Musim Semi 2013, beberapa pekan sebelum keberangkatan, kami memutuskan untuk secepatnya memulai pengajian di Claustal. ada beberapa orang student Indonesia sedang belajar disana, mulai dari Bachelor sampai Master. Sudah sejak beberapa pekan sebelumnya, student muslim di Claustal meminta diadakan pengajian di kotanya.

Akhirnya, suatu pagi di medio 2013 kami berempat (Joharsyah, Indera, Reza F, & Jahar), memutuskan diri
untuk berangkat ke Claustal memulai pengajian pertama, setelah sekian lama tidak ada pengajian di Claustal.
Claustal dujuluki "in the heart of germany", karena secara geografis berada ditengah-tengah Jerman. merupakan kota kecil di area pegunungan Harz. Kota yang saat kota-kota disekitarnya sudah masuk musim semi, biasanya Claustal masih bersalju, atau saat kota lain belum bersalju, biasanya kota Claustal sudah memulai panen salju. Juga bisa terjadi saat kota-kota sekitarnya sudah mulai menghangat, Claustal masih bertahan dengan dinginnya yang menusuk. Singkat cerita, karena terletak diarea pegunungan, lebih sering dinginnya dari pada panas. Kemudian kota tanpa sarana tram, yang ada adalah bus, yang menghubungkan satu titik dengan titik lainnya.
Claustal memiliki satu kampus yaitu Technische Universitat (TU) Claustal, TU Claustal terkenal dengan jurusan pertambangan dan juga kimia.
Di fasilitasi dengan mobilnya akh Joharsyah, dari Hannover, kami berangkat bertiga, masuk ke tol menuju Goslar, lama perjalanan lebih kurang satu jam-an. Di Goslar sudah menunggu akh Reza yang datang dari Goeetingen. Setelah menjemput akh Reza di Goslar hbf, kami mulai berjalan mengikuti jalan nan indah, berkelok-kelok menaiki bukit dengan jurang di kiri dan kanan, dengan jalan berkualitas tinggi dan luas.
Kami sangat menikmati perjalanan ini, berasa seperti rihlah, padahal saya sendiri baru sampai dirumah dinihari sekitar pukul 02.00 dari mengisi acara di KJRI Hamburg. Disela-sela pegunungan Harz yang indah, kami bisa menemukan ladang yang menghampar luas dan rapi, dedanau yang indah, hotel-hotel tempat peristirahatan musim panas yang asri. Diperjalanan sempat muncul ide untuk mengadakan mukhoyyam di area ini. semoga ide ini bisa difollow up menjadi ide yang nyata.
Perjalanan lebih kurang 45 menit dari Goslar, setelah dihidangkan dengan alam yang luar biasa indah, sampailah kami ke kota kecil berbukitan, disanalah tempat berdirinya TU Claustal, sambil mencari alamat, kami sempatkan diri untuk berputar sebentar, dan tentunya berfoto di depan kantor pusat TU Claustal, yang ternyata berada dipusat kota.
Sama halnya dengan beberapa kampus besar lain, sepertinya kota Claustal, hidup karena adanya TU Claustal, andai TU Claustal dipindahkan ke tempat lain, maka kota Claustalpun akan meredup sesuai dengan jumlah orang yang tersisa.
Akhirnya, setelah mengontak teman-teman di Claustal, Yuda menjemput kami didepan TU Claustal, dan kami dipandu untuk sampai ke rumah dimana pengajian akan diadakan. Ditempat ini telah berkumpul beberapa orang ditambah dua orang akhwat yang akan menjadi kelompok pengajian ini.
Sudah menjadi biasa, kalau ditempat-tempat yang orang Indonesianya sedikit, maka tidak menjadi masalah jika laki-laki dan perempuan digabung pengajiannya dalam satu kelompok. Memang tidak ideal, namun ini dilakukan dalam rangka mensiasati jumlah orang yang sedikit, saat yang sama jumlah muwajih juga tidak tersedia banyak.
Hari itu, merupakan hari yang bersejarah bagi Claustal, karena setelah bertahun-tahun tidak ada pengajian di kota ini, mulai hari itu akan rutin diadakan pengajian setiap dua pekan sekali. Akh Indera akan datang secara rutin ke Claustal untuk melakukan pembinaan dan setahap demi setahap membangunkan jiwa keIslaman dari diri para kader dakwah di Claustal.
Mari kita do'akan agar grup pengajian ini, melahirkan kader dakwah yang tangguh, seperti tangguh dan eloknya alam Claustal, menjadi da'i yang kuat dan mengabdi kepada kejayaan umat, dengan menjadi mahasiswa terbaik dan saat yang sama menjadi muslim yang kaffah. Aamiin ya robbil alamin.
Dituliskan setelah beberapa bulan perjalanan dilakukan.
Musim panas, Hannover, 21 Juli 2013
Kabar duka, terdengar dari sahabat dekat di Jambi, melalui fb dikabarkan istri akhuna Joko Suyitno, telah berpulang ke pemilik sesungguhnya diri kita. Beliau adalah alm ukhti Hervaleni, SPd.
Saya mengenal akh Joko, dari aktivitas bersama sejak tahun 1996 s.d 2000, akh Joko adek tingkat di FE Unja, pertemanan kita tidak hanya karena hubungan satu fakultas, namun yang lebih dalam adalah sesama ingin berkontribusi dalam pengembangan dakwah di kampus, tidak hanya sampai disitu persahabatan kita berlanjut diluar kampus, dengan berbagai kegiatan keIslaman dan kemasyarakatan, semisal di KAMMI Jambi dan DPW PKS Jambi.
Saya masih ingat jiwa akh Joko yang selalu bergelora, beliau juga memiliki kemampuan bela diri yang bagus, jadi ingat bagaimana akh Joko siap untuk berkelahi sekalipun, jika itu untuk kepentingan dakwah.
Tahun 2001-an, saya berpindah kota ke Bogor dan berlanjut ke Jakarta, memang secara fisik kita jarang bertemu karena berbeda geografis, namun kita masih sering kontak melalui media fb. Melalui pemilu yang lalu, akh Joko mendapat amanah menjadi anggota DPRD. Kiprah akh Joko, sebagai aktivis dakwah dituntut semakin besar, bahkan saat ini beliau menjadi tokoh masyarakat. Berbagai aktivitas dakwah, sosial kemasyarakatan beliau lakukan, saat yang sama, beliau masih sempat menyelesaikan studi masternya di FH Unja. Suatu prestasi yang sangat membanggakan, dengan berbagai amanah dakwah, dan tuntutan masyarakat, masih sempat menambah ilmu secara formal, prestasi yang pantas diacungi Jempol.
Berbagai keberhasilan tersebut, tentunya tidaklah diukir dengan mandiri, ada seseorang yang luar biasa disamping akh Joko yang menjadi "pemain di balik layar". Dan pemain dibalik layar tersebut adalah istrinya sendiri yaitu Hervaleni Spd.
Hervaleni Spd, adalah seorang aktivis muslimah, yang sudah berkiprah dalam dakwah, sosial kemasyarakatan sejak lama. Sejak di FKIP Unja, berbagai posisi strategis pernah diamanahkan kepada beliau, salah satunya adalah ketua bidang keputrian FSI FKIP. Saya masih bertemu dengan Hervaleni ketika di kampus, saya kenal beliau dan Insya Allah beliau juga kenal saya.
Nah, sejak beberapa waktu yang lalu, pemain dibalik layar itulah yang terbaring tak berdaya di rumah sakit, sampai akhirnya di rujuk ke rumah sakit di kota Jambi. dan akhirnya Allah memanggilnya dibulan ramadhan yang penuh berkah ini. (sedih).
Saya membaca status akh Joko:
18:49»dibwh
niur tua melambai sedih, tertanam jasad seorang wanita luar biasa, yg
hampir wkt n perhatian hidupnya u org lain, u
anak&kluarganya,binaannya,muridnya&umat lingkungnnya ,MOHON MAAFKAN KEKHILAFAN HIDUPNYA!dialah istriku tercinta (kotosalak/kerinci:istriQ inmemoriam)
Mencoba meraba rasakan kesedihan sahabat, tidaklah mudah menghadapi duka yang sangat dalam seperti ini, kekasih yang mengiringi langkah perjuangan, sejak memulai bahtera rumah tangga, ternyata kemarin ditakdirkan lebih dahulu menghadap rabb pemilik sejati jiwa kita
.
Saya teringat dengan salah satu taujih ust Anis Matta, kalau kita mau tahu siapa diri kita sesungguhnya, maka bayangkan anda diantarkan orang ramai-ramai ke tempat peristirahatan terakhir, kemudian seluruh prosesi pemakaman selesai, setelah itu dilanjutkan dengan pidato dari orang-orang dekat anda, apapun mereka bisa katakan, dan saat itu anda tidak mempunyai hak jawab.
Berikut ini saya kutipkan beberapa komentar para sahabat terhadap ukthi Hervaleni SPd:
"
Selamat jalan kakakku Hervaleni Spd, kau
adalah guru terbaikku, kau hantarkan aku kejalan tarbiyah, kau ajarkan
aku arti hidup yg sesungguhnya, nasihat2 mu masih terngiang jelas
ditelingaku, Blum banyak ku belajar dari mu.namun Allah telah memanggilmu
terlebih dahulu.Allah lebih menyayangimu dan pasti tempat terbaikpun
tlah disediakan untukmu. kami rela atas kehendak-MU Ya Allah.
Wiwit Rafa Azzahra
"KehendakNya
telah berjalan, sebagai hamba terbaik sikap adalah bersabar karena
sesungguhNya Allah SWT sedang mempersiapkan antum Akh Joko untuk
menerima karuniaNya yang lebih baik, yakinlah. Untuk almarhummah tugas
terbaik dalam hidup telah engkau tunaikan dan berakhir dalam bulan suci,
semoga Allah mensucikanmu dengan karyamu saat menghadapNya seperti suci
engkau diutusNya.
Agus Supriadi dan Keluarga
"Kebersamaan
dengan mu telah mempertemukan antara kelembutan dan ketegasan dalam
sebuah harmoni persahabatan. Kita bersua di jamaah dakwah ini..terkadang
kita berbeda tapi aku sangat mengerti engkau pendukung ide
perubahan. Sahabat kini..engkau telah pergi..kuhantarkan hingga engkau
terlelap dalam tidur panjangmu..dan kuberharap Allah akan mempertemukan
kita menjadi anggota jamaah surga-Nya.amin"
Risdayanti Sudarsono
"Kenangan dengan Mba Hervaleni Spd
dulu..ketika ana jadi mahasiswa, beliau lah yang menyemangati ana maju
jadi ketua HMJ PMIPA, beliau jugalah yang pertama kali menyarankn masuk
KAMMI...Semoga amal ibadah beliau diterima disisi Allah Swt,mendapatkan
tempat yang terbaik di sisi Allah Swt"
Recky Aprialmi
"Inalillahi wainaillahirojiun ...
Selamat jln dek ... Banyak kenangan telah kita ukir bersama ...
Ketabahan dan semangat mu dlm dakwah patut jd contoh ... Semoga Allah
mempermudahkan semua jalanmu ... Menuju surga - Nya ..
Rts Riana Rita Sari
#ukhti Hervaleni, in memoriam#selamat jalan ukhti hervaleni (MTK FKIP
UNJA'98), semoga Allah SWT akan mengampuni segala kekhilafanmu, menerima
amal ibadahmu, dan menempatkanmu di sisi-Nya yg mulia- kami semua
merasa kehilangan, sungguh- kami
menjadi saksi bahwa engkau telah melukiskan dan menorehkan sejarah dalam
perjalanan aktivitas kita selama ini- darimu, kami semua belajar ttg
keikhlasan dan ketegaran/keteguhan- insya Allah, dua orang putramu yg
gagah ini (muhandis dan faza) akan selalu mengirimkan do'a dan
mengalirkan pahala untukmu- yg lebih penting lagi, mereka siap
meneruskan dan mewujudkan cita2 besarmu, amiin#
Syafrudin Dwi Aprianto
#Renungan#dlm
pekan ini- dua orang sahabat terbaik telah berpulang ke rahmatullah- sy
mjd teringat salah satu nasehat imam ghazali- dimana beliau
menyampaikan bhw yg paling 'dekat' dari diri kita adalah maut- ia datang
tanpa pemberitahuan awal- krn itu, mjd semakin tersadar bhw hidup
adalah sarana utk penyiapan 'bekal' berupa amal sholeh- jika kita
sejenak merenungi hal itu, masih adakah ruang 'kesombongan' dan
'ketamakan' dlm diri kita- apalagi utk hal2 yg bersifat keduniawian?
Syafrudin Dwi Aprianto
Dan maasiiiih banyaaaak komentar tertulis maupun tidak tertulis dari para sahabat terhadap beliau. Mari kita do'akan almarhumah Allahumaghfirlaha warhamha wa'afi'i wa'fu'anha". dan keluarga yang ditinggalkan tabah, sabar, ikhlas atas duka ini. Bagi sahabatku akh Joko, kalaupun harus melakukan konsolidasi sejenak, itu adalah bagian dari upaya untuk melejit jauh lebih tinggi, untuk kegemilangan dakwah Islam, kami sekeluarga yang sedang merantau, tidak bisa hadir langsung bertemu, namun hati kami dekat dengan antum sekeluarga. Do'a dan emphati yang bisa kami berikan, dan ikut meng aminkan do'a sahabat yang lain di bulan penuh berkah ini. Aamin ya robbil alamin.
Musim Panas, Hannover, Jerman, 19 Juli 2013
Kami sekeluarga yang turut berduka atas duka yang menimpa sahabat perjuangan.
Catatan: kalau ada yang kurang berkenan dengan penyebutan "pemain di balik layar', karena ukhti Hervalini SPd, pada dasarnya juga pemain di depan layar, maka untuk itu saya mohon maaf, dan saya belum ketemu kata yang lebih tepat.