Oleh: Jaharuddin (Pernah nyantri di Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Al-Inayah 2, Dramaga, Bogor)
Tulisan ini saya buat bukan untuk mengkritik siapapun, cuma sebuah perenungan, melihat fenomena banyaknya amanah dakwah yang semakin hari semakin melimpah, adakalanya sebagian persoalan menjadi lamban diselesaikan. dan bisa jadi karena alasan yang logis.
Tulisan ini saya buat bukan untuk mengkritik siapapun, cuma sebuah perenungan, melihat fenomena banyaknya amanah dakwah yang semakin hari semakin melimpah, adakalanya sebagian persoalan menjadi lamban diselesaikan. dan bisa jadi karena alasan yang logis.
Tentunya menjadi rumit suatu masalah jika persepsi tingkat penting atau tidaknya masalah ternyata berbeda diantara pihak. Jika ada kesamaan persepsi, tentunya menjadi magnet semua pihak untuk secepat dan sesingkatnya menyelesaikan masalah.
Menjadi menarik untuk direnungkan, seberapa pentingkah suatu urusan cepat dijawab dan dipecahkan dalam organisasi dakwah?. Dalam dunia bisnis kecepatan dalam memutuskan suatu urusan sangat penting, sama pentingnya dengan ketepatan kualitas dan biaya. Jika terlambat dalam memutuskan, bisa jadi perusahaan rugi, misal karena gagal mendapatkan proyek atau konsumen. Saking pentingnya kecepatan dalam bisnis para pengusaha rela membayar lebih mahal agar tepat waktu (misal dalam kasus kita di Jerman tentunya berbeda tarif naik Regional Express (RE/Kereta Ekonomi), bila dibanding naik Intercity Express (ICE/Kereta Cepat), bahkan sebagian dari pengusaha, investasi membeli jet pribadi salah satu fungsinya untuk menjamin ketepatan waktu.
Dalam dunia bisnis kecepatan pada akhirnya berdampak pada "uang" dan uang merupakan darah dari bisnis. Sehebat apapun perusahaan, ketika aliran darahnya tidak lancar, maka yang terjadi adalah stroke, dan sangat menganggu bisnis, bisa-bisa jadi bubar.
Bagaimana dengan dakwah?, jika kecepatan terhambat, maka terjadi sumbatan, dan sadar tidak sadar sesungguhnya ini bisa menyebabkan "stroke" bagi lembaga dakwah, karena sumbatan-sumbatan ini bisa berakumulasi yang berakhir pada tersumbatnya roda organisasi.
Saya menangkap kesan "lambat" dalam menangani beberapa perkara dakwah, dengan berbagai alasan yang mungkin bisa difahami, seperti: "Organisasi ini kan semakin besar dan semakin banyak orang-orangnya, maka wajar saja semakin lambat"...."para pengurusnya kan bekerja, bukan hanya mengurusi dakwah", "para pengurusnya kan banyak amanah lainnya", "para pengurusnya kan juga punya rumah tangga sendiri, istri dan anak-anak yang juga harus didahulukan", .....dan seterusnya.....
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana mengatasi masalah ini, dan bagaimana seharusnya kita memposisikan kecepatan dalam mengambil keputusan?
Tahapan pertama yang perlu disamakan persepsinya adalah mengenai posisi kecepatan dalam mengambil keputusan, idealnya terjadi kesamaan persepsi bahwa kecepatan sangat penting dalam organisasi dakwah, bahkan jauh lebih penting dari organisasi bisnis sekalipun, mengapa demikian? karena organisasi bisnis berujung pada uang dan kepercayaan. Sementara organisasi dakwah lebih mulia dibanding uang dan tentunya juga berharap kepercayaan bukan hanya dari manusia namun juga berharap kepercayaan dari penciptanya manusia.
Saat yang sama disadari bahwa jargon melayani bukan hanya untuk para duta di DPR/DPRD serta eksekutif, jargon melayani sedari awal disadari oleh setiap da'i dilevel manapun, dengan demikian ketika kita mendapat amanah, maka sedari awal disadari kita akan selalu mendapat permintaan dari bawah, atas, kanan, kiri untuk melayani. Sepantasnyalah kita juga berupaya untuk mempercepat keputusan-keputusan dalam organisasi dakwah, melebihi kecepatan keputusan dalam organisasi bisnis.
Tahapan pertama yang perlu disamakan persepsinya adalah mengenai posisi kecepatan dalam mengambil keputusan, idealnya terjadi kesamaan persepsi bahwa kecepatan sangat penting dalam organisasi dakwah, bahkan jauh lebih penting dari organisasi bisnis sekalipun, mengapa demikian? karena organisasi bisnis berujung pada uang dan kepercayaan. Sementara organisasi dakwah lebih mulia dibanding uang dan tentunya juga berharap kepercayaan bukan hanya dari manusia namun juga berharap kepercayaan dari penciptanya manusia.
Saat yang sama disadari bahwa jargon melayani bukan hanya untuk para duta di DPR/DPRD serta eksekutif, jargon melayani sedari awal disadari oleh setiap da'i dilevel manapun, dengan demikian ketika kita mendapat amanah, maka sedari awal disadari kita akan selalu mendapat permintaan dari bawah, atas, kanan, kiri untuk melayani. Sepantasnyalah kita juga berupaya untuk mempercepat keputusan-keputusan dalam organisasi dakwah, melebihi kecepatan keputusan dalam organisasi bisnis.
Bagaimana caranya?
Perlu dirunut kembali satu persatu fungsi manajemen, akhirnya ketahuan dimana tersendatnya proses kecepatan dalam memutuskan. Beberapa lini yang perlu menjadi perhatian serius, adalah:
Perlu dirunut kembali satu persatu fungsi manajemen, akhirnya ketahuan dimana tersendatnya proses kecepatan dalam memutuskan. Beberapa lini yang perlu menjadi perhatian serius, adalah:
a. Kejelasan kemana suatu masalah seharusnya disampaikan (alur komunikasi, koordinasi dan pengambilan keputusan).
b. Kejelasan siapa saja yang seharusnya berhak memutuskan.
c. Keberanian pihak pimpinan untuk mendelegasikan wewenang dan memutuskan
d. Adanya pihak yang mempunyai wewenang memberikan informasi dan melacak suatu masalah sampai tuntas.
Hal lain yang juga perlu dipertajam adalah apa standar suatu keputusan tersebut dikatakan cepat atau tepat waktu. Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dibiasakan untuk menyampaikan tenggat waktu keputusan diharapkan sudah ada. dan tenggat waktu itulah yang menjadi batasan apakah keputusan tepat waktu atau tidak.
Hal lain yang juga perlu dipertajam adalah apa standar suatu keputusan tersebut dikatakan cepat atau tepat waktu. Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dibiasakan untuk menyampaikan tenggat waktu keputusan diharapkan sudah ada. dan tenggat waktu itulah yang menjadi batasan apakah keputusan tepat waktu atau tidak.
Semoga bermanfaat.
Hannover, Jerman, Musim dinggin, 30 Des 2012
Keterangan: RE = Regional Express/Kereta api kelas ekonomi dan berhenti hampir disetiap stasiun, jadi lambat. ICE = Intercity Express/Kereta api cepat.
Keterangan: RE = Regional Express/Kereta api kelas ekonomi dan berhenti hampir disetiap stasiun, jadi lambat. ICE = Intercity Express/Kereta api cepat.
Saya lupa persisnya dari mana saya dapat inspirasi kata yang saya jadikan judul tersebut, namun sejak awal saya punya blog sepertinya tahun 2008, kata tersebut saya jadikan motto, dan semakin hari semakin saya suka dengan kata tersebut, dan biar tidak multi tafsir paling tidak melalui media ini saya mencoba menjelaskan maksud kata tersebut.
Sampai saat ini baru 7 negara yang saya kunjungi (Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Mesir, Jerman, Prancis dan Polandia), dari kunjungan tersebut, saya menemukan fakta bahwasanya orang-orang Indonesia adalah orang-orang yang cerdas, tidak kalah dibandingkan dengan orang-orang dari negara manapun, sebagai contoh ilmuan Indonesia yang berada di Eropa biasanya selalu mendapatkan tempat tersendiri di kalangan ilmuan eropa lainnya, bahkan di kalangan internasional. Banyak nama yang bisa kita sebutkan sebagai contoh.
Nah, tinggal masing-masing dari diri kita mempunyai definisi tersendiri mengenai kecerdasan. Bagi saya, salah satu bentuk dari kecerdasan tersebut adalah dilihat dari seberapa besar manfaat yang tercipta dari kecerdasan tersebut. Saya memahami bahwa semakin besar manfaat yang diberikan dari apapun bentuk karya yang dihasilkan oleh seorang individu semakin cerdas dan istimewa orang tersebut. Dan sebaliknya jika hasil karya seseorang pada akhirnya memberikan kemudharatan bagi orang banyak, maka semakin tidak cerdas individu tersebut.
Dengan demikian bagi saya, bukan pencapaian gelar dan strata pendidikan yang menjadi ukuran kecerdasan, namun besarnya manfaat yang diberikan, bisa jadi seseorang hanya strata 1, atau strata 2 bahkan bisa jadi dibawahnya, namun jika hasil karyanya memberikan manfaat luas kepada masyarakat maka orang tersebut sangat pantas dikatakan cerdas. Dengan demikian maka teman-teman yang diberi karunia dari Allah menyandang gelar strata 3 (doktor) bahkan profesor, namun ternyata karyanya atau tingkah lakunya ternyata merusak masyarakat maka tidak perlu hormat berlebih-lebihan dengan orang-orang yang seperti ini, label akademiknya belum menunjukkan kecerdasan yang seharusnya.
semoga bermanfaat.
musim dingin, 30 Des 2012
Nah, tinggal masing-masing dari diri kita mempunyai definisi tersendiri mengenai kecerdasan. Bagi saya, salah satu bentuk dari kecerdasan tersebut adalah dilihat dari seberapa besar manfaat yang tercipta dari kecerdasan tersebut. Saya memahami bahwa semakin besar manfaat yang diberikan dari apapun bentuk karya yang dihasilkan oleh seorang individu semakin cerdas dan istimewa orang tersebut. Dan sebaliknya jika hasil karya seseorang pada akhirnya memberikan kemudharatan bagi orang banyak, maka semakin tidak cerdas individu tersebut.
Dengan demikian bagi saya, bukan pencapaian gelar dan strata pendidikan yang menjadi ukuran kecerdasan, namun besarnya manfaat yang diberikan, bisa jadi seseorang hanya strata 1, atau strata 2 bahkan bisa jadi dibawahnya, namun jika hasil karyanya memberikan manfaat luas kepada masyarakat maka orang tersebut sangat pantas dikatakan cerdas. Dengan demikian maka teman-teman yang diberi karunia dari Allah menyandang gelar strata 3 (doktor) bahkan profesor, namun ternyata karyanya atau tingkah lakunya ternyata merusak masyarakat maka tidak perlu hormat berlebih-lebihan dengan orang-orang yang seperti ini, label akademiknya belum menunjukkan kecerdasan yang seharusnya.
semoga bermanfaat.
musim dingin, 30 Des 2012
Akhir tahun ini saya dan keluarga masih di Hannover, seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada persiapan khusus di keluarga kami mengakhiri tahun dan menyambut tahun baru, karena memang dikeluarga kami menganggap perubahan waktu tersebut hanya biasa saja, yang sedikit berbeda hanyalah, harapan-harapan positif untuk tahun depan.
Walaupun suasana lingkungan, mengkondisikan kami seolah-olah juga ikut dalam meresapi perpindahan waktu tersebut. Di Hannover, akhir tahun biasanya dirangkai dengan perayaan natal, dan liburan panjang akhir tahun, anak-anak sekolah libur 2 pekan dalam rangka menyambut natal dan tahun baru. Namun dari pengamatan saya perayaan natal di Indonesia terutama kota besar seperti Jakarta, jauh lebih heboh dibanding perayaan natal di Hannover, bahkan di Jerman secara umum.
Sebagai pembanding, natal di Hannover, tidak terlalu kentara jika dilihat di mall, biasanya perbedaannya adalah di pasar malam menyambut natal (weinachmarkt) yang diadakan disetiap kota, kalau di Hannover disekeliling rumah kami, selama sebulan pasar malam diadakan. Isinya sebagian besar adalah makanan dan minuman, dan memang pasar malam ini sangat meriah dan ramai dikunjungi. Namun, tidak sebanding dengan banyaknya orang yang masuk ke dalam gereja yang megah dan besar-besar di kota Hannover.
Seratus meter dari rumah saya terdapat gereja tertua dan terbesar di kota Hannover, saya menyaksikan sepinya gereja tersebut pada natalan tahun ini, dan tahun-tahun sebelumnya. Entah mengapa?, salah satu alasan yang pernah saya dengarkan adalah, mereka tidak lagi menjadikan moment natalan sebagai mement ibadah yang penting, natalah bagi sebagian penganutnya, hanya sebagai sarana untuk bisa berkumpul lagi dengan keluarga, itupun bagi mereka yang masih berkeluarga. Seperti layaknya idul fitri di Indonesia, sebagian orang Jerman, menjadikan natalan sebagai sarana untuk pulang kampung, makan malam bersama keluarga dan berkumpul bersama keluarga.
Teringat beberapa tahun yang lalu di Jakarta, jika natalan, semua gereja mempersiapkan diri dengan serius, dan para penganutnya mempersiapkan diri dan bersegera untuk datang ke gereja melaksanakan rangkaian ibadahnya. Sepertinya itu tidak kita dapati di Jerman.
Yang juga menonjol lainnya, adalah kebiasaan mereka memberikan hadiah saat natalan, memang ini sepertinya masih dipertahankan sampai sekarang, anak-anak disekolah mendapatkan hadiah bisa berupa kue, coklat, dan lain-lain. Kemudian pasar-pasar mengadakan discount.
Kembali kediri kita.....
Semoga Allah menjadikan tahun depan semakin baik untuk kita semua, semakin banyak ibadah unggulan yang bisa dilakukan dan semakin banyak manfaat yang kita berikan baik untuk keluarga kita, maupun masyarakat umum. Tahun baru dengan semangat baru dan semakin menyala semangat dan energi positif dalam diri kita, untuk berkontribusi bagi kebaikan umat manusia. Amin ya robbil alamin.
Musim dingin, 30 Desember 2012
Teringat beberapa tahun yang lalu di Jakarta, jika natalan, semua gereja mempersiapkan diri dengan serius, dan para penganutnya mempersiapkan diri dan bersegera untuk datang ke gereja melaksanakan rangkaian ibadahnya. Sepertinya itu tidak kita dapati di Jerman.
Yang juga menonjol lainnya, adalah kebiasaan mereka memberikan hadiah saat natalan, memang ini sepertinya masih dipertahankan sampai sekarang, anak-anak disekolah mendapatkan hadiah bisa berupa kue, coklat, dan lain-lain. Kemudian pasar-pasar mengadakan discount.
Kembali kediri kita.....
Semoga Allah menjadikan tahun depan semakin baik untuk kita semua, semakin banyak ibadah unggulan yang bisa dilakukan dan semakin banyak manfaat yang kita berikan baik untuk keluarga kita, maupun masyarakat umum. Tahun baru dengan semangat baru dan semakin menyala semangat dan energi positif dalam diri kita, untuk berkontribusi bagi kebaikan umat manusia. Amin ya robbil alamin.
Musim dingin, 30 Desember 2012
Oleh: Jaharuddin
Saat ini saya berada di rumah, yang berada dilantai 3 kawasan wisata kota tua Hannover, persis dihadapan saya terlihat atap gedung museum kota Hannover, dan beberapa gedung lainnya, termasuk menara gereja yang menjulang tinggi. Saya memandangi salju berjatuhan dari ruang angkasa, berjatuhan dan dihembus oleh anggin seperti kapas yang menari-nari. Berasa mimpi ternyata ini adalah negeri non tropis berjarak beribu-ribu kilometer dari kampung saya dilahirkan.
Saat ini saya berada di rumah, yang berada dilantai 3 kawasan wisata kota tua Hannover, persis dihadapan saya terlihat atap gedung museum kota Hannover, dan beberapa gedung lainnya, termasuk menara gereja yang menjulang tinggi. Saya memandangi salju berjatuhan dari ruang angkasa, berjatuhan dan dihembus oleh anggin seperti kapas yang menari-nari. Berasa mimpi ternyata ini adalah negeri non tropis berjarak beribu-ribu kilometer dari kampung saya dilahirkan.
Sebagian dari salju hinggap didahan pohon yang daunnya tersisa coklat kehitaman, karena pada musim gugur kemarin daun-daunnya meninggalkan tangkai untuk mempersiapkan dahan dan ranting menerima salju yang akan hinggap. Sebagian salju lainnya, berjatuhan ke lantai, jalan raya, atap rumah, mobil dan apa saja yang bisa dihinggapinya.
Dinggin memang disalah satu web cuaca saya lihat saat ini nol derjat celcius, namun keindahan salju menari-nari dari angkasa luar meliuk-liuk dengan begitu indahnya bergumpalan dengan diamaeter lebih kurang satu centimeter. Pernah suatu hari terfikirkan oleh saya, sebesar apakah freezer buatan Allah yang mencurahkan bunga es yang bertebaran ini. Allahu Akbar.
Jalan-jalan, dan semua area yang terbuka dipenuhi oleh salju, untuk musim salju ini, para petugas kebersihan di jalan raya beralih fungsi dari membersihkan daun pepohonan dan sampah menjadi membuldozer menyingkirkan salju dari jalan-jalan umum yang dilalui warga, dan menyebarkan kerikil kecil agar salju tidak licin, serta menyiramkan garam agar salju mencair. Setiap saat para petugas ini bersiaga, sesuai dengan intensitas salju yang turun.
Jasa petugas kebersihan ini sangat membantu warga, karena jika salju tidak disingkirkan dari jalan umum, maka salju menebal dan membuat susah untuk dilewati, sebagai analoginya mungkin kalau kasus di Indonesia ibarat jalan raya yang dipenuhi lumpur, jadi susah dilewati, licin, dan bisa menimbulkan kecelakaan. Untuk musim dingin ini, kendaraan juga diharuskan menganti bannya menjadi ban khusus untuk musim dingin, jadi bisa meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Karena salju bertebaran menutupi tanah-tanah yang terbuka, termasuk juga atap rumah, maka kalau anda terbangun sebelum shubuh, misalnya pada pukul 04.00 CET, lihatlah keluar, suasananya seolah-olah sudah siang, karena putihnya salju membuat suasana menerangi sekitarnya, padahal itu masih malam, karena pada musim dingin waktu sholat shubuh baru masuk sekitar pukul 06.30 an, dan akan berakhir pada pukul 08.30 an.
Yang juga unik, kalau salju turun, maka tidak menyebabkan suara brisik di atap, jadi tidak seperti hujan air, karena salju-salju itu akan hinggap diatap, atau dihembus angin untuk mencari tempat yang lebih rendah.
Peluang Ibadah
Karena ini musim dingin, maka waktu matahari pada siang harinya sebentar, coba anda bayangkan sholat shubuh berakhir pada pukul 08.30an, sholat dzhuhur mulai pukul 12.20an, sholat ashar 13.55an, sholat maghrib 16.10an, dan sholat Isya 17.55an, jadi sholat dzhuhur, ashar, maghrib dan Isya berdekatan, dan akhirnya malam panjang.
Ini menjadi peluang bagi muslim di eropa, untuk memperbanyak sholat malam (Tahajud, witir dan sholat sunnah lainnya), dan sangat dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah, karena waktunya singkat, walaupun karena dingin maka perut terasa cepat lapar.
Musim salju, Hannover, 12 desember 2012
Jasa petugas kebersihan ini sangat membantu warga, karena jika salju tidak disingkirkan dari jalan umum, maka salju menebal dan membuat susah untuk dilewati, sebagai analoginya mungkin kalau kasus di Indonesia ibarat jalan raya yang dipenuhi lumpur, jadi susah dilewati, licin, dan bisa menimbulkan kecelakaan. Untuk musim dingin ini, kendaraan juga diharuskan menganti bannya menjadi ban khusus untuk musim dingin, jadi bisa meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Karena salju bertebaran menutupi tanah-tanah yang terbuka, termasuk juga atap rumah, maka kalau anda terbangun sebelum shubuh, misalnya pada pukul 04.00 CET, lihatlah keluar, suasananya seolah-olah sudah siang, karena putihnya salju membuat suasana menerangi sekitarnya, padahal itu masih malam, karena pada musim dingin waktu sholat shubuh baru masuk sekitar pukul 06.30 an, dan akan berakhir pada pukul 08.30 an.
Yang juga unik, kalau salju turun, maka tidak menyebabkan suara brisik di atap, jadi tidak seperti hujan air, karena salju-salju itu akan hinggap diatap, atau dihembus angin untuk mencari tempat yang lebih rendah.
Peluang Ibadah
Karena ini musim dingin, maka waktu matahari pada siang harinya sebentar, coba anda bayangkan sholat shubuh berakhir pada pukul 08.30an, sholat dzhuhur mulai pukul 12.20an, sholat ashar 13.55an, sholat maghrib 16.10an, dan sholat Isya 17.55an, jadi sholat dzhuhur, ashar, maghrib dan Isya berdekatan, dan akhirnya malam panjang.
Ini menjadi peluang bagi muslim di eropa, untuk memperbanyak sholat malam (Tahajud, witir dan sholat sunnah lainnya), dan sangat dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah, karena waktunya singkat, walaupun karena dingin maka perut terasa cepat lapar.
Musim salju, Hannover, 12 desember 2012
Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :
* Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu.
* Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukamu terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.
Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu :
"Ini karena saya mengikuti pesan ayah.. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih".
"Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung :
"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut".
"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup."
"Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".
MORAL CERITA :
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan persepsi yang berbeda.
Jika kita menanggapi sesuatu hal dengan positive maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses, tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita... pilihan ada di tangan kita.
* Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa *
Oleh: Jaharuddin
Kita hari ini memperingati hari guru, banyak sudah jasa guru pada diri kita, hingga hari ini, kami sekeluarga sampai merantau jauh dari kampung halaman, terdapat peran guru didalamnya. Jadi teringat dengan guru-guru sejak dari SD (kebetulan saya tidak mulai dari TK, karena tidak ada TK di kampung saya..he..he). Terima kasih kepada guru-guruku di SD 057 Kubu Patembang/Pesagang, Guru-guruku di SD 008 Batang Samo, Guru-guruku di SMP 1 Pasir Pengarayan, Guru-guruku di SMA 1 Pasir Pengarayan, Guru-guruku di FE Universitas Jambi, dan Fakultas lainnya, Guru-guruku di EPN IPB, Guru-guruku di Ekonomi dan Keuangan Syariah UI, Guru-guruku di Ekonomi dan Keuangan Syariah Trisakti, Guru-guru pekanan ku mulai dari Jambi, Bogor, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jerman.
Semoga Allah membalas kebaikan dan ilmu yang telah saya dapatkan semabagai ilmu pemberat timbangan kebaikan saat diakhirat kelak. Amin ya robbil alamin.
Semoga kamipun, bisa menjadi guru-guru terbaik bagi lingkungan kami. Amin.
Hannover, Awal Musim Dingin 2012.
Sudah 2 tahun lebih saya tinggal di Jerman, untuk studi dan riset di bidang yang masih tergolong baru bagi Indonesia, yakni stem cell atau sel punca. Bidang ini menarik minat saya sejak 2005 selepas pendidikan dokter di FKUI. Artikel di jurnal Circulation melaporkan pilot study menggunakan stem cell yang diambil dari darah perifer pasien setelah sebelumnya diberi obat GM-CSF (Granulocyte-Macrophage Colony stimulating factors) agar sel punca yang biasanya beristirahat di sumsum tulang dapat aktif bermigrasi ke luar dari sumsum tulang dan masuk ke peredarah darah perifer pasien. Jadi sumber sel punca yang diinjeksi ke jaringan jantung yang mengalami kematian setelah serangan jantung (di daerah batas antara jaringan yang hidup dan yang mati) berasal dari pasien sendiri. Ini adalah terobosan pertama di bidang sel punca, bahwa sel punca dari tubuh pasien sendiri dapat digunakan untuk terapi gagal jantung yang telah mengalami serangan jantung berulang kali dan stent koroner yang kolaps. Kondisi yang semula hanya ada satu pilihan terapi lagi yakni transplantasi jantung, namun tentu saja donor jantung yang langka menjadi kendala besar untuk terapi ini.
Secara biologis, mekanisme yang mendasari perbaikan kerja pompa jantung oleh sel punca terus diteliti hingga akhirnya 3-4 tahun terakhir bukti-bukti ilmiah menunjukkan mekanisme yang terjadi dalam proses remodeling jaringan jantung oleh sel punca adalah sitokin/growth factors yang dilepaskan oleh sel punca menciptakan sinyal kondusif untuk remodeling jaringan yang fisiologis, dengan parut yang minimal dan hipertrofi/ proliferasi dari sel otot jantung (dalam skala kecil) sebagai kompensasi kehilangan sel-sel otot jantung yang mengalami kematian.
Tesis s2 di Biomedik FKUI pun diarahkan agar menyentuh aspek lingkungan mikro sel punca (stem cell niche) dengan sebuah penanda protein di matriks ekstra sel, Tenascin C. Proyek ini pun yang mengantar ke riset sandwich di Jerman dengan beasiswa sandwich Dikti selama 3 bulan. Kembali ke Indonesia untuk melanjutkan proyek yang didanai DRPM(Dewan Riset dan Pengabdian Masyarakat) UI kemudian melanjutkan riset dengan biaya dari DAAD selama 6 bulan kembali di Jerman. Dalam periode ini, saya mendaftar dan ikut tes wawancara program PhD bidang sains regenerasi (stem cell dan tissue engineering). Syukur Alhamdulillah diterima dan berkat dorongan penuh dari keluarga, kini kami sekeluarga telah bersama di Jerman selama hampir 2 tahun dengan beragam kisah. Lika-liku perantauan ini sungguh membawa kami menjadi pembelajar yang mandiri, bekerja se-efektif dan efisien mungkin, mengelola emosi dan perasaan agar tidak reaktif terhadap kondisi lingkungan sosial yang sewaktu-waktu kurang bersahabat. Satu tulisan ini tak cukup untuk mengisahkan perjalanan yang kami alami, oleh karenanya saya akan memfokuskan tulisan ke aspek filosofi sel punca dan perjalanan kehidupan.
Kembali ke topic sel punca, kini riset sel punca berkembang pesat. Ratusan artikel penelitian terbit dalam setahun memberi pencerahan diversitas dan potensi terapi yang dimiliki sel punca. Pemenang hadiah nobel di bidang kedokteran tahun 2012, Sir John B Gurdon dan Prof Shinya Yamanaka mendudukkan posisi stem cell / sel punca sebagai salah satu tonggak ilmiah kedokteran. Mereka telah berhasil membuktikan kemampuan untuk memprogram ulang sel dewasa yang sudah berdiferensiasi akhir ke tahap awal yang lebih muda dan memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi beberapa jenis sel atau jaringan lain (pluripotensi). Potensi ini memunculkan banyak harapan terhadap sel punca sebagai salah satu modalitas terapi untuk jenis penyakit degeneratif yang hingga saat ini masih tergolong terminal atau menjembatani langkanya organ donor untuk transplantasi organ.
Analogi bebas dari sel punca bisa diibaratkan dengan perjalanan hidup kita masing-masing. Tahapan sel punca dengan kemampuan pluripotensi yang dimilikinya adalah tahapan kehidupan kita di mana kita masih mencari identitas, masih memiliki beragam minat, cita-cita, keinginan, visi akan bagaimana hidup kita nantinya. Saat itu, pilihan-pilihan terbuka luas untuk kiprah kita. Semakin muda usia kita, semakin banyak kiranya cita-cita, harapan, keinginan yang membara di dada kita. Bisa dikatakan semakin awal tahapan sel punca, semakin besar kemampuannya berkembang untuk menjadi hampir seluruh bagian dari tubuh kita.
Ingatkah kita akan proses bertemunya ovum dan sperma, membentuk zygot, kemudian membelah dua, empat, delapan, dan seterusnya menjadi kumpulan massa sel yang simetris yakni morula, pada tahap ini semua sel memiliki kemampuan membentuk janin manusia utuh dan plasenta, inilah tahap pluripotensi. Dalam tahapan perkembangan selanjutnya, blastula dengan inner cell mass (sel-sel ini juga masih tergolong pluripoten) dan gastrula dengan terbentuknya lapisan-lapisan primitif (germinal layer) yakni ektoderm, mesoderm dan endoderm. Kemudian masing-masing lapisan primitif ini berkembang menjadi jaringan dan organ yang terbatas kemampuan berkembangnya, hanya satu atau paling banyak 3 atau lebih jenis sel atau jaringan, kemampuan diferensiasi macam ini disebut multipotensi. Dalam perkembangan selanjutnya kemampuan ini pun berkurang menjadi hanya dua jenis (bipotensi) dan akhirnya hanya satu jenis(unipotensi) yang kerap ditemukan dalam jaringan sebagai sel-sel cadangan. Sel cadangan ini akan membelah dan berkembang mengikuti nasib akhirnya (diferensiasi terminal) menjadi satu jenis sel dewasa/matur. Beberapa organ yang memiliki kemampuan regenerasi tinggi seperti liver, permukaan dalam (epitel) saluran cerna, saluran pernafasan, sumsum tulang, kulit memiliki cadangan sel punca yang bersemayam di dalam lingkungan-lingkungan mikro (niche) organ tersebut.
Seperti kita menjalani kehidupan, seperti sel punca juga mengalami nasibnya (fate). Kita bisa bermula dari cita-cita yang beragam dalam hidup kita, ada yang ingin berkiprah di bidang medis, paramedis, manajemen kesehatan, pelayanan publik, pendidikan, pembuat kebijakan, pemimpin, periset, dan lain-lain. Kemampuan diri kita untuk berkembang menjadi beragam cita-cita tersebut seperti pluripotensi sel punca. Muda, penuh potensi dan terlindung dalam sebuah lingkungan mikro yang kondusif. Lingkungan mikro ini bisa jadi keluarga kita, bisa jadi peer group (teman selingkung) kita, bisa jadi organisasi atau institusi di mana kita dididik dan dibina dengan penuh perhatian dan perawatan.
Namun, tentu saja kita tidak bisa selamanya menjadi sel punca, terkurung dalam lingkungan mikro dan menyimpan berjuta mimpi (cita-cita dan visi). Satu waktu, karena faktor internal ataupun eksternal, sel punca pun membelah secara asimetris, salah satu sel anaknya aktif membelah dan berdiferensiasi lanjut menjadi sel cadangan dan setelah mengenali beberapa sinyal di lingkungan eksternal (ke luar niche/ lingkungan mikro) sel tersebut berdiferensiasi akhir menjadi sel dewasa. Pada akhirnya sel punca berkembang sesuai nasibnya (resultan dari sinyal eksternal dan stimuli internal) menuju kedewasaan, dan identitasnya kini sebagai satu entitas sel dewasa di sebuah jaringan dalam satu organ. Proses merantau adalah salah satu bentuk pendewasaan. Dalam perjalanan hidup, seseorang akan mengalaminya, apakah merantau ke kota lain di luar kota kelahirannya, pulau lain atau negara lain. Kita berkembang sesuai nasib kita, dibentuk oleh lingkungan eksternal dan karakter internal kita.
Proses merantau ibaratnya peristiwa diferensiasi, kita mengikuti takdir kita (cell fate) yang telah terprogram di Lauhul Mahfudz. Termaktub dalam Al Qur'an surat Al An'aam ayat 59, Allah Swt berfirman ,"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
Ada kalanya kita berhasil memperoleh keinginan dan cita-cita kita, ada kalanya nasib akhir kita berbeda dari cita-cita awal kita. Firman Allah Swt dalam QS Al Hadiid ayat 22-23, " Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira (*) terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (*)Yang dimaksud dengan terlalu gembira: ialah gembira yang melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan dan lupa kepada Allah.
Dengan hadirnya teknik re-programming, sekarang peristiwa de-diferensiasi bisa berlangsung. Induced pluripotent stem cell (iPS) adalah sel yang telah berdiferensiasi terminal namun diprogram ulang dengan kombinasi faktor transkripsi (Oct-4, Sox-2, Klf-4, myc-C), teknik yang digunakan adalah menginfeksi sel dewasa dengan retrovirus yang membawa materi genetik tersebut untuk berintegrasi ke dalam genom sel target. Lalu, apakah re-programming atau de-diferensiasi ini melawan takdir sel tersebut, mengubah kembali perjalanan sel yang telah mencapai tahap kematangan atau kedewasaannya kembali menjadi sel muda dan penuh potensi menjadi apa saja?
Ini yang saya pelajari dari sains regenerasi. Kita bekerja dalam set eksperimen yang terkontrol. Diawali dengan pertanyaan riset spesifik tentang sebuah fenomena biologis baik in vitro (dalam tabung eksperimen atau kultur sel) maupun in vivo (dalam tubuh organisme/makhluk hidup). Lalu, kita cari kerangka ilmiah, bangunan ilmu yang telah lebih dulu menguraikan fenomena biologis tersebut dan menemukan "batu bata yang masih kosong" dari bangunan ilmu tersebut. Dengan teknik laboratoris yang dimiliki, kita berupaya melakukan eksperimen demi eksperimen untuk menduga bagaimana kiranya batu bata tersebut, menguji hipotesa riset kita akan bagaimana secara biologis (eksperimental lab) mekanisme yang mendasari fenomena tersebut.
iPS bagi ilmuwan sel punca adalah fenomena yang masih terus dikaji dan membuka cakrawala berpikir baru, bahwa ada spektrum peristiwa biologis yang dapat disimulasikan di lab, diferensiasi dan de-diferensiasi. Namun, para ilmuwan stem cell mengakui kondisi-kondisi simulasi di lab belum tentu mewakili peristiwa biologi kompleks yang terjadi di dalam organisme. Secara "Nature" (alamiah), sel yang telah dewasa di organ tubuh manusia tak akan kembali menjadi sel muda lagi, dibutuhkan intervensi berupa eksperimen di lab untuk mem-program ulang sel-sel dewasa dari tubuh manusia (sel fibroblas kulit, sel darah, keratinosit dari akar rambut, dan lain-lain) menjadi iPS dan sekali lagi klon sel iPS ini berada dalam monitoring ketat dan kondisi-kondisi yang sangat terjaga sehingga klon tersebut dapat bertahan sebagai sel punca yang pluripoten. Untuk terapi, baik ilmuwan maupun klinisi di bidang riset iPS sepakat bahwa iPS perlu didiferensiasikan seoptimal mungkin menjadi jenis sel/jaringan yang menjadi target terapi (jaringan otot jantung, sel epitel alveoli paru, sel liver, dan lain-lain) untuk menghindari resiko rejeksi sel/jaringan dari diferensiasi iPS dan terbentuknya tumor(teratoma) oleh iPS yang belum berdiferensiasi. Untuk mentranslasikan penemuan ini ke klinik, masih ada tahapan-tahapan yang perlu dilampaui, pertama diuji ke hewan coba kecil (mencit, tikus) lalu ke uji hewan coba besar baru bisa melangkah ke uji coba manusia. Pada beberapa kasus penyakit genetik kelainan darah yang langka, sudah berlangsung uji coba klinis untuk membuat iPS dengan gen yang telah dikoreksi untuk ditransfusikan kembali ke pasien. Namun, ini terjadi karena kondisi penyakit genetik tersebut sangat letal dan tidak ada pilihan terapi medis lain yang tersedia saat ini.
Merantau et causa Ilmu mengajarkan kita untuk menghidupkan pesan Rasulullah SAW di diri kita. Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda: " Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu pengetahuan di situ, maka Allah akan mempermudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke syurga." (Riwayat Muslim). Bersyukurlah kita yang dalam perjalanan hidup kita telah diprogram untuk merantau et causa Ilmu, semoga kita memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk ummat, Amin.
Proses merantau ibaratnya peristiwa diferensiasi, kita mengikuti takdir kita (cell fate) yang telah terprogram di Lauhul Mahfudz. Termaktub dalam Al Qur'an surat Al An'aam ayat 59, Allah Swt berfirman ,"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
Ada kalanya kita berhasil memperoleh keinginan dan cita-cita kita, ada kalanya nasib akhir kita berbeda dari cita-cita awal kita. Firman Allah Swt dalam QS Al Hadiid ayat 22-23, " Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira (*) terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (*)Yang dimaksud dengan terlalu gembira: ialah gembira yang melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan dan lupa kepada Allah.
Dengan hadirnya teknik re-programming, sekarang peristiwa de-diferensiasi bisa berlangsung. Induced pluripotent stem cell (iPS) adalah sel yang telah berdiferensiasi terminal namun diprogram ulang dengan kombinasi faktor transkripsi (Oct-4, Sox-2, Klf-4, myc-C), teknik yang digunakan adalah menginfeksi sel dewasa dengan retrovirus yang membawa materi genetik tersebut untuk berintegrasi ke dalam genom sel target. Lalu, apakah re-programming atau de-diferensiasi ini melawan takdir sel tersebut, mengubah kembali perjalanan sel yang telah mencapai tahap kematangan atau kedewasaannya kembali menjadi sel muda dan penuh potensi menjadi apa saja?
Ini yang saya pelajari dari sains regenerasi. Kita bekerja dalam set eksperimen yang terkontrol. Diawali dengan pertanyaan riset spesifik tentang sebuah fenomena biologis baik in vitro (dalam tabung eksperimen atau kultur sel) maupun in vivo (dalam tubuh organisme/makhluk hidup). Lalu, kita cari kerangka ilmiah, bangunan ilmu yang telah lebih dulu menguraikan fenomena biologis tersebut dan menemukan "batu bata yang masih kosong" dari bangunan ilmu tersebut. Dengan teknik laboratoris yang dimiliki, kita berupaya melakukan eksperimen demi eksperimen untuk menduga bagaimana kiranya batu bata tersebut, menguji hipotesa riset kita akan bagaimana secara biologis (eksperimental lab) mekanisme yang mendasari fenomena tersebut.
iPS bagi ilmuwan sel punca adalah fenomena yang masih terus dikaji dan membuka cakrawala berpikir baru, bahwa ada spektrum peristiwa biologis yang dapat disimulasikan di lab, diferensiasi dan de-diferensiasi. Namun, para ilmuwan stem cell mengakui kondisi-kondisi simulasi di lab belum tentu mewakili peristiwa biologi kompleks yang terjadi di dalam organisme. Secara "Nature" (alamiah), sel yang telah dewasa di organ tubuh manusia tak akan kembali menjadi sel muda lagi, dibutuhkan intervensi berupa eksperimen di lab untuk mem-program ulang sel-sel dewasa dari tubuh manusia (sel fibroblas kulit, sel darah, keratinosit dari akar rambut, dan lain-lain) menjadi iPS dan sekali lagi klon sel iPS ini berada dalam monitoring ketat dan kondisi-kondisi yang sangat terjaga sehingga klon tersebut dapat bertahan sebagai sel punca yang pluripoten. Untuk terapi, baik ilmuwan maupun klinisi di bidang riset iPS sepakat bahwa iPS perlu didiferensiasikan seoptimal mungkin menjadi jenis sel/jaringan yang menjadi target terapi (jaringan otot jantung, sel epitel alveoli paru, sel liver, dan lain-lain) untuk menghindari resiko rejeksi sel/jaringan dari diferensiasi iPS dan terbentuknya tumor(teratoma) oleh iPS yang belum berdiferensiasi. Untuk mentranslasikan penemuan ini ke klinik, masih ada tahapan-tahapan yang perlu dilampaui, pertama diuji ke hewan coba kecil (mencit, tikus) lalu ke uji hewan coba besar baru bisa melangkah ke uji coba manusia. Pada beberapa kasus penyakit genetik kelainan darah yang langka, sudah berlangsung uji coba klinis untuk membuat iPS dengan gen yang telah dikoreksi untuk ditransfusikan kembali ke pasien. Namun, ini terjadi karena kondisi penyakit genetik tersebut sangat letal dan tidak ada pilihan terapi medis lain yang tersedia saat ini.
Merantau et causa Ilmu mengajarkan kita untuk menghidupkan pesan Rasulullah SAW di diri kita. Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda: " Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu pengetahuan di situ, maka Allah akan mempermudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke syurga." (Riwayat Muslim). Bersyukurlah kita yang dalam perjalanan hidup kita telah diprogram untuk merantau et causa Ilmu, semoga kita memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk ummat, Amin.
Oleh: Jaharuddin
Tak bisa dipungkiri media adalah alat bantu, dan adagium dari alat bantu adalah sangat tergantung untuk apa digunakan. Namun belakangan ini saya merasakan kekhawatiran bahwa sepertinya media sangat berpengaruh, bahkan cendrung sangat berkuasa dalam menentukan arah kebijakan disuatu negara bernama Indonesia.
Cobalah lihat, bagaimana banyak pihak berlomba-lomba untuk tampil dimedia dengan keunikan masing-masing, belakangan ini saya malah melihat sudah mulai dibuat-buat sedemikian rupa keunikan yang pada akhirnya media mau memberitakan atau menayangkannya.
Apakah benar-benar dibutuhkan masyarakat atau tidak, sepertinya tidak terlalu dihiraukan.
Oleh: Jaharuddin
Awalnya saya sebetulnya mau menulis tentang catatan saya tentang proses pelaksanaan S3 di Jerman, yang berdampak terhadap mahasiswa, dan saya melihat lemahnya peran KBRI lebih khusus Atase pendidikan yang ditugaskan negara, yang mungkin salah satu tugasnya adalah melakukan advokasi terhadap mahasiswa Indonesia yang sedang berjuang sekuat tenaga untuk menyelesaikan studinya di Jerman.
Namun, berupaya obyektif, saya akhirnya juga berupaya untuk mengutarakan dampak positif dari kuliah di Jerman, yang mungkin ini juga sudah banyak tulisan yang membahasnya. makanya akhirnya judulnya saya rubah jadi plus minus kuliah di Jerman. Biar specifik dan tidak bias saya mengambil studi kasus Jerman dan pendidikan S3 saja.
Seorang sahabat dari Indonesia, mengirim pesan via facebook, dari sekian banyak percakapan beliau menyanyakan, motong-motong hewan kurban ngak kemarin. Saya jadi tersentak, iya juga ya, disaat sebagian besar umat muslim diseluruh dunia merayakan idul qurban dengan cara menyembelih hewan kurban, kok kayaknya kami disini biasa saja, bertahun-tahun berkurban dengan cara mengirmkan dana ke petugas, selanjutnya biar petugas yang mengurusi.
Tidak salah, namun sepertinya makna dari kurban itu sendiri menjadi tereduksi. Jadi teringat kondisi kurban dinegeri minoritas seperti Jerman. Tidak dengan mudah memotong hewan di Jerman, harus mengikuti standar Jerman (lagi cari tahu persisnya seperti apa). yang jelas pemotongan hewan tidak bisa seenaknya kita seperti kita di Indonesia, kebayangkan misalnya dikampung, kita beternak ayam, bebek, kambing, dan jika ingin dikonsumsi, tinggal ditangkap trus langsung di sembelih.
Jangan pernah membayangkan fragmen seperti itu di Jerman, anda yang berternak ayam, bebek, atau domba, tidak serta merta bisa menyembelih hewannya, jika tidak bersertifikasi dari pemerintah Jerman.
Saking sulitnya, proses pemotongan hewan di Jerman, pernah dengar cerita seorang ustadz terpaksa memotong kambing akikah anaknya di kamar mandi appartemennya, agar mendapatkan daging yang halal. tapi anda bisa kebayang kah, serunya dikamar mandi melakukan pemotongan kambing...:). dan syukur sekali tidak ketahun, kalau ketahuan itu bisa menjadi perkara yang panjang.
Sampai saat ini pemotongan hewan dengan cara Islam masing dipermasalahkan oleh pemerintah Jerman, dianggap masih tidak memperhatikan hak-hak binatang. Sekarang ada peraturan baru yang akan diterapkan beberapa bulan ini, semua resotan yang menjual daging dari pemotongan secara Islam, harus mendapatkan izin khusus dari pemerintah. akhirnya semakin sedikit restoran yang mau menjual daging dari pemotongan yang sesuai dengan Islam.
Teringat, dengan toleransi di Indonesia...jika anda pernah, atua berada di negara dimana Islam menjadi minoritas, maka jika anda mau jujur, maka anda akan mengatakan bahwa toleransi di Indoensia tersebut, patut menjadi contoh bangsa manapun di dunia.
Umat muslim dinegeri minoritas menerima saja jika hak-haknya belum bisa di kabulkan pemerintah, seperti: sulitnya mendirikan masjid, tidak boleh adzan terdengar keluar masjid, walaupun saat bersamaan setiap jam lonceng gereja berbunyi sahut menyahut disekeling kita, kalau alasannya berisik, menganggu orang lain, kenapa lonceng gereja dibolehkan?.
Saat hari raya (idul fitri dan idul adha) jatuh dihari kerja, umat muslim berjibaku mensiasati, agar tetap bisa sholat hari raya, namun saat yang sama, nanti juga bisa ke kantor untuk bekerja, atau kalau yang sudha lama mensiasatinya dengan cara mengambil cuti.
jadi jangan dibayangkan bisa meriah, berlama-lama seperti di Indonesia, dapat saja sholat jama'ah di masjid sudah syukur alhamdulillah.
belum selesai...belum di edit, akan dilanjutkan....
Oleh: Jaharuddin
Kata-kata yang terucap dari orang tua, yang memberikan kesadaran mendalam dari rasa syukur atas capaian-capaian kehidupan. Ada kalanya rasa syukur itu mulai menipis dikala hantaman tantangan kehidupan dari hari kehari semakin menguji nyali rasa syukur dari setiap diri. Padahal banyak sekali hal yang perlu disyukuri dan ini yang sangat penting "sejarah itu tidak bisa dibeli", maksudanya adalah ....
belum selesai....akan dilanjutkan
Hannover, Musim Gugur, 23 Okt 2012
Oleh: Jaharuddin
Sabtu 03.00 dini hari, saya keluar appartemen untuk melaksanakan aktivitas. Appartemen kami terletak dikota tuanya Hannover. Untuk menuju tempat beraktivitas, saya melewati salah satu sudut kota Hannover. Baru pertama kali saya melewati kawasan ini, setahu saya kawasan ini bukan kawasan "red area".
Sabtu 03.00 dini hari, saya keluar appartemen untuk melaksanakan aktivitas. Appartemen kami terletak dikota tuanya Hannover. Untuk menuju tempat beraktivitas, saya melewati salah satu sudut kota Hannover. Baru pertama kali saya melewati kawasan ini, setahu saya kawasan ini bukan kawasan "red area".
Kawasan red area adalah kawasan lokalisasi yang memang dilegalkan oleh pemerintah kota Hannover, hal yang sama juga ada di kota lain di Jerman. Untuk penguna narkoba, disediakan tempat yang dilegalkan, diberi nama "Fix Punk". Fix Punk terletak di bawah jembatan kereta api, terpisah dari perumahan penduduk.
Pada jam segitu, saya menemukan anak-anak muda yang masih bergadang, di cafe, di pingir jalan, di appartemennya dan sebagian dari mereka sedang berusaha dengan tertatih-tatih untuk melangkah pulang, jalan mereka lunglai tidak beraturan. Sebagian yang lain, berusaha untuk menghentikan kendaraan, sepertinya mencari tumpangan sambil berjalan ditengah jalan dengan kondisi lunglai karena mabuk.
Di sisi lain, saya juga menemukan beberapa wanita yang berjejer dipingir jalan, kalau dilihat dari pakaian mereka, saya menduga mereka ini adalah wanita tuna susila. Ternyata Lokalisasi yang dilegalkan dan dipungut pajak darinya tidak menghilangkan wanita tuna susila yang dipinggiran jalan. Beginikah potret generasi muda negara maju?, alkhohol dijual bebas, seks bebas merebak, tempat pelacuran dan narkoba dilegalkan. Apakah ini menjadi solusi?
Di sisi lain, saya juga menemukan beberapa wanita yang berjejer dipingir jalan, kalau dilihat dari pakaian mereka, saya menduga mereka ini adalah wanita tuna susila. Ternyata Lokalisasi yang dilegalkan dan dipungut pajak darinya tidak menghilangkan wanita tuna susila yang dipinggiran jalan. Beginikah potret generasi muda negara maju?, alkhohol dijual bebas, seks bebas merebak, tempat pelacuran dan narkoba dilegalkan. Apakah ini menjadi solusi?
Generasi muda Jerman sedang terancam, indikasinya adalah budaya minum alkhohol, seks bebas, sedikitnya generasi muda yang mau menikah, kalaupun menikah tidak mau mempunyai anak, menikah dan berkeluarga tidak lagi menjadi penting, implikasinya adalah pertumbuhan penduduk Jerman minus. Kalau anda menjumpai anak-anak kecil, coba anda perhatikan dengan cermat, apakah asli Jerman, ataukah imigran. Biasanya sebagian besar mereka adalah imigran.
Memprihatinkan, disaat pertumbuhan penduduk minus, kalaupun ada generasi muda yang tumbuh menjadi remaja dan dewasa, mereka digerogoti oleh budaya yang tidak sehat, dan lebih parah lagi banyak yang ateis.
Sebenarnya pemerintah Jerman, sudah mengetahui dengan pasti gejala ini, dan muncullah program untuk menstimulan setiap orang untuk menikah, berkeluarga dan mempunyai anak, seperti adanya tunjangan anak-anak, tunjangan untuk orang tua agar bisa mengasuh anak, peraturan ketenaga kerjaan yang akomodatif bagi orang tua dan seterusnya. Namun, ternyata stimulan ini malah dinikmati oleh para imigran.
Budaya hidup mereka telah terbentuk sedari awal, sebagai manusia bebas, tidak mau ada kekangan pernikahan, anak-anak. Mereka serius bekerja dan saatnya nanti menikmati liburan dan masa tuanya dengan tenang, sampai meninggal. Terkadang miris melihat ada seorang ibu tua, tertatih-tatih berjalan sendirian mengisi masa-masa tuanya, terkadang saya bertanya didalam hati dimana anak-anak mereka?, atau bisa jadi mereka tidak punya anak. Sudah menjadi cerita lumrah, seseorang yang sudah tua renta tinggal sendiri di appartemennya sampai meninggal tanpa ditemanin oleh siapapun, dan meninggalnya pun diketahui jika koran langanannya atau surat menyurat sudah menumpuk di kotak suratnya, itu pertanda bahwa si penghuni rumah/apartemen sudah tiada.
Pertanyaan selanjutnya, kalau begitu kok sampai sekarang Jerman, masih dikenal sebagai negara kuat dan negara mapan serta maju?. Benar, saat inipun Jerman merupakan pilar utama uni eropa, disaat negara-negara eropa lainnya berjibaku melawan krisis, Jerman masih berdiri tegar dan kuat, bahkan menjadi pahlawan yang diharapkan kehadirannya dalam setiap krisis yang mengerogoti negara eropa yang lain.
Negara Jerman, telah membangun bangsanya dengan sistim sosialis demokrat yang sudah mapan, dan saat ini walaupun generasi mudanya mulai rusak, sistim yang dibangun masih bekerja efektif, dan mereka mampu membangun budaya unggul dalam bekerja, sehingga saat mereka bekerja, mereka serius dan profesional, yang pada akhirnya menghasilkan produk berkualitas nomor wahid dunia. Namun sampai kapan?, kita lihat saja, saya menduga ketika ekonomi mereka suatu hari bermasalah, akan muncul dampak rentetan selanjutnya, yang memprihatinkan.
Pelajaran
Indonesia yang membentang dari Sabang sampai dengan Merauke merupakan bangsa besar. Telah nyata kerusakan negara-negara besar di saat mereka mencampakkan agama dalam pembangunannya. Saat ini mereka sedang menghadapi masalah-masalah besar yang bisa jadi menyebabkan runtuhnya tatanan sosial masyarakatnya. Budaya meminum alkhohol, Seks bebas, punya anak tanpa diikat pernikahan, tidak mau menikah, atau bahkan tidak mau mempunyai anak, merupakan budaya yang merebak dinegara maju seperti Jerman, negara eropa lainnya, Amerika dan Jepang.
Saatnya nanti akan menjadi bom waktu yang membuat tatanan yang telah dibangun lama menjadi berkeping-keping dan susah untuk dipulihkan kembali. Untuk itu, Indonesia tidak perlu jatuh pada kesalahan yang sama, tidak ada yang melarang bahwasanya pembangunan di Indonesia unik dan tidak mencontoh persis pembangunan di negara lain.
Keadilan dan Kesejahteraan harus dihadirkan, menyamai negara maju, namun Indonesia tetap unik yaitu memegang teguh nilai agama yang pasti kebenarannya. Bagi anda yang beragama Islam, semakin anda sejahtera semakin mendekatlah dengan Islam, sehingga anda maju, modern, tanpa perlu menghilangkan identitas agama anda. Hal yang sama juga bagi agama lain. Negara Indonesia harus maju, sejahtera dan berkeadilan. Ini menjadi modal untuk menjadi negara besar. Upaya-upaya yang menjauhkan bangsa Indonesia dari agamanya harus menjadi musuh bersama dari setiap anak bangsa. Bisa jadi, negara-negara yang maju saat ini, akan belajar ke Indonesia mengkombinasikan antara kesejahteraan, keadilan, modern dan religius. Tinggal mewariskan kepada generasi selanjutnya bahwa anda beruntung dilahirkan dari rahim bangsa besar bernama Indonesia.
Merdeka !!!,.:) , semoga bermanfaat.
Hannover, Musim Gugur, 19 Oktober 2012
foto: http://media.viva.co.id |
Beberapa hari ini deman Jokowi melanda masyarakat Jakarta, saya yang memiliki KTP Jakarta namun sedang tidak mukim di Jakarta pun akhirnya juga ikut senang mengklik berita, tindak tanduk dan sepak terjang yang dilakukan Jokowi dan Dahlan Iskan.
Ketika Pilkada DKI kemarin, saya bukanlah pendukung Jokowi, jagoan saya kalah dalam pertarungan, dan dengan besar hati menerima kekalahan, dan sekarang Jokowilah sebagai pemenang. Yang menarik bagi saya adalah gejala sebelum dan setelah terpilihnya Jokowi. Masyarakat sangat mengelu-elukan beliau, bahkan menurut pandangan subyektif saya, beliau lebih dielu-elukan oleh penduduk Jakarta bila dibandingkan pejabat lainnya, mengapa?, gejala apakah yang sedang terjadi dalam hati dan perasaan masyarakat kita?
Awalnya saya melihat gejala Jokowi adalah persepsi yang terbentuk di masyarakat yang sengaja ataupun tidak, di munculkan oleh media dan konsultan politik. Sepertinya persepsi tersebut belum tentu benar 100%. Lebih dalam saya melihat, ternyata ada fenomena berjaraknya pejabat publik dan rakyat yang telah berlangsung lama sejak Indonesia merdeka, dan di era reformasi ini muncul rasa rindu yang mendalam masyarakat terhadap pejabat publik yang benar-benar mau merasakan kesusahan rakyat. Masyarakat benar-benar rindu dengan pejabat yang apa adanya, pejabat yang tidak minta dilayani, pejabat yang menggunakan pakaian, kendaraan, dan fasilitas lainnya, sama dengan masyarakat kebanyakan, walaupun saat yang sama dia mampu, mempunyai dan halal mengunakan fasilitas yang lebih dari yang dia gunakan.
Masyarakat sepertinya sudah lelah dengan berbagai permainan sinetron yang selama ini diperankan oleh banyak pihak termasuk pejabat publik. Timbul gejala ketidak percayaan masyarakat terhadap pejabat yang membangun citra dirinya berpendidikan, pintar, cerdas, dan embel-embel lainnya. Konon saat menjelang pemilu dan pilkada seorang calon legislatif maupun eksekutif bersegera untuk menambah gelar akademiknya, biar saat kampanye kelihatan lebih menyakinkan, misalnya gelar sarjana, master, doktor, bahkan profesor.
Yang terjadi saat ini malahan sebaliknya, gelar-gelar akademik tersebut sepertinya telah membuat rakyat bosan, karena kenyataannya orang-orang berpendidikan, pintar, cerdas tersebut terlalu elitis, pintar beretorika, namun sedikit manfaat yang dirasakan rakyat kebanyakan. Pada saat kampanye janji-janji manis ditawarkan kepada rakyat, setelah terpilih, lupa akan janji-janjinya, dan kalau ditagih, sangat pintar menjawab dengan retorika, yang bisa jadi memang logis dan menyakinkan, sampai-sampai masyarakat kalah dalam beretorika.
Bahkan dari sisi penampilan dan wajah pun saat ini mempengaruhi, apakah wajah mereka mewakili dari kalangan yang pernah merasakan pahit getirnya kehidupan atau tidak, dan akan sangat membantu jika saat ini pun diwajah-wajah mereka masih terlihat dengan jelas, goresan pahit getirnya perjuangan kehidupan yang mereka lakukan. Melalui media ini, akhirnya masyarakat menarik kesimpulan, bahwa apa yang dijanjikan lebih masuk akal dan yakin dilaksanakan.
Bahkan dari sisi penampilan dan wajah pun saat ini mempengaruhi, apakah wajah mereka mewakili dari kalangan yang pernah merasakan pahit getirnya kehidupan atau tidak, dan akan sangat membantu jika saat ini pun diwajah-wajah mereka masih terlihat dengan jelas, goresan pahit getirnya perjuangan kehidupan yang mereka lakukan. Melalui media ini, akhirnya masyarakat menarik kesimpulan, bahwa apa yang dijanjikan lebih masuk akal dan yakin dilaksanakan.
Implikasi masa transisi
Ini adalah implikasi masa transisi dari masa berjaraknya pejabat publik dengan rakyat, ke masa menyatunya pejabat publik dengan rakyatnya, dan ini baik untuk demokrasi di Indonesia, akan mendorong setiap orang yang mau menjadi pejabat publik untuk benar-benar mau merasakan pahit getirnya kehidupan pada masyarakat bawah, yang saat ini masih dominan di Indonesia.
Tetap difahami ini adalah budaya masa transisi yang terus harus dikawal, jangan sampai pilihan rakyat dijatuhkan pada hal-hal yang sebenarnya artificial, dalam sistim demokrasi idealnya pejabat publik yang terpilih adalah dari jalur partai politik yang kuat, karena ini penting untuk memastikan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh eksekutif didukung penuh oleh legislatif yang menjadi perwakilan rakyat secara formal, idealnya pemimpin itu adalah pemimpin yang sholeh, berpendidikan, cerdas, benar-benar mau merasakan keluhan masyarakat bawah, saat yang sama mempunyai kekuatan dan dukungan yang kuat untuk menuntaskan program-program yang benar-benar dirasakan rakyatnya.
Pada saat ini, lembaga-lembaga yang seharusnya dimuliakan, namun dicoreng moreng dengan berbagai kasus yang mereka buat sendiri, legislatif tidak mendapatkan simpati dari rakyat, yudikatif juga demikian, eksekutifpun sama, termasuk sebagian partai politik yang merupakan pilar demokrasipun juga demikian. Akhirnya masyarakat seperti tidak mempunyai alternatif yang tepat untuk menyalurkan aspirasinya. Aspirasi masyarakat disalurkan melalui media, unjuk rasa dan perlawanan terhadap pihak-pihak yang dianggap tidak mampu mewakili aspirasi masyarakat bawah.
Maka tidak aneh, saat ini masyarakat mudah terpancing, mudah terpicu dan sangat bersimpati ketika satu-satunya lembaga yang dianggap masih bisa diharapkan seperti KPK dizholimi, maka rakyat berbondong-bondong untuk membelanya, fenomena ini pulalah yang terjadi dengan Jokowi. Jokowi mendapatkan pembelaan yang besar dari rakyat karena di anggap orang-orang yang menghidupkan pelita perbaikan di Jakarta, dan begitu juga dengan Dahlan Iskan, beliau juga dianggap orang-orang yang memberikan harapan pada masyarakat, dan masyarakat percaya mereka adalah orang-orang yang tidak hanya beretorika, namun mereka adalah orang-orang yang mau dan mampu melaksanakannya. Jangan heran jika suatu saat ada pihak-pihak yang menghambat dan menganggu tokoh-tokoh yang menghidupkan pelita harapan masyarakat ini, masyarakat akan menjadi tameng dalam membela tokoh-tokoh ini.
Pelajaran
Dari kasus ini semua pihak hendaknya mengambil pelajaran bahwa, saat ini masyarakat rindu perbaikan yang bukan pada tataran retorika dan angka-angka yang tidak dirasakan masyarakat bawah. Tidak ada manfaatnya bagi masyarakat bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia 6,7% pada saat AS dan Eropa bergejolak, transaksi bursa efek Indonesia Rp. 5,8 triliun perhari, Indonesia masuk menjadi negara G20, dan seterusnya. Masyarakat memerlukan sisi riil dari pembangunan, seperti tidak macet, banjir berkurang, setiap anak usia sekolah wajib sekolahkan dengan fasilitas penuh dari pemerintah, kesehatan murah dan mudah didapatkan dan pejabat yang tidak berjarak dengan masyarakat. Wallahu alam bishawab.
hanya secuil catatan sederhana, semoga bermanfaat.
Hannover, Musim gugur, 17 Okt 2012
Ini adalah implikasi masa transisi dari masa berjaraknya pejabat publik dengan rakyat, ke masa menyatunya pejabat publik dengan rakyatnya, dan ini baik untuk demokrasi di Indonesia, akan mendorong setiap orang yang mau menjadi pejabat publik untuk benar-benar mau merasakan pahit getirnya kehidupan pada masyarakat bawah, yang saat ini masih dominan di Indonesia.
Tetap difahami ini adalah budaya masa transisi yang terus harus dikawal, jangan sampai pilihan rakyat dijatuhkan pada hal-hal yang sebenarnya artificial, dalam sistim demokrasi idealnya pejabat publik yang terpilih adalah dari jalur partai politik yang kuat, karena ini penting untuk memastikan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh eksekutif didukung penuh oleh legislatif yang menjadi perwakilan rakyat secara formal, idealnya pemimpin itu adalah pemimpin yang sholeh, berpendidikan, cerdas, benar-benar mau merasakan keluhan masyarakat bawah, saat yang sama mempunyai kekuatan dan dukungan yang kuat untuk menuntaskan program-program yang benar-benar dirasakan rakyatnya.
Pada saat ini, lembaga-lembaga yang seharusnya dimuliakan, namun dicoreng moreng dengan berbagai kasus yang mereka buat sendiri, legislatif tidak mendapatkan simpati dari rakyat, yudikatif juga demikian, eksekutifpun sama, termasuk sebagian partai politik yang merupakan pilar demokrasipun juga demikian. Akhirnya masyarakat seperti tidak mempunyai alternatif yang tepat untuk menyalurkan aspirasinya. Aspirasi masyarakat disalurkan melalui media, unjuk rasa dan perlawanan terhadap pihak-pihak yang dianggap tidak mampu mewakili aspirasi masyarakat bawah.
Maka tidak aneh, saat ini masyarakat mudah terpancing, mudah terpicu dan sangat bersimpati ketika satu-satunya lembaga yang dianggap masih bisa diharapkan seperti KPK dizholimi, maka rakyat berbondong-bondong untuk membelanya, fenomena ini pulalah yang terjadi dengan Jokowi. Jokowi mendapatkan pembelaan yang besar dari rakyat karena di anggap orang-orang yang menghidupkan pelita perbaikan di Jakarta, dan begitu juga dengan Dahlan Iskan, beliau juga dianggap orang-orang yang memberikan harapan pada masyarakat, dan masyarakat percaya mereka adalah orang-orang yang tidak hanya beretorika, namun mereka adalah orang-orang yang mau dan mampu melaksanakannya. Jangan heran jika suatu saat ada pihak-pihak yang menghambat dan menganggu tokoh-tokoh yang menghidupkan pelita harapan masyarakat ini, masyarakat akan menjadi tameng dalam membela tokoh-tokoh ini.
Pelajaran
Dari kasus ini semua pihak hendaknya mengambil pelajaran bahwa, saat ini masyarakat rindu perbaikan yang bukan pada tataran retorika dan angka-angka yang tidak dirasakan masyarakat bawah. Tidak ada manfaatnya bagi masyarakat bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia 6,7% pada saat AS dan Eropa bergejolak, transaksi bursa efek Indonesia Rp. 5,8 triliun perhari, Indonesia masuk menjadi negara G20, dan seterusnya. Masyarakat memerlukan sisi riil dari pembangunan, seperti tidak macet, banjir berkurang, setiap anak usia sekolah wajib sekolahkan dengan fasilitas penuh dari pemerintah, kesehatan murah dan mudah didapatkan dan pejabat yang tidak berjarak dengan masyarakat. Wallahu alam bishawab.
hanya secuil catatan sederhana, semoga bermanfaat.
Hannover, Musim gugur, 17 Okt 2012
Oleh: Jaharuddin
Kuliah di luar negeri salah satu idaman dari banyak orang, dengan kuliah diluar negeri, banyak hal yang didapatkan, mulai dari fasih berbahasa asing, sampai pengalaman baru tentang studi dan budaya bangsa lain. Suatu peluang sekaligus tantangan bagi anda yang benar-benar berniat untuk kuliah di luar negeri, apalagi bagi anda yang sudah berkeluarga dan punya anak.
Dibutuhkan persiapan matang dalam merencanakan keberangkatan keluarga, sehingga saat anda sampai di luar negeri, keluarga anda bisa lebih nyaman dalam menjalani kehidupan baru. Berikut ini adalah sepenggal pengalaman saya sendiri yang bisa jadi bermanfaat bagi anda semua yang berniat atau sedang merencanakan diri untuk studi ke luar negeri.
Perlu disadari bahwa, studi di luar negeri berbeda dengan berliburan, karena studi sesungguhnya adalah bagian dari perjuangan untuk sukses, adakalanya dibutuhkan perjuangan dan energi lebih agar pasangan anda bisa sukses, dibutuhkan ketangguhan perencanaan finansial, studi, kemandirian untuk sukses studi di luar negeri. Bahwasanya saat anda studi anda mendapatkan peluang yang relatif lebih murah dan mudah untuk mengunjungi objek wisata di luar negeri, itu adalah bonus yang anda dapatkan karena sedang berada di negeri orang.
Beberapa catatan penting untuk diperhatikan adalah: (1). Selagi anda masih di tanah air, berusahalah untuk mengidentifikasi keahlian apa yang anda miliki yang bisa anda kembangkan secara mandiri, karena diluar negeri nantinya anda akan menghadapi lingkungan yang berbeda dan fasilitas yang berbeda dari situasi anda di tanah air. Seperti, bagi anda yang sebelumnya bekerja, maka situasinya akan sangat berbeda, bisa jadi ditanah air anda sudah mempunyai anak buah, fasilitas, kantor, dan berbagai kemudahan lainnya, namun di luar negeri anggaplah semua itu tidak anda miliki, namun anda harus survive, keahlian seperti web design, menulis, mengedit naskah, mentranslate naskah/artikel, mengisi kajian, mengisi training, ...dan keahlian lainnya, bisa menjadi alternatif anda untuk dikerjakan. Jika anda masih di tanah air, gunakan waktu menunggu untuk menyiapkan keahlian anda. (2). Dahulukan penataan keluarga baru anda memulai langkah-langkah aktualisasi diri. Bagi anda yang sudah berkeluarga, apalagi mempunyai anak. Anda rencanakan tentang pendidikan anak terlebih dahulu, dan tunggulah sampai stabil, setelah anak-anak merasakan cocok dengan lingkungan dan sekolah barunya, baru anda melangkah untuk bekerja mandiri. (3). Secepatnya bergabung dengan komunitas Indonesia yang ada di kota anda, karena melalui komunitas ini anda akan mendapatkan informasi tentang budaya hidup, dan tips kehidupan di tempat baru.
Inspirasi
Untuk Inspirasi awal bagi anda yang akan menempuh kehidupan baru di luar negeri, berikut beberapa alternatif yang bisa anda lakukan: (1). Menjadi perwakilan lembaga yang berasal dari Indonesia yang diduga membutuhkan perwakilan di kota/negara pasangan anda sedang studi, misalnya perwakilan Badan Amil dan Zakat, LSM, dan lembaga lainnya. (2). Membuat lembaga penyedia layanan wisata, jika terkendala dengan perizinan, anda tinggal mengandeng salah satu warga Indonesia yang sudah menjadi permanent residence di negara tersebut, jadi perizinan bisa atas nama orang tersebut. (3). Menjajaki ekspor dan impor produk Indonesia ke negara pasangan anda melanjutkan studi, untuk peluang ini, anda bisa berdiskusi lebih dalam dan detil dengan atase ekonomi di kedutaan atau Konsulat yang ada dikota/didekat anda. (4). Menjadi guru privat bahasa Indonesia. Bisa jadi, ada warga kota anda yang juga membutuhkan tenaga untuk mengajarkan bahasa Indonesia, misalnya karena akan ada kunjungan ke Indonesia, atau bahkan beliau tertarik untuk bekerja dan menetap di Indonesia. Indonesia adalah negara besar, dan saya merasakan respon yang baik dari beberbagai kalangan terhadap Indonesia, apalagi saat ini perekonomian Indonesia semakin tumbuh dan terus menunjukkan kinerja yang baik, dan Indonesia ditopang dengan kekayaan sumber daya alam dan jumlah manusia yang banyak sebagai pasar potensial, jadi peluang tersebut semakin terbuka. (5). Menulis. Banyak hal yang bisa anda tulis, mulai dari pengamatan anda terhadap budaya yang berbeda, pengalaman anda, atau mungkin keahlian anda yang belum sempat anda tuliskan. Dan ini bisa anda lakukan dengan mandiri, pastikan tulisan anda disimpan secara rapi dan setelah dirasa memadai, tawarkan naskahnya ke penerbit, bisa anda tawarkan ke Indonesia atau luar negeri sesuai naskah yang anda tulis. (6). Menulis Skenario. Menulis skenario merupakan alternatif selanjutnya, anda tulis, dan selanjutnya bisa anda tawarkan ke Production Hause (PH), bisa dalam bentuk film, sinetron, atau ide acara, yang jelas pesan dari saya adalah tulislah sesuatu yang anda duga memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan Indonesia, bukan sebaliknya. (7). Aplikasi studi/beasiswa. Jika memungkinkan dan musyawarah dalam keluarga anda memutuskan anda bisa juga melanjutkan studi, maka tidak ada salahnya anda juga berusaha untuk mendaftarkan diri ke kampus, dan sekalian mencari beasiswa untuk studi anda. (8). Belajar bahasa. Tidak bisa dipungkiri, karena anda hidup dilingkungan asing, maka penguasaan bahasa menjadi penting, belajar bahasa menjadi alternatif yang bisa anda lakukan agar anda lebih mudah mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan lingkungan anda. (9). Membuat Tempat penitipan anak untuk orang Indonesia. Alternatif ini juga bisa anda lakukan, untuk menjawab kebutuhan suami istri yang sama-sama studi atau bekerja, jika anda kreatif, bisa dikembangkan dengan menambahkan pelajaran yang bermanfaat seperti baca tulis al-Qur'an, mendongeng, bermain bersama, dll. (10). Bekerja paruh waktu. Jika visa anda membolehkan anda bekerja, maka manfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, jika waktu yang anda miliki tidak penuh, maka carilah pekerjaan paruh waktu, sehingga waktu anda terisi secara produktif, saat yang sama anda mendapatkan tambahan pendapatan, yang bisa membantu keluarga anda, atau menjadi tabungan anda untuk bisa liburan keluarga ke negara lain, atau menjadi tabungan untuk diinvestasikan di tanah air. Beberapa alternatif pekerjaan paruh waktu ini seperti : membantu di International Office Universitas, perpustakaan, laboratorium, di bandara, atau pekerjaan lainnya seperti distribusi surat kabar, iklan, dll. Jika anda terkendala dengan izin kerja, dalam beberapa kasus saya menemukan cara dengan mengunakan izin kerja mahasiswa, misalnya mengunakan izin kerja paruh waktu pasangan anda yang sedang studi. (11). Jika anda hobi dan pintar memasak, ini juga bisa menjadi alternatif, anda bisa membuat kue, memasak makanan, membuat minuman, dan tawarkan ke restoran, cafe untuk menerima produk anda.
Ini beberapa alternatif yang bisa anda lakukan, dan bisa anda kembangkan sesuai dengan pengetahuan dan kreatifitas anda. Yang jelas saya ikut bangga jika anda dan pasangan akhirnya sukses dalam studi dan kembali ketanah air untuk berkontribusi nyata dan lebih besar untuk pembangunan Indonesia.Amin ya robbil alamin.
semoga bermanfaat.
Hannover, Musim Gugur, 15 Oktober 2012
Kuliah di luar negeri salah satu idaman dari banyak orang, dengan kuliah diluar negeri, banyak hal yang didapatkan, mulai dari fasih berbahasa asing, sampai pengalaman baru tentang studi dan budaya bangsa lain. Suatu peluang sekaligus tantangan bagi anda yang benar-benar berniat untuk kuliah di luar negeri, apalagi bagi anda yang sudah berkeluarga dan punya anak.
Dibutuhkan persiapan matang dalam merencanakan keberangkatan keluarga, sehingga saat anda sampai di luar negeri, keluarga anda bisa lebih nyaman dalam menjalani kehidupan baru. Berikut ini adalah sepenggal pengalaman saya sendiri yang bisa jadi bermanfaat bagi anda semua yang berniat atau sedang merencanakan diri untuk studi ke luar negeri.
Perlu disadari bahwa, studi di luar negeri berbeda dengan berliburan, karena studi sesungguhnya adalah bagian dari perjuangan untuk sukses, adakalanya dibutuhkan perjuangan dan energi lebih agar pasangan anda bisa sukses, dibutuhkan ketangguhan perencanaan finansial, studi, kemandirian untuk sukses studi di luar negeri. Bahwasanya saat anda studi anda mendapatkan peluang yang relatif lebih murah dan mudah untuk mengunjungi objek wisata di luar negeri, itu adalah bonus yang anda dapatkan karena sedang berada di negeri orang.
Beberapa catatan penting untuk diperhatikan adalah: (1). Selagi anda masih di tanah air, berusahalah untuk mengidentifikasi keahlian apa yang anda miliki yang bisa anda kembangkan secara mandiri, karena diluar negeri nantinya anda akan menghadapi lingkungan yang berbeda dan fasilitas yang berbeda dari situasi anda di tanah air. Seperti, bagi anda yang sebelumnya bekerja, maka situasinya akan sangat berbeda, bisa jadi ditanah air anda sudah mempunyai anak buah, fasilitas, kantor, dan berbagai kemudahan lainnya, namun di luar negeri anggaplah semua itu tidak anda miliki, namun anda harus survive, keahlian seperti web design, menulis, mengedit naskah, mentranslate naskah/artikel, mengisi kajian, mengisi training, ...dan keahlian lainnya, bisa menjadi alternatif anda untuk dikerjakan. Jika anda masih di tanah air, gunakan waktu menunggu untuk menyiapkan keahlian anda. (2). Dahulukan penataan keluarga baru anda memulai langkah-langkah aktualisasi diri. Bagi anda yang sudah berkeluarga, apalagi mempunyai anak. Anda rencanakan tentang pendidikan anak terlebih dahulu, dan tunggulah sampai stabil, setelah anak-anak merasakan cocok dengan lingkungan dan sekolah barunya, baru anda melangkah untuk bekerja mandiri. (3). Secepatnya bergabung dengan komunitas Indonesia yang ada di kota anda, karena melalui komunitas ini anda akan mendapatkan informasi tentang budaya hidup, dan tips kehidupan di tempat baru.
Inspirasi
Untuk Inspirasi awal bagi anda yang akan menempuh kehidupan baru di luar negeri, berikut beberapa alternatif yang bisa anda lakukan: (1). Menjadi perwakilan lembaga yang berasal dari Indonesia yang diduga membutuhkan perwakilan di kota/negara pasangan anda sedang studi, misalnya perwakilan Badan Amil dan Zakat, LSM, dan lembaga lainnya. (2). Membuat lembaga penyedia layanan wisata, jika terkendala dengan perizinan, anda tinggal mengandeng salah satu warga Indonesia yang sudah menjadi permanent residence di negara tersebut, jadi perizinan bisa atas nama orang tersebut. (3). Menjajaki ekspor dan impor produk Indonesia ke negara pasangan anda melanjutkan studi, untuk peluang ini, anda bisa berdiskusi lebih dalam dan detil dengan atase ekonomi di kedutaan atau Konsulat yang ada dikota/didekat anda. (4). Menjadi guru privat bahasa Indonesia. Bisa jadi, ada warga kota anda yang juga membutuhkan tenaga untuk mengajarkan bahasa Indonesia, misalnya karena akan ada kunjungan ke Indonesia, atau bahkan beliau tertarik untuk bekerja dan menetap di Indonesia. Indonesia adalah negara besar, dan saya merasakan respon yang baik dari beberbagai kalangan terhadap Indonesia, apalagi saat ini perekonomian Indonesia semakin tumbuh dan terus menunjukkan kinerja yang baik, dan Indonesia ditopang dengan kekayaan sumber daya alam dan jumlah manusia yang banyak sebagai pasar potensial, jadi peluang tersebut semakin terbuka. (5). Menulis. Banyak hal yang bisa anda tulis, mulai dari pengamatan anda terhadap budaya yang berbeda, pengalaman anda, atau mungkin keahlian anda yang belum sempat anda tuliskan. Dan ini bisa anda lakukan dengan mandiri, pastikan tulisan anda disimpan secara rapi dan setelah dirasa memadai, tawarkan naskahnya ke penerbit, bisa anda tawarkan ke Indonesia atau luar negeri sesuai naskah yang anda tulis. (6). Menulis Skenario. Menulis skenario merupakan alternatif selanjutnya, anda tulis, dan selanjutnya bisa anda tawarkan ke Production Hause (PH), bisa dalam bentuk film, sinetron, atau ide acara, yang jelas pesan dari saya adalah tulislah sesuatu yang anda duga memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan Indonesia, bukan sebaliknya. (7). Aplikasi studi/beasiswa. Jika memungkinkan dan musyawarah dalam keluarga anda memutuskan anda bisa juga melanjutkan studi, maka tidak ada salahnya anda juga berusaha untuk mendaftarkan diri ke kampus, dan sekalian mencari beasiswa untuk studi anda. (8). Belajar bahasa. Tidak bisa dipungkiri, karena anda hidup dilingkungan asing, maka penguasaan bahasa menjadi penting, belajar bahasa menjadi alternatif yang bisa anda lakukan agar anda lebih mudah mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan lingkungan anda. (9). Membuat Tempat penitipan anak untuk orang Indonesia. Alternatif ini juga bisa anda lakukan, untuk menjawab kebutuhan suami istri yang sama-sama studi atau bekerja, jika anda kreatif, bisa dikembangkan dengan menambahkan pelajaran yang bermanfaat seperti baca tulis al-Qur'an, mendongeng, bermain bersama, dll. (10). Bekerja paruh waktu. Jika visa anda membolehkan anda bekerja, maka manfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, jika waktu yang anda miliki tidak penuh, maka carilah pekerjaan paruh waktu, sehingga waktu anda terisi secara produktif, saat yang sama anda mendapatkan tambahan pendapatan, yang bisa membantu keluarga anda, atau menjadi tabungan anda untuk bisa liburan keluarga ke negara lain, atau menjadi tabungan untuk diinvestasikan di tanah air. Beberapa alternatif pekerjaan paruh waktu ini seperti : membantu di International Office Universitas, perpustakaan, laboratorium, di bandara, atau pekerjaan lainnya seperti distribusi surat kabar, iklan, dll. Jika anda terkendala dengan izin kerja, dalam beberapa kasus saya menemukan cara dengan mengunakan izin kerja mahasiswa, misalnya mengunakan izin kerja paruh waktu pasangan anda yang sedang studi. (11). Jika anda hobi dan pintar memasak, ini juga bisa menjadi alternatif, anda bisa membuat kue, memasak makanan, membuat minuman, dan tawarkan ke restoran, cafe untuk menerima produk anda.
Ini beberapa alternatif yang bisa anda lakukan, dan bisa anda kembangkan sesuai dengan pengetahuan dan kreatifitas anda. Yang jelas saya ikut bangga jika anda dan pasangan akhirnya sukses dalam studi dan kembali ketanah air untuk berkontribusi nyata dan lebih besar untuk pembangunan Indonesia.Amin ya robbil alamin.
semoga bermanfaat.
Hannover, Musim Gugur, 15 Oktober 2012
Tulisan ini terinspirasi dari beratnya melaksanakan sholat shubuh berjama'ah di masjid. Di negara minoritas seperti Jerman dibumbui dengan cuaca yang dinggin ketika memasuki musim gugur dan cuaca sampai pada titik beku jika musim dinggin. Padahal banyak diantara kita yang tahu mengenai keutamaan sholat shubuh, salah satunya hadist Rasulullah yang artinya "Barang siapa yang melaksanakan sholat Isya secara berjama'ah, maka ia seperti sholat malam separoh malam. Dan barang siapa yang melaksanakan sholat Shubuh berjama'ah, maka ia seperti sholat malam satu malam penuh" (HR Muslim).
Dalam hadist lain dikatakan bahwa, keutamaan melaksanakan sholat shubuh berjama'ah yaitu akan mendapatkan sumber cahaya dihari kiamat yang akan menerangi hingga mereka masuk surga. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, "Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya dan Shubuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat". HR . Abu Dawud, At Tarmidzi, dan Ibnu Majah.
Dan begitu pula sholat sunnah sebelum (qobla) sholat fardhu shubuh, juga mempunyai keutamaan. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda "Sholat sunnah dua rakaat sebelum sholat shubuh lebih baik dari seluruh dunia dan isinya". Diriwayatkan dari Aisyah ra ia berkata "Tidak ada sholat sunnah yang lebih diperhatikan Rasulullah SAW selain sholat sunnah sebelum shubuh" (HR Bukhari).
Dan begitu pula sholat sunnah sebelum (qobla) sholat fardhu shubuh, juga mempunyai keutamaan. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda "Sholat sunnah dua rakaat sebelum sholat shubuh lebih baik dari seluruh dunia dan isinya". Diriwayatkan dari Aisyah ra ia berkata "Tidak ada sholat sunnah yang lebih diperhatikan Rasulullah SAW selain sholat sunnah sebelum shubuh" (HR Bukhari).
Dan masih banyak manfaat lainnya dari sholat shubuh seperti mengejar berkahnya shubuh, menghilangkan rasa malas, memperlancar aliran darah untuk kesehatan, dan manfaat lainnya. Saya fikir banyak ulasan yang membahas manfaat sholat shubuh, namun sepertinya belum mampu mengerakkan banyak orang untuk memaksa dirinya agar bangun sebelum shubuh dan bergerak menghalau berbagai rintangan yang menghadang untuk datang ke masjid, bersimpuh dihadapan Allahu robbi sebagai bentuk penghambaan, dan mengakui maha besar, maha pemurah, maha tahu, serta berbagai sifat maha lainnya Allah.
Di Indonesia saja, yang udaranya kondusif, jamaah sholat shubuh rata-rata satu shaf, apalagi di Jerman, saat musim gugur dan dinggin, semakin sedikit, apalagi disini masjid tidak bisa ditemui dengan mudah. Kalau keutamaannya tentunya disamping keutamaan yang tadi sebagiannya saya sebutkan di atas, untuk kasus Jerman saya fikir semakin besar lagi keutamaannya, karena harus menghalau udara dinggin yang menusuk sampai ketulang dan mendatangi masjid yang bisa jadi jauh dari rumah, tentulah Allah tidak akan pernah lalai untuk menghitung jerih payah dan usaha yang dilakukan ummatnya dalam rangka beribadah kepadanya.
Beberapa hari ini, saya menemukan orang-orang yang ternyata telah melaksanakan aktivitas bekerja di kota Hannover, Jerman, sebelum waktu sholat shubuh. Saya teringat dulu, di Jakarta beberapa kali pulang dari pengajian sekitar pukul 02.00 dini hari, saya sering berpapasan dengan para pedagang yang sudah bergerak untuk kepasar menjual dagangannya, atau para pembeli sayur mayur di pasar-pasar induk yang menginginkan sayur mayur yang segar. Mereka juga telah melaksanakan aktivitasnya sebelum sholat shubuh.
Di Hannoverpun demikian, saya menemukan tim distribusi surat kabar yang telah bekerja mulai pukul 03.00 dini hari, padahal cuaca saat ini memasuki musim gugur, pada dini hari suhu bisa mencapai angka 0 - 10 derajat celcius. Apakah saat musim dingin nanti, yang suhunya disiang hari minus, mereka ini berhenti bekerja?, ternyata tidak! mereka terus bekerja walaupun menurut ukuran kita dari Indonesia suhunya sangat ekstrim, bisa menusuk-nusuk sampai ke tulang.
Saya mencari tahu berapakah mereka dibayar untuk bekerja dengan suhu yang ekstrim tersebut, ternyata mereka mendapatkan upah 7 - 10 euro perjam. Setahu saya itu standar umum upah perjam untuk pekerjaan paruh waktu di Hannover, Jerman. Para pekerja ini sebagiannya adalah mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Sebuah perjuangan dalam skenario menyelesaikan studi mereka di Jerman.
Kalau mahasiswa kita, maka tentunya mereka adalah sebagian besar juga seorang muslim, maka akan mempunyai nilai yang tidak terkira, jika perjuangan tersebut juga dibingkai dalam kerangka ibadah. Bentuk riilnya adalah sebelum melaksanakan pekerjaan usahakan untuk sholat malam (tahajud) paling tidak dua rakaat, dan rencanakan distribusi surat kabar telah selesai sebelum sholat shubuh. Dan itu sangat memungkinkan, karena pada musim gugur seperti saat ini sholat shubuh di Hannover, baru masuk pukul 06.00 CET, dan biasanya masjid-masjid komunitas Turki yang bermadzhabkan Hambali baru melaksanakan sholat shubuh berjama'ah 30 menit sebelum shuruk, artinya saat ini sholat shubuh berjama'ah di masjid Turki baru dilaksanakan pada pukul 07.00 CET.
Pada jam tersebut, biasanya para pekerja paroh waktu distribusi surat kabar, sudah selesai melaksanakan tugasnya, karena para pelanggan menginginkan surat kabar telah sampai di rumah mereka sebelum pukul 06.30 CET. Menjadi nilai yang tidak terkira jika pekerjaan sebelum shubuh dimaknai dengan semangat ibadah, bukan hanya uang yang didapatkan namun keutamaan sholat malam, sholat sunnah qobla shubuh, dan sholat shubuh berjama'ah di masjid. Lengkap sudah keberkahan yang Allah berikan bagi anda yang berjuang sejak dini hari, semoga Allah memberikan kemudahan studi para pejuang dini hari ini, dan menambahkan berkah dalam setiap langkah kehidupan mereka. Amin ya robbil alamin.
Saya teringat dengan sebagian orang, yang belum tergerak untuk mendatangi masjid pada shubuh hari, serendah itukah keimanan kita, apakah keimanan kita ternyata bisa dinominalkan kurang dari 10 euro perjam? karena waktu untuk melaksanakan sholat shubuh di masjid tidak lebih dari 1 jam. Banyak alasan yang bisa dikemukakan, dan kita sendiri pulalah yang bisa menjawab alasan tersebut, apakah benar-benar alasan yang nyata atau sebagai bentuk dari upaya untuk membela diri. Wallahualam bishawab.
Semoga Bermanfaat.
Hannover, Jerman, Musim gugur, 11 Oktober 2012
CET = Central Europe Time
Kalau mahasiswa kita, maka tentunya mereka adalah sebagian besar juga seorang muslim, maka akan mempunyai nilai yang tidak terkira, jika perjuangan tersebut juga dibingkai dalam kerangka ibadah. Bentuk riilnya adalah sebelum melaksanakan pekerjaan usahakan untuk sholat malam (tahajud) paling tidak dua rakaat, dan rencanakan distribusi surat kabar telah selesai sebelum sholat shubuh. Dan itu sangat memungkinkan, karena pada musim gugur seperti saat ini sholat shubuh di Hannover, baru masuk pukul 06.00 CET, dan biasanya masjid-masjid komunitas Turki yang bermadzhabkan Hambali baru melaksanakan sholat shubuh berjama'ah 30 menit sebelum shuruk, artinya saat ini sholat shubuh berjama'ah di masjid Turki baru dilaksanakan pada pukul 07.00 CET.
Pada jam tersebut, biasanya para pekerja paroh waktu distribusi surat kabar, sudah selesai melaksanakan tugasnya, karena para pelanggan menginginkan surat kabar telah sampai di rumah mereka sebelum pukul 06.30 CET. Menjadi nilai yang tidak terkira jika pekerjaan sebelum shubuh dimaknai dengan semangat ibadah, bukan hanya uang yang didapatkan namun keutamaan sholat malam, sholat sunnah qobla shubuh, dan sholat shubuh berjama'ah di masjid. Lengkap sudah keberkahan yang Allah berikan bagi anda yang berjuang sejak dini hari, semoga Allah memberikan kemudahan studi para pejuang dini hari ini, dan menambahkan berkah dalam setiap langkah kehidupan mereka. Amin ya robbil alamin.
Saya teringat dengan sebagian orang, yang belum tergerak untuk mendatangi masjid pada shubuh hari, serendah itukah keimanan kita, apakah keimanan kita ternyata bisa dinominalkan kurang dari 10 euro perjam? karena waktu untuk melaksanakan sholat shubuh di masjid tidak lebih dari 1 jam. Banyak alasan yang bisa dikemukakan, dan kita sendiri pulalah yang bisa menjawab alasan tersebut, apakah benar-benar alasan yang nyata atau sebagai bentuk dari upaya untuk membela diri. Wallahualam bishawab.
Semoga Bermanfaat.
Hannover, Jerman, Musim gugur, 11 Oktober 2012
CET = Central Europe Time
Dari Interaksi dengan teman-teman, ada beberapa yang menanyakan seputar bagaimana langkah-langkah mendapatkan beasiswa ke uar negeri, dari pengalaman saya mendapatkan beasiswa dan kuliah ke Jerman, berikut saya tuliskan beberapa langkah yang bisa dilakukan, dengan harapan bisa memberikan manfaat dan inspirasi bagi orang lain.
Pertama, tentukan bidang studi dan negara yang akan menjadi target untuk tempat studi. Buat daftar prioritas dan kelebihan-kekurangan masing2 tempat.
Contoh:
1. Singapura, bidang studi ........ ? kelebihannya lokasi dekat Indonesia sehingga memungkinkan untuk berkumpul dengan keluarga besar, bahasa pengantar bahasa Inggris, kekurangan adakah uang tunjangan untuk anak dan keluarga ? fasilitas tempat penitipan anak selama kita di kampus? manajemen keuangan (beasiswa untuk satu orang dibagi menjadi untuk satu keluarga, kalau hanya salah satu yang dapat beasiswa, kalau dua-duanya dapat beasiswa akan lebih nyaman)
2. Jerman, bidang studi........? kelebihannya kualitas pendidikan (khususnya teknik) merupakan jaminan mutu, ada uang tunjangan untuk anak, fasilitas untuk bermain dan penitipan anak tersedia dan terjangkau untuk kantong mahasiswa (per bulan, kami hanya perlu membayar uang makan siang saja yang kalau dibagi per hari sekolah anak-anak berkisar 1 euro 20 sen).
kekurangan jauh dari keluarga (akan sulit untuk pulang balik ke Indonesia karena tiket pesawat apalagi sekeluarga mahal sekali), bahasa pengantar di beberapa universitas dan program studi adalah bahasa Jerman. Kalau masuk ke program internasional yang berbahasa Inggris, namun untuk sehari-hari di lab maupun di luar kampus tetap membutuhkan penguasaan bahasa Jerman.
dll
Kedua, Alhamdulillah sekarang hampir semua negara menawarkan beasiswa untuk studi kepada mahasiswa Indonesia, selain beasiswa dari pemerintah kita sendiri (beasiswa MenKomInfo, Bappenas untuk PNS, untuk PNS DikNas ada Dikti dan skema2 lainnya. Bisa dicek di internet. Buat time schedule pemenuhan persyaratan beasiswanya.
Jerman: DAAD, sekarang juga ada debt swap. Ini link ke infonya:
Ketiga, kontak ke Universitas yang dituju, untuk s3 biasanya kita kontak ke Profesor di bidang riset yang ingin kita dalami. untuk s2 kontak ke International Office universitas tersebut.
Informasi penting yang harus dibuat perencanaan (time schedule):
- kapan registrasi akademik (ada yang buka 2x per tahun, ada yang hanya sekali, ini jangan sampai terlewat)
-persyaratan registrasi akademik (aplikasi online atau butuh bentuk hard copy yang perlu dikirim via DHL atau jasa kurir internasional lainnya), masing2 uni bisa berbeda persyaratannya namun rata-rata semua akan butuh :
1. ijazah dan transkrip akademik, diterjemahkan dalam bahasa setempat (minimal bahasa Inggris) dan terjemahan dilegalisir
2. tes kemampuan bahasa, perhatikan minimal score yang harus dicapai dan berusaha menggapainya, meski harus beberapa kali ujian TOEFL. oh ya, sekarang TOEFL yang diterima adalah TEOFL iBt, jadi bisa dibaca2 tentang ini sebab formatnya berbeda dengan paper based TOEFL. Untuk bahasa Jerman, ada tes DaF di Goethe Institute
3. rekomendasi dari pembimbing akademis kita di universitas di Indonesia, juga dari pimpinan kita (ini juga terkait dengan pelamaran beasiswa, ada form aplikasi beasiswa yang membutuhkan pernyataan dari pimpinan institusi kita bekerja agar diberi cuti untuk studi dan posisi kita setelah kembali tetap tersedia untuk kita, disertai stempel institusi (DepKes atau DepKeu atau dll).
4. Esai tentang motivasi untuk studi lebih lanjut, di dalamnya memuat apa cita-cita ke depan, kenapa harus di negara tersebut, universitas tersebut dan apa manfaatnya untuk karir kita ke depan, untuk bangsa dan negara Indonesia (ini juga biasanya diminta di form aplikasi beasiswa ke luar negeri). Mesti berulang kali dicek, ricek, perbaiki sampai klik alur berpikir dalam tulisan tersebut dan benar penulisan dalam bahasa Inggrisnya (atau bahasa lainnya bila itu yang diminta).
5. Uang registrasi, aplikasi online butuh credit card untuk pembayarannya.
Keempat, Disampaikan pula ke pihak universitas bahwa kita sedang aplikasi beasiswa, kita butuh apa dari mereka (surat penerimaan dari Profesor di Institut atau surat tanda registrasi dari International Office Uni, dll). Rata-rata beasiswa ke luar negeri dalam form aplikasi juga ditanyakan pilihan universitas dan program, sudah pernah kontak belum, dll.
Kelima, minta doa restu dari segenap keluarga besar, teman sekantor (yang baik dengan kita), sahabat, dll. Doa orang tua adalah kunci, saat orang tua kita ridho dengan melepas kepergian kita (dan cucu2) untuk studi ke luar negeri, insya Allah ada kemudahan dan kelancaran dalam seluruh proses aplikasi.
Keenam, tabungan. Memang kita aplikasi beasiswa, namun memiliki tabungan untuk masa awal studi penting sekali, terlebih karena kita berkeluarga.
Ketujuh, dari awal musyawarahkan dengan suami, skema-skema rencana kepindahan ke luar negeri bila berhasil memperoleh beasiswa. Apakah:
A. Salah satu berangkat lebih dulu (yang menerima beasiswa, atau kalau keduanya dapat beasiswa, maka lebih baik suami dulu yang berangkat lebih dulu) untuk mencari tempat tinggal, pengalaman kami di sini cari apartemen di asrama mahasiswa untuk satu orang mudah, namun untuk keluarga sulit. Daftar antrian panjang, juga ada peraturan minimal luas ruangan untuk tiap anggota keluarga harus terpenuhi. Jadi, waktu itu kami mencari ke luar asrama mahasiswa, Alhamdulillah dapat apartemen keluarga di guest house akademik milik Uni Leibniz Hannover. kalau semua sudah settle, baru seluruh keluarga diajak berkumpul. Masalah persyaratan visa kumpul keluarga juga bisa ditanyakan oleh yang sudah berada di luar negeri ke kantor imigrasi setempat. Lalu dibuat time schedule persiapan di Indonesia untuk aplikasi visa, tabungan untuk membeli tiket pesawat keluarga, asuransi kesehatan, dll.
B. Berangkat langsung satu keluarga, kemungkinan ini ada kalau keduanya dapat beasiswa dan diterima di Uni yang sama, di kota yang sama. Terus terang, kami baru sekali bertemu dengan yang melakukan ini, beasiswanya sama dengan saya dari Bank Dunia. Dosen FISIP di Univ Parahyangan, orang Batak jadi, dia bisa menaklukkan para petugas imigrasi di Kedubes Jerman, Jakarta saat aplikasi visanya dan keluarganya Tapi baru dia satu-satunya, yang lain umumnya berangkat sendiri dulu baru kemudian keluarga menyusul.
C. Yang berangkat hanya yang menerima beasiswa, keluarga hanya berkunjung dengan visa turis (maksimal 3 bulan untuk visa schengen/ uni eropa). Memang ini tidak ideal, harus berpisah dan menahan rindu, namun kalau dihitung beasiswa tak mencukupi untuk biaya hidup satu keluarga ditambah lagi dengan biaya TK anak-anak nantinya, maka pilihan ini bisa dipertimbangkan.
Umumnya beasiswa s3 yang cukup untuk satu keluarga dengan anak2, beasiswa s2 rata-rata hanya meng-cover biaya hidup sebulan untuk yang akan studi, tanpa coverage untuk anak-anak. Memang kami kenal dengan dosen FKH Unsyiah yang ambil s2 di Uni Goettingen dengan membawa suami dan 3 anaknya, ini terwujud karena ada tunjangan anak dari pemerintah kota di Jerman.
Untuk negara-negara lain, setahu nana tidak ada.
Kedelapan, ini yang paling penting, panjatkan doa kita kepada Allah Swt. Setelah sholat malam kita, setelah sholat2 sunnah kita, perbanyak ibadah dan mendekatkan diri pada-Nya. Karena yang mengatur jalan hidup kita adalah Allah Swt. Semua berjalan atas kehendak dan perkenan-Nya. Ini juga membuat persiapan mental kita dalam menerima hasil aplikasi beasiswa menjadi lapang dan tenang. Bila diterima, kita syukuri dan sadar sepenuhnya bahwa ini amanah, mesti kita pertanggung jawabkan. Pertanggung jawaban di dunia, kita mesti selesai sebisa mungkin tepat waktu dan kembali ke Indonesia untuk amal ilmu. Pertanggungjawaban di akhirat, ketika kita nanti ditanya untuk apa kita gunakan ilmu kita?
Bila belum berhasil aplikasi beasiswa kita, kita bersabar dan menerima sepenuhnya bahwa ini adalah ketentuan dari Allah Swt dan yang terbaik untuk kita dan keluarga kita.
Kesembilan, bila belum berhasil di satu proses aplikasi, jangan berputus asa! Siapkan kembali berkas aplikasi beasiswa berikutnya. Buka kembali kontak ke Univ2 di luar negeri. Barangkali juga pertimbangkan untuk memilih negara tujuan lain dan lembaga pemberi beasiswa lainnya.
Saya membutuhkan waktu 2 tahun, aplikasi beasiswa ke berbagai lembaga pemberi beasiswa (berbagai negara), hampir seratus email ke Profesor maupun koordinator program studi, dan pertolongan Allah Swt untuk bisa studi di sini.
Insya Allah kalau kita punya niat dan tekad yang lurus, yakin akan pertolongan dan ketentuan Allah, Allah akan beri kita jalan dan kemudahan.
Kami doakan agar anda dapat memperoleh kesempatan studi di luar negeri. Banyak manfaat yang kita peroleh dari perjalanan studi ke luar negeri. Kami sekeluarga jadi lebih erat, dekat, saling menopang dan menyatu. Belajar kebudayaan masyarakat eropa, sejarah mereka, apa yang membuat mereka maju dan juga sisi negatif dari kehidupan mereka (kehilangan keyakinan pada Tuhan, mabuk, dan pesta di akhir pekan, dll). Membuat kita makin cinta dengan agama kita, Islam. Juga nikmat bersaudara dengan sesama orang Indonesia di perantauan
Dari sisi studi dan riset, banyak yang bisa kita pelajari, pelajaran utama buat adalah attitude itu nomor satu. Kita harus bisa bergaul dengan mereka, diterima mereka agar bisa riset dan studi dengan lancar dan tenang.
semoga bermanfaat
dr. Radiana D Antarianto (Riset S3 di Hannover Medical School, Jerman)
Oleh: Jaharuddin
Pagi jam 07.30 CET saya berangkat ke Berlin, dalam rangka menghadiri undangan IWKZ eV bekerjasama dengan KBRI di Berlin. Lazimnya Saya ke Berlin naik Kereta api (Deutch Bahn), namun kali ini untuk berhemat dan mencari pengalaman baru, saya mengunakan Bus. Biar ada pengalaman baru dan pelajaran apa yang bisa diambil dari transportasi Bus di negara Jerman ini.
Saya naik bus Berlin Linie Bus, ternyata untuk berpergian di hari kerja lebih ekonomis, saya ke Berlin PP harganya hanya 47 euro, bahkan kalau dapat harga promo bisa 11 euro saja untuk satu kali jalan. bagi yang ingin lebih tahu banyak tentang trasnportasi bus di Jerman, bisa dilihat di https://www.berlinlinienbus.de. Catatan saya untuk bus, kualitas pelayanan sangat baik, bus tidak penuh, yang unik adalah disetiap kursi penumpang tersedia seat belt, yang wajib digunakan oleh setiap penumpang, seat belt nya mirip seat belt di pesat, jadi yang dipakai dibagian pinggang. Kemudian yang positif lainnya adalah sebelum berangkat ada penjelasan dari sopir tentang perjalanan.
Untuk komunikasi, ternyata sopir tetap diperkenankan untuk di kontak selama perjalanan, namun handphone sopir disediakan dalam bus tempat mengkoneksikan handphone ke sistim bus, jadi kalau ada panggilan, maka si sopir cukup menekan tombol dan mendekatkan mikropon sehingga bisa berbicara, dan pembicaraan tersebut didengar penumpang, jadi terbuka, saya menduga sistim ini diciptakan untuk membuat bus dan sopir tetap bisa terhubungi ketika bertugas namun tidak untuk urusan pribadi, dan tidak berlama-lama berbicara melalui telepon ketika bertugas, akhirnya tugas utama sopir membawa penumpang dengan selamat dan nyaman bisa dijalankan dengan baik.
Dalam perjalanan saya memperhatikan bagaimana kota-kota di Jerman, dan setahu saya saat ini sudah se eropa, telah terkoneksi infrastruktur yang sangat baik berupa jalan tol, yang tidak berbayar. Saya memperhatikan disepanjang perjalanan 4 jam hannover Berlin, jalan sangat mulus, lebar dan lurus. Penguna utama jalan ini adalah mobil pribadi dan truk pembawa barang. Bus malah sedikit, karena transportasi publik utama di Jerman adalah kereta api. Saya memperhatikan truk pembawa barang dari berbagai negara di jalan-jalan ini ada dari Polandia, Belanda, UK, dll.
Ini menjadi akselerator kemudahan distribusi antar negara di eropa, makanya tidak aneh, buah-buahan yang ada di jerman, kualitasnya sangat baik, dan kalau dilihat produksinya biasanya dari negara lain, seperti pisang dari spanyol, bahkan air minum tawar dalam kemasan saja, itu ada yang berasal dari Turki, dan banyak sekali ditemukan di pasaran Jerman.
Infrastruktur jalan raya yang mulus, lurus dan lancar ini menjadi pemicu interkoneksi ekonomi dari berbagai negara dan akhirnya akan menstimulus produksi dan distribusi barang dan jasa. Saya sempat bermimpi, semoga saja suatu hari yang tidak lama lagi, infrastruktur jalan raya di Indonesia antar kota itu dihubungkan dengan baik oleh jalan-jalan tol, yang kalau bisa secara bertahap ditangani oleh negara, dan mengurangi peran swasta dalam pengadaan fasilitas umum yang sangat dibutuhkan masyararakat ini. Memang di pulau Jawa sepertinya sudah hampir terjadi interkoneksi antar kota dengan jalan tol. Semoga dalam waktu yang tidak lama lagi, bisa diteruskan ke pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau-pulau lainnya. Sehingga arus distribusi barang dan jasa bisa berjalan dengan lancar, dan akan memicu pertumbuhan produksi, distribusi, dan pertumbuhan ekonomi masing-masing kota. Amin.
Akhirnya sampai di Berlin ZOB/ICC (terminal busnya Berlin), tepat waktu dan alhamdulillah seperti lazimnya transportasi umum di Jerman, walaupun kita sudah melakukan perjalanan selama 4 jam, namun kita masih sangat fresh untuk melanjutkan aktivitas. Saya mencari transportasi dalam kota menuju Masjid Al-Falah (satu-satunya masjid Indonesia di Berlin) untuk melaksanakan sholat Jum'at. Kalau ada yang mau tahu lebih lanjut bisa di lihat di http://iwkz.de/.
Dari masjid Al-Falah saya menuju KBRI yang tidak jauh dari Masjid, untuk mengikuti acara. Dari acara ini beberapa catatan saya yang penting untuk dibagi adalah:
belum selesai..akan dilanjutkan...
belum selesai..akan dilanjutkan...