Banyak sedikitnya perpustakaan merupakan salah satu ciri intelektualitas masyarakat, jika perpustakaan sangat mudah ditemukan, indikasi bahwa intelektualitas masyarakat dilingkungan tersebut baik dan sebaliknya.
Di Jerman sangat mudah kita menemukan perpustakaan, mulai dari perpustakaan kampus, yang terbuka seluas-luasnya bagi siapapun, termasuk bagi anda yang bukan berstatus mahasiswa, ada perpustakaan kota, dan yang unik adalah perpustakaan di areal taman gereja atau taman bermain umum lainnya. Pada kesempatan ini saya tidak membahas perpustakaan kampus dan perpustakaan kota di Jerman.
Mudah menemukan, ditaman-taman gereja atau di areal main anak-anak terdapat satu lemari buku, berisi penuh buku, yang disediakan bagi siapa saja untuk membaca, meminjam, atau bahkan mungkin mengambilnya baik untuk baca ditempat atau dibawa ke rumah. Sepertinya perpustakaan ini diadakan dalam rangka memberi jawaban dari keprihatinan pihak gereja terhadap hilangnya semangat beragama di masyarakat Jerman.
Saya sempat memperhatikan beberapa pembaca perpustakaan ini, dan saya menemukan pembaca yang datang ke perpustakaan mini ini, untuk mengembalikan buku yang pernah dipinjamnya ke rak semula. Atau bisa jadi, pembaca tersebut menambahkan koleksi buku di rak tersebut, untuk dimanfaatkan bagi orang lain. Dari perpustakaan mini ini, saya mendapatkan pelajaran kemudahan mendapatkan bahan bacaan, sarana untuk berbagi ilmu pengetahuan, kemandirian, dan edukasi kejujuran, dan tentunya juga pelajaran upaya memperbaiki intelektualitas lingkungan.
Saya sempat memperhatikan beberapa pembaca perpustakaan ini, dan saya menemukan pembaca yang datang ke perpustakaan mini ini, untuk mengembalikan buku yang pernah dipinjamnya ke rak semula. Atau bisa jadi, pembaca tersebut menambahkan koleksi buku di rak tersebut, untuk dimanfaatkan bagi orang lain. Dari perpustakaan mini ini, saya mendapatkan pelajaran kemudahan mendapatkan bahan bacaan, sarana untuk berbagi ilmu pengetahuan, kemandirian, dan edukasi kejujuran, dan tentunya juga pelajaran upaya memperbaiki intelektualitas lingkungan.
Amati, Tiru dan Modifikasi (ATM)
Saya teringat Indonesia yang sedang bergeliat kearah yang lebih baik, program seperti ini perlu diamati, ditiru dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Mungkin sudah ada, dan saya meyakini program kecil seperti ini perlu di inisiasi untuk diperbanyak di lingkungan terdekat kita, misalnya dari Yayasan Sosial, Karang Taruna, Masjid, Kampus, RT, RW, Kelurahan, Lembaga Amil Zakat, Organisasi Massa, Partai Politik, dan siapa saja yang peduli agar masyarakat mudah mendapatkan buku.
Kalau ada yang berfikiran kritis, "wah ....kalau dengan cara seperti itu akhirnya, buku-buku yang ada di lemari perpustakaan mini tersebut, lambat laun akan habis karena tidak dipulangkan oleh peminjamnya". Saya fikir fikiran kritis seperti ini tidak sepenuhnya salah, namun juga tidak mutlak benar 100%. Karena pada dasarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang jujur, dan kita perlu mencari sarana-sarana edukasi yang membuktikan bahwa kejujuran bangsa Indonesia masih terjaga dengan baik. Awalnya akan ada buku-buku yang hilang, dan diantisipasi dengan menyediakan buku catatan peminjaman buku yang diisi sendiri oleh peminjam, saat yang sama buatlah pengumuman yang isinya mengedukasi timbulnya kesadaran untuk memulangkan buku-buku yang dipinjam, agar yang lain bisa juga mengambil manfaat dari buku tersebut, dan yakinlah seiring dengan waktu akan muncul sikap kejujuran ditengah-tengah masyarakat kita.
Dan kalaupun, buku-buku di lemari perpustakaan mini tersebut, semakin hari semakin berkurang, maka ngak usah terlalu khawatir, ajaklah pihak-pihak yang peduli untuk membantu pengadaan buku, seperti perorangan, yayasan sosial, masjid, lembaga amil zakat, atau bahkan penerbit buku. Untuk perseorangan saja, saya sangat yakin ada yang tergerak mensupport pengadaan buku. Banyak perpustakaan pribadi dirumah-rumah penduduk yang belum optimal pemanfaatanya, dengan berbagai alasan, bisa karena masih dibutuhkan, bisa karena yang punya sedang diluar negeri, dll. Sayang kan...buku-buku yang berisi ilmu pengetahuan tersebut hanya menjadi pajangan didalam rumah dan tidak dibaca.
Mempunyai koleksi buku yang banyak adalah baik, dan akan lebih baik lagi jika koleksi buku yang banyak tersebut dimanfaatkan oleh banyak orang.
Jika ada orang yang tergerak untuk menjadi pioner perpustakaan seperti ini, maka para inisiator bisa bekerja sama dengan perangkat RT, RW dan Kelurahan untuk menyediakan tempatnya, dan mengandeng penerbit-penerbit buku untuk mengadakan bukunya. Pengalaman saya dulu bekerja di penerbitan buku, memberi pelajaran bahwa banyak sekali buku yang bisa disumbangkan oleh penerbit untuk kegiatan sosial penuh manfaat dan bernilai edukasi tinggi seperti ini.
Kalau ada yang menginginkan program seperti ini juga bermakna edukasi kejujuran dan bagian dari upaya pemberantasan korupsi, maka bisa juga mengandeng KPK, dan LSM Antikorupsi, serta aktivisnya untuk memberikan makna lebih pada program ini.
Mengancam penerbit buku dan Toko Buku?
Apakah program semacam ini akan mengancam penerbit buku dan toko buku?, saya menjawabnya dengan penuh keyakinan bahwa program seperti ini malah menjadi peluang bagi penerbit untuk melakukan edukasi minat baca masyarakat.
Malah seharusnya penerbit dan toko buku antusias, serta kalau perlu Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Gabungan Toko Buku Indonesia (GATBI) menginstruksikan kepada seluruh penerbit dan toko buku untuk mensupport penuh program edukasi peningkatan minat baca seperti ini, sehingga program ini bisa benar-benar menjadi kenyataan dan sukses dimana-mana.
Ketika minat baca masyarakat meningkat, banyak pihak yang diuntungkan, masyarakat semakin cerdas, kecerdasan merupakan indikasi dari peningkatan taraf hidup, akan menguntungkan semua pihak, salah satunya adalah penerbit dan toko buku.
Semoga semakin banyak pihak yang tergerak untuk menjadi inisiator program seperti ini, dan kita mengimpikan masyarakat mudah mendapatkan buku. Dan juga tidak kalah pentingnya para inisiator hendaknya melakukan seleksi terlebih dahulu terhadap buku-buku yang akan dipajang dalam perpustakaan, agar masyarakat lebih nyaman dan aman membaca. Selamat mencoba, Cerdaslah bangsa ku. Amin ya robbil alamin.
Apakah program semacam ini akan mengancam penerbit buku dan toko buku?, saya menjawabnya dengan penuh keyakinan bahwa program seperti ini malah menjadi peluang bagi penerbit untuk melakukan edukasi minat baca masyarakat.
Malah seharusnya penerbit dan toko buku antusias, serta kalau perlu Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Gabungan Toko Buku Indonesia (GATBI) menginstruksikan kepada seluruh penerbit dan toko buku untuk mensupport penuh program edukasi peningkatan minat baca seperti ini, sehingga program ini bisa benar-benar menjadi kenyataan dan sukses dimana-mana.
Ketika minat baca masyarakat meningkat, banyak pihak yang diuntungkan, masyarakat semakin cerdas, kecerdasan merupakan indikasi dari peningkatan taraf hidup, akan menguntungkan semua pihak, salah satunya adalah penerbit dan toko buku.
Semoga semakin banyak pihak yang tergerak untuk menjadi inisiator program seperti ini, dan kita mengimpikan masyarakat mudah mendapatkan buku. Dan juga tidak kalah pentingnya para inisiator hendaknya melakukan seleksi terlebih dahulu terhadap buku-buku yang akan dipajang dalam perpustakaan, agar masyarakat lebih nyaman dan aman membaca. Selamat mencoba, Cerdaslah bangsa ku. Amin ya robbil alamin.
Semoga bermanfaat.
Hannover, Jerman, 29 Agustus 2012
catatan: judul diedit menjadi Belajar Jujur dengan Perpustakaan Mini ala Jerman, judul ini diinspirasi dari judul yg diberikan redaksi kompasiana, judul awalnya Perpustakaan Mini, Gratis, Swalayan, serta edukasi Jujur di Jerman
Perpustakaan mini di gereja Markhale, Hannover, Jerman |
Oleh: Jaharuddin
"Nantilah...kalau sudah pulang ke Indonesia, baru......". Ungkapan yang beberapa kali saya dengarkan tentang menunda-nunda amal kebajikan.
Benar bahwasanya kita perlu melakukan adaptasi dalam setiap perubahan-perubahan yang terjadi pada diri kita dan lingkungan kita. namun adabtasi yang benar tersebut bukan berarti menyebabkan kita menjadi peragu atau malah menunda-nunda amal kebajikan. Memang benar ketika anda pindah ke tempat baru, maka banyak hal yang berubah, seperti teman-teman, tetangga, obyek dakwah dan seterusnya, misalnya dulu anda dosen, banyak sekali mahasiswa yang menunggu anda untuk diminta mengisi kajian-kajian ilmiah dan keIslaman di kampus anda, nah saat ini anda misalnya malah kembali menjadi mahasiswa kembali, di lingkungan sangat sedikit mahasiswa Islamnya. Tentunya jika anda membayangkan seperti dulu anda di Indonesia, maka anda akan gelagapan dalam beramal.
Dalam kasus lain, misalnya, menunda-nunda memberikan memberikan bantuan, dengan harapan dan keyakinan bahwa dimasa yang akan datang kondisi anda lebih baik. sikap seperti ini mengandung banyak kelemahan, kondisi apa yang menjamin bahwa anda "pasti' akan lebih baik dimasa mendatang, dan yang lebih terpenting lagi, sampaikah umur anda dimasa yang anda bayangkan tersebut?
Dengan demikian yang perlu dilakukan adalah jangan menunda-nunda amal kebajikan, kalau dulu anda terbiasa mengisi kajian ilmiah dan keIslaman di kampus anda di Indonesia, cari peluang-peluang agar anda tetap bisa melakukan hal yang sama di tempat baru anda, kalau anda dulu sering membantu dengan berbagai cara, maka cari cara agar saat inipun anda bisa melakukannya, walaupun tentunya tidak persis sama dengan dulu yang anda lakukan.
Cara adaptasi inilah yang penting dilakukan, bukan menunggu kondisi dan situasi yang dibayangkan difikiran anda, karena kondisi dan situasi yang ada difikiran anda bisa jadi mimpi yang bisa terwujud, namun bisa jadi tetap menjadi mimpi yang tidak jelas kapan terwujudnya.
Kalau anda menunda karena harapan akan lebih ideal kondisinya nanti setelah anda pulang lagi ke Indonesia, maka perlu di ingat, kondisi beberapa tahun yang lalu anda berangkat ke luar negeri, belum tentu sama dengan kondisi saat anda nanti pulang ke Indonesia. Karena sudah menjadi hukum alam lingkungan selalu berubah dengan kurun waktunya masing-masing, bisa jadi teman-teman anda juga sudah berubah, lingkungan anda juga berubah dan seterusnya.
Dengan demikian tidak ada jaminan bagi anda bahwa saat anda nanti pulang kembali ke Indonesia, maka anda akan opmtimum melakukan amal kebajikan. Dengan demikian dimanapun anda berada, lakukanlah adaptasi dan bebuatlah amal kabajikan, jangan menunda-nunda.
semoga bermanfaat.
Hannover, Jerman, 28 agustus 2012,pk 04.26 CET, beberapa saat setelah adzan subuh.
Kemarin saya membesuk istri seorang sahabat yang sedang dirawat di Hildesheim, 30 menit perjalanan dari kota Hannover. Keluarga ini adalah keluarga muda, suami istri berasal dari Jawa Barat. Saya jadi teringat dengan pesan moral ketika kita membaca biografi orang-orang sukses dalam sejarah. ketika anda melihat orang sukses, jangan serta merta anda hanya melihat hasil akhir (sukses) nya mereka saat ini, kalau anda serius mau belajar dari orang-orang sukses, anda juga harus menelusuri jejak perjuangan mereka ketika mereka menapaki tangga sukses. biasanya orang-orang sukses selalu dihadang dengan tantangan-tantangan kehidupan, dan mereka mampu menyelesaikannya dengan baik.
Jika anda mempelajari orang sukses, apa saja tantangan kehidupan yang mereka hadapi, bagaimana mereka menyelesaikan masalah tersebut, dan akhirnya menjadi pemenang dalam pertarungan dengan masalah yang dihadapi, menjadi point penting untuk dipelajari dan diambil pelajaran berharga. Saya teringat kisah suksesnya Prof. B.J Habibie, yang sangat banyak menginspirasi orang untuk belajar ke Jerman.
Saya pernah mendengar cerita, bahwa BJ Habibie pun, tidak serta merta mendapatkan kesuksesannya, beliau harus pindah kampus dari Braunsweig ke Achen, untuk mendapatkan kondisi yang lebih optimum, ini salah satu rintangan kecil yang beliau hadapi.
Kembali pada keluarga sahabat saya yang sedang dirawat, saya melihat salah satu contoh mahasiswa Indonesia yang sedang berjuang menapaki tangga suksesnya, seorang mahasiswa yang memberanikan diri mengambil keputusan besar untuk menikah ketika mereka masih berstatus mahasiswa, dan bukan hanya itu, mereka memutuskan untuk mandiri berkeluarga di Jerman, jauh dari sanak famili di Indonesia.
Alangkah beratnya perjuangan yang mereka harus lalui, sang suami setiap hari kecuali hari minggu, mulai bekerja pada pukul 02.30, disaat orang tertidur lelap, mereka sudah memulai hari untuk bekerja, dan baru selesai sekitar pukul 05.00 pagi. Selanjutnya persiapan untuk menghadapi kuliah, atau bahkan ujian. Luar biasa !, saat ini kebetulan masih musim panas, jadi udara dipagi hari sangat bersahabat, coba anda bayangkan jika musim dinggin, pada siang hari saja udara suhunya minus, apalagi pada malam hari...brrrr....dingin...membeku.
Kalau Allah memberikan tantangan kehidupan berupa sakit, maka menjadi tantangan tersendiri , karena, tidak ada keluarga yang bisa diminta tolong untuk menjenguk, atau untuk membantu meringankan sedikit beban yang menghimpit. tidak ada kata lain selain: mandiri, semuanya diurus dan dikerjakan sendiri, tidak merepotkan siapapun.
Sang pasienpun, juga dituntut untuk mandiri, sebagai contoh, pada malam hari anda tidak dibolehkan ditemani oleh keluarga jika anda sedang rawat inap di rumah sakit. jadi anda harus bisa sendiri, dikamar rumah sakit, dan jika ada yang bisa dikerjakan sendiri, maka kerjakanlah, jangan merepotkan orang lain, walaupun anda sendiri sedang sakit. Jadi semanja apapun anda dulu ditanah air, maka kalau anda memutuskan tinggal di Jerman, maka dari awal anda harus siap, untuk mandiri, dan tidak cengeng, mampu hidup keras di negeri orang.
Ketika mengamati, mempelajari dan mengambil ibroh dari keluarga sahabat ini, saya juga ketemu keluarga muda Indonesia lainnya. dan akhirnya saya juga mendapatkan salah satu episode perjuangan keluarga muda ini, belum lama menikah, istrinya yang berprofesi dokter gigi menyusul sang suami ke Jerman, mukimlah mereka di kota Hannover, sang suami saat itu sedang menyelesaikan tesis masternya. Sang suami diharuskan untuk operasi mulut dan rahang, ada bagian rahang yang harus di betulkan letaknya, dan singkat cerita dilakukanlah operasi dimulutnya.
Mereka melewatinya secara mandiri, air mata sedihpun sering keluar dari sang istri, rasa penat juga melingkupi hari-hari perjuangan tersebut. Keluarga belia yang diharuskan oleh kondisi untuk secepatnya beradaptasi dengan kemandirian Jerman. dan ternyata mereka mampu melewatinya dengan baik, sang suami saat ini sudah selesai masternya dan saat ini sang suami sudah bekerja tetap disalah satu perusahaan besar di Jerman. sang istri saat ini sedang melanjutkan studinya sebagai mahasiswa master.
sekali lagi, luar biasa, salah satu fragmen perjuangan mahasiswa Indonesia yang ada di Jerman, dan saya sangat yakin banyak fragmen perjuangan mahasiswa Indonesia lainnya di Jerman, yang bisa diambil banyak pelajaran.
sebagai renungan....apakah saya termasuk yang berjuang...?
sebagai renungan....apakah saya termasuk yang berjuang...?
semoga bermanfaat
Musim panas, 26 agustus 2012
Apa yang anda ingat ketika orang menyebut kata budaya, biasanya yang terlintas adalah seni suara, seni tari, seni tradisional, seni film, dan seterusnya. Seolah-olah budaya milik para seniman tertentu saja, padahal arti sesungguhnya budaya adalah segala sesuatu hasil karya, karsa dan tingkah laku manusia. Manusia menjadi objek utama dari terbentuknya budaya.
Budaya mempunyai peran penting terbentuknya kondisi yang lebih baik, jika salah dalam memahami budaya bisa berakibat fatal, sesuatu yang dianjurkan menjadi seolah-olah wajib, sementara sesuatu yang dilarang bisa menjadi boleh atau biasa saja. Sebagai contoh, ketika proses pernikahan, salah satu perkara besar yang disiapkan adalah pesta pernikahan dan aksesorisnya, seperti, berapa orang yang akan diundang?, digedung mana?, siapa saja tokoh yang akan diundang? dan seterusnya. Padahal tidak ada ketentuan bahwa syarat sahnya nikah adalah pesta. Pesta sesungguhnya adalah anjuran yang jika anda mampu melaksanakannya, maka sangat dianjurkan. Namun jika anda tidak mampu melaksanakannya maka tidak perlu melaksanakan, cukup melaksanakan akad nikah, anda sah menjadi suami istri, menjadikan yang haram menjadi halal.
Namun di tengah-tengah masyarakat terbentuk budaya yang sangat kuat bahwa pernikahan tersebut "wajib" dipestakan, semakin besar pesta pernikahannya seolah-olah semakin tinggi kelas sosial yang bersangkutan. Akhirnya jika tidak punya dana yang cukup berhutangpun tidak masalah.
Contoh lain, "budaya" korupsi diduga sudah lama terbentuk dalam penyelengaraan negara, akhirnya susah untuk benar-benar tidak kena getahnya korupsi, mulai dari kelurahan sampai pelayanan yang tertinggipun terdapat getah-getah korupsi, masih ada sebagian pelaksana negara yang menganggap "budaya' korupsi sudah menjadi biasa dan tidak masalah jika melakukannya.
Budaya mempunyai peran yang besarnya dalam membentuk dan merubah pola perilaku dari suatu bangsa, perbaikan dan kemajuan bisa terjadi, jika terjadi perubahan budaya ke arah yang labih baik secara konsisten.
Saat ini bangsa Indonesia sedang giat-giatnya memberantas "budaya" korupsi, dengan cara menyelidiki, menangkap, mengadili dan memenjarakan pelaku korupsi, ini perlu didukung dan diapresiasi sangat besar. Namun hal yang mendasar yang juga harus difikirkan adalah jika pendekatan yang dilakukan hanya pendekatan hukum, maka akhirnya yang terjadi adalah perubahan karena takut dihukum, dan ketika hukum lemah serta lengah, budaya lama akan menjangkiti kembali. Diperlukan reformasi budaya, agar terbentuk budaya bahwa korupsi itu benar-benar menjijikkan dan orang yang korupsi adalah lambang keterbelakangan dan kuno.
Bagaimana caranya
Dalam setiap kemajuan selalu diiringi dengan perubahan budaya, sebagai contoh dalam dunia pendidikan, anda yang baru tamat SMU melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Jika budaya yang anda pakai adalah budaya ketika anda di SMU, maka itu adalah indikasi kegagalan anda mengikuti perkuliahan, mengapa demikian? karena anda belum mampu melakukan adaptasi budaya sesuai dengan kebutuhan di lingkungan baru anda. Hal yang sama juga terjadi pada saat anda melanjutkan studi S2 dan S3, jika saat anda memasuki lingkungan S3 yang anda pakai adalah budaya saat anda belajar S1, yakinlah anda akan menghadapi kendala dalam menyelesaikan S3 anda. kalau anda mau berhasil paksa diri anda untuk merubah budaya anda sesuai tuntutan lingkungan S3 yang anda masuki
Dibutuhkan kesadaran dari setiap orang untuk mengetahui apa kebutuhan budaya yang dikehendaki ketika anda masuk dalam tahapan tertentu, dan pastikan budaya tersebut adalah budaya yang benar.Kalau setiap orang sadar bahwa perlu melakukan adaptasi budaya secara terus menerus, ini pertanda perubahan besar akan terjadi, dan secara bertahap perlu dibakukan dalam sistim yang lebih kuat bisa berupa perangkat hukum, tata nilai dan lain-lain.
Dibutuhkan standar
Agar tidak membingungkan, ketika anda memasuki lingkungan budaya yang baru, dan sadar bahwa dibutuhkan adaptasi budaya baru, maka dibutuhkan standar, budaya yang seperti apa yang seharusnya dilakukan dan pastikan budaya tersebut adalah budaya yang benar.
Dalam hal ini saya menyarankan agama menjadi standar benar atau tidaknya budaya. Bagi anda yang muslim, agama Islam menjadi standar apakah budaya yang ada benar atau salah. Ini akan mempermudah bagi anda yang akan memasuki lingkungan baru, apakah budaya pada lingkungan baru anda perlu anda ikuti atau perlu dikritisi bahkan kalau perlu dirubah.
kidsstuffworld.com |
Dibutuhkan kesadaran dari setiap orang untuk mengetahui apa kebutuhan budaya yang dikehendaki ketika anda masuk dalam tahapan tertentu, dan pastikan budaya tersebut adalah budaya yang benar.Kalau setiap orang sadar bahwa perlu melakukan adaptasi budaya secara terus menerus, ini pertanda perubahan besar akan terjadi, dan secara bertahap perlu dibakukan dalam sistim yang lebih kuat bisa berupa perangkat hukum, tata nilai dan lain-lain.
Dibutuhkan standar
Agar tidak membingungkan, ketika anda memasuki lingkungan budaya yang baru, dan sadar bahwa dibutuhkan adaptasi budaya baru, maka dibutuhkan standar, budaya yang seperti apa yang seharusnya dilakukan dan pastikan budaya tersebut adalah budaya yang benar.
Dalam hal ini saya menyarankan agama menjadi standar benar atau tidaknya budaya. Bagi anda yang muslim, agama Islam menjadi standar apakah budaya yang ada benar atau salah. Ini akan mempermudah bagi anda yang akan memasuki lingkungan baru, apakah budaya pada lingkungan baru anda perlu anda ikuti atau perlu dikritisi bahkan kalau perlu dirubah.
Spektrum
Dibutuhkan spektrum yang luas untuk melakukan perubahan budaya di masyarakat, maka perlu dipilih cara dan media yang paling besar dampak dan pengaruhnya pada masyarakat. Dalam perspektif inilah akhirnya media-media budaya berupa seni dengan berbagai variansnya menjadi sangat penting dan strategis. Lihatlah Amerika dengan strategi budaya film mereka, yang mengangkat "Hero" dalam setiap film-film mereka, mulai dari Batman, Spiderman, Robocop, dll. Sadarkah anda, bahwa ada strategi budaya, bukan terjadi dengan sendirinya. Amerika melalui strategi budaya film, mengemas budaya baru bahwa Amerika adalah "Hero" bagi kemanusian dan dunia. Cara ini memuluskan keinginan Amerika untuk menguasai dan menjadi polisi dunia.
Indonesia dulu juga mempunyai "Hero" seperti Pangeran Diponegoro, Fatahillah, Cut Nyak Dien, Si Pitung, Nagabonar, dll. Namun sepertinya tidak terdesign dengan baik, sehingga spektrum dan pengaruhnya kurang masif ditengah masyarakat.
Seni suara, seni film dan sinetron, merupakan media yang besar jangkauanya ke masyarakat, untuk itu diperlukan strategi budaya. Ada strategi nasional yang didesign oleh negara untuk didorong pelaksanaanya kepada para budayawan. Para Budayawan sadar bahwa output yang mereka hasilkan bukan hanya berujung pada melimpahnya materi berupa keuntungan, namun juga berdampak pada terbentuknya budaya yang kuat dan benar ditengah-tengah masyarakat.
Dalam hal ini saya sangat mengapresiasi kerja keras, cerdas dan kreatifnya Habiburrahman el-Zhirazy dan timnya, yang telah mempengaruhi budaya film Indonesia yang tadinya hanya seputar foya-foya, Hedonis,hantu dan seks, menjadi penuh makna, sehat dan benar. Saya melihat tawaran budaya yang jauh lebih baik dari sebelumnya, walaupun mungkin, ini sifatnya masih gebrakan individu bukan strategi budaya secara nasional.
Dengan budaya yang penuh makna, sehat dan benar yang ditawarkan melalui media film, sinetron serta tarik suara, diharapkan mampu membentuk karakter bangsa Indonesia yang benar dan kuat. sehingga budaya kerja keras, jujur, jauh dari korupsi, religius, menjadi terbentuk dengan kuat di masyarakat, dan kemajuan Indonesia bisa kita impikan mengantikan negara-negara yang saat ini menjadi negara maju. Akhirnya saya melihat Indonesia saat ini, sangat membutuhkan reformasi budaya.
semoga bermanfaat
Indonesia dulu juga mempunyai "Hero" seperti Pangeran Diponegoro, Fatahillah, Cut Nyak Dien, Si Pitung, Nagabonar, dll. Namun sepertinya tidak terdesign dengan baik, sehingga spektrum dan pengaruhnya kurang masif ditengah masyarakat.
Seni suara, seni film dan sinetron, merupakan media yang besar jangkauanya ke masyarakat, untuk itu diperlukan strategi budaya. Ada strategi nasional yang didesign oleh negara untuk didorong pelaksanaanya kepada para budayawan. Para Budayawan sadar bahwa output yang mereka hasilkan bukan hanya berujung pada melimpahnya materi berupa keuntungan, namun juga berdampak pada terbentuknya budaya yang kuat dan benar ditengah-tengah masyarakat.
Dalam hal ini saya sangat mengapresiasi kerja keras, cerdas dan kreatifnya Habiburrahman el-Zhirazy dan timnya, yang telah mempengaruhi budaya film Indonesia yang tadinya hanya seputar foya-foya, Hedonis,hantu dan seks, menjadi penuh makna, sehat dan benar. Saya melihat tawaran budaya yang jauh lebih baik dari sebelumnya, walaupun mungkin, ini sifatnya masih gebrakan individu bukan strategi budaya secara nasional.
Dengan budaya yang penuh makna, sehat dan benar yang ditawarkan melalui media film, sinetron serta tarik suara, diharapkan mampu membentuk karakter bangsa Indonesia yang benar dan kuat. sehingga budaya kerja keras, jujur, jauh dari korupsi, religius, menjadi terbentuk dengan kuat di masyarakat, dan kemajuan Indonesia bisa kita impikan mengantikan negara-negara yang saat ini menjadi negara maju. Akhirnya saya melihat Indonesia saat ini, sangat membutuhkan reformasi budaya.
semoga bermanfaat
Hannover, Jerman, musim panas 24 agustus 2012
Sepertinya pertama kali saya mendengar kata diatas, dari wawancara Dahlan Iskan di acara Kick Andy, Metro TV. Saya jadi tercenung juga dengan kata-kata tersebut, seingat saya topik yang ditanyakan Andy F Noya, Hostnya Kick Andy adalah alasan Dahlan Iskan, membuka pintu tol dan menggratiskan mobil-mobil yang sedang antri pada jam sibuk. Alasan Dahlan Iskan sederhana, ..."masak...orang mau bayar saja bersusah-susah, melayani orang yang mau membayar saja lambat, ..bagaimana kondisinya jika melayani orang yang tidak bayar"...menurut Dahlan Iskan ini pembunuhan akal sehat. artinya kalau berfikiran mengunakan akal sehat seharusnya adalah melayani orang yang tidak membayar baik dan yang mau membayar lebih baik, dan tidak kalah dengan keadaan yang melingkupi saat ini.
Saya juga jadi tercenung, dan banyak data dinegara kita yang seolah-olah dibuat menjadi benar, padahal itu sesungguhnya belum tentu benar, namun kebanyakan masyarakat tidak bisa berbuat banyak, akhirnya menerima saja. sebagai contoh: dibuatkannya jembatan penyebrangan untuk pejalan kaki dibanyak kota besar. sebagai contoh di Jakarta. Kita akan menemukan banyak jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki, yang dibuat untuk membantu pejalan kaki, agar tidak tertabrak kendaraan bermotor.
Saya kebetulan diberi kesempatan untuk tinggal di Jerman, dan dari beberapa kota yang saya kunjungi di Jerman, saya sulit menemukan jembatan penyebrangan untuk pejalan kaki di Jerman, akhirnya saya baru tersadar, kenapa di Indonesia begitu banyaknya jembatan penyeberangan pejalan kaki, dan benarkah itu sesungguhnya memberikan pelayanan pada pejalan kaki, atau malah melanggar hak azasinya pejalan kaki?, kalau menurut saya, lebih cendrung berpendapat bahwa adanya jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki, melanggar hak azasi pejalan kaki, mengapa demikian?, karena para pejalan kaki diharuskan bersusah payah memanjat jembatan penyeberangan untuk menyeberang, padahal kita bisa menyaksikan jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki semakin panjang, bukankah ini sesungguhnya mengorbankan hak dasar para perjalan kaki?.
Bukankah seharusnya yang benar itu adalah, pejalan kaki disediakan Zebra Cross untuk menyeberang, dan dijamin keselamatan dan kenyamanannya oleh negara. dengan demikian para pejalan kaki tidak harus bersusah payah memanjat jembatan penyeberangan. Mengapa penduduk yang mempunyai kendaraan bermotor (baik mobil maupun motor), seolah-olah lebih diutamakan dari pejalan kaki. bukankah seharusnya mereka sama di mata negara.
Saya mencari di internet seputar protes masyarakat tentang pengunaan jembatan penyeberangan pejalan kaki, yang saya temukan adalah protes seputar keluhan terhadap perawatan, penerangan, kebersihan, keamanan, dan seterusnya. Ada juga yang protes tidak perlu lagi membangun jembatan penyeberangan karena biayanya besar bila dibandingkan pembuatan zebra cross, dan kenyataanya walaupun ada jembatan penyeberangan, masih sangat banyak orang yang menerabas untuk menyeberang seenak dirinya saja. Ini salah satu bukti bahwa sesungguhnya ada yang salah dari diadakannya jembatan penyeberangan, dan bagi saya yang lebih mendasar lagi, jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki, melanggar hak azasi pejalan kaki, ini berarti pemerintah lebih memprioritaskan para pemilik kendaraan bermotor dibanding pejalan kaki, dan ini sesungguhnya bentuk ketidak adilan. Jadi buatlah zebra cross yg aman dan nyaman untuk pejalan kaki.
Hal lain yang juga membunuh akal sehat adalah, sudah menjadi lazim dimasyarakat, bahwa kalau ingin berpendidikan berkwalitas maka harus bersedia membayar mahal. apakah ini benar? belum tentu, menurut saya yang benar adalah pendidikan berkwalitas tinggi dan murah, kalau perlu gratis, karena ini adalah kebutuhan dasar warga negara yang juga hak dasar warga negara, harus disediakan dan difasilitasi oleh pemerintah.
Hal yang sama juga terjadi pada dunia kesehatan, ada istilah "jangan sakit, karena sakit itu mahal". atau "orang miskin dilarang sakit". Istilah yang lazim diucapkan, saking seringnya diucapkan seolah-olah istilah ini menjadi benar, padahal saya sangat yakin yang benar itu adalah siapapun warga negara yang sakit, maka kewajiban negara untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang baik dan murah, kalau perlu gratis. Mengapa demikian, karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar warga negara, agar bisa produktif, berusaha dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa.
Jadi, sektor-sektor yang merupakan kebutuhan dasar warga negara dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak harus benar-benar disediakan dengan pelayanan dan kualitas yang baik oleh negara. Dan ini adalah amanat pancasila dan UUD 45. Jangan logika berfikir dibalik-balik, sehingga sektor-sektor yang menyangkut hajat hidup orang banyak diserahkan kepada sektor swasta yang bermaksud mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Logika berfikir yang benar, hendaknya dimiliki oleh pejabat negara yang digaji dari uang rakyat, karena digaji oleh rakyat maka logika yang benar adalah mengabdi sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, dengan cara memberikan kepastian bahwa kebutuhan dasar rakyat dipenuhi dan dilayani dengan baik, dan merasa berdosa dan gagal, kalau rakyat masih bersusah payah mendapatkan hak-hak dasarnya.
Bagi rakyat, jangan diam saja, kita semua berhak menuntut perbaikan pelayanan dan kualitas dalam pemenuhan hak-hak dasar, karena bagi rakyat adalah hak dan bagi pemerintah adalah kewajiban yang harus ditunaikan.
Sebagai tambahan informasi, pembunuhan akal sehat, bukan hanya terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, hal yang sama juga terjadi dinegara maju seperti Jerman, dengan bentuk lain, seperti: Jika anda sedang belanja di supermarket atau minimarket, coba perhatikan, berapa orang dari pengunjung yang membeli alkhohol dengan berbagai merk, saya pernah memperhatikan, dan ternyata banyak, seperti layaknya orang membeli air minum dalam kemasan di Indonesia. jadi sangat lazim bagi mereka membeli dan meminum alkhohol, dimana-mana kita dengan mudah menemukan kedai/toko yang menjual alkhohol, sangat sulit menemukan party yang bebas dari alkhohol, dan dengan mudah pula kita menemukan orang minum alkhohol. Padahal angka kecelakaan akibat minum alkhohol di Jerman tinggi. Ini kebiasaan yang juga membunuh akal sehat, yang benar adalah karena alkhohol membahayakan dan bukti-bukti ilmiah banyak sekali yang mendukung, seharusnya kalaupun penjualan, distribusi dan minum alkhohol tidak dilarang, minimal seharusnya dibatasi dengan ketat.
Semoga bermanfaat.
Hannover, Jerman, Musim panas, 22 Agustus 2012
Saya mencari di internet seputar protes masyarakat tentang pengunaan jembatan penyeberangan pejalan kaki, yang saya temukan adalah protes seputar keluhan terhadap perawatan, penerangan, kebersihan, keamanan, dan seterusnya. Ada juga yang protes tidak perlu lagi membangun jembatan penyeberangan karena biayanya besar bila dibandingkan pembuatan zebra cross, dan kenyataanya walaupun ada jembatan penyeberangan, masih sangat banyak orang yang menerabas untuk menyeberang seenak dirinya saja. Ini salah satu bukti bahwa sesungguhnya ada yang salah dari diadakannya jembatan penyeberangan, dan bagi saya yang lebih mendasar lagi, jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki, melanggar hak azasi pejalan kaki, ini berarti pemerintah lebih memprioritaskan para pemilik kendaraan bermotor dibanding pejalan kaki, dan ini sesungguhnya bentuk ketidak adilan. Jadi buatlah zebra cross yg aman dan nyaman untuk pejalan kaki.
Hal lain yang juga membunuh akal sehat adalah, sudah menjadi lazim dimasyarakat, bahwa kalau ingin berpendidikan berkwalitas maka harus bersedia membayar mahal. apakah ini benar? belum tentu, menurut saya yang benar adalah pendidikan berkwalitas tinggi dan murah, kalau perlu gratis, karena ini adalah kebutuhan dasar warga negara yang juga hak dasar warga negara, harus disediakan dan difasilitasi oleh pemerintah.
Hal yang sama juga terjadi pada dunia kesehatan, ada istilah "jangan sakit, karena sakit itu mahal". atau "orang miskin dilarang sakit". Istilah yang lazim diucapkan, saking seringnya diucapkan seolah-olah istilah ini menjadi benar, padahal saya sangat yakin yang benar itu adalah siapapun warga negara yang sakit, maka kewajiban negara untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang baik dan murah, kalau perlu gratis. Mengapa demikian, karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar warga negara, agar bisa produktif, berusaha dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa.
Jadi, sektor-sektor yang merupakan kebutuhan dasar warga negara dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak harus benar-benar disediakan dengan pelayanan dan kualitas yang baik oleh negara. Dan ini adalah amanat pancasila dan UUD 45. Jangan logika berfikir dibalik-balik, sehingga sektor-sektor yang menyangkut hajat hidup orang banyak diserahkan kepada sektor swasta yang bermaksud mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Logika berfikir yang benar, hendaknya dimiliki oleh pejabat negara yang digaji dari uang rakyat, karena digaji oleh rakyat maka logika yang benar adalah mengabdi sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, dengan cara memberikan kepastian bahwa kebutuhan dasar rakyat dipenuhi dan dilayani dengan baik, dan merasa berdosa dan gagal, kalau rakyat masih bersusah payah mendapatkan hak-hak dasarnya.
Bagi rakyat, jangan diam saja, kita semua berhak menuntut perbaikan pelayanan dan kualitas dalam pemenuhan hak-hak dasar, karena bagi rakyat adalah hak dan bagi pemerintah adalah kewajiban yang harus ditunaikan.
Sebagai tambahan informasi, pembunuhan akal sehat, bukan hanya terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, hal yang sama juga terjadi dinegara maju seperti Jerman, dengan bentuk lain, seperti: Jika anda sedang belanja di supermarket atau minimarket, coba perhatikan, berapa orang dari pengunjung yang membeli alkhohol dengan berbagai merk, saya pernah memperhatikan, dan ternyata banyak, seperti layaknya orang membeli air minum dalam kemasan di Indonesia. jadi sangat lazim bagi mereka membeli dan meminum alkhohol, dimana-mana kita dengan mudah menemukan kedai/toko yang menjual alkhohol, sangat sulit menemukan party yang bebas dari alkhohol, dan dengan mudah pula kita menemukan orang minum alkhohol. Padahal angka kecelakaan akibat minum alkhohol di Jerman tinggi. Ini kebiasaan yang juga membunuh akal sehat, yang benar adalah karena alkhohol membahayakan dan bukti-bukti ilmiah banyak sekali yang mendukung, seharusnya kalaupun penjualan, distribusi dan minum alkhohol tidak dilarang, minimal seharusnya dibatasi dengan ketat.
Semoga bermanfaat.
Hannover, Jerman, Musim panas, 22 Agustus 2012
Oleh: Jaharuddin
"Tidak seorangpun yang berdo'a, melainkan ia berada diantara salah satu kelompok ini: kadang ia dipercepat sesuai dengan permintaanya, atau ditunda (pengabulannya) demi pahalanya, atau ia dihindarkan dari keburukan yang menimpanya" (HR Ahmad & Hakim).
Saya menemukan hadis ini pada saat yang tepat, yaitu saat saya menerima pengumuman beasiswa Indonesia German Scholarship Program (IGSP) tahun ini, pengumuman ini saya tunggu-tunggu beberapa pekan ini, pasca wawancara di Bonn beberapa pekan yang lalu, dan hasilnya saya belum berhasil mendapatkan beasiswa ini. Insya Allah saya sudah berusaha melengkapi dan mengikuti rangkaian proses seleksi beasiswa dengan baik, dan terima kasih atas bantuan, do'a dari semua pihak, terkhusus istri tercinta, yang tahu persis bagaimana "stress" nya saya menyiapkan rangkaian seleksi ini. juga kepada omak di pesagang, mama mertua di Jakarta, om, tante, teman-teman di Jerman, dan semua pihak yang tidak tersebutkan satu persatu.
Belum berhasil dalam mendapatkan beasiswa kali ini, bukan akhir segalanya, masih banyak cara dan ladang amal yang lain yang bisa dilakukan untuk pengembangan diri. Kalau kita rujuk kembali kepada hadis diatas, maka memberikan ketenangan kepada diri kita bahwasanya Allah lah yang lebih tahu terhadap apa yang akan terjadi dan Allahlah yang lebih tahu terhadap kemampuan diri kita melebihi tahunya kita terhadap diri kita sendiri. mengapa demikian? karena sebagai manusia yang beriman, maka kita sesadar-sadarnya mengetahui bahwa kita adalah ciptaan Allah (QS. Ad-Dzariat: 56, QS. Al-Baqarah: 21, dll), dan Allah maha tahu terhadap setiap partikel didalam tubuh kita.
Tugas kita adalah, berusaha maksimal untuk mendapatkan sesuatu, dan hasilnya ikhlaskan dengan keputusan dari Allah SWT.
Teruslah berjuang, dan jangan terlalu lama meratapi kegagalan, lihatlah dalam prespektif positif, bahwa Allah menghendaki kita untuk lebih keras berjuang, dan jika satu pintu tertutup, yakinlah pintu-pintu lain akan terbuka, dan menunggu anda untuk mengetuk dan memasukinya.
Teruslah berjuang, dan jangan terlalu lama meratapi kegagalan, lihatlah dalam prespektif positif, bahwa Allah menghendaki kita untuk lebih keras berjuang, dan jika satu pintu tertutup, yakinlah pintu-pintu lain akan terbuka, dan menunggu anda untuk mengetuk dan memasukinya.
Hayooo tetap semangaaat.
Hannover, Musim panas, agustus 2012
Oleh: Jaharuddin
Tentunya anda pernah menghadapi menumpuknya pekerjaan, sementara waktu yang anda miliki untuk menyelesaikannya, terbatas. ada kalanya muncul rasa cemas, panik, dan bisa jadi menstimulan stress, dan kalau ini terjadi, efek selanjutnya bisa terjadi, misalnya mual, ngak selera makan, suntuk, dan seterusnya.
Berikut langkah sederhana yang anda bisa lakukan, jika anda dalam kondisi menghadapi setumpuk pekerjaan yang anda harus lakukan.
1. Kendalikan diri anda, anda tidak perlu panik, apalagi stress, yakinlah pekerjaan yang anda hadapi semuanya bisa anda lakukan dengan baik.
2. Selanjutnya, buatlah list pekerjaan yang akan anda kerjakan.
3. Buat skala prioritas, mana yang paling prioritas untuk anda kerjakan, saat yang sama juga anda menandai, mana pekerjaan yang anda menyukai dan mudah untuk anda kerjakan.
4. Jika anda mempunyai waktu yang relatif longgar, maka mulailah mengerjakan tugas-tugas yang anda sukai dan mudah anda kerjakan, dengan cara ini sebagian dari list tugas yang seharusnya anda kerjakan akan terselesaikan dengan baik.
5. Namun jika waktu anda, sedikit, maka mulailah mengerjakan tugas-tugas yang masuk dalam prioritas, dan anda menyukainya.
6. Selanjutnya kerjakanlah satu persatu tugas anda, sampai selesai.
7. Jika akhirnya ada yang tidak selesai, dan dari sisi waktu masih mungkin untuk dikerjakan pada hari-hari selanjutnya, maka masukkan dalam list agenda kerja yang akan anda kerjakan pada hari selanjutnya. kebiasaan ini, akan memberikan budaya pada diri anda, untuk menulis agenda-agenda yang akan anda kerjakan, saat yang sama, anda juga terbiasa untuk melakukan evaluasi dari semua pekerjaan yang telah dan yang akan anda lakukan.
selamat mencoba.
Hannover, Jerman, musim panas 2012
Oleh: Jaharuddin
Ini idul fitri kedua bagi saya sekeluarga di Jerman, sebenarnya dalam hati kami tetap saja ada perasaaan sedih dan merindukan suasana idul fitri di tanah air, namun dari kemarin kami mencoba membuat suasana biasa saja, ngak usah terlalu difikirin, toh banyak nikmat dari Allah yang bisa dinikmati dari tahapan sejarah dalam kehidupan kami. Untuk menghibur diri, berkata dalam hati, tidak semua orang mempunyai kesempatan merasakan idul fitri ditanah rantau bernama Jerman, kemudian dari kemarin saya berusaha untuk tidak menghidupkan TV Indonesia, yang pemberitaannya seputar mudik, karena ini bikin sedih.
Ini idul fitri kedua bagi saya sekeluarga di Jerman, sebenarnya dalam hati kami tetap saja ada perasaaan sedih dan merindukan suasana idul fitri di tanah air, namun dari kemarin kami mencoba membuat suasana biasa saja, ngak usah terlalu difikirin, toh banyak nikmat dari Allah yang bisa dinikmati dari tahapan sejarah dalam kehidupan kami. Untuk menghibur diri, berkata dalam hati, tidak semua orang mempunyai kesempatan merasakan idul fitri ditanah rantau bernama Jerman, kemudian dari kemarin saya berusaha untuk tidak menghidupkan TV Indonesia, yang pemberitaannya seputar mudik, karena ini bikin sedih.
Idul fitri kami tahun ini jatuh pada hari ahad, ini membuat kami di Jerman, menjadi semakin antusias untuk menggelar acara sendiri, karena semua warga Indonesia yang ada di Hannover, bisa menghadiri acara ini, karena mereka bisa libur dari pekerjaan, akan sedikit berbeda kondisinya jika idul fitri jatuh pada hari kerja, sebagian besar warga Indonesia di Hannover, yang terdiri dari mahasiswa dan bekerja, akan dihadapkan pada posisi sulit yaitu harus kuliah, atau bekerja di tempat masing-masing, atau menghadiri sholat idul fitri.
Karena jatuh pada hari libur, maka kami menyiapkan pelaksanaan sendiri untuk warga Indonesia, kami mulai menyebar informasi di milis keluarga muslim Hannover (KMH) dan grup kmh di facebook, dibentuk panitia untuk mensukseskan acara ini. dan alhamdulillah satu persatu kerja panitia terlaksana dengan baik. Untuk tempat kami mendapatkan ruang bersama di asrama mahasiswa.
Kami merencanakan sholat idul fitri diadakan pukul 09.00, dengan pertimbangan jangan terlalu pagi, karena kasian keluarga yang mempunyai anak-anak, tentunya repot menyiapkan anak-anak terlebih dahulu, acara dilanjutkan dengan halal bi halal, yang tentunya disertai dengan aneka menu hidangan nusantara. Pada kali ini kangen terhadap masakan Indonesia terobati, karena aneka makanan nusantara tersaji dengan rasa asli Indonesia dengan jenis beraneka ragam, dari siomay, sate padang, rendang, es buah, dan masih banyak makanan lainnya.
Disamping sudah tersedia makanan siap saji dan tinggal disantap, kami juga mengadakan grillen (barbeque), jadi nuansanya semakin semarak, dan hangat, masing-masing orang bercerita dengan lepas dan bergembira. Apalagi kali ini udaranya panas ala Indonesia, 38' celcius.
Suasana Idul fitri kali ini special, selain karena harinya hari libur, panitia juga menyiapkan ruangan yang di dekor dengan suasana ceria, ada balon dan pita berwarna warni di bagian atas ruang, ada spanduk selamat idul fitri yang khusus dipersembahkan oleh anak-anak Hannover, dengan tulisan warna-warni, dan ada penampilan anak-anak Hannover yang menampilkan kemampuan masing-masing berupa hapalan surat-surat dari juz amma, ada tukar kado, dan juga dihadiri oleh teman-teman muslim dari negeri jiran Malaysia. Bagi anak-anak, mereka mendapatkan hadiah dari panitia, luar biasa senangnya anak-anak dalam melaksanakan idul fitri kali ini, tentunya kalau anak-anak sudah ceria, otomatis orang tuanya akan ikut senang dan bergembira.
Bahkan saya mendapati ada anak-anak yang tidak mau pulang, dibujuk dulu beberapa kali baru mau pulang ke rumahnya....:). selamat pada seluruh panita idul fitri 1433H KMH, semoga jerih payah dan kreatifitas semua pihak, dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT, dan menjadi amal pemberat timbangan kebajikan di yaumil akhir kelak. Dan akhirnya kami sekeluarga mengucapkan terima kasih dan mohon maaf lahir dan bathin, semoga pelaksanaan kegiatan-kegiatan KMH selanjutnya semakin baik, semakin meriah. Amin-amin-amin ya robbil alamin.
Semoga bermanfaat.
Hannover, 1 Syawal 1433 H
Suasana Idul fitri kali ini special, selain karena harinya hari libur, panitia juga menyiapkan ruangan yang di dekor dengan suasana ceria, ada balon dan pita berwarna warni di bagian atas ruang, ada spanduk selamat idul fitri yang khusus dipersembahkan oleh anak-anak Hannover, dengan tulisan warna-warni, dan ada penampilan anak-anak Hannover yang menampilkan kemampuan masing-masing berupa hapalan surat-surat dari juz amma, ada tukar kado, dan juga dihadiri oleh teman-teman muslim dari negeri jiran Malaysia. Bagi anak-anak, mereka mendapatkan hadiah dari panitia, luar biasa senangnya anak-anak dalam melaksanakan idul fitri kali ini, tentunya kalau anak-anak sudah ceria, otomatis orang tuanya akan ikut senang dan bergembira.
Bahkan saya mendapati ada anak-anak yang tidak mau pulang, dibujuk dulu beberapa kali baru mau pulang ke rumahnya....:). selamat pada seluruh panita idul fitri 1433H KMH, semoga jerih payah dan kreatifitas semua pihak, dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT, dan menjadi amal pemberat timbangan kebajikan di yaumil akhir kelak. Dan akhirnya kami sekeluarga mengucapkan terima kasih dan mohon maaf lahir dan bathin, semoga pelaksanaan kegiatan-kegiatan KMH selanjutnya semakin baik, semakin meriah. Amin-amin-amin ya robbil alamin.
Semoga bermanfaat.
Hannover, 1 Syawal 1433 H
Oleh: Jaharuddin
Alhamdulillah ini kali kedua saya mengikuti i'tikaf pada malam ke 27 ramadhan di Masjid Muhammad, Vahrenwalderstarsse, Hannover, Jerman. Walaupun Islam di negeri ini minoritas, disaat anda berpuasa dengan mudah mendapatkan orang makan-minum seperti layaknya hari-hari biasa, diperparah dengan suasana musim panas, yang berakibat waktu puasa menjadi panjang, udara panas mendorong para perempuan berpakaian ala kadarnya, suasana taman-taman di pinggir danau dijadikan arena berjemur bagi banyak orang ala pantai. Niat harus diperkuat, mata harus dijaga, dan komitment untuk menjaga puasa harus dibentengi dengan keimanan yang kuat.
Alhamdulillah ini kali kedua saya mengikuti i'tikaf pada malam ke 27 ramadhan di Masjid Muhammad, Vahrenwalderstarsse, Hannover, Jerman. Walaupun Islam di negeri ini minoritas, disaat anda berpuasa dengan mudah mendapatkan orang makan-minum seperti layaknya hari-hari biasa, diperparah dengan suasana musim panas, yang berakibat waktu puasa menjadi panjang, udara panas mendorong para perempuan berpakaian ala kadarnya, suasana taman-taman di pinggir danau dijadikan arena berjemur bagi banyak orang ala pantai. Niat harus diperkuat, mata harus dijaga, dan komitment untuk menjaga puasa harus dibentengi dengan keimanan yang kuat.
Syukur alhamdulillah, di masjid-masjid dan di komunitas muslim, nuansa ramadhan tetap saja kami rasakan dengan kental, beberapa masjid mengadakan berbuka puasa setiap hari, sholat jama'ah biasanya juga lebih banyak jama'ahnya, sholat taraweh diadakan dengan rutin, beberapa komunitas Islam seperti Keluarga Muslim Hannover (KMH), juga rutin pada setiap pekan mengadakan buka puasa bersama, plus ceramah agama yang diisi oleh da'i lokal, maupun da'i dari Indonesia. Da'i dari Indonesia yang tahun ini berkesempatan hadir di Hannover adalah Ustadz Dr. Abas Mansur Tamam, MA dari PKPU dan Ustadz Syarifudin Mustafa Lc,MA yang tahun ini diundang Masjid Al-Falah, Berlin. Sempat pula bershilaturahmi ke Hannover.
Di penghujung ramadhan ini, saya mendapatkan kesempatan kembali untuk mengikuti i'tikaf di masjid Muhammad, Vahrenwalderstrasse. Ada sekitar 70-an orang yang i'tikaf di masjid Muhammad dari berbagai bangsa. Acara I'tikaf di Masjid Muhammad di mulai dari sholat maghrib, sholat Isya, Taraweh, Sholat Tahajud, Sholat Tasbih, diselinggi dua kali ceramah. Bacaan imam di masjid Muhammad ini sungguh merdu, membuat suasana menjadi khusyu dan syahdu.
Sekitar 03.30 sholat-sholat sunnah sudah selesai, jama'ah melanjutkan dengan dzikir dan tilawah al-Qur'an, sambil panitia menyiapkan hidangan sahur ala timur tenggah. Sahur di hidangkan di atas alas yang telah disediakan, diatas alas ini disediakan makanan berupa salami, roti, keju, potongan mentimun, Zaitun dan buah semangka. Jadi sahurnya sangat sehat, dan nuansa berjamaah terasa sangat kental.
I'tikaf tahun ini, untuk orang Indonesianya tidak sebanyak tahun kemarin, karena tahun ini malam 27 ramadhan jatuh pada malam hari kerja, akhirnya sebagian warga Indonesia tidak hadir, yang hadir tahun ini pak Johar, Ustadz Syarifudin Mustafa, Amru, Rachmat, Faris dan Saya.
Tidak lama setelah sahur selesai, jama'ah siap-siap untuk melaksanakan sholat shubuh, kemudian sebagian besar jama'ah pulang kerumahnya masing-masing, mungkin istirahat sebentar untuk memulihkan stamina, agar bisa beraktifitas.
Kami, rehat sejenak di masjid, sambil menunggu waktu syuruk, untuk sholat dhuha, setelah itu baru kami pulang ke rumah masing-masing. Semoga Allah mempertemukan kita kembali pada ramadhan yang akan datang, dan bisa melaksanakan i'tikaf lebih ideal dimasa mendatang. Amin ya robbil alamin.
semoga bermanfaat.
Hannover, 27 Ramadhan 1433H.
Sekitar 03.30 sholat-sholat sunnah sudah selesai, jama'ah melanjutkan dengan dzikir dan tilawah al-Qur'an, sambil panitia menyiapkan hidangan sahur ala timur tenggah. Sahur di hidangkan di atas alas yang telah disediakan, diatas alas ini disediakan makanan berupa salami, roti, keju, potongan mentimun, Zaitun dan buah semangka. Jadi sahurnya sangat sehat, dan nuansa berjamaah terasa sangat kental.
I'tikaf tahun ini, untuk orang Indonesianya tidak sebanyak tahun kemarin, karena tahun ini malam 27 ramadhan jatuh pada malam hari kerja, akhirnya sebagian warga Indonesia tidak hadir, yang hadir tahun ini pak Johar, Ustadz Syarifudin Mustafa, Amru, Rachmat, Faris dan Saya.
Tidak lama setelah sahur selesai, jama'ah siap-siap untuk melaksanakan sholat shubuh, kemudian sebagian besar jama'ah pulang kerumahnya masing-masing, mungkin istirahat sebentar untuk memulihkan stamina, agar bisa beraktifitas.
Kami, rehat sejenak di masjid, sambil menunggu waktu syuruk, untuk sholat dhuha, setelah itu baru kami pulang ke rumah masing-masing. Semoga Allah mempertemukan kita kembali pada ramadhan yang akan datang, dan bisa melaksanakan i'tikaf lebih ideal dimasa mendatang. Amin ya robbil alamin.
semoga bermanfaat.
Hannover, 27 Ramadhan 1433H.
Oleh: Jaharuddin
Ini mungkin sebagai kegundahan saya pribadi, dengan fenomena tindakan sebagian dari orang yang melihat pragmatisme dalam politik, walaupun tidak punya bukti yang valid tapi dengan sangat yakin menduga ada "mahar" politik dalam setiap tindakan politik yang dilakukan sebuah partai, muncullah berbagai keluhan.
Ini mungkin sebagai kegundahan saya pribadi, dengan fenomena tindakan sebagian dari orang yang melihat pragmatisme dalam politik, walaupun tidak punya bukti yang valid tapi dengan sangat yakin menduga ada "mahar" politik dalam setiap tindakan politik yang dilakukan sebuah partai, muncullah berbagai keluhan.
Dari berbagai keluhan tersebut...biasanya akan berujung pada ...dulu saya simpati...bahkan saya juga ikut berjuang, ikut juga mempengaruhi keluarga, teman dan seterusnya.....namun melihat perkembangan saat ini...akhirnya saya mengambil sikap untuk tidak memilih partai itu lagi ....walaupun...jujur saya sendiri juga tidak menjatuhkan pilihan pada partai yang mengaku nasionalis, dan partai sekuler lainnya.
Fenomena curhat dan kegalauan umat, terhadap sikap dan pilihan PKS, yang paling anyar adalah: PKS memutuskan berkoalisi dengan Foke-Nara pada putaran kedua, muncul beragam reaksi ada yang sepakat dan langsung bekerja, ada yang biasa saja dan siap bekerja, ada yang kecewa, ada yang bingung dan seterusnya.
Kalau membahas topik kecewa, mungkin Ustadz HNW adalah orang yang paling kecewa dengan gagalnya menjadi pemenang pilkada DKI, dan sekarang akhirnya harus tampil ke depan bersama Foke-Nara untuk mensupport penuh Foke-Nara, lupakah khalayak dengan black campaig pihak tertentu yang menuduh HNW anti maulid, dan seterusnya, namun HNW berjiwa besar, tegar dan terus berjuang.
Sudah hilangkah keyakinan kita, bahwa para qiyadah, tidak bermain-main dalam memutuskan sesuatu. Rasa dan perasaan para kader dan simpatisan masuk dalam pertimbangan-pertimbangan mereka dalam memutuskan suatu perkara, namun sebagai manusia (bukan para malaikat) kita pun harus sadar, salah satu fungsi dari qiyadah itu adalah memutuskan suatu perkara, walaupun perkara itu rumit.
Bukankah perkara pilihan pilkada putaran kedua ini perkara yang rumit, paling tidak ada tiga pilihan yang disajikan: (1). Berkoalisi dengan Foke-Nara. (2). Berkoalisi dengan Jokowi-Ahok. (3). Golput. Pilihan Golput dalam mengelola negara, bukanlah pilihan enak dan mudah, bukankah ini juga sesungguhnya pernyataan sikap, tidak memihak kemanapun, artinya apapun hasil dari pilkada nanti, maka PKS tidak bisa berbuat apa-apa, apakah ini sikap terbaik?, jawabanya bisa didiskusikan panjang lebar, begitu pula dengan pilhan nomor 1 dan nomor 2.
Nah, jangan sampai karena merasa jago, pintar, kritis, berpendidikan, dan seterusnya, didasarkan data dan informasi yang berserakan di media, langsung membuat keputusan yang seolah-olah pasti benar. Bukankah keputusan yang baik itu, diawali dengan data dan fakta yang valid, bukan hanya dari media, dan menurut saya inilah yang dilakukan PKS, bertemu langsung, memverivikasi data, menemukan fakta tentang pilihan-pilihan tersebut, setelah itu dibawa ke meja musyawarah, didiskusikan di musyawarah tersebut, sampai akhirnya menghasilkan keputusan.
Kemudian, qiyadah memutuskan, dan sedari awal juga diketahui dengan sadar bahwa setiap keputusan, tidak akan mampu menyenangkan semua orang. Kalau prosesnya sudah benar dan menjadi produk musywarah, selanjutnya keputusan dijalankan dengan harapan berkah Allah SWT. Nah, pihak-pihak yang tidak sependapat dengan keputusan, tentunya tidak bisa di bungkam, namun juga jangan berlebih-lebihan dalam menolak, seolah-olah lebih tahu dan lebih akurat data dan faktanya dari yang dimiliki DPP.
Jangan sampai kegundahan dan kegalauan umat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, sehingga umat Islam a politis. Dan kalau ini terjadi, yang dirugikan umat Islam. Saya berkeyakinan ada pihak tertentu yang sedari awal membuat desain bahwa ketika umat Islam tidak mau berpolitik, maka ini kesempatan emas bagi pihak tertentu untuk menguasai legislatif, yang sadar tidak sadar akan berpengaruh pada kehidupan umat.
Ada pihak terntentu yang bertepuk tangan dan merasa bahagia, jika umat Islam saling cakar cakaran, saling menyalahkan, saling berdebat yang tidak berujung dan meniadakan amal, akhirnya politik diisi oleh orang-orang yang bermental kurang baik. Dan kalau ini terjadi, jangan disalahkan jika undang-undang seperti legalisasi nikah sesama jenis, penjualan asset negara dan kekayaan alam, dll akhirnya dengan mudah di syahkan menjadi produk hukum di Indonesia.
Marilah kita bekerja pada hal yang kita sepakati, bahwasanya legislatif, eksekutif dan yudikatif membutuhkan banyak orang-orang sholeh, profesional dan mampu melaksanakan tugas dengan baik, nah caranya bagaimana? salah satu caranya adalah melalui sarana partai politik.
kalau anda melihat tidak ada satu partaipun di Indonesia yang ideal, maka jangan menutup mata untuk menjatuhkan pilihan pada partai yang dalam pandangan anda mudharatnya lebih kecil, dan kalau anda mempunyai kekuatan lebih, tidak ada larangan bagi anda untuk mengumpulkan orang dan membuat partai, dan rasakan bagaimana tantangan yang timbul ketika anda terjun di dunia amal siyasi.
Namun kalau anda hanya bisa berkomentar, dan sedikit beramal, maka tetaplah kritis, teruslah asah kemampuan diri dan berkontribusilah dalam membangun umat, dan tidak jatuh pada jebakan yang berujung umat menjadi a politis. karena sesungguhnya politik bagian yang tidak bisa dipisahkan dari umat Islam.
Namun kalau anda hanya bisa berkomentar, dan sedikit beramal, maka tetaplah kritis, teruslah asah kemampuan diri dan berkontribusilah dalam membangun umat, dan tidak jatuh pada jebakan yang berujung umat menjadi a politis. karena sesungguhnya politik bagian yang tidak bisa dipisahkan dari umat Islam.
semoga bermanfaat.
Hannover, Musim Panas, 24 ramadhan 1433 H/ 12 agustus 2012, pukul 02.28 CET
Seperti Masjid-masjid dikota besar di Indonesia, hampir disemua masjid di kota Hannover, setiap hari mengadakan berbuka puasa bersama, yang mengundang jama'ah dan umat muslim di kota Hannover. Tahun lalu saya tidak bisa menghadiri acara ini karena sang istri tercinta juga menyiapkan hidang buka puasa yang luar biasa enak, dan tentunya bisa bersama-sama istri, alif serta Zaky.
Ada dua masjid didaerah rumah saya (dari rumah sekitar 800m), satu masjid Shalaheddin (masjid komunitas Kurdi) dan Masjid komunitas Turki. yang paling dekat dengan rumah saya adalah masjid Shalaheddin, jadi saya rutin menjadi jama'ah di masjid ini, pada awal ramadhan kemarin, saya di datangi oleh salah seorang pengurus masjid untuk hadir berbuka puasa bersama di masjid ini, saya mengiyakan. dan alhamdulillah kemarin saya hadir dalam berbuka puasa di masjid ini.
Umat muslim mulai berdatangan ke masjid sebelum maghrib, langsung ke ruang utama masjid (ruang tempat sholat), menunggu magrib diruang ini, sambil dibagikan kurma dan air putih, sambil menunggu sebagian ada yang ngobrol, ada yang membaca al-Qur'an dan ada juga yang dzikir. Saya cukup suprise dengan jumlah ornag yang hadir, ada sekitar 70-an orang yang hadir, artinya kalau saya bandingkan dengan jumlah jama'ah sholat wajib lainnya, ternyata jama'ah sholat magrib di bulan ramadhan ini adalah jama'ah yang paling banyak, biasanya sampai 3 shaf.
Ketika magrib masuk, kami langsung berbuka dengan kurma dan air putih, selanjutnya kami melaksanakan sholat maghrib berjama'ah. selepas sholat sunnah rawatib, kami turun ke lantai bawah masjid shalaheddin, disini terdapat aula, yang berkapasitas 200-an orang, di aula inilah telah tersedia makanan untuk melepaskan laparnya puasa, yang rata-rata kami disini berpuasa 17-18 jam.
Jama'ah mengantri untuk mengambil makanan, biasanya diawali dengan makanan pembuka, semacam bubur dimsum (saya belum tahu persis namanya apa), Bubur hangat ini dimakan dengan roti dan ditambah dengan potongan sayuran yang telah disediakan diatas meja, seperti layaknya restoran.
Setelah makan bubur selesai, bagi ornag Indonesia, bisa jadi makan bubur ini saja sudah mengenyangkan, jama'ah bergerak lagi untuk antri mengambil makanan utama, setiap hari bervariasi, saya pernah mendapatkan nasi briyani dan ayam, ditambah gulai kacang, pernah juga saya mendapatkan dikombinasikan dengan daging kambing.
Selanjutnya Jama'ah kembali makan dimeja-meja yang telah disediakan oleh panitia, ...alhamdulillah...kenyang...., begitulah yang di rasakan, yang unik dari berbuka puasa bersama ini, setiap kali kita berbuka puasa, ditengah-tengah acara berlangsung sebelum berakhir, biasanya akan ada do'a bersama yang dipimpin oleh imam masjid.
Dipojok ruang juga telah disediakan minuman hangat seperti kopi dan teh, bagi anda yang menginginkan minuman hangat tinggal mengambil sendiri dan menghangatkan tumbuh anda.
belumselesaimasihdiedit
Hannover
Musim Panas, Ramadhan 1433H / 9 agustus 2012, pk. 11.34 CET
belumselesaimasihdiedit
Hannover
Musim Panas, Ramadhan 1433H / 9 agustus 2012, pk. 11.34 CET