Menarik pelajaran dari Pilkada DKI 11 Juli 2012

Oleh: Jaharuddin
Pagi tadi waktu Jerman, saya semangat sekali untuk membuka TV Indonesia, sebelumnya saya tahu akan ada quick count pilkada DKI dengan harapan hasil kerja kader dakwah di Jakarta dan juga dibantu oleh daerah lain bahkan luar negeri berhasil menjadikan Ustadz Hidayat menjadi DKI 1.
Namun hasil sementara menunjukkan angka Ust Hidayat masih di urutan ketiga, ketika saya menulis ini, saya masih menyisakan harapan semoga ada perbaikan angka, sehingga pasangan Ust. Hidayat + Didik, masuk dalam putaran kedua. Namun jika tidak, sebagai manusia biasa, bolehlah kita bersedih, namun jangan larut dalam kesedihan, karena itu belum tentu baik untuk dakwah ini.
Saya dan istri dalam perjalanan ke kampus MHH sempat diskusi, kenapa tokoh sekaliber  Ust. Hidayat pun akhirnya, para pemilih belum menjatuhkan pilihan kepada nya?.
Ada beberapa analisa yang bisa dilakukan. (1). Relatif singkatnya waktu Ust. Hidayat mensosialisasikan diri bisa jadi berpengaruh pada penerimaan masyarakat. (2). Masyarakat Jakarta, termasuk saya, memang sudah jenuh dengan kondisi kota yang semakin semberawut, karenanya masyarakat sebenarnya mengharapkan ada figur yang benar-benar diyakini memberikan perubahan yang significan bagi Jakarta kedepan, kalau berbicara perubahan, paling tidak Jokowi melakukan aksi nyatanya di Solo, dan ini sesungguhnya menjadi etalase kampanye bagi Jokowi kemanapun dia pergi. Saya mengamati melalui media, ketika kampanye pilkada yang lalu, Jokowi tidak terlalu heboh, tema kampanyenya hanya seputar kartu sehat, yang diperlihatkan kemana-mana ketika dia kampanye. artinya dipilihnya Jokowi saat ini yang paling dominan, bukanlah kerja kampanye saat pilkada ini, namun ini hasil investasi Jokowi dari dulu dia bekerja nyata di Solo.
Pelajarannya adalah, bagi siapapun saat ini yang mendapatkan amanah sebagai pemimpin, bukan hanya di wilayah politik, maka ini kesempatan bagi anda untuk membuktikan bahwa anda bekerja, dan riil manfaatnya dirasakan masyarakat. ketika itu anda lakukan, saat anda membutuhkan suara rakyat anda akan mendapatkan suara rakyat, karena saat ini masyarakat semakin cerdas.

Pelajaran lain
Kalaulah hasil akhir dari pilkada DKI ini ternyata menetapkan Ust. Hidayat berada pada urutan ketiga, maka  kita semua menyakini bahwa perjuangan dalam bentuk tenaga, uang bahkan airmata yang selama ini dilakukan, tidak akan pernah sia-sia. Allah tidak pernah tidur dan lalai mencatat setiap amal yang dilakukan. Amalan yang telah dilakukan adalah bekal akhirat kelak. karenanya tidak perlu bersedih berlebih-lebihan, tidak usah mencari pintu-pintu kesalahan siapapun, karena itu belum tentu produktif.
Kita sangat yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita semua, artinya kemenangan tersebut dalam terminologi Allah bukan hanya dalam bentuk diberikannya amanah mengelola DKI kepada kader dakwah, namun banyak bentuk lain yang bisa diberikan Allah kepada kader dakwah, dan itu rahasia Allah.

Peluang
Dengan kondisi yang terjadi hari ini, terdapat beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan sebagai akselerasi dakwah kedepan. (1). Kalau Ust. Hidayat belum ditakdirkan menjadi DKI 1, padahal sudah diusahakan disosialisasikan segencar mungkin kepada warga DKI beberapa pekan terakhir, ini sesungguhnya menjadi modal bagi DPP untuk melakukan kajian mendalam, agar Ust. Hidayat dari jauh-jauh hari dicalonkan oleh PKS sebagai calon presiden dari PKS, artinya tugas selanjutnya dari Ust. Hidayat adalah untuk melakukan sosialisasi keberbagai daerah di Nusantara. Namun jika suara PKS saat pemilu nanti kurang dari 20%, maka masih mungkin Ust. Hidayat menjadi cawapres, dan yang terpenting adalah sudah disosialisasikan jauh-jauh hari. dengan cara seperti ini cukup waktu bagi kader untuk mensosialisasikan capresnya, secara langsung akan menguatkan kader-kader dakwah juga bekerja untuk pemenangan pemilu 2014. (2). DPP  memberikan arahan yang sejelas-jelasnya bahkan jika perlu dengan contoh, kepada semua kepala daerah dari PKS untuk melakukan kerja-kerja nyata yang significan dirasakan manfaat untuk rakyat, karena ini modal dasar dalam pemenangan selanjutnya. (3). Kalaulah Allah mentakdirkan yang akan menjadi pemenang  pilkada DKI pada putaran kedua adalah Jokowi, maka sesungguhnya rakyat merasa terakomodasi kepentingannya yaitu harapan perubahan yang nyata. maka sesungguhnya itu juga bagian dari tujuan PKS mengajukan calon pada pilkada DKI, untuk itu Jokowi membutuhkan dukungan PKS saat benar-benar melaksanakan tugasnya di DKI, karena PKS pemenang no. 2 di DKI. dari awal saya yakin Jokowi menyadari posisi penting PKS di Jakarta. Ini menjadi peluang bagi PKS untuk kembali menjadi pemenang di pemilu di wilayah DKI, mengapa demikian, karena saya menduga suara demokrat akan turun, seiring dengan kasus yang mendera partai demokrat, dan belum tentu PDIP dan Gerindra sebagai partai pendukung utama Jokowi bisa meraup suara dominan di Jakarta, karena saya meyakini, pemilih suka terhadap Jokowi namun belum tentu berkorelasi positif terhadap dipilihnya PDIP dan Gerindra di Jakarta.
Semoga bermanfaat.
Hannover, Musim Panas ,11 Juli 2012, pukul 12.02 CET.

,

2 comments

analisa yang baik pak.,beberapa hal saya juga sepikiran dg anda
salam kenal dari kader yogyakarta, paling tidak ada oleh2 dari pilkada DKI kmrn yaitu batik :)

terima kasih komentarnya pak Rizki T, tidak ada yg sia-sia...semua adalah kebajikan dan amal sholeh.amin...salam kenal juga, salam dari Hannover, Jerman.

Write Down Your Responses

catatan2 universitas Kehidupan

"Inti dari Kecerdasan adalah Bermanfaat" . Powered by Blogger.