6 bulan lebih…
Secara ragawi kita tidak pernah bertemu….
Menjadi hari-hari yg sulit dan berat bagi hamba ini….
Sinar cerah, mulai memberikan isyarat….
Bahwa pertemuan segera terwujud....
Seorang lelaki akan tertunduk lesu.....
Jika...sang istri tercinta jauh...darinya.....
Tidak bisa dipungkiri......
Kondisi tersebut....sangatlah berat....
Cinta.....
Satu kata penuh makna....
Yang belum tentu mampu teruraikan dengan baik....
Dalam 5 bab tesis.......
Belum tentu....
Mampu diuraikan dengan baik.....
Dalam satu disertasi sekalipun......
Cinta....
Membuat hidup....
Penuh gairah.....
Penuh pesona….
Penuh….gelora…….
Gelora jiwa …sang pejantan…dan betina…….
Cinta……..
Kata yang mudah di ucapkan….
Namun belum tentu mampu dimaknai dengan tepat.....
Cinta.....
Sebuah kata...
Yang mampu menghidupkan.....
Seseorang yang sudah mati suri........
Cinta....
Terkadang membuat ....jadi marah...
terkadang membuat...jadi ketawa....
terkadang....membuat jadi syahdu,...
terkadang membuat.....jihad.....dan syahid.....
Hangatnya matahari....bisa menjadi dingin... jika dibumbui cinta...
Dinginnya salju....bisa menjadi bara... karena cinta....
Sesuatu yang tidak mungkin...menjadi mungkin karena cinta......
Sesuatu yg biasa saja ...menjadi indaaahhhh.....
Keindahan yg selalu di tunggu insani.............
Jakarta, 21 November 2010 (dua hari sebelum terbang ke Hannover, Jerman)
Saat ini saya sedang berada di bandara international Lotnisco Chopina Polandia, keberuntungan yang mengantarkan saya ke airport ini karena beberapa hari ini saya diundang teman-teman mahasiswa berdiskusi tentang banyak hal tentang kehidupan di dua kota di Polandia, yaitu di Warsawa dan Mikolajki.
Warsawa sudah pernah saya kenal melalui beberapa film yang beberapa kali ku tonton, bayangan saya tentang kota Warsawa adalah kota yang dipenuhi dengan salju karena sedang musim dingin, kemudian bangunannya bangunan kuno yang tidak terawat karena sepengetahuan ku Polandia adalah salah satu sekutu Uni Soviet dalam membendung arus kapitalisme di dunia, artinya saya tidak berharap banyak akan menemukan modernitas seperti Negara Jerman misalnya. Saya berada di kota Warsawa selama tiga hari, sempat mengunjungi beberapa sudut kota seperti centrum, disana terdapat gedung science dan culture di jantung kota Warsawa.
Karena tidak mempunyai ekspektasi tinggi terhadap kota ini, maka saya datang dengan kondisi biasa-biasa saja, dan memang saya mendapatkan kondisi transportasi satu tingkat dibawah Jerman. Namun masih jauh di atas Jakarta. Sebagian dari dugaan saya tidak terbukti, karena di central kota Warsawa saya menemukan mall besar disana, saya juga menemukan beberapa gedung mencakar langit, dan termasuk beberapa diantaranya industri bisnis dan jasa berbasis US seperti JW Mariot, Novotel, dll. Kemudian saya juga menemukan beberapa perusahaan yang juga ada di Jerman seperti C & A, HM, Lidl, dll. Kemudian saya juga menemukan Carefour dan Makro di kota ini.
Lumyan maju dan modern, apalagi bandaranya yang saat ini saya duduk di salah satu sudutnya, seperti layaknya bandara berkelas international, beberapa tingkat di atas bandara Soekarno Hatta. Saya menduga terdapat kemajuan yang berarti di Polandia dari sebelumnya.
Keunikan kota ini adalah culture yang tidak mementingkan mengecat bagian luar rumahnya, tidak terlalu mudah bagi anda yang ingin menemukan rumah yang megah dan anggun di kota ini, karena ternyata setelah saya tanyakan kepada teman yang menemani perjalanan saya, orang Polandia tidak mementingkan bentuk rumah dari luar, mereka lebih mementingkan bentuk dalam rumahnya. Jadi anda akan menemukan rumah yang megah dikawasan tengah kota sekalipun, namun kalau dari luar tidak menunjukkan kemewahannya. Hal yang sama akan anda temui juga dengan bagian luar transportasi publik di kota Warsawa. Namun sedikit berbeda dengan bangunan tua di kota tua kota Warsawa, atau dan beberapa bangunan di seputar pusat kota Warsawa, bagus layaknya kota-kota lainnya.juga sempat meng
Saya juga sempat mengunjungi kota Mikolajki, Mazury, sebuah kota wisata di utara Warsawa, untuk mencapai kota ini anda bisa naik bus atau kereta api dengan lama perjalan sekitar 5 jam, saya sempat dua hari dikota ini untuk berdiskusi dengan teman-teman mahasiswa di acara Perhimpunan Musim Sejuk (PMS) 2011. Kota Mikolajki merupakan kota peristirahatan, dimana dikota ini banyak terdapat hotel, arena wisata dan sarana wisata lainnya. Namun saat ini tidak terlalu ramai karena sedang musim dingin, walaupun untuk tahun ini belum turun salju, penghujung tahun ini biasanya sudah tebal salju menyelimuti.
Dikota ini saya berdiskusi dengan mahasiswa fakultas kedokteran dari Polandia dan Check republic, ada sekitar 30an orang, mereka adalah calon dokter yang ditugaskan negaranya belajar di sini.
Saya cukup kaget dengan semangat mereka yang tinggi, mereka orang-orang yang selain mempelajari dengan sunngguh-sungguh disiplin ilmunya, saat yang sama sangat peduli dengan Islam, dan punya keinginan kuat untuk mengajak orang lain juga menjadi seorang muslim yang baik, saya sempat bertanya di dalam hati, mengapa mereka mampu mempertahankan identitas beragamanya dengan baik, bahkan bersemangat untuk mengajak yang lain, padahal mereka jauh dari orang tua, tinggal di Polandia yang tidak mudah menemukan masjid, termasuk makanan halal, bahkan ternyata sebagian dari mereka terpaksa sholat di gereja (salah satunya di gereja yang tersedia di airport Chopina warsawa ini).
Saya mendapatkan cerita sebagian mereka terpaksa sholat digereja, karena gereja yang disediakan oleh airport (seperti layaknya masjid di Indonesia) di bandara ini, sering kali kosong, jadi dari pada kosong dan tidak tersedia musholla apalagi masjid di bandara ini, akhirnya mereka sholat di dalam gereja tersebut.
Kenapa mereka mampu mempertahankan keimanannya, sementara mereka adalah anak-anak muda yang wajar saja jika mempunyai keinginan untuk jalan-jalan ke Negara lain, mumpung di eropa?, namun yang mereka lakukan adalah melaksanakan pelatihan bagaimana agar mahasiswa Islam lebih berkualitas dan bermanfaat bagi umat Islam, padahal minggu depan mereka akan menghadapi ujian di kampus masing-masing. Ternyata mereka adalah orang-orang yang melakukan proses pembinaan diri (tarbiyah) dan mempunyai kesadaran bahwa tidak cukup hanya pintar dalam disiplin ilmu yang itu adalah kebutuhan akal mereka, dan mereka adalah pribadi-pribadi yang sehat secara fisik karena mereka adalah calon dokter, mereka sangat sadar bahwa hati mereka perlu di isi kebutuhannya yaitu selalu mengingat Allah.
Dan mereka merasakan nikmatnya berilmu, sehat dan beribadah, akhirnya perasaan senang itulah yang ingin mereka bagi kepada teman-teman mahasiswa lainnya. luar biasa!.
Jazakallah khairan katsiro kepada sehabat mahasiswa Polandia dan Check Republik, semoga pertemuan kita beberapa hari ini menjadi amal ibadah, dan saling menguatkan untuk berkontribusi membangun masa depan yang lebih baik, saya mendo’akan anda semua semoga menjadi orang sukses, dan sholeh, selalu berjuang untuk kebaikan manusia dan menjadi batu bata bangunan Islam yang agung, semoga Allah mempertemukan kita kembali dengan suasana yang jauh lebih baik di masa mendatang. Terima kasih atas semua kebaikan anda semua, saya sangat bangga dengan anda semua, dan semoga menjadi motivasi lebih bagi saya untuk terus mengembangkan diri dan berkontribusi bagi kejayaan umat Islam dan kemanusiaan.
Semoga bermanfaat.
Jaharuddin
Jum’at, Musim dingin, 30 desember 2011, Pukul 17.23 CET, saat menunggu penerbangan Warsawa – Frankfurt mengunakan Lufthansa LH 1353/063 pk 18.45, kemudian melanjutkan penerbangan dengan Lufthansa LH 058/055 ke Hannover, Insya Allah sampai di Hannover pukul 21.30 CET
di Taman Bunga Kuekonhof, Belanda |
Di Jugend...Berlin |
Di Autostad Wolfsburg, Jerman |
Di Autostadt, Wolfsburg |
Gerbang masuk Menara Mobil (Turmfahrt) |
Tunggangan masa depan |
Di dalam Turmfahrt, autostadt Wolfsburg |
di atas kapal di sungai Seine Paris |
Di atas danau belakang Rathaus Hannover, karena membeku, 2012 |
Di hbf Bremen, tahun 2012 |
Di Bremen |
Masih di Bremen |
Mengantar Pak Teguh dan Keluarga pulang ke tanah air |
Menemani Ust Sarifudin Mustafa, ketika berkunjung ke Hannover |
dr. Rully A Med.Ed sedang berkunjung ke Hannover |
Tim Hannover, Braunschweig sedang berpose |
Naik Boat di Machsche Hannover |
Milad kantornya Stefan/Anna |
Boys band Hannover, lagi berpose di Bremen,,,:) |
Makan basamo di Kuekenhof, Belanda |
Tulisan ini ditulis berdasarkan realitas di Jerman, bahwa, berhasil atau tidaknya seorang mahasiswa S3 lulus tepat waktu atau tidak, atau bahkan tidak lulus sama sekali, sangat dipengaruhi siapa profesor yang anda pilih. Disisi lain, jika calon mahasiswa sudah mendapatkan LoA dari seorang profesor, calon mahasiswa S3 dari Indonesia, biasanya sudah sujud syukur berkali-kali. Padahal berhasilnya mendapatkan LoA dan dilanjutkan terdaftar di salah satu institut atau universitas di Jerman, serta mendapatkan beasiswa merupakan rangkaian awal anda sukses atau tidak studi s3 di Jerman.
Banyak mahasiswa Indonesia berhasil di Jerman, namun tidak sedikit juga yang bermasalah dengan berbagai kadar masalahnya, bisa berbentuk tidak diakui sebagai mahasiswa oleh seorang profesor, padahal sudah bekerja beberapa bulan, bahkan ada yang tahunan, ada juga yang komunikasinya tidak nyambung dengan profesor/supervisor, ada juga yang tidak merasa in grup di grup risetnya, ada pula yang didiskriminasikan karena imigran, ada yang sudah menghabiskan beasiswa 3 tahun dan pulang tanpa kejelasan, ada pula yang mengerjakan riset profesor awalnya A, berubah jadi AB, atau B, atau A,B,C dan seterusnya tanpa berkesudahan bertahun-tahun, ada pula yang menyelamatkan diri dengan cara pindah profesor, bisa juga pindah universitas, dan lain-lain,
Ada yang bisa selesai kurang dari 3 tahun, namun juga ada yang sudah 6 tahun belum ada tanda-tanda diminta untuk menulis hasil risetnya, agar bisa dijadikan disertasi, untuk diuji. Jadi beragamlah nasib mahasiswa Indonesia di Jerman.
Untuk itu, perlu benar-benar direncanakan dengan matang untuk menyelesaikan studi S3 di Jerman, termasuk salah satu yang terpenting adalah mendapatkan profesor dan supervisor yang ideal. Untuk mendapatkan profesor yang ideal tersebut, ada beberapa aspek yang perlu anda perhatikan, seperti:
- Minat/keterkaitan terhadap tema proyek riset.
- Ini menjadi persyaratan mutlak bagi anda ketika mencari profesor pembimbing, karena akan menjadi berat jika anda asal mendapatkan pembimbing saya, sementara temanya anda tidak minati, lebih bahaya lagi jika anda berfikir, pokoknya kuliah S3 di Jerman lagi, nanti pulang ke tanah air dianggap keren, sebaiknya ini dihindari.
- Kemampuan supervisor dalam membimbing (dugaan)
- Perlu anda menduga kemampuan dan ketersediaan waktu profesor anda dalam membeimbing anda, karena secara umum sistim pendidikan di Jerman, mengharapkan mahasiswa untuk mandiri, bahkan kalau perlu tanpa bimbingan. Makanya jangan kaget kalau profesor/supervisor anda tidak membimbing anda, bahkan kesannya "jika anda mau sukses, cari sendiri". Pernah ada teman yang mendapatkan pembimbingnya ternyata tidak mengetahui lebih dalam tentang tema riset yang diajukan mahasiswa S3 nya, bahkan sang pembimbing bilang "saya malah ingin belajar dari risetnya kamu ini". Disisi lain, sebagian mahasiswa Indonesia, sangat membutuhkan bimbingan, karena sisitim pendidikan di Indonesia, membentuk mahasiswa yang butuh bimbingan.
- Kepakaran/keahlian di tema riset yang anda teliti
- Seperti yang saya singgung diatas, maka dari awal hendaknya anda mengetahui kualifikasi pembimbing yang anda tuju, karena ini akan sangat membantu anda ketika mengerjakan riset S3 anda. Jika ternyata pembimbing anda sedang mencoba-coba tema baru yang sebetulnya bukan bidangnya, implikasinya adalah andalah yang harus banting tulang mandiri untuk bisa merencanakan, mengerjakan, mengevaluasi dan menuliskan proyek anda dengan baik.
- Kontinyuitas proyek (minimal 5 tahun yang akan datang)
- Chemistry (dugaan) kecocokan komunikasi
- Fasilitas di lab mendukung riset
- Track record meluluskan doktorand
- Seberapa besar tim/grup riset
- Turn over anggota grup riset
- Funding riset pasca beasiswa anda selesai
- Manfaat untuk instansi anda di Indonesia
Masalah selanjutnya adalah, bagaimana caranya melakukan pengkajian yang mendalam terhadap profesor yang memberikan LoA kepada kita, padahal kita masih berada di Indonesia, yang bisa dilakukan adalah pengkajian melalui internet, dan semoga saja ada lulusan dari profesor tersebut yang anda bisa kontak, dan anda yakini datanya benar. Namun jika ternyata susah, bisa juga disiasati, untuk awal, agar anda mendapatkan beasiswa dan bisa mendaftar pada Universitas di Jerman, maka LoA dari profesor mana saja, ok dulu aja, namun setelah anda benar-benar masuk dalam bimbingan profesor tersebut, anda benar-benar amati dan pelajari profesor anda dengan baik, apakah ini benar-benar akan membantu anda atau tidak. Jika anda meyakini tidak, maka bersegeralah untuk mencari profesor lain, yang labih baik. Dari beberapa kasus yang saya lihat dari teman-teman, langkah ini bisa menyelamatkan studinya.
Musim Panas, Hannover, 29 Juli 2013
Kanan ke kiri: Annisa, Firman, Santi,? (lupa namanya),Jahar dan Reza selepas interviw di DAAD Bonn 9 Juli 2012 |
Perjalan dari Hannover, Bielefeld, Haam, Dortmund, Essen, Dusseldorf, Duisburg,Koln, Bonn.
Perjalanan ini adalah perjalanan pertama saya ke wilayah NR. Perjalanan menentukan bagi hidup saya dan keluarga. Berangkat dari Hannover 8/07/12 pukul 14.40 dengan IC 2440, sampai di Koln pukul 18.45. Menunggu 8 menit, saya melanjutkan perjalanan dengan IC 2213, pukul 18.53 dari Koln ke Bonn, ternyata perjalanan Koln ke Bonn tersebut hanya 19 menit mengunakan IC, saya mengunakan waktu untuk membaca, karena baru pertama kali, jadi saya memanfaatkan waktu untuk melanjutkan membaca dan sholat ashar.
nah, ternyata, ketika saya sholat kereta sudah meluncur meneruskan perjalalan, jadilah sya harus turun distasiun selanjutnya, yaitu Koblenz hbf. Dalam perjalanan ke Koblenz, saya menelpon pak Taufiq, untuk mengasih tahu saya kelewatan, awalnya pak Taufiq ingin menjemput, tapi saya ngak enak hati, saya bilang ke pak Taufiq biar saya aja nanti yang balik lagi ke Bonn hbf, jadi minta toling ke pak Taufiq menunggu saja di Bonn hbf.
Akhirnya saya mendapatkan tambahan perjalanan ke arah koblenz, perjalanan Bonn - Koblenz memakan waktu 29 menit, perjalanan sore ini mengikuti aliran sungai Reine yang indah dan menakjubkan, sunggai yang jernih dilalui kapal-kapal pengangkut gas ke pangkalannya. Disisi kiri dan kanan sungai Reine diitari perbukitan dan rumah penduduk yang asri nan indah.
Sesampai di Koblenz saya dapat kabar dari akh Reza yang juga sudah sampai di Bonn hbf bersama pak Taufiq, kereta IC ke arah Bonn selanjutnya pukul 20.13, saya langsung mencari reise buro (kantor perlayanan db Bahn), untuk meminta keterangan, saya kelewatan dan berharap tidak musti beli tiket lagi.
Namun ternyata jam segitu kantor db Bahn sudah tutup, dan dimeja informasipun juga antri, akhirnya saya beli tiket IC ke Bonn seharga 10,50 euro.
Akhirnya pukul 20.13 saya berangkat dari Koblenz hbf ke arah Bonn, sekali lagi saya diberi kesempatan untuk menyaksikan panorama alam yang sempurna ciptaan Allah, sungai reine, perbukitan, dan kapal-kapal di sore hari yang masih sangat terang dimusim panas ini. Saya sampai di Bonn hbf pukul 20.42, bertemulah dengan pak Taufiq, Reza mas Agung Hamburg dan perwakilan PPI Bonn.
Dari hbf kita naik bus ke rumah akh Taufiq di Paris strasse, naik bus beberapa menit kami sampai ke rumah asri akh Taufiq di lantai4. sesamapai di rumah ternyata Fathiyya putri sulung akh taufiq (+/- 5 tahun), masih bangun menunggu tamu-tamunya..:). dirumah juga sudah siap-siap mbak Andri PhD, lulusan MHH yang sedang menunggu kelahiran putri keduanya.
Beramah tamah sebentar, langsung kita menikmati hidangan martabak yang dibuat mbak Andri, dilanjutkan dengan makan malam yang penuh kenikmatan. Mas Sigit dan mas Agung pamit, dan kami meneruskan makan malam sambil ngobrol, tentang Hannover, dakwah dll, berasa ketemu teman lama. Maklumlah dulu keluarga akh Taufiq dan mbak andri lama di Hannover, bahkan fathiyya lahir di MHH.
Setelah bercerita, ternyata jam menunjukkan pukul 01.00 malam, akhirnya kami berangsur bersiap-siap untuk tidur, dan sebelum tidur saya sempatkan sholat makam, sholat hajat dan witir, karena khawatir tidak bisa bangun sebelum shubuh, karena shubuh pukul 03.00 pada musim panas ini. Dengan do'a tersebut semoga Allah memudahkan interview di DAAD besok harinya. Amin.
Setelah itu kami tidur dan bangun pukul 04.00, kami melaksanakan sholat shubuh berjama'ah dilanjutkan al matsurat kubro setelah itu dilanjutkan belajar untuk persiapan interview.
Setelah itu melanjutkan ngobrol dengan akh Taufiq dan siap-siap mandi, serta sholat dhuha dan melanjutkan do'a agar dimudahkan interview dan menyampaikan nazar yang dipanjatkan ke rabb semesta alam. Tibalah saatnya sarapan pagi yg nikmat, dan menunggu Fathiyya bagun untuk siap-siap berangkat ke DAAD. Kami mengantar Fathiyya dulu ke TK dan melanjutkan perjalanan ke DAAD.
Hannover, musim panas, 9 juli 2012, pukul 21.59 CET di ketik ulang pada Musim Panas, 29 Juli 2013, pk 04.25
nah, ternyata, ketika saya sholat kereta sudah meluncur meneruskan perjalalan, jadilah sya harus turun distasiun selanjutnya, yaitu Koblenz hbf. Dalam perjalanan ke Koblenz, saya menelpon pak Taufiq, untuk mengasih tahu saya kelewatan, awalnya pak Taufiq ingin menjemput, tapi saya ngak enak hati, saya bilang ke pak Taufiq biar saya aja nanti yang balik lagi ke Bonn hbf, jadi minta toling ke pak Taufiq menunggu saja di Bonn hbf.
Akhirnya saya mendapatkan tambahan perjalanan ke arah koblenz, perjalanan Bonn - Koblenz memakan waktu 29 menit, perjalanan sore ini mengikuti aliran sungai Reine yang indah dan menakjubkan, sunggai yang jernih dilalui kapal-kapal pengangkut gas ke pangkalannya. Disisi kiri dan kanan sungai Reine diitari perbukitan dan rumah penduduk yang asri nan indah.
Sesampai di Koblenz saya dapat kabar dari akh Reza yang juga sudah sampai di Bonn hbf bersama pak Taufiq, kereta IC ke arah Bonn selanjutnya pukul 20.13, saya langsung mencari reise buro (kantor perlayanan db Bahn), untuk meminta keterangan, saya kelewatan dan berharap tidak musti beli tiket lagi.
Namun ternyata jam segitu kantor db Bahn sudah tutup, dan dimeja informasipun juga antri, akhirnya saya beli tiket IC ke Bonn seharga 10,50 euro.
Akhirnya pukul 20.13 saya berangkat dari Koblenz hbf ke arah Bonn, sekali lagi saya diberi kesempatan untuk menyaksikan panorama alam yang sempurna ciptaan Allah, sungai reine, perbukitan, dan kapal-kapal di sore hari yang masih sangat terang dimusim panas ini. Saya sampai di Bonn hbf pukul 20.42, bertemulah dengan pak Taufiq, Reza mas Agung Hamburg dan perwakilan PPI Bonn.
Dari hbf kita naik bus ke rumah akh Taufiq di Paris strasse, naik bus beberapa menit kami sampai ke rumah asri akh Taufiq di lantai4. sesamapai di rumah ternyata Fathiyya putri sulung akh taufiq (+/- 5 tahun), masih bangun menunggu tamu-tamunya..:). dirumah juga sudah siap-siap mbak Andri PhD, lulusan MHH yang sedang menunggu kelahiran putri keduanya.
Beramah tamah sebentar, langsung kita menikmati hidangan martabak yang dibuat mbak Andri, dilanjutkan dengan makan malam yang penuh kenikmatan. Mas Sigit dan mas Agung pamit, dan kami meneruskan makan malam sambil ngobrol, tentang Hannover, dakwah dll, berasa ketemu teman lama. Maklumlah dulu keluarga akh Taufiq dan mbak andri lama di Hannover, bahkan fathiyya lahir di MHH.
Setelah bercerita, ternyata jam menunjukkan pukul 01.00 malam, akhirnya kami berangsur bersiap-siap untuk tidur, dan sebelum tidur saya sempatkan sholat makam, sholat hajat dan witir, karena khawatir tidak bisa bangun sebelum shubuh, karena shubuh pukul 03.00 pada musim panas ini. Dengan do'a tersebut semoga Allah memudahkan interview di DAAD besok harinya. Amin.
Setelah itu kami tidur dan bangun pukul 04.00, kami melaksanakan sholat shubuh berjama'ah dilanjutkan al matsurat kubro setelah itu dilanjutkan belajar untuk persiapan interview.
Setelah itu melanjutkan ngobrol dengan akh Taufiq dan siap-siap mandi, serta sholat dhuha dan melanjutkan do'a agar dimudahkan interview dan menyampaikan nazar yang dipanjatkan ke rabb semesta alam. Tibalah saatnya sarapan pagi yg nikmat, dan menunggu Fathiyya bagun untuk siap-siap berangkat ke DAAD. Kami mengantar Fathiyya dulu ke TK dan melanjutkan perjalanan ke DAAD.
sampai di DAAD pukul 10.an, langsung isi presensi dan kami ke lantai 2 gedung DAAD Nord, disana sudah ada beberapa peserta lainnya. Saya dipanggil nomor 2 yang pertama selesai, tibalah saatnya saya yang dipanggil untuk wawancara. Mulai masuk kedalam ruangan, telah ada 7 orang pewawancara, dimulai dari virifikasi data, dilanjutkan dengan pertanyaan oleh salah seorang profesor seputar proposal saya yang berjudul "Cultural Dynamics of
Peasants and their impact on deforestation in the area of National Park Bukit
Dua Belas (TNBD)-Jambi and National Park Bukit Tiga Puluh(TNBT)-Jambi and Riau". with Promotor: Prof. Dr.
Heiko Faust.
Seru, dan semoga jawaban saya bis amemuaskan para pewawancara. Sudah 20 menit interview berlangsung dan saya sudah habis waktunya , akhirnya saya keluar ruang. Keluar ruang interview, beragam rasanya. alhamdulillah sudah selesai dan selanjutnya perbanyak do'a agar saya mendapatkan beasiswa IGSP-DAAD ini, dan saya yakin saya mendapatkannya.
Dan tantangan selanjutnya menanti, saya harus memperbaiki kemampuan bahasa inggris saya, agar lebih percaya diri berdiskusi, berargumen dan berdebat dengan profesor.
Jumlah yang diwawancara pada periode 9 juli 2012 ini ada 13 orang, diantaranya Jahar, Reza, Santi, Annisa, Firman, Doni, Agung, dll, satu persatu di panggil dan menyelesaikan tugasnya masing-masing.
Jam makan siang kami diajak bang Sukri Tamma (mahasiswa s3 dari makasar) ke mensa uni Bonn untuk makan siang, berbaur dengan mahasiswa lainnya. Bagi kami yang muslim bisa mengambil menu vegetarian yang terdiri dari sayur mayur, kentang yang lumayan nikmat.
Selepas makan siang kami diajak bang Sukri Tamma, melihat building (rektorat) uni Bonn, foto-foto sebentar, trus kami diajak melihat jembatan Kennedy yang menghubungkan sungai Reine. Kemudian sebagian dari kami pulang dan saya dan Reza serta bang Sukri Tamma masih jalan-jalan karena kerreta saya sore pukul 18.44. Jadi sambil menunggu jadwal kerreta, kami sempat sholat zhuhur kerumah Zuhra (anak Aceh mahasiswa master IT di Bonn), setelah itu kami jalan-jalan ke Centrum sampai waktunya pulang.
Ternyata kereta yang akan saya tumpangi ke Koln di cancel, namun pihak petugas Bahn menaikkan kami ke Taxi, untuk menuju salahs atu stasiun di Bonn, dari stasiun ini saya bisa menaiki kereta ke Koln.
Tepat pukul 19.26, ICE 947 menuju Hannover jalan dan sampai Hannover pukul 22.28. Diperjalanan saya menelepon akh taufiq, bang Sukri Tamma untuk berterima kasih dan juga SMS ke kang Asep dan Zuhra untuk berterima kasih.
Semoga Allah menjadikan shilatruhami ini sebagai amal ibadah pemberat timbangan amak di akhirat kelak. Secara khusus saya mengucapkan jazakillah khairan katsiro kepada istri tercinta yang sudah menssuprot penuh persiapan untuk ke Bonn, mulai menyiapkan bahan, edit bahasa, menyiapkan pakaian dan di'a yang tulus dari istri sholehah. dan terima kasih juga kepada omak, mama dan pak Makky dan semua yang ikut mendo'akan. Semoga Allah memudahkan langkah-langkah kita. Amin.
"jangan pernah takut pada makhluk Alah, takulah dan taatlah pada yang menciptakan makhluk tersebut"
Hannover, musim panas, 9 juli 2012, pukul 21.59 CET di ketik ulang pada Musim Panas, 29 Juli 2013, pk 04.25
Kali ini saya menceritakan pelaksanaan berbuka puasa bersama di salah satu masjid di kota Hannover. Masjid ini merupakan masjid paling dekat dengan rumah saya, dan ngak jauh dari pusat kota Hannover. Hampir semua masjid di Jerman adalah masjid komunitas, dan Masjid Shalaheddin el-Eyyubi ini adalah masjid komunitas pendatang dari Kurdi. Makanya masjid ini bagi kami komunitas Indonesia di kota Hannover lebih dikenal dengan masjid Kurdi. Walaupun yang menjadi jama'ah sholat dan masjid ini heterogen dari berbagai negara.
Masjid Kurdi ini mengadakan buka puasa bersama setiap hari selama bulan ramadhan ini. Rangkaian buka puasa bersama diawali dengan sholat ashar berjama'ah dan dilanjutkan dengan tadarusan. ada beberapa orang yang rutin tadarusan di masjid ini, dan biasanya setiap hari tadarusan satu juz.
Sholat ashar dimusim panas ini dilakukan sekitar pukul 17.45 Central Europe Time (CET), dilanjutkan dengan tadarusan 1 juz, layaknya tadarusan di Indonesia, satu orang membaca, kemudian yang lain menyimak, saya termasuk yang diajak untuk ikut tadarusan. Awalnya agak ragu, karena khawatir bacaan al-Qur'an saya belum terlalu bagus, makhroj dan tadwjidnya. Namun karena diajak, saya mau aja, dan setelah dijalani, ternyata tidak semua sahabat dari negara lain, juga fasih seperti yang saya bayangkan, singkat cerita kalau kita dari Indonesia di ajak untuk tadarusan jangan minder dulu lah, beranikan aja, insya Allah kita tidak malu-maluin lah...:).
Setelah Tadarusan, masih ada waktu untuk melanjutkan tilawah mandiri, dan baru mendekati maghrib, yang saat ini sekitar pukul 21.33 CET. Sekitar 10 menit sebelum maghrib, semakin banyak orang yang datang untuk ikut ifthar jama'i bersama, saya perkirakan bisa jumlah yag datang bisa mencapai 100-an orang.
Rangkaian ifthar, ini diawali dengan membatalkan puasa dengan ta'ajil yaitu kurma dan air putih dilantai tempat berlangsungnya sholat, setelah membatalkan puasa dengan ta'ajil seadanya, dilanjutkan dengan sholat magrib berjamaah.
Setelah sholat maghrib berjama'ah, baru jama'ah turun ke lantai bawah (semacam ruang serba guna) yang cukup luas. Di ruang ini, telah tersedia makanan untuk berbuka puasa. Para jama'ah antri mengambil bubur bulgur, yang menjadi menu tetap setiap hari. Bubur ini, bubur hangat yang membuat kita bertambah segar, dimakan dengan roti, dan sayur yang telah disiapkan diatas meja masing-masing.
Setelah selesai makan bubur, kembali antri mengambil makanan selanjutnya, yaitu nasi dan satu jenis lauk, setelah diambil, maka kembali kemeja masing-masing untuk menyantap hidangan.
Disudut ruangan disediakan minuman hangat, teh, kopi dan susu, tinggal diambil oleh masing-masing. Rangkaian ifthar jama'i ini diakhiri dengan do'a bersama yang di pimpin oleh imam masjid. Semua jama'ah yang sedang menikmati hidangan, berhenti sejenak untuk mengaminkan do'a. setelah do'a selesai, baru melanjutkan menikmati hidangan.
Setelah rangkaian ifthar selesai, masih ada waktu untuk istirahat sebentar, baru setelah itu dilanjutkan dengan sholat Isya, dan tarawih. Tarawih di masjid ini dilaksanakan 18 rakaat dilanjutkan witir 3 rakaat. Karena pelaksanaan sudah larut, maka sholat tarawihnya cukup cepat.
Hannover, Jerman, Musim Panas, 15 Ramadhan 1434 H/24 Juli 2013
Rangkaian ifthar, ini diawali dengan membatalkan puasa dengan ta'ajil yaitu kurma dan air putih dilantai tempat berlangsungnya sholat, setelah membatalkan puasa dengan ta'ajil seadanya, dilanjutkan dengan sholat magrib berjamaah.
Setelah sholat maghrib berjama'ah, baru jama'ah turun ke lantai bawah (semacam ruang serba guna) yang cukup luas. Di ruang ini, telah tersedia makanan untuk berbuka puasa. Para jama'ah antri mengambil bubur bulgur, yang menjadi menu tetap setiap hari. Bubur ini, bubur hangat yang membuat kita bertambah segar, dimakan dengan roti, dan sayur yang telah disiapkan diatas meja masing-masing.
Setelah selesai makan bubur, kembali antri mengambil makanan selanjutnya, yaitu nasi dan satu jenis lauk, setelah diambil, maka kembali kemeja masing-masing untuk menyantap hidangan.
Disudut ruangan disediakan minuman hangat, teh, kopi dan susu, tinggal diambil oleh masing-masing. Rangkaian ifthar jama'i ini diakhiri dengan do'a bersama yang di pimpin oleh imam masjid. Semua jama'ah yang sedang menikmati hidangan, berhenti sejenak untuk mengaminkan do'a. setelah do'a selesai, baru melanjutkan menikmati hidangan.
Setelah rangkaian ifthar selesai, masih ada waktu untuk istirahat sebentar, baru setelah itu dilanjutkan dengan sholat Isya, dan tarawih. Tarawih di masjid ini dilaksanakan 18 rakaat dilanjutkan witir 3 rakaat. Karena pelaksanaan sudah larut, maka sholat tarawihnya cukup cepat.
Hannover, Jerman, Musim Panas, 15 Ramadhan 1434 H/24 Juli 2013
Kanan ke kiri: Acha, Saya, Dr.-Ing Bondan Halim Winartomo, dan Bakti di Nurnberg, 2010 |
Saya tinggal di bagian utaranya Jerman, tepatnya dikota Hannover, sedangkan Dr.-Ing Bondan Halim Winartomo saat ini tinggal di kota Nurnberg, di daerah selatannya Jerman. Terpisah 464 km, 4 jam 20 menit perjalan kereta api. Saya berkenalan dengannya, karena beliau merupakan orang yang diberikan kontaknya kepada saya ketika mempersiapkan diri berangkat ke Jerman.
Di Jakarta, saya berkenalan dengan Dipl-Ing Hafit Ishandono, yang merupakan teman satu angkatan Dr.-Ing Bondan Halim Winartomo ketika berangkat ke Jerman. dan bukan hanya teman satu angkatan, mereka berdua pernah lama tinggal satu kota di Nurnberg.
Jadilah ketika saya pertama kali menginjakkan kaki di Jerman, orang pertama diluar kota Hannover yang saya datangi adalah keluarga Dr.-Ing Bondan Halim Winartomo ini. Saya bermalam dirumahnya, saya berkenalan dengan keluarganya yang ramah dan hangat. Kami sekeluarga berkenalan dengan istrinya yang bernama ibu Marfuah Sembiring, yang ternyata adik kandung Menkoinfo, bapak Tifatul Sembiring.
Saya juga berkenalan dengan anak-anak beliau, Maryam, Fatih, Isa dan yang paling kecil (saya lupa namanya). Interaksi kami berlanjut di beberapa kegiatan, dan yang bagi saya sangat terkesan adalah kerendahan hati beliau membimbing kami yang baru datang dinegeri minoritas agar bisa menjaga identitas sebagai muslim, saat yang sama tetap bergaul dan beraktivitas seperti biasa.
Hari-hari pertama saya sampai di Jerman, saya mendapat telepon dari Dr-Ing Bondan, anda bisa membayangkan bagaimana senangnya, dinegeri asing, ada orang yang mau menelpon kita yang baru datang. Beliau, menanyakan kabar saya sekeluarga, bercerita bagaimana tips tinggal dinegeri minoritas, diceritakan bagaimana mencari makanan halal, dijelaskan bagaimana menggunakan pemanas ruangan, karena kami datang awal musim dingin, diceritakan bagaimana melihat dan mencari jadwal sholat, masjid, termasuk dijelaskan bagaimana mengunakan toilet di Jerman , yang memang berbeda dibanding Indonesia.
Singkat cerita, saya dan keluarga merasa sangat terbantu dengan penjelasan dan bimbingan beliau. Nah, awalnya saya menyangka, beliau orang biasa-biasa saja, namun setelah kenal lebih jauh, saya mengagumi sosok beliau, yang sangat cerdas, pintar dan berprestasi, dan tetap rendah hati, jauh dari kesombongan. Dr.-Ing.
Bondan Halim Winartomo lahir di Yogyakarta. Pakar Teknik Mesin yang
meraih gelar Dr.-Ing. dari Rheinisch-Westfälischen Technischen Hochschule (RWTH) Aachen pada 2006, dengan penelitian berjudul : "Untersuchung der Strömungsverhältnisse von Kernsandmischungen und Modellierung von Mehrphasenströmung beim Kernschießprozess" Von der Fakultät für Georessourcen und Materialtechnik der RWTH Aachen.
RWTH Aachen, adalah tempat Prof. BJ Habibie menimba ilmu, salah satu universitas elit di Jerman. Hanya orang-orang yang sangat cerdas yang bisa masuk RWTH Aachen, salah satunya Dr.-Ing Bondan. Beliau telah berkarya di Jerman lebih dari 18 tahun. Banyak aktivitas yang telah dilakukan, pernah mengelola Forum Komunikasi Masyarakat Muslim se-Jerman (FORKOM), dan juga mengelola Yayasan Bimbingan Haji ARAFAH.
Kecerdasan beliau dimanfaatkan maksimal untuk pengembangan umat, disamping menguasai bahasa Jerman, Inggris, juga beliau menguasai bahasa Arab, dan tentunya bahasa Indonesia. Jadilah beliau menjadi rujukan tentang berbagai hal yang terkait dengan aktivitas keseharian masyarakat muslim di Jerman.
RWTH Aachen, adalah tempat Prof. BJ Habibie menimba ilmu, salah satu universitas elit di Jerman. Hanya orang-orang yang sangat cerdas yang bisa masuk RWTH Aachen, salah satunya Dr.-Ing Bondan. Beliau telah berkarya di Jerman lebih dari 18 tahun. Banyak aktivitas yang telah dilakukan, pernah mengelola Forum Komunikasi Masyarakat Muslim se-Jerman (FORKOM), dan juga mengelola Yayasan Bimbingan Haji ARAFAH.
Kecerdasan beliau dimanfaatkan maksimal untuk pengembangan umat, disamping menguasai bahasa Jerman, Inggris, juga beliau menguasai bahasa Arab, dan tentunya bahasa Indonesia. Jadilah beliau menjadi rujukan tentang berbagai hal yang terkait dengan aktivitas keseharian masyarakat muslim di Jerman.
Paling baru, saya mengikuti diskusi beliau seputar penetapan hari pertama ramadhan dan penetapan sholat Isya di Jama' atau tidak saat musim panas ini. Jawaban beliau sungguh runut, jelas dan menentramkan.
Bukan hanya pakar Teknik Mesin, juga ulama, keluarga ini juga berhasil mendidik anak-anaknya. Mengenai pendidikan anak merupakan topik yang sering dibahas di Jerman, karena tantangannya amatlah besar. Anak-anak yang dilahirkan dan dididik di Jerman, diajarkan untuk mandiri, dan sampai umur tertentu (17 atau 18 tahun), orang tua tidak diperbolehkan mencampuri urusan anak-anaknya, termasuk urusan agama dan akhlak anak-anaknya, ada aturan hukum yang memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya.
Coba anda bayangkan jika anak-anak muslim, dari keluarga baik-baik ternyata salah jalan, maka kehancuran aqidah dan akhlak lah yang terjadi, dan kalau anda pernah datang dan tinggal di Jerman, inilah yang terjadi terhadap generasi muda di Jerman saat ini, karena mereka diberi kebebasan sebebas bebasnya, tanpa bimbingan, maka akhirnya yang terjadi adalah minum al-khohol, hidup serumah tanpa menikah, dan budaya rusak lainnya.
Melalui proses inilah kerusakan generasi muda diawali, banyak orang tua muslim khawatir sekali dengan budaya ini, bahkan ada orang tua, walaupun sudah mapan pekerjaan dan kehidupan di Jerman, setelah melihat anak-anaknya menginjak remaja, dan khawatir dengan pergaulan dan lingkungan anak-anak, akhirnya memutuskan untuk kembali ketanah air, memulai karir dan kehidupan yang baru.
Kondisi ini sangat disadari oleh keluarga Dr.-Ing Bondan, dan apa yang dilakukan keluarga ini agar anak-anaknya bisa imun dari lingkungannya yang rusak?
Setahu saya semua anak beliau yang saat ini berjumlah empat orang, semuanya dilahirkan di Jerman, yang paling besar bernama Maryam, saat ini sekolah Gymnasium (setara SMA di Indonesia). Maryam bergaul dengan teman-teman lainnya. Dan uniknya Maryam, malah dengan kesadaran sendiri, tanpa disuruh, saat memasuki umur baligh, minta mengunakan jilbab. Bagi saya, ini luar biasa, pada saat Maryam mempunyai pilihan untuk bebas, termasuk memutuskan apa yang akan dilakukan. Malah Maryam memutuskan untuk menunjukkan identitas Islamnya kepada teman-temannya, dengan penuh kesadaran dan bangga dengan identitas keIslaman tersebut.
Coba anda bayangkan jika anak-anak muslim, dari keluarga baik-baik ternyata salah jalan, maka kehancuran aqidah dan akhlak lah yang terjadi, dan kalau anda pernah datang dan tinggal di Jerman, inilah yang terjadi terhadap generasi muda di Jerman saat ini, karena mereka diberi kebebasan sebebas bebasnya, tanpa bimbingan, maka akhirnya yang terjadi adalah minum al-khohol, hidup serumah tanpa menikah, dan budaya rusak lainnya.
Melalui proses inilah kerusakan generasi muda diawali, banyak orang tua muslim khawatir sekali dengan budaya ini, bahkan ada orang tua, walaupun sudah mapan pekerjaan dan kehidupan di Jerman, setelah melihat anak-anaknya menginjak remaja, dan khawatir dengan pergaulan dan lingkungan anak-anak, akhirnya memutuskan untuk kembali ketanah air, memulai karir dan kehidupan yang baru.
Kondisi ini sangat disadari oleh keluarga Dr.-Ing Bondan, dan apa yang dilakukan keluarga ini agar anak-anaknya bisa imun dari lingkungannya yang rusak?
Setahu saya semua anak beliau yang saat ini berjumlah empat orang, semuanya dilahirkan di Jerman, yang paling besar bernama Maryam, saat ini sekolah Gymnasium (setara SMA di Indonesia). Maryam bergaul dengan teman-teman lainnya. Dan uniknya Maryam, malah dengan kesadaran sendiri, tanpa disuruh, saat memasuki umur baligh, minta mengunakan jilbab. Bagi saya, ini luar biasa, pada saat Maryam mempunyai pilihan untuk bebas, termasuk memutuskan apa yang akan dilakukan. Malah Maryam memutuskan untuk menunjukkan identitas Islamnya kepada teman-temannya, dengan penuh kesadaran dan bangga dengan identitas keIslaman tersebut.
Makanya, ketika saya bertemu dengan teman-teman Indonesia, yang sedang bekerja dan berencana menetap lama di Jerman, saya sangat menganjurkan untuk banyak-banyak menggali pengalaman keluarga Dr.-Ing Bondan Halim Winartomo dalam mendidik anak. Pada saat anak-anak di Jerman dididik menjadi bebas, sebebasnya, keluarga ini mampu mendidik anak-anaknya dengan baik.
Bahkan, saya mendengar anak-anak mereka, juga menghapal Al-Qur'an, dan pernah mendapatkan penghargaan dalam menghapal Al-Qur'an dari Islamic Center Nurnberg. Kalau di Indonesia, ini sudah biasa, tapi kalau di Jerman, ada keluarga Indonesia yang bisa mengkondisikan anak-anaknya menjadi penghapal Al-Qur'an ini LUAR BIASA.
Musim Panas, Hannover, Jerman, 13 Ramadhan 1434H/22 Juli 2013.
Catatan: Tulisan ini adalah opini penulis
Musim Panas, Hannover, Jerman, 13 Ramadhan 1434H/22 Juli 2013.
Catatan: Tulisan ini adalah opini penulis
di Bremen, Jerman , 2012 |
juga di Bremen, 2012 |
Hari pertama Zaky, Masuk Grundschule Goetheplatz |
Penampilan Kakak Kelas menyambut adik kelas yg baru masuk, Alif disamping Guru kelasnya Frau Hechler |
berbaris didepan, sebelum diperkenalkan dengan kelas masing-masing |
Summer Party 2013 |
makan |
Alif dan Zaky bersama guru-guru di Hortnya |
Zaky dan guru kelasnya (Frau Baie), 2013 |
Rihlah di dalam Kapal di Hamburg, 2013 |
di Autostadt Wolfsburg |
Musim Semi 2013, beberapa pekan sebelum keberangkatan, kami memutuskan untuk secepatnya memulai pengajian di Claustal. ada beberapa orang student Indonesia sedang belajar disana, mulai dari Bachelor sampai Master. Sudah sejak beberapa pekan sebelumnya, student muslim di Claustal meminta diadakan pengajian di kotanya.
Akhirnya, suatu pagi di medio 2013 kami berempat (Joharsyah, Indera, Reza F, & Jahar), memutuskan diri
untuk berangkat ke Claustal memulai pengajian pertama, setelah sekian lama tidak ada pengajian di Claustal.
Claustal dujuluki "in the heart of germany", karena secara geografis berada ditengah-tengah Jerman. merupakan kota kecil di area pegunungan Harz. Kota yang saat kota-kota disekitarnya sudah masuk musim semi, biasanya Claustal masih bersalju, atau saat kota lain belum bersalju, biasanya kota Claustal sudah memulai panen salju. Juga bisa terjadi saat kota-kota sekitarnya sudah mulai menghangat, Claustal masih bertahan dengan dinginnya yang menusuk. Singkat cerita, karena terletak diarea pegunungan, lebih sering dinginnya dari pada panas. Kemudian kota tanpa sarana tram, yang ada adalah bus, yang menghubungkan satu titik dengan titik lainnya.
Claustal memiliki satu kampus yaitu Technische Universitat (TU) Claustal, TU Claustal terkenal dengan jurusan pertambangan dan juga kimia.
Claustal memiliki satu kampus yaitu Technische Universitat (TU) Claustal, TU Claustal terkenal dengan jurusan pertambangan dan juga kimia.
Di fasilitasi dengan mobilnya akh Joharsyah, dari Hannover, kami berangkat bertiga, masuk ke tol menuju Goslar, lama perjalanan lebih kurang satu jam-an. Di Goslar sudah menunggu akh Reza yang datang dari Goeetingen. Setelah menjemput akh Reza di Goslar hbf, kami mulai berjalan mengikuti jalan nan indah, berkelok-kelok menaiki bukit dengan jurang di kiri dan kanan, dengan jalan berkualitas tinggi dan luas.
Kami sangat menikmati perjalanan ini, berasa seperti rihlah, padahal saya sendiri baru sampai dirumah dinihari sekitar pukul 02.00 dari mengisi acara di KJRI Hamburg. Disela-sela pegunungan Harz yang indah, kami bisa menemukan ladang yang menghampar luas dan rapi, dedanau yang indah, hotel-hotel tempat peristirahatan musim panas yang asri. Diperjalanan sempat muncul ide untuk mengadakan mukhoyyam di area ini. semoga ide ini bisa difollow up menjadi ide yang nyata.
Perjalanan lebih kurang 45 menit dari Goslar, setelah dihidangkan dengan alam yang luar biasa indah, sampailah kami ke kota kecil berbukitan, disanalah tempat berdirinya TU Claustal, sambil mencari alamat, kami sempatkan diri untuk berputar sebentar, dan tentunya berfoto di depan kantor pusat TU Claustal, yang ternyata berada dipusat kota.
Sama halnya dengan beberapa kampus besar lain, sepertinya kota Claustal, hidup karena adanya TU Claustal, andai TU Claustal dipindahkan ke tempat lain, maka kota Claustalpun akan meredup sesuai dengan jumlah orang yang tersisa.
Akhirnya, setelah mengontak teman-teman di Claustal, Yuda menjemput kami didepan TU Claustal, dan kami dipandu untuk sampai ke rumah dimana pengajian akan diadakan. Ditempat ini telah berkumpul beberapa orang ditambah dua orang akhwat yang akan menjadi kelompok pengajian ini.
Sudah menjadi biasa, kalau ditempat-tempat yang orang Indonesianya sedikit, maka tidak menjadi masalah jika laki-laki dan perempuan digabung pengajiannya dalam satu kelompok. Memang tidak ideal, namun ini dilakukan dalam rangka mensiasati jumlah orang yang sedikit, saat yang sama jumlah muwajih juga tidak tersedia banyak.
Hari itu, merupakan hari yang bersejarah bagi Claustal, karena setelah bertahun-tahun tidak ada pengajian di kota ini, mulai hari itu akan rutin diadakan pengajian setiap dua pekan sekali. Akh Indera akan datang secara rutin ke Claustal untuk melakukan pembinaan dan setahap demi setahap membangunkan jiwa keIslaman dari diri para kader dakwah di Claustal.
Mari kita do'akan agar grup pengajian ini, melahirkan kader dakwah yang tangguh, seperti tangguh dan eloknya alam Claustal, menjadi da'i yang kuat dan mengabdi kepada kejayaan umat, dengan menjadi mahasiswa terbaik dan saat yang sama menjadi muslim yang kaffah. Aamiin ya robbil alamin.
Dituliskan setelah beberapa bulan perjalanan dilakukan.
Musim panas, Hannover, 21 Juli 2013
Kabar duka, terdengar dari sahabat dekat di Jambi, melalui fb dikabarkan istri akhuna Joko Suyitno, telah berpulang ke pemilik sesungguhnya diri kita. Beliau adalah alm ukhti Hervaleni, SPd.
Saya mengenal akh Joko, dari aktivitas bersama sejak tahun 1996 s.d 2000, akh Joko adek tingkat di FE Unja, pertemanan kita tidak hanya karena hubungan satu fakultas, namun yang lebih dalam adalah sesama ingin berkontribusi dalam pengembangan dakwah di kampus, tidak hanya sampai disitu persahabatan kita berlanjut diluar kampus, dengan berbagai kegiatan keIslaman dan kemasyarakatan, semisal di KAMMI Jambi dan DPW PKS Jambi.
Saya masih ingat jiwa akh Joko yang selalu bergelora, beliau juga memiliki kemampuan bela diri yang bagus, jadi ingat bagaimana akh Joko siap untuk berkelahi sekalipun, jika itu untuk kepentingan dakwah.
Tahun 2001-an, saya berpindah kota ke Bogor dan berlanjut ke Jakarta, memang secara fisik kita jarang bertemu karena berbeda geografis, namun kita masih sering kontak melalui media fb. Melalui pemilu yang lalu, akh Joko mendapat amanah menjadi anggota DPRD. Kiprah akh Joko, sebagai aktivis dakwah dituntut semakin besar, bahkan saat ini beliau menjadi tokoh masyarakat. Berbagai aktivitas dakwah, sosial kemasyarakatan beliau lakukan, saat yang sama, beliau masih sempat menyelesaikan studi masternya di FH Unja. Suatu prestasi yang sangat membanggakan, dengan berbagai amanah dakwah, dan tuntutan masyarakat, masih sempat menambah ilmu secara formal, prestasi yang pantas diacungi Jempol.
Berbagai keberhasilan tersebut, tentunya tidaklah diukir dengan mandiri, ada seseorang yang luar biasa disamping akh Joko yang menjadi "pemain di balik layar". Dan pemain dibalik layar tersebut adalah istrinya sendiri yaitu Hervaleni Spd.
Hervaleni Spd, adalah seorang aktivis muslimah, yang sudah berkiprah dalam dakwah, sosial kemasyarakatan sejak lama. Sejak di FKIP Unja, berbagai posisi strategis pernah diamanahkan kepada beliau, salah satunya adalah ketua bidang keputrian FSI FKIP. Saya masih bertemu dengan Hervaleni ketika di kampus, saya kenal beliau dan Insya Allah beliau juga kenal saya.
Nah, sejak beberapa waktu yang lalu, pemain dibalik layar itulah yang terbaring tak berdaya di rumah sakit, sampai akhirnya di rujuk ke rumah sakit di kota Jambi. dan akhirnya Allah memanggilnya dibulan ramadhan yang penuh berkah ini. (sedih).
Saya mengenal akh Joko, dari aktivitas bersama sejak tahun 1996 s.d 2000, akh Joko adek tingkat di FE Unja, pertemanan kita tidak hanya karena hubungan satu fakultas, namun yang lebih dalam adalah sesama ingin berkontribusi dalam pengembangan dakwah di kampus, tidak hanya sampai disitu persahabatan kita berlanjut diluar kampus, dengan berbagai kegiatan keIslaman dan kemasyarakatan, semisal di KAMMI Jambi dan DPW PKS Jambi.
Saya masih ingat jiwa akh Joko yang selalu bergelora, beliau juga memiliki kemampuan bela diri yang bagus, jadi ingat bagaimana akh Joko siap untuk berkelahi sekalipun, jika itu untuk kepentingan dakwah.
Tahun 2001-an, saya berpindah kota ke Bogor dan berlanjut ke Jakarta, memang secara fisik kita jarang bertemu karena berbeda geografis, namun kita masih sering kontak melalui media fb. Melalui pemilu yang lalu, akh Joko mendapat amanah menjadi anggota DPRD. Kiprah akh Joko, sebagai aktivis dakwah dituntut semakin besar, bahkan saat ini beliau menjadi tokoh masyarakat. Berbagai aktivitas dakwah, sosial kemasyarakatan beliau lakukan, saat yang sama, beliau masih sempat menyelesaikan studi masternya di FH Unja. Suatu prestasi yang sangat membanggakan, dengan berbagai amanah dakwah, dan tuntutan masyarakat, masih sempat menambah ilmu secara formal, prestasi yang pantas diacungi Jempol.
Berbagai keberhasilan tersebut, tentunya tidaklah diukir dengan mandiri, ada seseorang yang luar biasa disamping akh Joko yang menjadi "pemain di balik layar". Dan pemain dibalik layar tersebut adalah istrinya sendiri yaitu Hervaleni Spd.
Hervaleni Spd, adalah seorang aktivis muslimah, yang sudah berkiprah dalam dakwah, sosial kemasyarakatan sejak lama. Sejak di FKIP Unja, berbagai posisi strategis pernah diamanahkan kepada beliau, salah satunya adalah ketua bidang keputrian FSI FKIP. Saya masih bertemu dengan Hervaleni ketika di kampus, saya kenal beliau dan Insya Allah beliau juga kenal saya.
Nah, sejak beberapa waktu yang lalu, pemain dibalik layar itulah yang terbaring tak berdaya di rumah sakit, sampai akhirnya di rujuk ke rumah sakit di kota Jambi. dan akhirnya Allah memanggilnya dibulan ramadhan yang penuh berkah ini. (sedih).
Saya membaca status akh Joko:
18:49»dibwh
niur tua melambai sedih, tertanam jasad seorang wanita luar biasa, yg
hampir wkt n perhatian hidupnya u org lain, u
anak&kluarganya,binaannya,muri dnya&umat lingkungnnya ,MOHON MAAFKAN KEKHILAFAN HIDUPNYA!dialah istriku tercinta (kotosalak/ kerinci:istriQ inmemoriam)
Mencoba meraba rasakan kesedihan sahabat, tidaklah mudah menghadapi duka yang sangat dalam seperti ini, kekasih yang mengiringi langkah perjuangan, sejak memulai bahtera rumah tangga, ternyata kemarin ditakdirkan lebih dahulu menghadap rabb pemilik sejati jiwa kita
.
.
Saya teringat dengan salah satu taujih ust Anis Matta, kalau kita mau tahu siapa diri kita sesungguhnya, maka bayangkan anda diantarkan orang ramai-ramai ke tempat peristirahatan terakhir, kemudian seluruh prosesi pemakaman selesai, setelah itu dilanjutkan dengan pidato dari orang-orang dekat anda, apapun mereka bisa katakan, dan saat itu anda tidak mempunyai hak jawab.
Berikut ini saya kutipkan beberapa komentar para sahabat terhadap ukthi Hervaleni SPd:
"Selamat jalan kakakku Hervaleni Spd, kau
adalah guru terbaikku, kau hantarkan aku kejalan tarbiyah, kau ajarkan
aku arti hidup yg sesungguhnya, nasihat2 mu masih terngiang jelas
ditelingaku, Blum banyak ku belajar dari mu.namun Allah telah memanggilmu
terlebih dahulu.Allah lebih menyayangimu dan pasti tempat terbaikpun
tlah disediakan untukmu. kami rela atas kehendak-MU Ya Allah.
Wiwit Rafa Azzahra
"KehendakNya
telah berjalan, sebagai hamba terbaik sikap adalah bersabar karena
sesungguhNya Allah SWT sedang mempersiapkan antum Akh Joko untuk
menerima karuniaNya yang lebih baik, yakinlah. Untuk almarhummah tugas
terbaik dalam hidup telah engkau tunaikan dan berakhir dalam bulan suci,
semoga Allah mensucikanmu dengan karyamu saat menghadapNya seperti suci
engkau diutusNya.
Agus Supriadi dan Keluarga
"Kebersamaan dengan mu telah mempertemukan antara kelembutan dan ketegasan dalam sebuah harmoni persahabatan. Kita bersua di jamaah dakwah ini..terkadang kita berbeda tapi aku sangat mengerti engkau pendukung ide perubahan. Sahabat kini..engkau telah pergi..kuhantarkan hingga engkau terlelap dalam tidur panjangmu..dan kuberharap Allah akan mempertemukan kita menjadi anggota jamaah surga-Nya.amin"
Risdayanti Sudarsono
"Kenangan dengan Mba Hervaleni Spd dulu..ketika ana jadi mahasiswa, beliau lah yang menyemangati ana maju jadi ketua HMJ PMIPA, beliau jugalah yang pertama kali menyarankn masuk KAMMI...Semoga amal ibadah beliau diterima disisi Allah Swt,mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah Swt"
Recky Aprialmi
"Inalillahi wainaillahirojiun ...
Selamat jln dek ... Banyak kenangan telah kita ukir bersama ... Ketabahan dan semangat mu dlm dakwah patut jd contoh ... Semoga Allah mempermudahkan semua jalanmu ... Menuju surga - Nya ..
Rts Riana Rita Sari
#ukhti Hervaleni, in memoriam#selamat jalan ukhti hervaleni (MTK FKIP UNJA'98), semoga Allah SWT akan mengampuni segala kekhilafanmu, menerima amal ibadahmu, dan menempatkanmu di sisi-Nya yg mulia- kami semua merasa kehilangan, sungguh- kami menjadi saksi bahwa engkau telah melukiskan dan menorehkan sejarah dalam perjalanan aktivitas kita selama ini- darimu, kami semua belajar ttg keikhlasan dan ketegaran/keteguhan- insya Allah, dua orang putramu yg gagah ini (muhandis dan faza) akan selalu mengirimkan do'a dan mengalirkan pahala untukmu- yg lebih penting lagi, mereka siap meneruskan dan mewujudkan cita2 besarmu, amiin#
Syafrudin Dwi Aprianto
#Renungan#dlm pekan ini- dua orang sahabat terbaik telah berpulang ke rahmatullah- sy mjd teringat salah satu nasehat imam ghazali- dimana beliau menyampaikan bhw yg paling 'dekat' dari diri kita adalah maut- ia datang tanpa pemberitahuan awal- krn itu, mjd semakin tersadar bhw hidup adalah sarana utk penyiapan 'bekal' berupa amal sholeh- jika kita sejenak merenungi hal itu, masih adakah ruang 'kesombongan' dan 'ketamakan' dlm diri kita- apalagi utk hal2 yg bersifat keduniawian?
Syafrudin Dwi Aprianto
Dan maasiiiih banyaaaak komentar tertulis maupun tidak tertulis dari para sahabat terhadap beliau. Mari kita do'akan almarhumah Allahumaghfirlaha warhamha wa'afi'i wa'fu'anha". dan keluarga yang ditinggalkan tabah, sabar, ikhlas atas duka ini. Bagi sahabatku akh Joko, kalaupun harus melakukan konsolidasi sejenak, itu adalah bagian dari upaya untuk melejit jauh lebih tinggi, untuk kegemilangan dakwah Islam, kami sekeluarga yang sedang merantau, tidak bisa hadir langsung bertemu, namun hati kami dekat dengan antum sekeluarga. Do'a dan emphati yang bisa kami berikan, dan ikut meng aminkan do'a sahabat yang lain di bulan penuh berkah ini. Aamin ya robbil alamin.
Musim Panas, Hannover, Jerman, 19 Juli 2013
Kami sekeluarga yang turut berduka atas duka yang menimpa sahabat perjuangan.
Catatan: kalau ada yang kurang berkenan dengan penyebutan "pemain di balik layar', karena ukhti Hervalini SPd, pada dasarnya juga pemain di depan layar, maka untuk itu saya mohon maaf, dan saya belum ketemu kata yang lebih tepat.
"Kebersamaan dengan mu telah mempertemukan antara kelembutan dan ketegasan dalam sebuah harmoni persahabatan. Kita bersua di jamaah dakwah ini..terkadang kita berbeda tapi aku sangat mengerti engkau pendukung ide perubahan. Sahabat kini..engkau telah pergi..kuhantarkan hingga engkau terlelap dalam tidur panjangmu..dan kuberharap Allah akan mempertemukan kita menjadi anggota jamaah surga-Nya.amin"
Risdayanti Sudarsono
"Kenangan dengan Mba Hervaleni Spd dulu..ketika ana jadi mahasiswa, beliau lah yang menyemangati ana maju jadi ketua HMJ PMIPA, beliau jugalah yang pertama kali menyarankn masuk KAMMI...Semoga amal ibadah beliau diterima disisi Allah Swt,mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah Swt"
Recky Aprialmi
"Inalillahi wainaillahirojiun ...
Selamat jln dek ... Banyak kenangan telah kita ukir bersama ... Ketabahan dan semangat mu dlm dakwah patut jd contoh ... Semoga Allah mempermudahkan semua jalanmu ... Menuju surga - Nya ..
Rts Riana Rita Sari
#ukhti Hervaleni, in memoriam#selamat jalan ukhti hervaleni (MTK FKIP UNJA'98), semoga Allah SWT akan mengampuni segala kekhilafanmu, menerima amal ibadahmu, dan menempatkanmu di sisi-Nya yg mulia- kami semua merasa kehilangan, sungguh- kami menjadi saksi bahwa engkau telah melukiskan dan menorehkan sejarah dalam perjalanan aktivitas kita selama ini- darimu, kami semua belajar ttg keikhlasan dan ketegaran/keteguhan- insya Allah, dua orang putramu yg gagah ini (muhandis dan faza) akan selalu mengirimkan do'a dan mengalirkan pahala untukmu- yg lebih penting lagi, mereka siap meneruskan dan mewujudkan cita2 besarmu, amiin#
Syafrudin Dwi Aprianto
#Renungan#dlm pekan ini- dua orang sahabat terbaik telah berpulang ke rahmatullah- sy mjd teringat salah satu nasehat imam ghazali- dimana beliau menyampaikan bhw yg paling 'dekat' dari diri kita adalah maut- ia datang tanpa pemberitahuan awal- krn itu, mjd semakin tersadar bhw hidup adalah sarana utk penyiapan 'bekal' berupa amal sholeh- jika kita sejenak merenungi hal itu, masih adakah ruang 'kesombongan' dan 'ketamakan' dlm diri kita- apalagi utk hal2 yg bersifat keduniawian?
Syafrudin Dwi Aprianto
Dan maasiiiih banyaaaak komentar tertulis maupun tidak tertulis dari para sahabat terhadap beliau. Mari kita do'akan almarhumah Allahumaghfirlaha warhamha wa'afi'i wa'fu'anha". dan keluarga yang ditinggalkan tabah, sabar, ikhlas atas duka ini. Bagi sahabatku akh Joko, kalaupun harus melakukan konsolidasi sejenak, itu adalah bagian dari upaya untuk melejit jauh lebih tinggi, untuk kegemilangan dakwah Islam, kami sekeluarga yang sedang merantau, tidak bisa hadir langsung bertemu, namun hati kami dekat dengan antum sekeluarga. Do'a dan emphati yang bisa kami berikan, dan ikut meng aminkan do'a sahabat yang lain di bulan penuh berkah ini. Aamin ya robbil alamin.
Musim Panas, Hannover, Jerman, 19 Juli 2013
Kami sekeluarga yang turut berduka atas duka yang menimpa sahabat perjuangan.
Catatan: kalau ada yang kurang berkenan dengan penyebutan "pemain di balik layar', karena ukhti Hervalini SPd, pada dasarnya juga pemain di depan layar, maka untuk itu saya mohon maaf, dan saya belum ketemu kata yang lebih tepat.
Beberapa
waktu lalu telah didiskusikan seputar pendapat/fatwa institusi bernama RIGD yg
berkantor di Frankfurt terkait pelaksanaan shalat tarawih. Namun karena file
PDF fatwa tsb bhs arab dan jerman, tampaknya masih belum difahami isinya oleh
sebagian orang. Ini saya ringkaskan dalam bahasa indonesia.
Posting
saya ini bukan dalam memberikan fatwa, akan tetapi sekedar meringkaskan hal
yang sudah ada dalam bhs indonesia. Fatwa mana yang diikuti, asal jelas
dalilnya, maka pilihan masing2.
==============================
Disebutkan
dalam dokumen tsb bahwa pada intinya mereka mengikuti fatwa dari European
Council for Fatwa and Research
PUASA Di
Jerman masih bisa diketahui waktu Shubuh/Imsak dan Maghrib. Oleh karena itu
jadwal puasa di Jerman mengikuti lokasi setempat dan tidak mengikuti Makkah
SHALAT
JAMA' MAGHRIB & ISYA' DI JERMAN
Pada
tanggal 18 Mei s.d. 8 Agustus secara umum diperbolehkan menjama' Maghrib dan
Isya' di Jerman. Jama' artinya begitu shalat yang pertama selesai, maka diikuti
oleh shalat yang kedua dengan tanpa jeda waktu.
Alasan:
sulitnya memastikan waktu Isya' di Jerman (yakni posisi matahari 18° di bawah
horison).
SHALAT
TARAWIH
Dalam
dokumen tsb. ada 3 alternatif:
1. Begitu
masuk maghrib, maka dilakukan iftar (makan dan minum). 1 jam atau 1,5 jam
kemudian maka dilaksanakan shalat maghrib, lalu dijama' isya', lalu Tarawih.
2. Begitu
masuk maghrib maka dilakukan shalat maghrib, setelah itu ifthar (makan+minum).
1 jam atau 1,5 jam kemudian baru isya'+tarawih.
Maka
praktik ini sebenarnya juga menjama' shalat namun dengan diselingi jeda waktu
(pendapat Ibn Taimiyah dan Ibn Qayyim).
3. Masjid
yang tidak melakukan shalat jama' maghrib+isya', disarankan utk mengikuti
jadwal daerah latitude (Breitengrad) 45°.
IQAMAH
SHALAT SHUBUH
Iqamah
disarankan untuk diakhirkan, supaya mempermudah orang datang ke masjid.
Kemudian
disebutkan dalam fatwa tsb. bahwa dalam hal2 seperti ini biasa ada perbedaan
pendapat. Yang dikedepankan adalah sikap toleran. Oleh karena itu silahkan saja
jika mengikuti perhitungan atau pendapat lain yang ada, yang dengan pendapat
yang lain tsb. manusia bisa melaksanakan shalat dengan mudah (tidak sulit) dan
dengan tidak terpaksa.
Insitusi
tsb. menyeru kpd masjid2 di Jerman utk mampu bersepakat menyusun jadwal shalat
setahun yang seragam (dengan tetap memperhitungkan perbedaan waktu antar
regional di jerman).
Demikian
terjemahnya, semoga bermanfaat.
===================
Tambahan
dari saya: daerah 45° contohnya: Perancis bagian selatan, Italia (Turin, Milan,
Venesia), Kroatia. Bandingkan: jerman paling selatan 47°. Jerman
utara misalnya Hamburg pada posisi 53°.
Saya
pribadi, selama ini memang belum pernah mengetahui detail penentuan shalat
isya' di masjid Turki atau masjid islamic center nürnberg, 2 buah masjid yang
saya shalat berjamaah di sana.
Contoh
jadwal hari Selasa 16 Juli:
Masjid
Turki: maghrib 21:23 isya 22:53
Masjid
Islamic Center: maghrib 21:17 isya 22:47
Kalau
diperiksa jadwal tiap harinya di bulan Juli ini: maka antara maghrib dan isya'
bedanya selalu konstant = 1,5 jam. Apakah ini berarti waktu isya' di 2 masjid
tsb. berdasarkan pendapat 1,5 jam jarak maghrib dan isya'? Jadi sebenarnya
tidak menentukan isya' dengan posisi matahari, namun lebih pada waktu maghrib +
1,5 jam ? Jika demikian, maka sebenarnya yang dilakukan oleh ke 2 masjid ini
adalah opsi tarawih no. 2 yakni: maghrib on-time. Lalu makan minum, kemudian
1,5 jam kemudian shalat isya'. Maka seandainya waktu isya'nya belum masuk
(menurut ukuran posisi matahari), berarti kami melakukan shalat jama' maghrib
isya' dengan jeda 1,5 jam.
Wallahua'lam
saya sendiri tidak tahu bagaimana menandai waktu isya' di musim panas ini dg
ukuran alam. Ada yang bilang, di musim panas ini langit tidak akan pernah
gelap.
Semoga
bermanfaat
Wassalam
a.fatih
Nuernberg,
17 Juli 2013