Sang Murabbi


Aku rindu ketika halaqoh adalah kebutuhan, bukan sekedar sambilan apalagi hiburan...

Aku rindu zaman ketika membina adalah kewajiban bukan pilihan apalagi beban dan paksaan...

Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan, bukan sekedar pelengkap pengisi program yang dipaksakan...

Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan, bukan keraguan apalagi kecurigaan...

Aku rindau zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan, hujatan dan obyekan...

Aku rindu zaman ketika nasehat menjadi kesenangan bukan su'udzhon atau menjatuhkan...

Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk dakwah ini....

Aku rindu zaman ketika nasyid ghuroba menjadi lagu kebangsaan...

Aku rindu zaman ketika hadir liqo adalah kerinduan dan terlambat adalah kelalaian...

Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi kepuncak mengisi dauroh dengan ongkos yang ngepas dan peta tak jelas...

aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar berjalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh da'wah di desa sebelah...

aku rindu zaman ketika pergi liqo selalu membawa infaq, alat tulis, buku catatan dan qur'an terjemah diatmbah sedikit hapalan...

aku rindu zaman ketika binaan menangis karena tidak bisa hadir liqo...

aku rindu zaman ketika seorang ikhwah berangkat liqo dengan ongkos jatah belanja esok hari untuk keluarganya....

aku rindu zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya....

aku rindu zaman itu....

ya rabb, jangan kau buang kenikmatan berdakwah dari hati-hati kami....

oleh" Ust KH Rahmat Abdullah (alm)
dikutip dari: booklet winter retreat 2011

,

0 comments

Write Down Your Responses

catatan2 universitas Kehidupan

"Inti dari Kecerdasan adalah Bermanfaat" . Powered by Blogger.