Pelaksanaan Sholat Tarawih di Jerman (diterjemahkan dari Fatwa yg terkait)
Beberapa
waktu lalu telah didiskusikan seputar pendapat/fatwa institusi bernama RIGD yg
berkantor di Frankfurt terkait pelaksanaan shalat tarawih. Namun karena file
PDF fatwa tsb bhs arab dan jerman, tampaknya masih belum difahami isinya oleh
sebagian orang. Ini saya ringkaskan dalam bahasa indonesia.
Posting
saya ini bukan dalam memberikan fatwa, akan tetapi sekedar meringkaskan hal
yang sudah ada dalam bhs indonesia. Fatwa mana yang diikuti, asal jelas
dalilnya, maka pilihan masing2.
==============================
Disebutkan
dalam dokumen tsb bahwa pada intinya mereka mengikuti fatwa dari European
Council for Fatwa and Research
PUASA Di
Jerman masih bisa diketahui waktu Shubuh/Imsak dan Maghrib. Oleh karena itu
jadwal puasa di Jerman mengikuti lokasi setempat dan tidak mengikuti Makkah
SHALAT
JAMA' MAGHRIB & ISYA' DI JERMAN
Pada
tanggal 18 Mei s.d. 8 Agustus secara umum diperbolehkan menjama' Maghrib dan
Isya' di Jerman. Jama' artinya begitu shalat yang pertama selesai, maka diikuti
oleh shalat yang kedua dengan tanpa jeda waktu.
Alasan:
sulitnya memastikan waktu Isya' di Jerman (yakni posisi matahari 18° di bawah
horison).
SHALAT
TARAWIH
Dalam
dokumen tsb. ada 3 alternatif:
1. Begitu
masuk maghrib, maka dilakukan iftar (makan dan minum). 1 jam atau 1,5 jam
kemudian maka dilaksanakan shalat maghrib, lalu dijama' isya', lalu Tarawih.
2. Begitu
masuk maghrib maka dilakukan shalat maghrib, setelah itu ifthar (makan+minum).
1 jam atau 1,5 jam kemudian baru isya'+tarawih.
Maka
praktik ini sebenarnya juga menjama' shalat namun dengan diselingi jeda waktu
(pendapat Ibn Taimiyah dan Ibn Qayyim).
3. Masjid
yang tidak melakukan shalat jama' maghrib+isya', disarankan utk mengikuti
jadwal daerah latitude (Breitengrad) 45°.
IQAMAH
SHALAT SHUBUH
Iqamah
disarankan untuk diakhirkan, supaya mempermudah orang datang ke masjid.
Kemudian
disebutkan dalam fatwa tsb. bahwa dalam hal2 seperti ini biasa ada perbedaan
pendapat. Yang dikedepankan adalah sikap toleran. Oleh karena itu silahkan saja
jika mengikuti perhitungan atau pendapat lain yang ada, yang dengan pendapat
yang lain tsb. manusia bisa melaksanakan shalat dengan mudah (tidak sulit) dan
dengan tidak terpaksa.
Insitusi
tsb. menyeru kpd masjid2 di Jerman utk mampu bersepakat menyusun jadwal shalat
setahun yang seragam (dengan tetap memperhitungkan perbedaan waktu antar
regional di jerman).
Demikian
terjemahnya, semoga bermanfaat.
===================
Tambahan
dari saya: daerah 45° contohnya: Perancis bagian selatan, Italia (Turin, Milan,
Venesia), Kroatia. Bandingkan: jerman paling selatan 47°. Jerman
utara misalnya Hamburg pada posisi 53°.
Saya
pribadi, selama ini memang belum pernah mengetahui detail penentuan shalat
isya' di masjid Turki atau masjid islamic center nürnberg, 2 buah masjid yang
saya shalat berjamaah di sana.
Contoh
jadwal hari Selasa 16 Juli:
Masjid
Turki: maghrib 21:23 isya 22:53
Masjid
Islamic Center: maghrib 21:17 isya 22:47
Kalau
diperiksa jadwal tiap harinya di bulan Juli ini: maka antara maghrib dan isya'
bedanya selalu konstant = 1,5 jam. Apakah ini berarti waktu isya' di 2 masjid
tsb. berdasarkan pendapat 1,5 jam jarak maghrib dan isya'? Jadi sebenarnya
tidak menentukan isya' dengan posisi matahari, namun lebih pada waktu maghrib +
1,5 jam ? Jika demikian, maka sebenarnya yang dilakukan oleh ke 2 masjid ini
adalah opsi tarawih no. 2 yakni: maghrib on-time. Lalu makan minum, kemudian
1,5 jam kemudian shalat isya'. Maka seandainya waktu isya'nya belum masuk
(menurut ukuran posisi matahari), berarti kami melakukan shalat jama' maghrib
isya' dengan jeda 1,5 jam.
Wallahua'lam
saya sendiri tidak tahu bagaimana menandai waktu isya' di musim panas ini dg
ukuran alam. Ada yang bilang, di musim panas ini langit tidak akan pernah
gelap.
Semoga
bermanfaat
Wassalam
a.fatih
Nuernberg,
17 Juli 2013
0 comments
Write Down Your Responses