Teguh Cahyono, MSc, DR. Yanti Rachmayanti, Yumna und Daud
Ada perasaan bangga bisa dipertemukan dengan keluarga yang luar biasa yaitu keluarga pak Teguh. Keluarga pak Teguh sudah 10 tahun lebih merantau untuk studi dan bekerja di Jerman. Dengan waktu yang tidak pendek tersebut, sedikitpun tidak merubah suasana ke Indonesian dalam keluarga ini, seperti: pekerja keras, rasa persaudaraan yang kental, rendah hati, gotong royong, peduli terhadap sesama, dan taat beribadah.
Disela kesibukan keluarga ini mengasuh dua buah hatinya, keluarga ini mampu menjaga jatidiri Indonesia dengan karakter yang kuat sebagai muslim yang taat. Di saat anak perempuan seumuran Yumna mulai bersolek dan bergaul dengan berbagai macam party yang diadakan teman-temannya, Yumna mampu menjaga identitas dirinya dengan baik, bahkan menunjukkan dirinya sebagai seorang muslimah modern, dengan berjilbab.
Saya sangat yakin, perjuangan pak Teguh dan bu Yanti, membesarkan anak-anaknya yang sudah menginjak remaja putri penuh dengan tantangan, di Indonesia saja, seorang perempuan ingin menyatakan diri untuk berjilbab ada kalanya harus berdebat dulu dengan lingkungannya, apalagi di sini, berjilbab dianggap mengekang diri, berjilbab dianggap fundamentalis, kuno, bahkan ada yang menganggap bagian dari teroris. Bagi orang Jerman, memiliki agama saja sesuatu yang luar biasa, namun Yumna bukan hanya memiliki agama, namun Yumna memegang agamanya dengan kuat, dan menyatakan dirinya sebagai muslimah. Luar biasa!, saya yakin di Jerman saja Yumna mampu mempertahankan dan mengaktualisasikan ke Islamannya, apalagi nanti saatnya di tanah air, semoga Yumna tergabung menjadi barisan muslimah pengerak dakwah Islam di masa mendatang, berbekal bahasa Jerman yang fasih, suatu hari Yumna bisa menjadi duta Islam di Eropa. Amin ya robbil alamin.
Keluarga ini salah satu keluarga Indonesia yang mapan di Jerman, pak Teguh alumni Aeronautical Engineering ITB (Jurusan elitnya anak-anak ITB), kemudian melanjutkan studi S2 di Jerman, terakhir di Jerman bertugas di Institut fur Umformtechnik und Umformmaschinen (IFUM) Universitas Hannover, sebagai Research Assistent, bu Yanti merupakan dosen tetap di ITB yang juga Doktor alumni Georg-August-Universitat-Goettingen. Keluarga yang berpendidikan tinggi, dengan kondisi ekonomi yang mapan, dan mempunyai dua orang buah hati yaitu Yumna dan Daud.
Disela kesibukan keluarga ini mengasuh dua buah hatinya, keluarga ini mampu menjaga jatidiri Indonesia dengan karakter yang kuat sebagai muslim yang taat. Di saat anak perempuan seumuran Yumna mulai bersolek dan bergaul dengan berbagai macam party yang diadakan teman-temannya, Yumna mampu menjaga identitas dirinya dengan baik, bahkan menunjukkan dirinya sebagai seorang muslimah modern, dengan berjilbab.
Saya sangat yakin, perjuangan pak Teguh dan bu Yanti, membesarkan anak-anaknya yang sudah menginjak remaja putri penuh dengan tantangan, di Indonesia saja, seorang perempuan ingin menyatakan diri untuk berjilbab ada kalanya harus berdebat dulu dengan lingkungannya, apalagi di sini, berjilbab dianggap mengekang diri, berjilbab dianggap fundamentalis, kuno, bahkan ada yang menganggap bagian dari teroris. Bagi orang Jerman, memiliki agama saja sesuatu yang luar biasa, namun Yumna bukan hanya memiliki agama, namun Yumna memegang agamanya dengan kuat, dan menyatakan dirinya sebagai muslimah. Luar biasa!, saya yakin di Jerman saja Yumna mampu mempertahankan dan mengaktualisasikan ke Islamannya, apalagi nanti saatnya di tanah air, semoga Yumna tergabung menjadi barisan muslimah pengerak dakwah Islam di masa mendatang, berbekal bahasa Jerman yang fasih, suatu hari Yumna bisa menjadi duta Islam di Eropa. Amin ya robbil alamin.
Disela kesibukan pak Teguh bekerja dan membesarkan dua buah hatinya, Pak Teguh adalah salah satu sosok yang menghidupkan dakwah Islam dimanapun beliau berada, saya pernah mendengar pak Teguh menjadi koordinator pengajian di Goettingen, begitupun selama di Hannover, pak Teguh adalah tokoh yang menginisiasi diaktifkannya kembali Keluarga Muslim Hannover (KMH), rumah pak teguh di belakang Uni Hannover, sering sekali dijadikan tempat kajian-kajian ke Islaman, pak Teguh merupakan salah satu mantan ketua Forum Kajian Minggu Siang (FKMISI), yaitu forum kajian bapak-bapak, beliaulah yang berjasa mengumpulkan orang-orang untuk ikut pengajian.
Tidak kalah dengan pak Teguh, bu Yanti adalah tokoh pengerak pengajian muslimah di kota Hannover, bu Yanti seringkali menjadi pelopor digerakkannya kajian muslimah, berbagai peran telah dilakukan oleh bu Yanti. Ada kenangan yang tidak akan terlupakan oleh kami sekeluarga dari bu Yanti dan keluarga, bu Yanti adalah orang pertama yang saya dapatkan kontaknya dari Pusat Informasi dan Pelayanan (PIP) saat saya masih di Indonesia, saat itu istri saya sedang mengadakan riset 3 bulan dan disambung 6 bulan untuk studi S3 nya di FK UI. bu Yanti lah orang yang beberapa kali saya SMS dari Jakarta, untuk minta arahannya kepada istri saya, kami sekeluarga mengucapkan terima kasih bu Yanti, semoga kemurahan, kebaikan dan kepedulian bu Yanti sekeluarga menjadi pemberat amalan dan pahala bu Yanti kelak. Amin ya robbil alamin.
Tidak kalah dengan pak Teguh, bu Yanti adalah tokoh pengerak pengajian muslimah di kota Hannover, bu Yanti seringkali menjadi pelopor digerakkannya kajian muslimah, berbagai peran telah dilakukan oleh bu Yanti. Ada kenangan yang tidak akan terlupakan oleh kami sekeluarga dari bu Yanti dan keluarga, bu Yanti adalah orang pertama yang saya dapatkan kontaknya dari Pusat Informasi dan Pelayanan (PIP) saat saya masih di Indonesia, saat itu istri saya sedang mengadakan riset 3 bulan dan disambung 6 bulan untuk studi S3 nya di FK UI. bu Yanti lah orang yang beberapa kali saya SMS dari Jakarta, untuk minta arahannya kepada istri saya, kami sekeluarga mengucapkan terima kasih bu Yanti, semoga kemurahan, kebaikan dan kepedulian bu Yanti sekeluarga menjadi pemberat amalan dan pahala bu Yanti kelak. Amin ya robbil alamin.
Senin, 25 Juni 2012, pukul 06.41 CET, kereta ICE membawa pak Teguh, bu Yanti, Yumna dan Daud ke Frankfurt untuk meneruskan perjalanan mengunakan Malaysia Airline ke tanah air, suasana haru terekam pada wajah Stefan (tidak kuasa menahan air mata yang menetes), pak Hamdan, Pak Hendry, bu Ismi, juga hadir pada waktu itu Izza, haqi dan saya, namun semuanya juga ikhlas, karena alaminya jika ada pertemuan tentunya ada perpisahan, dan perpisahan pak Teguh dan keluarga saat ini adalah dalam rangka menapak anak tangga selanjutnya untuk meneruskan karir dan pejuangan di medan masing-masing.
Semoga tali shilaturahmi yang terjalin baik, walaupun untuk sementara waktu kita berpisah kota, namun tali shilaturahmi, dan kedekatan hati tetap terjaga, suatu saat kita akan bisa reunian di Jakarta atau di Bandung pak ya.
Akhirnya kami sekeluarga mengucapkan selamat jalan pak Teguh, bu Yanti, Yumna dan Daud, serta sukses selalu untuk pak Teguh yang akan training di Perth, dan akan menjalankan perusahaannya di Jakarta, sukses juga untuk bu Yanti di ITB, semoga tidak lama lagi jadi Profesor, sukses juga untuk studi Yumna dan Daud. semoga Allah memudahkan setiap langkah kita, dan keberkahan selalu melingkupi setiap aktivitas kita. Dan do'akan kami secepatnya pulang dengan membawa bekal ilmu dan pengalaman selama doktoran di Jerman. Amin ya robbil alamin.
Akhirnya kami sekeluarga mengucapkan selamat jalan pak Teguh, bu Yanti, Yumna dan Daud, serta sukses selalu untuk pak Teguh yang akan training di Perth, dan akan menjalankan perusahaannya di Jakarta, sukses juga untuk bu Yanti di ITB, semoga tidak lama lagi jadi Profesor, sukses juga untuk studi Yumna dan Daud. semoga Allah memudahkan setiap langkah kita, dan keberkahan selalu melingkupi setiap aktivitas kita. Dan do'akan kami secepatnya pulang dengan membawa bekal ilmu dan pengalaman selama doktoran di Jerman. Amin ya robbil alamin.
Hannover, 22 Juni 2012, pukul 22.36 CET, bersamaan saat nonton laga euro cup, Deutshland VS Greece, skor sementara 4-1....:)
Jahar-Nana-Alif-Zaky
0 comments
Write Down Your Responses