कयून्गुलन डान केलेमाहन इकोनोमी कोंवेंसिओनल वस Syariah

Sistem ekonomi islam telah ada sejak abad ke-6, sedangkan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis baru muncul pada abad ke-17. Mengapa umat islam terlambat menerapkan sistem ekonomi islam baik dalam bermasyarakat maupun bernegara?. Bandingkan dan buatlah analisis apa yang menjadi keungulan atau kelemahan ekonomi konvensional dengan ekonomi islam !

ANALISA KEUNGULAN DAN KELEMAHAN
EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL
Pendahuluan
Ibnu Khaldun mendefinisikan ilmu ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang positif maupun normatif. Maksudnya mempelajari ekonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan bukan kesejahteraan Individu.[1] Ada kalanya tidak kita sadari bahwasanya Islam sebagai agama yang sempurna juga mempunyai sistem ekonomi, bahkan didalam literature sejarahpun kita menemukan ternyata islampun juga mempunyai ekonom-ekonom kawakan yang buah fikirannya menjadi rujukan ekonom barat hari ini. Diantaranya adalah Abu Yusuf (731 – 798 M), Yahya Ibnu Adam (meningal 818 M), Al Farabi (870-950 M), Ibnu Siena (980-1037M), El Hariri (1054-122 M0, Imam Al Ghozali (1058-1111 M), Tusi (1201-1274 M), Ibnu Taimiyah (1262-1328), Ibnu Khaldun (1332-1406 M), dan lain-lain. Dan jauh setelah itu baru muncullah ekonom-ekonom barat yang ternyata salah memahami pemikiran-pemikiran ekonom Islam tersebut, sehingga mengambil pelajaran yang salah dan menghasilkan sistem-sistem ekonomi yang ternyata malah menyengsarakan ummat, lucunya sistem yang salah tersebut dengan serta merta dan dengan bangga diadopsi oleh negara-negara lain, sehinga terjadilah kegoncangan ekonomi seperti sekarang yang kita rasakan.

Sistem Ekonomi Islam
Menurut Muhammad Nur Rohani[2] sistem ekonomi islam tersebut mempunyai keunikan dilihat dari falsafah, cara mencapai dan ciri khasnya. Falsafah ekonomi islam adalah kebahagiaan dunia dan akhirat, salah satu usaha untuk mencapai kebahagiaan dunia terutama memenuhi kebutuhan materil maka manusia harus bekerja dan beribadah (Al-Jum’ah :10), Setiap perilaku kaum msulimin diatur agar sesuai dengan nilai-nilai moral yang merupakan prinsip dasar yang melandasi semua sikap dan tindakan, yaitu keadilan, kebenaran, kejujuran dan persaudaraan. Kewajiban pemerintah adalah mengatur berlangsungnya kehidupan bermasyarakat agar terjadi keselarasan dalam mencapai tujuan bersama. Salah satu instrumen untuk mengatur ekonomi makro adalah dengan sistem fiskal.

Sistem Ekonomi Konvensional
Untuk mengetahui perkembangan ekonomi Konvensional maka perlu diketahui pula sistem-sistem ekonomi konvensional yang pernah berkembang di dunia. Menurut Muhammad Nur Rohani[3] terdapat enam sistem ekonomi yang pernah ada, yaitu:
1. Sistem Ekonomi kapitalis
Sistem ekonomi Kapitalis diawali dengan terbitnya buku The Wealth of Nation karangan Adam Smith. Pemikiran Adam smith memberikan inspirasi dan pengaruh besar terhadap pemikiran para ekonom sesudahnya dan juga pengambil policy negara. Ditinjau dari falsafah hidupnya, tujuan hidup dari kaum kapitalis adalah mencari kekayaan (wealth) dan kebahagiaan dunia meskipun mereka kebanyakan beragama (Kristen) namun pandangan mereka sekuler, tujuan hidup akherat kurang diperhatikan. Gaya hidup yang khas dari sistem kapitalis adalah berprinsip kebebasan individual/liberalisasi. Untuk mencapai kemakmuran yang dalam pandangan kaum kapitalis adalah kekayaan, perlu adanya modal. Dalam memandang segala permasalahan ekonomi makro, kapital adalah kunci untuk mencapai kemakmuran, sedangkan hal-hal yang lain seperti etika, norma, agama, kemiskinan, dll kurang diperhatikan.
2. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis yang diperjuangkan oleh para pengikutnya, merupakan sebuah reaksi radikal atas kegagalan sistem kapitalis dalam mengatasi eksploitasi para pemilik modal/kaum borjuis terhadap kaum buruh pabrik di negara-negara barat. Ditinjau dari falsafah hidupnya impian yang ingin dicapai oleh kaum sosialis adalah keharmonisan masyarakat. Kebersamaan/sama rata, sama rasa merupakan nilai yang melandasi kebijakan pemerintah dan masyarakat sosialis. Dalam pandangan mereka dunia penuh penindasan kaum borjuis oleh kaum proletar, maka untuk mencapai tujuan masyarakat penuh keharmonisan memerlukan revolusi radikal sebagai jalan paling tepat untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Sikap emosional dan radikal menjadi ciri khas pengikut sosialis meskipun terdapat juga kelompok sosialis yang bersikap lunak seperti aliran kiri baru (new left).
3. Sistem Ekonomi sosialis Demokrat
Sistem sosialis demokrat merupakan solusi atas kgagalan kapitalis mengatasi depresi besar tahun 1930-an di eropa. Sistem ini merupakan gabungan antara sistem kapitalis dan sosialis yang bersikap lunak. Falsafah dari sistem ini adalah perlunya pemerintah untuk campur tangan dalam mengatasi kegagalan pasar. Pandangan ini hasil pemikiran J.M Keynes. Nilai yang khas dari sistem ini adalah bahwa pemerintah harus bertangung jawab atas kesejahteraan seluruh masyarakat. Metode yang digunakan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara bersama-sama adalah pemberlakuan sistem distribusi pendapatan dengan pajak progresif dan tunjangan sosial.
4. Sistem Ekonomi Pasar
Sistem ekonomi pasar merupakan reaksi atas kegagalan sistem sosialis demokrat dan kebijakan Keynesian ketika menghadapi krisis minyak di era 1970-an . Falsafah khas dari sistem ini adalah pasar bebas antar negara merupakan sarana untuk mencapai kemakmuran bersama dengan pembebasan tarif ekspor dan impor. Tema globalisasi merupakan semboyan dari kelompok penganut sistem ini. Dalam pandangan ekonom pasar, pertentangan antara ideologi kapitalis dan sosialis merupakan cerita yang sudah usang, bukan saatnya lagi mempertentangkan. Pengaturan ekonomi bukan lagi oleh pemerintah, tapi terserah keinginan pasar.
5. Sistem Ekonomi Strukturalis
Sistem strukturalis merupakan sistem ekonomi yang dianut negara Amerika latin. Hampir semua negara dunia ketiga mempunyai corak yang tidak jauh berbeda dengan sistem strukturalis. Penganut sistem strukturalis tidak mau terjebak dalam dikotomis antara kapitalis dan sosialis dan berusaha melakukan kompromi antar kedua sistem tersebut. Bagi negara dunia ketiga, masalah ekonomi yang utama adalah mengatasi keterbelakangan ekonomi maka pertumbuhan adalah tujuan dari semua program pemerintah. Bagi negara dunia ketiga yang berbasis agraris dan tidak punya banyak modal, maka metode yang tepat utnuk mencapai tujuan pembangunan adalah dengan pembangunan industri substitusi impor dengan biaya hutang luar negeri.
6. Sistem Ekonomi Pancasila
Pada dasarnya pancasila tidak punya prinsip sistem ekonomi yang jelas dan tegas. Pemerintah Indonesia dan para ekonomnya masih terjebak dalam dualisme Kapitalis – sosialis. Pembangunan untuk mencapai pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang merupakan dua hal yang selalu menjadi perdebatan antara sosialis-kapitalis, menjadi tema pokok dalam sistem pancasila. Hal ini menunjukkan kegamangan ideologi pancasila. Hanya karena sentimen nasionalisme saja mereka membentuk konsep ekonomi yang dinamakan pancasila. Falsafah hidup dari sistem ini, bahwa tujuan hidup yang ingin dicapai adalah masyarakat adil makmur berdasarkan pancasila dan UUD 45. Metode yang dipakai adalah mengabungkan sistem kapitalis, sosialis dan strukturalis. Prinsip-prinsip yang diangap baik dari berbagai sistem ekonomi diambil. Misalnya konglomerasi dilakukan pemerintah dengan memberi kelancaran modal bagi konglomerat agar menjadi raksasa ekonomi yang siap bersaing di pasar global. Pemikiran ini merupakan corak sistem kapitalis. Sementara itu untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dibentuk koperasi seperti KUD. Koperasi merupakan salah satu bentuk dari sistem sosialis komunitas bersama yang digagas Robert Owen, Carles Fourir, Luis Blanc dan William King. Meskipun berdasarkan sejarah sistem ini banyak yang bangkrut, namun pemerintah Indonesia sangat percaya bahwa koperasi merupakan cara paling tepat untuk mengatasi kesenjangan ekonomi. Untuk mencapai pertumbuhan maksimal pemerintah Indonesia melakukan pembangunan Industri substitusi impor dibiayai hutang luar negeri. Hal ini menunjukkan masuknya pola pikir strukturalis dalam sistem ekonomi pancasila.

Keungulan dan Kelemahan Ekonomi Islam dan Konvensional
Untuk mempermudah membandingkan sistem ekonomi yang ada, berikut komparasi dari sistem ekonomi yang ada:
No
Pembanding
Sistem Ekonomi
Islam
Kapitalis
Sosialis
Sosial Demokrat
Pasar
Strukturalis
Pancasila
1
Alasan Muncul
Didasari Al-qur’an dan Sunnah
Terbitnya buku The wealth of Nation
Reaksi radikal terhadap kegagalan sistem kapitalis
Solusi atas kegagalan kapitalis mengatasi depresi 1930-an di eropa
Reaksi atas kegagalan sosialis demokrat dan Keynesian mengatasi krisis minyak 70-an
Tidak mau terjebak dalam dikotomis kapitalis dan sosialis
Sentimen nasionalisme
2
Falsafah hidup
Kebahagiaan dunia dan akherat
mencari kekayaan (wealth) dan kebahagiaan dunia
Keharmonisan masyarakat
Perlunya pemerintah untuk campur tangan dalam mengatasi kegagalan pasar
Pasar bebas antar negara merupakan sarana mencapai kemakmuran dunia
Pertumbuhan ekonomi adalah tujuan dari semua program pemerintah
Tujuan hidup ingin mencapai masyarakat adil makmur sesuai dengan pancasila dan UUD 45
3
Cara mencapai Tujuan
Kewajiban bekerja secara mandiri dan meperoleh harta pribadi
Modal faktor utama mencapai kemakmuran
Revolusi radikal sebagai jalan yg paling tepat mencapai tujuan
Pemberlakuan sistem distribusi pendapatan dengan pajak progresif dan tunjangan sosial
Pembebasan tarif ekspor impor
Pembangunan industri substitusi impor dengan biaya hutang LN
Mengabungkan sistem kapitalis, sosialis, dan strukturalis
4
Ciri khas
Keadilan,kebenaran,kejujuran,persaudaraan, mengatur bentuk-bentuk transaksi seperti jual beli, hutang, sirkah, dll
Kebebasan individual/
liberalisasi
Kebersamaan/
sama rata, sama rasa, emosional dan radikal
Pemerintah bertangung jawab atas kesejahteraan seluruh masyarakat
Pengaturan ekonomi bukan lagi oleh pemerintah, tapi terserah keinginan pasar
Dianut negara amerika latin dan hampir semua negara dunia ketiga
Konglomerasi,(Kapitalis), Koperasi (Sosialis komunitas) dan Industri substitusi impor dengan hutang LN (Strukturalis)

Sistem ekonomi islam merupakan sistem ekonomi paling sempurna. Berbagai persoalan dibahas dalam Al Qur’an dan hadist, dari masalah falsafah tujuan hidup dunia akhirat, masalah moral, transaksi mikro, sistem fiskal, moneter, kebijakan politik ekonomi, dll. Untuk hal-hal yang secara tekstual tidak ada dalam Al-Qur’an dan hadist-pun bisa digunakan metode qiyas dan ijtihad untuk memecahkan. Sementara itu sistem ekonomi lain berpijak pada permasalahan sempit, dengan mengabaikan aspek-aspek lain.
Bandingkan dengan sistem kapitalis yang hanya memikirkan kekayaan dan kebutuhan materiil saja tanpa memperhatikan persolalan-persoalan moral, etika, kemiskinan, dll. Depresi tahun 1930-an menunjukkan kegagalan sistem kapitalis mengatasi masalah kemiskinan, fiskal dan moneter. Sistem ekonomi islam sanggup meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menghindari timbulnya krisis.
Sistem Sosialis memang sanggup mengatasi masalah pemerataan ekonomi, namun gagal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga terjadi depresi ekonomi seperti terjadi di Uni Soviet dan Jerman Timur yang memaksa mereka untuk menerima sistem pasar. Sosialis hanya memikirkan pemerataan ekonomi tanpa memeperhatikan aspek lain seperti hak individu, moral, etika , agama dll. Sistem ekonomi islam sanggup memeratakan ekonomi dengan sistem zakatnya tanpa perlu menghancurkan sendi-sendi sosial lain.
Sistem strukturalis menyebabkan negara dunia ketiga terjebak hutang luar negeri, sementara islam menuntut kemandirian usaha. Seandainya negara dunia ketiga menerapkan kemandirian usaha seperti konsep dalam ekonomi islam, mereka tidak mungkin terjebak hutang luar negeri. Iran sebagai negara dunia ketiga saja mempunyai hutang luar negeri 0%, dan assetnya di luar negeri di bekukan Amerika, tapi perekonomian Iran jalan terus.
Sistem Sosialis Demokrat mampu menjamin kesejahteraan masyarakatnya, namun sistem pajak progresif dan tunjangan sosial menyebabkan kebangrutan negara-negara penganut welfare state. Dan duet Margaret Tatcher-Ronald Reagan meruntuhkan sistem tersebut. Dengan sistem zakat seperti di Arab Saudi, Iran, Pakistan, Sudan, Brunei Darussalam, sistem ekonomi Islam mampu menyejahterakan masyarakat miskin tanpa perlu membuat negara bangrut.
Sistem ekonomi pancasila selama orde baru mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 7% per tahun. Namun sistem ini mengalami kehancuran sistematis hanya karena imbas runtuhnya nilai tukar bath Thailand. Ditandai dengan hancurnya sistem moneter oleh krisis mata uang, inflasi tinggi, penganguran besar-besaran, kesenjangan ekonomi yang parah, penjarahan terhadap etnis cina oleh kelompok pribumi, defisit APBN, ancaman krisis hutang luar negeri, dll. Dari kenyataan tersebut, apakah kita masih meragukan kesempurnaan sistem ekonomi Islam yang merupakan konsep tuhan dan lebih percaya pada sisitem manusia ?


Dengan demikian terlihat dengan jelas bahwa sistem-sistem ekonomi konvensional yang ternyata terbagi-bagi menjadi berbagai sistem yang berkembang dengan sendirinya tidak didasari dengan falsafah yang kuat, sifatnya hanya menjawab kegagalan-kegagalan yang muncul akibat dari sistem yang pernah diterapkan sebelumnya, dan itupun dengan pendekatan yang sangat duniawi. Tidak satupun sistem ekonomi konvensional menjadikan agama dan kehidupan akhirat, yaitu kehidupan yang hakiki menjadi pertimbangan dalam menentukan arah dari perekonomian yang di designnya.
Dengan demikian karena tidak sesuai dengan kehendak dasar setiap manusia, yang terjadi adalah kegagalan-kegagalan yang terus berlanjut dari sistem ekonomi yang ada. Setelah satu sistem diuji coba dan dirasa gagal maka akan muncul lagi sistem ekonomi yang baru yang pada dasarnya pengulangan sistem yang pernah ada. Ada pula beberapa negara yang pragmatis melihat polarisasi perkembangan sistem ekonomi tersebut, akhirnya dibuatlah sistem ekonomi yang pada dasarnya pengabungan dari beberapa sistem ekonomi yang pernah gagal di diberi “nama” baru, seperti sistem ekonomi pancasila.
Seharusnya para pakar ekonomi bisa belajar banyak, cukuplah sudah eksperimen yang dilakukan jika tidak didasari dengan pemahaman yang baik terhadap tujuan hidup hakiki, maka sistem yang akan dibentuk kembali akan mengalami kegagalan. Ada sistem ekonomi islam yang belum pernah mengalami kegagalan malah pernah terbukti keberhasilannya dalam mengelola perekonomian dunia pada masanya.
Profesor Jacquen Austry[4], seorang ahli ekonomi berkebangsaan Perancis mengatakan bahwa untuk keluar dari kesulitan ekonomi yang pernah dipimpin oleh mazhab ekonomi sosialis dan kapitalis kita harus menemukan suatu konsep ekonomi yang adil dan seimbang, dan itu hanya bisa diperoleh pada mazhab ekonomi syariah. Menurutnya, mazhab ekonomi syari’ah akan memimpin dunia di kemudian hari karena mazhab ini merupakan susunan kehidupan yang sempurna. Seorang orientalis berkebangsaan perancis, Raymond Charles, mengatakan bahwa islam telah mengariskan jalan kemajuan tersendiri. Di bidang produksi ia sangat memuliakan kerja dan mengharamkan segala bentuk eksploitasi. Di bidang distribusi ia menetapkan dua kaidah “bagi masing-masing menurut kebutuhannya”, seperti hal Allah yang suci, yang dibebankan pada setiap orang-orang mukallaf. “Bagi masing-masing menurut hasil kerjanya”
Kalaupun pernah mengalami pasang surut ternyata hal tersebut bukan disebabkan kerena sistemnya yang salah namun karena perilaku pelaksana yang salah seperti yang diungkapkan Chapra[5] faktor penyebab mundurnya sejarah perekonomian islam yang pernah menjadi salah satu kampium ekonomi dunia pada masanya adalah :
1. Minimnya akuntabilitas
Akuntabilitas pemimpin dihadapan rakyatnya melemah setelah pola khilafah diubah oleh Muawiyah (41 H/661 M). Muawiyah membentuk dinasti dan mewariskan kekuasaannya kepada anak turunannya. Upaya musyawarah dalam memilih pemimpin yang sudah diteladankan oleh empat khalifah dan terbukti mengangkat kejayaan islam disingkirkan.
2. Hilangnya keadilan
Dengan mengubah sistem khalifah menjadi monarkhi, bangunan hubungan antara pemerintah dengan masyarakat yang sebelumnya tanpa jarak berubah menjadi antara “tuan” dan “abdi”. Yang terjadi kemudian, bila sebelumnya pemerintah begitu memperhatikan apa kebutuhan masyarakat, ikut berubah. Penguasa mulai tak lagi peduli dengan kondisi masyarakatnya. Dan, yang lebih penting lagi, masyarakat tidak lagi boleh secara terbuka mengajukan kritikan dan mendiskusikan kebijakan pemerintah secara terbuka. Hilangnya interaksi ini melahirkan apa yang sangat ditakuti masyarakat : kesewenang-wenangan, bersamaan dengan itu tumbuh subur korupsi dan inefisiensi di berbagai lini.
3. Pemaksanaan kehendak
Seperti yang terjadi pada masa pemerintahan Al Makmun dari dinasti Abbasiyah. Al Makmun memaksakan rakyatnya untuk mengadobsi pemikiran muktazilah. Dengan enteng Al Makmun menciduk ulama-ulama shaleh yang mengecam kehidupan mewah para penguasa. Jadilah pengunaan kekerasan melumuri tangan Al Makmun demi untuk mewujudkan keinginannya itu. Buahnya Al Makmun menuai perlawanan.

Hambatan Pengembangan
Mengapa Indonesia ragu-ragu untuk menerapkan sistem ekonomi islam?, tiga tahun berjalan, perkembangan perbankan syairah seperti jalan ditempat. Ini menjadi suatu yang ironi, ketika kita bicara mengenai potensi dukungan yang ada. Pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang”. Barangkali, itu masalah yang dihadapi oleh berbagai lembaga keuangan di Indonesia, baik perbankan maupun reksadana. Upaya memperkenalkan sesuatu yang relatif baru dimasyarakat kita ini tampaknya belum gencar. Padahal, kalau kita mengetahui mamfaat dari penerapan sistem ekonomi syariah ini, mungkin kita akan bertanya, mengapa tidak dari dulu kita menerapkannya. Dengan metode bagi hasil, kita tidak berhubungan dengan suku bunga. Akibatnya, ketika ada lonjakan suku bunga, bisa dipastikan tidak ada gejolak ikutan yang terjadi.[6]
Hal mendasar yang masih menjadi kendala penerapan ekonomi Islam di Indonesia adalah terlambatnya kita menyadari sepenuhnya bahwa sistem ekonomi yang diterapkan dibangsa ini adalah sistem ekonomi yang salah, yang tidak sesuai dengan karakter dasar bangsa ini, sehingga yang terjadi adalah kemunduran. Hal tersebut diakibatkan dari usaha sekulerisasi sistem perekonomian, sehingga berdampak kepada sistem ekonomi pancasila yang pernah dianut mengabaikan sila pertama pancasila yaitu nilai-nilai ketuhanan.
Faktor lain yang juga menjadi penghambat adalah minimnya pengkajian dengan serius tentang ekonomi islam di Indonesia, sampai saat ini belum ada pusat kajian ekonomi islam yang mampu berperan jauh didalam menentukan arah kebijakan perekonomian di Indonesia, pusat-pusat kajian ekonomi Konvensional di Indonesia banyak sekali seperti CIDES,INDEF, CIR, dan ratusan pusat kajian ekonomi konvensional lainnya. Tapi adakah pusat kajian ekonomi syariah yang selevel dengan CIDES dan INDEF, di Indonesia ?, hal ini berakibat ekonomi Islam belum membumi di Indonesia, dan masih dalam tataran wacana yang baru saja dikembangkan.

Penutup
Dengan demikian jelas sudah kelemahan sistem-sistem ekonomi konvensional yang telah terpecah-pecah menjadi ekonomi Kapitalis, Sosialis, Sosialis Demokrat, Pasar, Struturalis, Pancasila. Tidak satupun yang menandingi konsepsi dan pelaksanaan ekonomi Islam, yang telah dibuktikan dengan kegagalan beruntun dibeberapa negara penganut seperti yang telah diuraikan diatas.
Usaha yang bisa dilakukan untuk pengembangan sistem ekonomi Islam di Indonesia adalah :
1. Perlu didesign upaya memperkenalkan ekonomi islam lebih gencar dan sistematis bagi semua kalangan.
2. Belajar dari runtuhnya perekonomian di zaman Al Makmun, maka 3 hal yang harus diperhatikan agar perekonomian islam bisa berkembang dengan wajar adalah 1). Peningkatan akuntabilitas penguasa. 2). Menegakkan keadilan dan 3). Hindari pemaksaaan kehendak antara penguasa dan ummat.
3. dan yang terpenting adalah semua pihak yang terkait dalam perumusan dececion maker di negara ini harus memahami betul konsep ekonomi islam, dan dengan pemahaman yang baik dan benar, akan memberikan pengetahuan bahwa semua aspek perekonomian tersebut telah ada contoh dan arahannya di dalam Al- Qur’an dan hadist, sehinga menyakini bahwa hanya sistem ekonomi Islamlah satu-satunya solusi dalam pemecahan masalah perekonomian Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA


Iskandar Mirza, Sejarah dan aktualisasi Ekonomi Syariah, Thursday, 31 oktober 2002, www.tazkiaonline.com

Menyingkapi Kemunduran, Merebut masa depan ekonomi, Republika Online, Monday 9 November 2001

Nur Rohani, Muhammad, Sistem Ekonomi islam di antara sistem ekonomi di Dunia, www.tazkiaonline.com, 9 dan 10 Mei 2001

Sistem Ekonomi syariah, Tak Kenal maka Tak sayang, Republika, rabu, 06 juni 2001, detail http://www.tazkia.com

Sunar Widodo, Bagus, Positioning Sistem Ekonomi Islam diantara Ekonomi yang ada (2), www.tazkia online.com, wennesday, 03 oktober 2001





























[1] Bagus Sunar Widodo, Positioning Sistem Ekonomi Islam diantara Ekonomi yang ada (2), www.tazkia online.com, wennesday, 03 oktober 2001
[2] Mohammad Nur rohani, Sistem Ekonomi Islam di antara sistem ekonomi di Dunia, www.tazkiaonline.com, 9 mei 2001 dan 10 May 2001.

[3] Mohammad Nur rohani, Op Citt 9 mei 2001 dan 10 May 2001.
[4] Iskandar Mirza, Sejarah dan aktualisasi Ekonomi Syariah, Thursday, 31 oktober 2002, www.tazkiaonline.com
[5] Menyingkapi Kemunduran, Merebut masa depan ekonomi, Republika Online, Monday 9 November 2001
[6] Sistem Ekonomi syariah, Tak Kenal maka Tak saying, Republika, rabu, 06 juni 2001, detail http://www.tazkia.com

0 comments

Write Down Your Responses

catatan2 universitas Kehidupan

"Inti dari Kecerdasan adalah Bermanfaat" . Powered by Blogger.