Mereka berjuang di Jerman
Kemarin saya membesuk istri seorang sahabat yang sedang dirawat di Hildesheim, 30 menit perjalanan dari kota Hannover. Keluarga ini adalah keluarga muda, suami istri berasal dari Jawa Barat. Saya jadi teringat dengan pesan moral ketika kita membaca biografi orang-orang sukses dalam sejarah. ketika anda melihat orang sukses, jangan serta merta anda hanya melihat hasil akhir (sukses) nya mereka saat ini, kalau anda serius mau belajar dari orang-orang sukses, anda juga harus menelusuri jejak perjuangan mereka ketika mereka menapaki tangga sukses. biasanya orang-orang sukses selalu dihadang dengan tantangan-tantangan kehidupan, dan mereka mampu menyelesaikannya dengan baik.
Jika anda mempelajari orang sukses, apa saja tantangan kehidupan yang mereka hadapi, bagaimana mereka menyelesaikan masalah tersebut, dan akhirnya menjadi pemenang dalam pertarungan dengan masalah yang dihadapi, menjadi point penting untuk dipelajari dan diambil pelajaran berharga. Saya teringat kisah suksesnya Prof. B.J Habibie, yang sangat banyak menginspirasi orang untuk belajar ke Jerman.
Saya pernah mendengar cerita, bahwa BJ Habibie pun, tidak serta merta mendapatkan kesuksesannya, beliau harus pindah kampus dari Braunsweig ke Achen, untuk mendapatkan kondisi yang lebih optimum, ini salah satu rintangan kecil yang beliau hadapi.
Kembali pada keluarga sahabat saya yang sedang dirawat, saya melihat salah satu contoh mahasiswa Indonesia yang sedang berjuang menapaki tangga suksesnya, seorang mahasiswa yang memberanikan diri mengambil keputusan besar untuk menikah ketika mereka masih berstatus mahasiswa, dan bukan hanya itu, mereka memutuskan untuk mandiri berkeluarga di Jerman, jauh dari sanak famili di Indonesia.
Alangkah beratnya perjuangan yang mereka harus lalui, sang suami setiap hari kecuali hari minggu, mulai bekerja pada pukul 02.30, disaat orang tertidur lelap, mereka sudah memulai hari untuk bekerja, dan baru selesai sekitar pukul 05.00 pagi. Selanjutnya persiapan untuk menghadapi kuliah, atau bahkan ujian. Luar biasa !, saat ini kebetulan masih musim panas, jadi udara dipagi hari sangat bersahabat, coba anda bayangkan jika musim dinggin, pada siang hari saja udara suhunya minus, apalagi pada malam hari...brrrr....dingin...membeku.
Kalau Allah memberikan tantangan kehidupan berupa sakit, maka menjadi tantangan tersendiri , karena, tidak ada keluarga yang bisa diminta tolong untuk menjenguk, atau untuk membantu meringankan sedikit beban yang menghimpit. tidak ada kata lain selain: mandiri, semuanya diurus dan dikerjakan sendiri, tidak merepotkan siapapun.
Sang pasienpun, juga dituntut untuk mandiri, sebagai contoh, pada malam hari anda tidak dibolehkan ditemani oleh keluarga jika anda sedang rawat inap di rumah sakit. jadi anda harus bisa sendiri, dikamar rumah sakit, dan jika ada yang bisa dikerjakan sendiri, maka kerjakanlah, jangan merepotkan orang lain, walaupun anda sendiri sedang sakit. Jadi semanja apapun anda dulu ditanah air, maka kalau anda memutuskan tinggal di Jerman, maka dari awal anda harus siap, untuk mandiri, dan tidak cengeng, mampu hidup keras di negeri orang.
Ketika mengamati, mempelajari dan mengambil ibroh dari keluarga sahabat ini, saya juga ketemu keluarga muda Indonesia lainnya. dan akhirnya saya juga mendapatkan salah satu episode perjuangan keluarga muda ini, belum lama menikah, istrinya yang berprofesi dokter gigi menyusul sang suami ke Jerman, mukimlah mereka di kota Hannover, sang suami saat itu sedang menyelesaikan tesis masternya. Sang suami diharuskan untuk operasi mulut dan rahang, ada bagian rahang yang harus di betulkan letaknya, dan singkat cerita dilakukanlah operasi dimulutnya.
Mereka melewatinya secara mandiri, air mata sedihpun sering keluar dari sang istri, rasa penat juga melingkupi hari-hari perjuangan tersebut. Keluarga belia yang diharuskan oleh kondisi untuk secepatnya beradaptasi dengan kemandirian Jerman. dan ternyata mereka mampu melewatinya dengan baik, sang suami saat ini sudah selesai masternya dan saat ini sang suami sudah bekerja tetap disalah satu perusahaan besar di Jerman. sang istri saat ini sedang melanjutkan studinya sebagai mahasiswa master.
sekali lagi, luar biasa, salah satu fragmen perjuangan mahasiswa Indonesia yang ada di Jerman, dan saya sangat yakin banyak fragmen perjuangan mahasiswa Indonesia lainnya di Jerman, yang bisa diambil banyak pelajaran.
sebagai renungan....apakah saya termasuk yang berjuang...?
sebagai renungan....apakah saya termasuk yang berjuang...?
semoga bermanfaat
Musim panas, 26 agustus 2012
0 comments
Write Down Your Responses