Serba serbi Penerima Beasiswa di Luar Negeri

Oleh: Jaharuddin
Sebagian dari kita pernah merasakan gembiranya saat anda dinyatakan lulus dan mendapat beasiswa untuk kuliah di luar negeri.Suatu karunia Allah yang patut untuk disyukuri dalam rangka mendekatkan diri pada sang pencipta alam dan semua makhluk,  Allah Azza wa jalla.

Pagi ini, saya bertemu dengan seorang sahabat penerima beasiswa dari suatu lembaga (sengaja nama tidak disebutkan), dan bercerita, alhamdulilah setelah 4 bulan menunggu, akhirnya beasiswanya cair juga, dan ini bukan cerita pertama yang saya dengar, cukup banyak cerita sejenis dengan variasinya masing-masing. Saya tergelitik, untuk menuliskan kisah ini, untuk diambil pelajaran, sama sekali tidak bermaksud menjelek-jelekkan pihak manapun. Point utama yang saya mau share adalah pelajaran yang bisa diambil, sehingga siapapun bisa lebih siap, ketika berangkat studi ke luar negeri, dengan specifikasi kasus di Jerman.

Mungkin ada juga yang berfikiran, "sudah beruntung anda mendapatkan beasiswa, artinya dibiayai oleh sponsor untuk kuliah, bukankah sebagian besar mahasiswa kuliah dengan berjuang sendiri, bisa dari beasiswa orang tua atau bekerja banting tulang untuk menyelesaikan studi". Sekali lagi saya tidak memungkiri, siapapun anda yang saat ini mendapatkan beasiswa, berupayalah untuk mensyukuri kondisi yang anda alami dan banyak mengambil pelajaran dari tantangan yang anda hadapi.

Pelajaran
Ketika anda sudah mengambil keputusan untuk aplikasi sekolah dan beasiswa ke luar negeri, maka dari awal anda harus menyiapkan mental, siap menghadapi tantangan yang mungkin timbul dalam proses perjuangan menyelesaikan studi. Tantangan mungkin timbul sejak anda aplikasi sampai anda akhirnya benar-benar selesai, bahkan sebagian harus pulang tidak sesuai harapan. Beberapa tantangan tersebut bisa berupa: (1). Kesiapan untuk jauh dari keluarga, terutama bagi anda yang sudah menikah, karena tidak banyak pihak pemberi beasiswa yang meng cover biaya membawa keluarga, sepengetahuan saya untuk ke Jerman, yang juga meng cover biaya untuk keluarga adalah DAAD. (2).  Kesiapan jika beasiswa tidak teratur, seperti terlambat, bahkan bisa jadi diputus. Untuk mengantisipasi kondisi ini, ada baiknya menyisihkan sebagian dari beasiswa pada setiap bulannya untuk tabungan, sehingga jika kondisi kritis terjadi maka ada cadangan dana yang bisa dipakai. Alternatif lain yang bisa dilakukan, adalah bekerja paruk waktu. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kerja paruk waktu, terutama dikota-kota di Jerman. Bisa bekerja di Kampus, seperti penjaga perpustakaan, membantu di lab, bekerja di toko, sampai menjadi loper koran pada pagi hari. Dari bekerja paruh waktu ini biasanya bisa mencukupi untuk biaya sendiri. Ada beberapa agency yang bisa di hubungi seperti: job center, http://www.rasant-personal-leasing.de/, dll (3).



, ,

0 comments

Write Down Your Responses

catatan2 universitas Kehidupan

"Inti dari Kecerdasan adalah Bermanfaat" . Powered by Blogger.