghadapi masalah-masalah besar yang bisa jadi menyebabkan runtuhnya tatanan sosial masyarakatnya. Budaya meminum alkhohol, Seks bebas, punya anak tanpa diikat pernikahan, tidak mau menikah, atau bahkan tidak mau mempunyai anak, merupakan budaya yang merebak dinegara maju seperti Jerman, negara eropa lainnya, Amerika dan Jepang.

Saatnya nanti akan menjadi bom waktu yang membuat tatanan yang telah dibangun lama menjadi berkeping-keping dan susah untuk dipulihkan kembali. Untuk itu, Indonesia tidak perlu jatuh pada kesalahan yang sama, tidak ada yang melarang bahwasanya pembangunan di Indonesia unik dan tidak mencontoh persis pembangunan di negara lain.

Keadilan dan Kesejahteraan harus dihadirkan, menyamai negara maju, namun Indonesia tetap unik yaitu memegang teguh nilai agama yang pasti kebenarannya. Bagi anda yang beragama Islam, semakin anda sejahtera semakin mendekatlah dengan Islam, sehingga anda maju, modern, tanpa perlu menghilangkan identitas agama anda. Hal yang sama juga bagi agama lain. Negara Indonesia harus maju, sejahtera dan berkeadilan. Ini menjadi modal untuk menjadi negara besar. Upaya-upaya yang menjauhkan bangsa Indonesia dari agamanya harus menjadi musuh bersama dari setiap anak bangsa. Bisa jadi, negara-negara yang maju saat ini, akan belajar ke Indonesia mengkombinasikan antara kesejahteraan, keadilan, modern dan religius. Tinggal mewariskan kepada generasi selanjutnya bahwa anda beruntung dilahirkan dari rahim bangsa besar bernama Indonesia.
Merdeka !!!,.:) , semoga bermanfaat.
Hannover, Musim Gugur,  19 Oktober 2012

, ,

0 comments

Write Down Your Responses

catatan2 universitas Kehidupan

"Inti dari Kecerdasan adalah Bermanfaat" . Powered by Blogger.