Panduan singkat membuat perencanaan Keluarga


Oleh: Jaharuddin
Saat ini pertengahan bulan desember, lazimnya banyak perusahaan diakhir tahun, diadakan rapat evaluasi pencapaian kinerja semua divisi/bidang/departemen. Hasil evaluasi tersebut menghasilkan catatan evaluasi dan rekomendasi untuk pembuatan perencanaan tahun-tahun selanjutnya. Para karyawan dan pengusaha saat ini sedang sibuk mengevaluasi, dan menyusun rencana termasuk target-target tahun yang akan datang.

Mengapa banyak orang bersusah-susah menguras fikiran dan energi dan menyediakan waktu khusus untuk merencanakan usahanya?, salah satu jawabannya adalah karena ingin usahanya mempunyai kinerja yang lebih baik dimasa mendatang.

Apakah hal yang sama dilakukan untuk keluarga kita?, bukankah kita semua juga menginginkan keluarga yang lebih baik dimasa yang akan datang?, nah dengan demikian selayaknya pulalah para anggota keluarga menyempatkan diri, melakukan evaluasi, membuat perencanaan dan target keluarga untuk tahun yang akan datang.

Hal ini sangat penting, karena dikeluarga terdapat orang-orang yang sangat kita cintai, yang tentunya menginginkan yang terbaik dan semakin berkembang dimasa mendatang. Dengan demikian luangkan waktu dan fikiran anda untuk membuat perencanaan keluarga.

Dalam membuat perencanaan keluarga, paling tidak, ada 3 aspek yang perlu mendapat perhatian, yaitu : (1). Aspek pemenuhan kebutuhan akal. (2). Aspek pemenuhan kebutuhan jasmani. (3). Aspek pemenuhan kebutuhan ruhani. berikut akan saya uraikan satu persatu.
(1). Aspek pemenuhan kebutuhan akal.
Mengapa manusia yang diberikan amanah oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah fil ard, karena manusia diberikan kelebihan akal fikiran, dengan akal fikiran, manusia bisa tumbuh, kuat melebihi makhluk Allah yang lain. Dengan demikian kita perlu menjaga dan menumbuhkan potensi akal pada setiap manusia, terutama keluarga kita. Kebutuhan akal tersebut berupa ilmu pengetahuan. Nah perlu dilakukan evaluasi, apakah sudah bertambah ilmu pengetahuan pada setiap individu dalam keluarga kita. Bisa jadi sebelum menikah dengan diri kita, istri kita adalah seorang sarjana, yang paling tidak sudah belajar 3 - 4 tahun disiplin ilmunya. Apakah setelah menikah istri kita semakin cerdas, atau sebaliknya? apakah setelah menikah istri kita malah menjadi tidak percaya diri ketemu dengan teman-temannya dan teman-teman suaminya, karena merasa sudah tidak nyambung berkomunikasi?
Kalau ini terjadi, maka kepala keluarga harus melakukan evaluasi, sudah layakkah para suami memberikan kesempatan kepada istri dan anak-anaknya dalam pemenuhan kebutuhan ilmu pengetahuan?
(2). Aspek jasmani.
Pemenuhan kebutuhan jasmani, berupa pemenuhan kebutuhan makanan yang bergizi dan cukup, dan dipastikan dari sumber yang halal dan sesuai takarannya. implikasinya adalah, jikalau sumber pemenuhan berasal dari sesuatu yang tidak halal, maka itu berarti perlu dievaluasi untuk ditinggalkan. Contohnya adalah pendapatan yang berasal dari korupsi dan subhat (meragukan). Yakinlah bahwasanya pendapatan dari sumber yang tidak halal, tidak akan membuat keluarga, menjadi tumbuh dengan baik dan berkah. yang terjadi adalah menimbulkan kegersangan, dan penyakit dalam keluarga. Bentuk lain dari kondisi ini adalah, jatuhnya anak-anak orang "berduit tidak halal" ke dalam pergaulan bebas, narkoba dan penyakit sosial lainnya. Dengan demikian berhati-hatilah dalam mencari sumber penghasilan, bukan saja perkara banyaknya namun juga harus memperhatikan kehalalannya.

Kemudian pemenuhan kebutuhan jasmani yang lain adalah, istirahat yang cukup dan pemenuhan kebutuhan biologis. implikasinya adalah, jika anda belum punya rumah, maka direncanakanlah untuk memiliki rumah, yang layak, sehingga anda merasa tentram di dalamnya. Jika anda belum berumah tangga, maka rencanakanlah untuk berumah tangga, karena ini merupakan tuntunan Islam yang memberikan keberkahan dalam kehidupan anda. dan buatlah rencana liburan keluarga dan olahraga, karena ini akan menambah semangat anda dalam beraktivitas.
(3). Aspek pemenuhan kebutuhan ruhani.
Tidak kalah pentingnya dalam membuat parencanaan keluarga, adalah aspek pemenuhan kebutuhan ruhani. Kebutuhan ruhani adalah berupa dzikrullah dan pelajaran agama. direncanakan dengan baik apa yang seharusnya sudah didapatkan oleh anak-anak dan keluarga kita di tahun depan. buatlah perencanaan pemenuhan kebutuhan agama yang baik dalam keluarga, seperti mengagendakan dalam setiap minggu ada pengajian, yang rutin dan konsiten serta mempunyai target dan metode yang jelas, sholat berjamaah yang dihadiri oleh seluruh anggota keluarga, dll...ini posisinya sama dengan pemenuhan kebutuhan akal dan jasmani.

Untuk teknis penyusunannya, anda bisa merujuk pada pembuatan perencanaan yang baik, dimana perencanaan yang baik tersebut harus SMART (Specific, Measurable, Acceptable, Realistic, dan Time bound). singkatnya perencanaan yang baik adalah yang fokus, terukur, dapat diterima oleh lingkungan yang membuat dan melaksanakan perencanaan, mampu dilaksanakan, dan mempunyai panduan waktu pelaksanaan yang jelas termasuk anggaran yang jelas.

yuk..yuk..yuk ...mengadakan raker evaluasi dan membuat perencanaan keluarga tahun depan....:)...:)...:).

semoga bermanfaat.
Hannover,musim dingin, penghujung 2011

,

0 comments

Write Down Your Responses

catatan2 universitas Kehidupan

"Inti dari Kecerdasan adalah Bermanfaat" . Powered by Blogger.