Oleh: Jaharuddin (Pernah nyantri di Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Al-Inayah 2, Dramaga, Bogor)
Tulisan ini saya buat bukan untuk mengkritik siapapun, cuma sebuah perenungan, melihat fenomena banyaknya amanah dakwah yang semakin hari semakin melimpah, adakalanya sebagian persoalan menjadi lamban diselesaikan. dan bisa jadi karena alasan yang logis.
Tulisan ini saya buat bukan untuk mengkritik siapapun, cuma sebuah perenungan, melihat fenomena banyaknya amanah dakwah yang semakin hari semakin melimpah, adakalanya sebagian persoalan menjadi lamban diselesaikan. dan bisa jadi karena alasan yang logis.
Tentunya menjadi rumit suatu masalah jika persepsi tingkat penting atau tidaknya masalah ternyata berbeda diantara pihak. Jika ada kesamaan persepsi, tentunya menjadi magnet semua pihak untuk secepat dan sesingkatnya menyelesaikan masalah.
Menjadi menarik untuk direnungkan, seberapa pentingkah suatu urusan cepat dijawab dan dipecahkan dalam organisasi dakwah?. Dalam dunia bisnis kecepatan dalam memutuskan suatu urusan sangat penting, sama pentingnya dengan ketepatan kualitas dan biaya. Jika terlambat dalam memutuskan, bisa jadi perusahaan rugi, misal karena gagal mendapatkan proyek atau konsumen. Saking pentingnya kecepatan dalam bisnis para pengusaha rela membayar lebih mahal agar tepat waktu (misal dalam kasus kita di Jerman tentunya berbeda tarif naik Regional Express (RE/Kereta Ekonomi), bila dibanding naik Intercity Express (ICE/Kereta Cepat), bahkan sebagian dari pengusaha, investasi membeli jet pribadi salah satu fungsinya untuk menjamin ketepatan waktu.
Dalam dunia bisnis kecepatan pada akhirnya berdampak pada "uang" dan uang merupakan darah dari bisnis. Sehebat apapun perusahaan, ketika aliran darahnya tidak lancar, maka yang terjadi adalah stroke, dan sangat menganggu bisnis, bisa-bisa jadi bubar.
Bagaimana dengan dakwah?, jika kecepatan terhambat, maka terjadi sumbatan, dan sadar tidak sadar sesungguhnya ini bisa menyebabkan "stroke" bagi lembaga dakwah, karena sumbatan-sumbatan ini bisa berakumulasi yang berakhir pada tersumbatnya roda organisasi.
Saya menangkap kesan "lambat" dalam menangani beberapa perkara dakwah, dengan berbagai alasan yang mungkin bisa difahami, seperti: "Organisasi ini kan semakin besar dan semakin banyak orang-orangnya, maka wajar saja semakin lambat"...."para pengurusnya kan bekerja, bukan hanya mengurusi dakwah", "para pengurusnya kan banyak amanah lainnya", "para pengurusnya kan juga punya rumah tangga sendiri, istri dan anak-anak yang juga harus didahulukan", .....dan seterusnya.....
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana mengatasi masalah ini, dan bagaimana seharusnya kita memposisikan kecepatan dalam mengambil keputusan?
Tahapan pertama yang perlu disamakan persepsinya adalah mengenai posisi kecepatan dalam mengambil keputusan, idealnya terjadi kesamaan persepsi bahwa kecepatan sangat penting dalam organisasi dakwah, bahkan jauh lebih penting dari organisasi bisnis sekalipun, mengapa demikian? karena organisasi bisnis berujung pada uang dan kepercayaan. Sementara organisasi dakwah lebih mulia dibanding uang dan tentunya juga berharap kepercayaan bukan hanya dari manusia namun juga berharap kepercayaan dari penciptanya manusia.
Saat yang sama disadari bahwa jargon melayani bukan hanya untuk para duta di DPR/DPRD serta eksekutif, jargon melayani sedari awal disadari oleh setiap da'i dilevel manapun, dengan demikian ketika kita mendapat amanah, maka sedari awal disadari kita akan selalu mendapat permintaan dari bawah, atas, kanan, kiri untuk melayani. Sepantasnyalah kita juga berupaya untuk mempercepat keputusan-keputusan dalam organisasi dakwah, melebihi kecepatan keputusan dalam organisasi bisnis.
Tahapan pertama yang perlu disamakan persepsinya adalah mengenai posisi kecepatan dalam mengambil keputusan, idealnya terjadi kesamaan persepsi bahwa kecepatan sangat penting dalam organisasi dakwah, bahkan jauh lebih penting dari organisasi bisnis sekalipun, mengapa demikian? karena organisasi bisnis berujung pada uang dan kepercayaan. Sementara organisasi dakwah lebih mulia dibanding uang dan tentunya juga berharap kepercayaan bukan hanya dari manusia namun juga berharap kepercayaan dari penciptanya manusia.
Saat yang sama disadari bahwa jargon melayani bukan hanya untuk para duta di DPR/DPRD serta eksekutif, jargon melayani sedari awal disadari oleh setiap da'i dilevel manapun, dengan demikian ketika kita mendapat amanah, maka sedari awal disadari kita akan selalu mendapat permintaan dari bawah, atas, kanan, kiri untuk melayani. Sepantasnyalah kita juga berupaya untuk mempercepat keputusan-keputusan dalam organisasi dakwah, melebihi kecepatan keputusan dalam organisasi bisnis.
Bagaimana caranya?
Perlu dirunut kembali satu persatu fungsi manajemen, akhirnya ketahuan dimana tersendatnya proses kecepatan dalam memutuskan. Beberapa lini yang perlu menjadi perhatian serius, adalah:
Perlu dirunut kembali satu persatu fungsi manajemen, akhirnya ketahuan dimana tersendatnya proses kecepatan dalam memutuskan. Beberapa lini yang perlu menjadi perhatian serius, adalah:
a. Kejelasan kemana suatu masalah seharusnya disampaikan (alur komunikasi, koordinasi dan pengambilan keputusan).
b. Kejelasan siapa saja yang seharusnya berhak memutuskan.
c. Keberanian pihak pimpinan untuk mendelegasikan wewenang dan memutuskan
d. Adanya pihak yang mempunyai wewenang memberikan informasi dan melacak suatu masalah sampai tuntas.
Hal lain yang juga perlu dipertajam adalah apa standar suatu keputusan tersebut dikatakan cepat atau tepat waktu. Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dibiasakan untuk menyampaikan tenggat waktu keputusan diharapkan sudah ada. dan tenggat waktu itulah yang menjadi batasan apakah keputusan tepat waktu atau tidak.
Hal lain yang juga perlu dipertajam adalah apa standar suatu keputusan tersebut dikatakan cepat atau tepat waktu. Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dibiasakan untuk menyampaikan tenggat waktu keputusan diharapkan sudah ada. dan tenggat waktu itulah yang menjadi batasan apakah keputusan tepat waktu atau tidak.
Semoga bermanfaat.
Hannover, Jerman, Musim dinggin, 30 Des 2012
Keterangan: RE = Regional Express/Kereta api kelas ekonomi dan berhenti hampir disetiap stasiun, jadi lambat. ICE = Intercity Express/Kereta api cepat.
Keterangan: RE = Regional Express/Kereta api kelas ekonomi dan berhenti hampir disetiap stasiun, jadi lambat. ICE = Intercity Express/Kereta api cepat.
Saya lupa persisnya dari mana saya dapat inspirasi kata yang saya jadikan judul tersebut, namun sejak awal saya punya blog sepertinya tahun 2008, kata tersebut saya jadikan motto, dan semakin hari semakin saya suka dengan kata tersebut, dan biar tidak multi tafsir paling tidak melalui media ini saya mencoba menjelaskan maksud kata tersebut.
Sampai saat ini baru 7 negara yang saya kunjungi (Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Mesir, Jerman, Prancis dan Polandia), dari kunjungan tersebut, saya menemukan fakta bahwasanya orang-orang Indonesia adalah orang-orang yang cerdas, tidak kalah dibandingkan dengan orang-orang dari negara manapun, sebagai contoh ilmuan Indonesia yang berada di Eropa biasanya selalu mendapatkan tempat tersendiri di kalangan ilmuan eropa lainnya, bahkan di kalangan internasional. Banyak nama yang bisa kita sebutkan sebagai contoh.
Nah, tinggal masing-masing dari diri kita mempunyai definisi tersendiri mengenai kecerdasan. Bagi saya, salah satu bentuk dari kecerdasan tersebut adalah dilihat dari seberapa besar manfaat yang tercipta dari kecerdasan tersebut. Saya memahami bahwa semakin besar manfaat yang diberikan dari apapun bentuk karya yang dihasilkan oleh seorang individu semakin cerdas dan istimewa orang tersebut. Dan sebaliknya jika hasil karya seseorang pada akhirnya memberikan kemudharatan bagi orang banyak, maka semakin tidak cerdas individu tersebut.
Dengan demikian bagi saya, bukan pencapaian gelar dan strata pendidikan yang menjadi ukuran kecerdasan, namun besarnya manfaat yang diberikan, bisa jadi seseorang hanya strata 1, atau strata 2 bahkan bisa jadi dibawahnya, namun jika hasil karyanya memberikan manfaat luas kepada masyarakat maka orang tersebut sangat pantas dikatakan cerdas. Dengan demikian maka teman-teman yang diberi karunia dari Allah menyandang gelar strata 3 (doktor) bahkan profesor, namun ternyata karyanya atau tingkah lakunya ternyata merusak masyarakat maka tidak perlu hormat berlebih-lebihan dengan orang-orang yang seperti ini, label akademiknya belum menunjukkan kecerdasan yang seharusnya.
semoga bermanfaat.
musim dingin, 30 Des 2012
Nah, tinggal masing-masing dari diri kita mempunyai definisi tersendiri mengenai kecerdasan. Bagi saya, salah satu bentuk dari kecerdasan tersebut adalah dilihat dari seberapa besar manfaat yang tercipta dari kecerdasan tersebut. Saya memahami bahwa semakin besar manfaat yang diberikan dari apapun bentuk karya yang dihasilkan oleh seorang individu semakin cerdas dan istimewa orang tersebut. Dan sebaliknya jika hasil karya seseorang pada akhirnya memberikan kemudharatan bagi orang banyak, maka semakin tidak cerdas individu tersebut.
Dengan demikian bagi saya, bukan pencapaian gelar dan strata pendidikan yang menjadi ukuran kecerdasan, namun besarnya manfaat yang diberikan, bisa jadi seseorang hanya strata 1, atau strata 2 bahkan bisa jadi dibawahnya, namun jika hasil karyanya memberikan manfaat luas kepada masyarakat maka orang tersebut sangat pantas dikatakan cerdas. Dengan demikian maka teman-teman yang diberi karunia dari Allah menyandang gelar strata 3 (doktor) bahkan profesor, namun ternyata karyanya atau tingkah lakunya ternyata merusak masyarakat maka tidak perlu hormat berlebih-lebihan dengan orang-orang yang seperti ini, label akademiknya belum menunjukkan kecerdasan yang seharusnya.
semoga bermanfaat.
musim dingin, 30 Des 2012
Akhir tahun ini saya dan keluarga masih di Hannover, seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada persiapan khusus di keluarga kami mengakhiri tahun dan menyambut tahun baru, karena memang dikeluarga kami menganggap perubahan waktu tersebut hanya biasa saja, yang sedikit berbeda hanyalah, harapan-harapan positif untuk tahun depan.
Walaupun suasana lingkungan, mengkondisikan kami seolah-olah juga ikut dalam meresapi perpindahan waktu tersebut. Di Hannover, akhir tahun biasanya dirangkai dengan perayaan natal, dan liburan panjang akhir tahun, anak-anak sekolah libur 2 pekan dalam rangka menyambut natal dan tahun baru. Namun dari pengamatan saya perayaan natal di Indonesia terutama kota besar seperti Jakarta, jauh lebih heboh dibanding perayaan natal di Hannover, bahkan di Jerman secara umum.
Sebagai pembanding, natal di Hannover, tidak terlalu kentara jika dilihat di mall, biasanya perbedaannya adalah di pasar malam menyambut natal (weinachmarkt) yang diadakan disetiap kota, kalau di Hannover disekeliling rumah kami, selama sebulan pasar malam diadakan. Isinya sebagian besar adalah makanan dan minuman, dan memang pasar malam ini sangat meriah dan ramai dikunjungi. Namun, tidak sebanding dengan banyaknya orang yang masuk ke dalam gereja yang megah dan besar-besar di kota Hannover.
Seratus meter dari rumah saya terdapat gereja tertua dan terbesar di kota Hannover, saya menyaksikan sepinya gereja tersebut pada natalan tahun ini, dan tahun-tahun sebelumnya. Entah mengapa?, salah satu alasan yang pernah saya dengarkan adalah, mereka tidak lagi menjadikan moment natalan sebagai mement ibadah yang penting, natalah bagi sebagian penganutnya, hanya sebagai sarana untuk bisa berkumpul lagi dengan keluarga, itupun bagi mereka yang masih berkeluarga. Seperti layaknya idul fitri di Indonesia, sebagian orang Jerman, menjadikan natalan sebagai sarana untuk pulang kampung, makan malam bersama keluarga dan berkumpul bersama keluarga.
Teringat beberapa tahun yang lalu di Jakarta, jika natalan, semua gereja mempersiapkan diri dengan serius, dan para penganutnya mempersiapkan diri dan bersegera untuk datang ke gereja melaksanakan rangkaian ibadahnya. Sepertinya itu tidak kita dapati di Jerman.
Yang juga menonjol lainnya, adalah kebiasaan mereka memberikan hadiah saat natalan, memang ini sepertinya masih dipertahankan sampai sekarang, anak-anak disekolah mendapatkan hadiah bisa berupa kue, coklat, dan lain-lain. Kemudian pasar-pasar mengadakan discount.
Kembali kediri kita.....
Semoga Allah menjadikan tahun depan semakin baik untuk kita semua, semakin banyak ibadah unggulan yang bisa dilakukan dan semakin banyak manfaat yang kita berikan baik untuk keluarga kita, maupun masyarakat umum. Tahun baru dengan semangat baru dan semakin menyala semangat dan energi positif dalam diri kita, untuk berkontribusi bagi kebaikan umat manusia. Amin ya robbil alamin.
Musim dingin, 30 Desember 2012
Teringat beberapa tahun yang lalu di Jakarta, jika natalan, semua gereja mempersiapkan diri dengan serius, dan para penganutnya mempersiapkan diri dan bersegera untuk datang ke gereja melaksanakan rangkaian ibadahnya. Sepertinya itu tidak kita dapati di Jerman.
Yang juga menonjol lainnya, adalah kebiasaan mereka memberikan hadiah saat natalan, memang ini sepertinya masih dipertahankan sampai sekarang, anak-anak disekolah mendapatkan hadiah bisa berupa kue, coklat, dan lain-lain. Kemudian pasar-pasar mengadakan discount.
Kembali kediri kita.....
Semoga Allah menjadikan tahun depan semakin baik untuk kita semua, semakin banyak ibadah unggulan yang bisa dilakukan dan semakin banyak manfaat yang kita berikan baik untuk keluarga kita, maupun masyarakat umum. Tahun baru dengan semangat baru dan semakin menyala semangat dan energi positif dalam diri kita, untuk berkontribusi bagi kebaikan umat manusia. Amin ya robbil alamin.
Musim dingin, 30 Desember 2012
Oleh: Jaharuddin
Saat ini saya berada di rumah, yang berada dilantai 3 kawasan wisata kota tua Hannover, persis dihadapan saya terlihat atap gedung museum kota Hannover, dan beberapa gedung lainnya, termasuk menara gereja yang menjulang tinggi. Saya memandangi salju berjatuhan dari ruang angkasa, berjatuhan dan dihembus oleh anggin seperti kapas yang menari-nari. Berasa mimpi ternyata ini adalah negeri non tropis berjarak beribu-ribu kilometer dari kampung saya dilahirkan.
Saat ini saya berada di rumah, yang berada dilantai 3 kawasan wisata kota tua Hannover, persis dihadapan saya terlihat atap gedung museum kota Hannover, dan beberapa gedung lainnya, termasuk menara gereja yang menjulang tinggi. Saya memandangi salju berjatuhan dari ruang angkasa, berjatuhan dan dihembus oleh anggin seperti kapas yang menari-nari. Berasa mimpi ternyata ini adalah negeri non tropis berjarak beribu-ribu kilometer dari kampung saya dilahirkan.
Sebagian dari salju hinggap didahan pohon yang daunnya tersisa coklat kehitaman, karena pada musim gugur kemarin daun-daunnya meninggalkan tangkai untuk mempersiapkan dahan dan ranting menerima salju yang akan hinggap. Sebagian salju lainnya, berjatuhan ke lantai, jalan raya, atap rumah, mobil dan apa saja yang bisa dihinggapinya.
Dinggin memang disalah satu web cuaca saya lihat saat ini nol derjat celcius, namun keindahan salju menari-nari dari angkasa luar meliuk-liuk dengan begitu indahnya bergumpalan dengan diamaeter lebih kurang satu centimeter. Pernah suatu hari terfikirkan oleh saya, sebesar apakah freezer buatan Allah yang mencurahkan bunga es yang bertebaran ini. Allahu Akbar.
Jalan-jalan, dan semua area yang terbuka dipenuhi oleh salju, untuk musim salju ini, para petugas kebersihan di jalan raya beralih fungsi dari membersihkan daun pepohonan dan sampah menjadi membuldozer menyingkirkan salju dari jalan-jalan umum yang dilalui warga, dan menyebarkan kerikil kecil agar salju tidak licin, serta menyiramkan garam agar salju mencair. Setiap saat para petugas ini bersiaga, sesuai dengan intensitas salju yang turun.
Jasa petugas kebersihan ini sangat membantu warga, karena jika salju tidak disingkirkan dari jalan umum, maka salju menebal dan membuat susah untuk dilewati, sebagai analoginya mungkin kalau kasus di Indonesia ibarat jalan raya yang dipenuhi lumpur, jadi susah dilewati, licin, dan bisa menimbulkan kecelakaan. Untuk musim dingin ini, kendaraan juga diharuskan menganti bannya menjadi ban khusus untuk musim dingin, jadi bisa meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Karena salju bertebaran menutupi tanah-tanah yang terbuka, termasuk juga atap rumah, maka kalau anda terbangun sebelum shubuh, misalnya pada pukul 04.00 CET, lihatlah keluar, suasananya seolah-olah sudah siang, karena putihnya salju membuat suasana menerangi sekitarnya, padahal itu masih malam, karena pada musim dingin waktu sholat shubuh baru masuk sekitar pukul 06.30 an, dan akan berakhir pada pukul 08.30 an.
Yang juga unik, kalau salju turun, maka tidak menyebabkan suara brisik di atap, jadi tidak seperti hujan air, karena salju-salju itu akan hinggap diatap, atau dihembus angin untuk mencari tempat yang lebih rendah.
Peluang Ibadah
Karena ini musim dingin, maka waktu matahari pada siang harinya sebentar, coba anda bayangkan sholat shubuh berakhir pada pukul 08.30an, sholat dzhuhur mulai pukul 12.20an, sholat ashar 13.55an, sholat maghrib 16.10an, dan sholat Isya 17.55an, jadi sholat dzhuhur, ashar, maghrib dan Isya berdekatan, dan akhirnya malam panjang.
Ini menjadi peluang bagi muslim di eropa, untuk memperbanyak sholat malam (Tahajud, witir dan sholat sunnah lainnya), dan sangat dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah, karena waktunya singkat, walaupun karena dingin maka perut terasa cepat lapar.
Musim salju, Hannover, 12 desember 2012
Jasa petugas kebersihan ini sangat membantu warga, karena jika salju tidak disingkirkan dari jalan umum, maka salju menebal dan membuat susah untuk dilewati, sebagai analoginya mungkin kalau kasus di Indonesia ibarat jalan raya yang dipenuhi lumpur, jadi susah dilewati, licin, dan bisa menimbulkan kecelakaan. Untuk musim dingin ini, kendaraan juga diharuskan menganti bannya menjadi ban khusus untuk musim dingin, jadi bisa meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Karena salju bertebaran menutupi tanah-tanah yang terbuka, termasuk juga atap rumah, maka kalau anda terbangun sebelum shubuh, misalnya pada pukul 04.00 CET, lihatlah keluar, suasananya seolah-olah sudah siang, karena putihnya salju membuat suasana menerangi sekitarnya, padahal itu masih malam, karena pada musim dingin waktu sholat shubuh baru masuk sekitar pukul 06.30 an, dan akan berakhir pada pukul 08.30 an.
Yang juga unik, kalau salju turun, maka tidak menyebabkan suara brisik di atap, jadi tidak seperti hujan air, karena salju-salju itu akan hinggap diatap, atau dihembus angin untuk mencari tempat yang lebih rendah.
Peluang Ibadah
Karena ini musim dingin, maka waktu matahari pada siang harinya sebentar, coba anda bayangkan sholat shubuh berakhir pada pukul 08.30an, sholat dzhuhur mulai pukul 12.20an, sholat ashar 13.55an, sholat maghrib 16.10an, dan sholat Isya 17.55an, jadi sholat dzhuhur, ashar, maghrib dan Isya berdekatan, dan akhirnya malam panjang.
Ini menjadi peluang bagi muslim di eropa, untuk memperbanyak sholat malam (Tahajud, witir dan sholat sunnah lainnya), dan sangat dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah, karena waktunya singkat, walaupun karena dingin maka perut terasa cepat lapar.
Musim salju, Hannover, 12 desember 2012
Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :
* Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu.
* Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukamu terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.
Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu :
"Ini karena saya mengikuti pesan ayah.. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih".
"Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".
Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung :
"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut".
"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup."
"Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".
MORAL CERITA :
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan persepsi yang berbeda.
Jika kita menanggapi sesuatu hal dengan positive maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses, tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita... pilihan ada di tangan kita.
* Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa *