Do'a untuk mengapai cita-cita
Oleh: Jaharuddin
"Tidak seorangpun yang berdo'a, melainkan ia berada diantara salah satu kelompok ini: kadang ia dipercepat sesuai dengan permintaanya, atau ditunda (pengabulannya) demi pahalanya, atau ia dihindarkan dari keburukan yang menimpanya" (HR Ahmad & Hakim).
Saya menemukan hadis ini pada saat yang tepat, yaitu saat saya menerima pengumuman beasiswa Indonesia German Scholarship Program (IGSP) tahun ini, pengumuman ini saya tunggu-tunggu beberapa pekan ini, pasca wawancara di Bonn beberapa pekan yang lalu, dan hasilnya saya belum berhasil mendapatkan beasiswa ini. Insya Allah saya sudah berusaha melengkapi dan mengikuti rangkaian proses seleksi beasiswa dengan baik, dan terima kasih atas bantuan, do'a dari semua pihak, terkhusus istri tercinta, yang tahu persis bagaimana "stress" nya saya menyiapkan rangkaian seleksi ini. juga kepada omak di pesagang, mama mertua di Jakarta, om, tante, teman-teman di Jerman, dan semua pihak yang tidak tersebutkan satu persatu.
Belum berhasil dalam mendapatkan beasiswa kali ini, bukan akhir segalanya, masih banyak cara dan ladang amal yang lain yang bisa dilakukan untuk pengembangan diri. Kalau kita rujuk kembali kepada hadis diatas, maka memberikan ketenangan kepada diri kita bahwasanya Allah lah yang lebih tahu terhadap apa yang akan terjadi dan Allahlah yang lebih tahu terhadap kemampuan diri kita melebihi tahunya kita terhadap diri kita sendiri. mengapa demikian? karena sebagai manusia yang beriman, maka kita sesadar-sadarnya mengetahui bahwa kita adalah ciptaan Allah (QS. Ad-Dzariat: 56, QS. Al-Baqarah: 21, dll), dan Allah maha tahu terhadap setiap partikel didalam tubuh kita.
Tugas kita adalah, berusaha maksimal untuk mendapatkan sesuatu, dan hasilnya ikhlaskan dengan keputusan dari Allah SWT.
Teruslah berjuang, dan jangan terlalu lama meratapi kegagalan, lihatlah dalam prespektif positif, bahwa Allah menghendaki kita untuk lebih keras berjuang, dan jika satu pintu tertutup, yakinlah pintu-pintu lain akan terbuka, dan menunggu anda untuk mengetuk dan memasukinya.
Teruslah berjuang, dan jangan terlalu lama meratapi kegagalan, lihatlah dalam prespektif positif, bahwa Allah menghendaki kita untuk lebih keras berjuang, dan jika satu pintu tertutup, yakinlah pintu-pintu lain akan terbuka, dan menunggu anda untuk mengetuk dan memasukinya.
Hayooo tetap semangaaat.
Hannover, Musim panas, agustus 2012
0 comments
Write Down Your Responses