Islam Politik


Saya bukanlah pakar politik, dan juga bukanlah pakar Islam. Saya orang biasa yang tertarik melihat fenomena, ketika gerakan Islam, yang berawal dari pengajian-pengajian, bergerak membuat yayasan sosial dan pendidikan, bergerak membantu masyarakat, bergerak berdakwah di tengah-tengah masyarakat, melakukan aksi sosial, baik berupa membersihkan masjid, memakmurkan masjid, pengecekan kesehatan gratis, bazar murah sembako, peduli pada pendidikan anak-anak mulai dari pra TK sampai remaja bahkan dewasa. Secara bertahap membuat sekolah, pondok pesantren, dan Universitas.
Gerakan Islam yang seperti ini, cukup adem dari gesekan-gesekan. Jika gesekan terjadi biasanya seputar perbedaan pandangan tentang qunut, yasinan, pakai sarung atau tidak, pakai kopiah atau tidak, jengotan atau tidak, dan seterusnya.
Nah ketika gerakan Islam, masuk dalam wilayah politik, maka gesekannya menjadi kuat dan besar. Entah mengapa?
Lihatlah NII, Majlis Mujahidin, Jama'ah Islamiyah, Hizbut Tahrir, dan seterusnya...gerakan-gerakan Islam ini seolah-olah mendapat pantauan khusus dari pihak tertentu (terasa tapi tidak bisa menunjuk hidung), paling tidak diharapkan jangan membesar.
Apakah gerangan yang menjadi ketakutan?, sehingga gerakan Islam perlu dihalau jauh dari politik. Politik dipersepsikan sebagai wilayah yang "kotor" yang tidak pantas dijamah oleh para aktivis Islam.
Di belahan bumi Allah lainnya, sebutlah HAMAS yang bergerak masuk dalam wilayah politik menjadi "momok" bagi negara-negara besar di dunia. Moersi di Mesir, yang setiap saat diganggu oleh pihak tertentu, sehingga sulit sekali bergerak melakukan konsolidasi nasional pasca tumbangnya diktator dan membangun ekonomi bagsa Mesir. Seolah-olah pihak tertentu tersebut, mau membuktikan kepada rakyat Mesir: "coba lihat jika aktivis Islam yang menjadi presiden maka ekonomi Mesir semakin buruk". Erdogan bersama AKP di Turki, tidak bisa tenang melaksanakan pembangunan dan visi yang pernah ditawarkan kepada rakyat saat berkampanye.
Bukankah demokrasi memberi ruang untuk bertarung merebut hati rakyat untuk menjadi pemenang, setelah menjadi pemenang, sang pemenang diberi kesempatan untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya. Kemana pihak yang selalu mengaung-gaungkan demokrasi, HAM, toleransi, nasionalisme. Bukankah pemerintah yang terpilih melalui pemilu yang demokratis seharusnya didukung, bukan sebaliknya.
Begitu pula, PKS di Indonesia. Partai ini memperoleh suara 7,34% pada pemilu 2009, masih jauh dari pemenang, namun, kok kesannya ditakuti dan entah benar atau tidak dibuat suasana agar partai ini jangan sampai berkembang, dikhawatirkan mengancam?.
Terminologi apakah yang dipakai sehingga setiap gerakan Islam yang bermetamorfosis menjadi gerakan politik harus diwaspadai dan kalau perlu dilarang. Jadi teringat kisah dilarangnya partai Masyumi yang didirikan M. Natsir. Masyumi sempat menjadi harapan baru politik umat Islam, namun seiring waktu, partai ini mati muda.
Atau, salahkah pandangan bahwa Islam itu sempurna, segala sesuatu diatur dalam Islam, dan Politik adalah bagian dari muamalah Islam.
Sebagai seorang muslim saya bangga dengan Islam yang mempunyai agama yang sempurna, dan saya meyakininya termasuk politik didalamnya. Tidak lah sempurna jika kegiatan Islam hanya seputar kegiatan sosial, pendidikan, pengajian, perbaikan akidah, mendirikan masjid, pondok pesantren, sekolah, dan Universitas. Pandangan beberapa gerakan Islam yang hanya bergerak pada bidang tertentu, seperti pendidikan saja, sosial kemasyarakatan saja, ibadah saja. Tidak perlu dibenturkan dengan gerakan Islam yang memasuki wilayah politik. Lebih baik bergandeng tangan, berlapang dada, karena musuh Islam itu jelas. Dan gerakan Islam yang segmented tersebut adalah rekan seperjuangan untuk meninggikan kalimat Allah di muka bumi ini.
Islam juga berbicara mengatur negara, Islam juga berbicara kontribusi maksimal terhadap rakyatnya, agar umat Islam sejahtera, dan terjaga kehormatannya.
Jaharuddin
Hannover, 24 Juni 2013

,

0 comments

Write Down Your Responses

catatan2 universitas Kehidupan

"Inti dari Kecerdasan adalah Bermanfaat" . Powered by Blogger.