Beberapa aspek yg perlu diperhatikan dalam mencari profesor untuk riset S3 di Jerman


Tulisan ini ditulis berdasarkan realitas di Jerman, bahwa, berhasil atau tidaknya seorang mahasiswa S3 lulus tepat waktu atau tidak, atau bahkan tidak lulus sama sekali, sangat dipengaruhi siapa profesor yang anda pilih. Disisi lain, jika calon mahasiswa sudah mendapatkan LoA dari seorang profesor, calon mahasiswa S3 dari Indonesia, biasanya sudah sujud syukur berkali-kali. Padahal berhasilnya mendapatkan LoA dan dilanjutkan terdaftar di salah satu institut atau universitas di Jerman, serta mendapatkan beasiswa merupakan rangkaian awal anda sukses atau tidak studi s3 di Jerman.
Banyak mahasiswa Indonesia berhasil di Jerman, namun tidak sedikit juga yang bermasalah dengan berbagai kadar masalahnya, bisa berbentuk tidak diakui sebagai mahasiswa oleh seorang profesor, padahal sudah bekerja beberapa bulan, bahkan ada yang tahunan, ada juga yang komunikasinya tidak nyambung dengan profesor/supervisor, ada juga yang tidak merasa in grup di grup risetnya, ada pula yang didiskriminasikan karena imigran, ada yang sudah menghabiskan beasiswa 3 tahun dan pulang tanpa kejelasan, ada pula yang mengerjakan riset profesor awalnya A, berubah jadi AB, atau B, atau A,B,C dan seterusnya tanpa berkesudahan bertahun-tahun, ada pula yang menyelamatkan diri dengan cara pindah profesor, bisa juga pindah universitas, dan lain-lain,
Ada yang bisa selesai kurang dari 3 tahun, namun juga ada yang sudah 6 tahun belum ada tanda-tanda diminta untuk menulis hasil risetnya, agar bisa dijadikan disertasi, untuk diuji. Jadi beragamlah nasib mahasiswa Indonesia di Jerman.
Untuk itu, perlu benar-benar direncanakan dengan matang untuk menyelesaikan studi S3 di Jerman, termasuk salah satu yang terpenting adalah mendapatkan profesor dan supervisor yang ideal. Untuk mendapatkan profesor yang ideal tersebut, ada beberapa aspek yang perlu anda perhatikan, seperti:
  • Minat/keterkaitan terhadap tema proyek riset. 
  • Ini menjadi persyaratan mutlak bagi anda ketika mencari profesor pembimbing, karena akan menjadi berat jika anda asal mendapatkan pembimbing saya, sementara temanya anda tidak minati, lebih bahaya lagi jika anda berfikir, pokoknya kuliah S3 di Jerman lagi, nanti pulang ke tanah air dianggap keren, sebaiknya ini dihindari.
  • Kemampuan supervisor dalam membimbing (dugaan)
  • Perlu anda menduga kemampuan dan ketersediaan waktu profesor anda dalam membeimbing anda, karena secara umum sistim pendidikan di Jerman, mengharapkan mahasiswa untuk mandiri, bahkan kalau perlu tanpa bimbingan. Makanya jangan kaget kalau profesor/supervisor anda tidak membimbing anda, bahkan kesannya "jika anda mau sukses, cari sendiri". Pernah ada teman yang mendapatkan pembimbingnya ternyata tidak mengetahui lebih dalam tentang tema riset yang diajukan mahasiswa S3 nya, bahkan sang pembimbing bilang "saya malah ingin belajar dari risetnya kamu ini". Disisi lain, sebagian mahasiswa Indonesia, sangat membutuhkan bimbingan, karena sisitim pendidikan di Indonesia, membentuk mahasiswa yang butuh bimbingan.
  • Kepakaran/keahlian di tema riset yang anda teliti
  • Seperti yang saya singgung diatas, maka dari awal hendaknya anda mengetahui kualifikasi pembimbing yang anda tuju, karena ini akan sangat membantu anda ketika mengerjakan riset S3 anda. Jika ternyata pembimbing anda sedang mencoba-coba tema baru yang sebetulnya bukan bidangnya, implikasinya adalah andalah yang harus banting tulang mandiri untuk bisa merencanakan, mengerjakan, mengevaluasi dan menuliskan proyek anda dengan baik.
  • Kontinyuitas proyek (minimal 5 tahun yang akan datang)
  • Chemistry (dugaan) kecocokan komunikasi
  • Fasilitas di lab mendukung riset
  • Track record meluluskan doktorand
  • Seberapa besar tim/grup riset
  • Turn over anggota grup riset
  • Funding riset pasca beasiswa anda selesai
  • Manfaat untuk instansi anda di Indonesia
Tips Lainnya
Masalah selanjutnya adalah, bagaimana caranya melakukan pengkajian yang mendalam terhadap profesor yang memberikan LoA kepada kita, padahal kita masih berada di Indonesia, yang bisa dilakukan adalah pengkajian melalui internet, dan semoga saja ada lulusan dari profesor tersebut yang anda bisa kontak, dan anda yakini datanya benar. Namun jika ternyata susah, bisa juga disiasati, untuk awal, agar anda mendapatkan beasiswa dan bisa mendaftar pada Universitas di Jerman,  maka LoA dari profesor mana saja, ok dulu aja, namun setelah anda benar-benar masuk dalam bimbingan profesor tersebut, anda benar-benar amati dan pelajari profesor anda dengan baik, apakah ini benar-benar akan membantu anda atau tidak. Jika anda meyakini tidak, maka bersegeralah untuk mencari profesor lain, yang labih baik. Dari beberapa kasus yang saya lihat dari teman-teman, langkah ini bisa menyelamatkan studinya.
Musim Panas, Hannover, 29 Juli 2013

,

0 comments

Write Down Your Responses

catatan2 universitas Kehidupan

"Inti dari Kecerdasan adalah Bermanfaat" . Powered by Blogger.