tulisan ini terinspirasi dari pengalaman tinggal berkeluarga di kota Hannover, Jerman. sebagai warga asing yang tinggal untuk beberapa tahun di kota ini, kami merasa dihargai, dan diperhatikan. sebagai contoh: assuransi. dengan bergabungnya kita menjadi peserta assuransi (dan di Jerman , setiap warga negara wajib berassuransi), maka setiap ke dokter, yg berumur dibawah 16 tahun gratis. kalau di atas 16 tahun, bayar 10 euro.
fasilitas assuransi tersebut meng-cover kesehatan secara umum, gigi, mata , yang intinya sudah sangat baik dan layak. kemudian suatu ketika saya shilaturahmi dengan teman dosen FT UI yang sedang mengambil s3 di kota Braunsweig (cuma 45 menit dari Hannover), beliau saat ini punya 2 anak, anak yang pertama sudah berumur 5 tahun, dan saat ini sudah masuk TK, saat yang sama ada kelas persiapan bahasa 2 kali dalam seminggu, untuk masuk SD tahun depan. karena istrinya sedang hamil anak ke-3, maka anaknya di sewakan taxi oleh sekolahnya dari tempat persiapan bahasa ke TK nya. subhanallah...begitunya mereka memperhatikan warganya....
di bidang pendidikan, banyak sekali kemudahan dan fasilitas yang diberikan kepada para mahasiswa oleh pemerintah kota, seperti: setiap mahasiswa yang terdaftar menjadi mahasiswa, dengan menunjukkan kartu mahasiswa,maka mahasiswa tersebut gratis naik semua moda tranportasi kelas ekonomi, ke semua kota dalam satu propinsi. jika ada seminar, konfrensi, para mahasiswa juga diberikan fasilitas gratis, appartemen juga diberikan dengan tarif mahasiswa, dan dilengkapi fasilitas yang sangat memadai.
bahkan, untuk orang Jerman, bagi mahasiswa diberikan kredit yang dibayarkan setelah mahasiswa tersebut bekerja, dan besarnya setiap bulan sangat memadai. sekitar 800 euro, padahal untuk hidup normal seorang mahasiswa cukup dengan 500 euro.
makanan pokok, seperti susu, roti, daging disubsidi oleh pemerintah, makanya tidak heran, anda akan mudah menemukan makanan dengan harga murah, dengan gizi yang juga baik. kemudian transportasi umum terkelola dengan baik, tepat waktu dan bersih.
teringat dengan beberapa sahabat yang saat ini sudah menjadi anggota legislatif dan sebagian menjadi eksekutif di Indonesia...saya sangat yakin, para sahabat yang sekarang menjadi legislatif, eksekutif...masih mempunyai idealisme yang tinggi, bahwasanya kekuasaan tersebut diarahkan untuk men sejahterakan masyarakat....
nah, anda sedang diuji, apakah idealisme yang dulu membuncah saat masih dikampus, masih dipegang dengan erat dan sekarang ada kesempatan untuk menerapkannya...silakan...saatnya mengaplikasikan idealisme untuk kesejahteraan rakyat ....mulailah dengan memberikan kemudahan-kemudahan untuk masyarakat berpendidikan...bukan hanya pendidikan gratis...tapi arahkan anggaran pemerintah meng"istimewa"kan orang yang berpendidikan...seperti jika anda sekolah (mulai dari dasar sampai tinggi), maka anda dengan mudah mendapatkan berbagai fasilitas..seperti pendidikan gratis, assuransi dengan standar baik, transportasi gratis dalam propinsi, sewa rumah disubsidi, buku-buku disediakan gratis, jika mahasiswa butuh modal diberikan pinjaman tanpa agunan oleh bank yg dijamin oleh pemerintah...
saat yang sama...jaga kesehatan masyarakat dengan assuransi, dan sekali lagi bukan hanya assuransi jika ada kematian....namun assuransi yang membuat rasa aman kepada masyarakat, jika terjadi sakit...untuk semua penyakit.
arahkan pula anggaran pemerintah untuk mensubsidi makanan pokok, pastikan makanan pokok bisa dijangkau dengan murah dan berkwalitas tinggi,....kemudian tata transportasi masyarakat sehingga transportasi nyaman, tepat waktu.
mungkin, ada yang bertanya ...kan anggaran pemerintah terbatas...nah disinilah tantangannya...cari sebanyak mungkin alternatif sumber pendanaan pemerintah, jangan hanya berharap dari peningkatan pajak, karena dalam taraf tertentu pajak malah menghambat majunya perekonomian...bentuk tim khusus yang mengkaji dengan serius untuk membuat alternatif-alternatif pendanaan ini, libatkan akademisi dan LSM.
saat yang sama, kurangi belanja pemerintah untuk proyek-proyek yang belum tentu bermanfaat maksimal...sebagai contoh, saya pernah menemukan kantor pemerintahan kabupaten yang dibangun mentereng di suatu daerah, lengkap. namun setelah dibangun bertahun-tahun kantor-kantor yang megah tersebut, tidak di tempati, akhirnya tidak terurus. kalaulah kantor-kantor yang megah tersebut belum mendesak, jangan dianggarkan....
satu lagi hal yg perlu di perhatikan: pastikan pembuatan regulasi, obyektif untuk kepentingan rakyat, bukan karena lobi dan pengaruh para pengusaha. dan ini sangat mendasar, kalaulah regulasi yg dibuat karena pengaruh dan lobi para pengusaha, maka ketika di kembalikan kepada hukum, maka yg selalu menang adalah pengusaha. bukan berarti anti pengusaha, namun tugas negara adalah berpihak kepada rakyat kebanyakan (rakyat kelas menengah dan bawah).
semoga bermanfaat...
musim gugur, kamis, 29 september 2011
jahar
minggu pertama dan minggu ke tiga setiap bulannya, saya berkunjung ke Berlin, menemui sahabat-sahabat yang "Bekerja untuk Indonesia" dengan cara berkontribusi membangun masyarakat Indonesia di Jerman, mereka ini adalah para ilmuan, profesional,mahasiswa master serta doktoran yang sedang menimba ilmu di Jerman. selain mereka sibuk dengan aktifitas profesional, dan juga aktifitas riset mereka, mereka benar-benar mau menyediakan waktu untuk memikirkan masyarakat Indonesia di Jerman. keinginan mereka adalah masyarakat Indonesia yang ada jerman sukses di bidang masing-masing.
Bagi yang masih status master dan doktoran secepatnya menyelesaikan risetnya, sebelum beasiswa berakhir, dan diharapkan saat yang sama muncul kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, bahwa sukses bukan hanya untuk diri sendiri, namun sukses itu adalah sukses pribadi serta bahagia melihat orang lain juga sukses. bahkan proaktif membantu mencarikan solusi masalah-masalah yang menimpa saudara-saudara sesama Indonesia di Jerman.
sebagai contoh, terdengar salah seorang mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil master di Goettingen, tidak bisa memperpanjang visanya, salah seorang sahabat yang bekerja di KBRI, sungguh-sungguh mencarikan solusi, bagaimana caranya agar mahasiswa ini, tetap bisa memperpanjang visanya, sehingga studynya tetap bisa berlanjut sampai selesai, dan banyak kasus lain yang bagi teman-teman ini menjadi peluang ibadah dan beramal untuk bergotong royong menyelesaikannya.
Bermodalkan Schones Wochenende Ticket (SWT), tiket SWT adalah tiket di akhir pekan,yang bisa di gunakan oleh 5 orang, untuk hampir semua moda transportasi kelas ekonomi di Jerman, dari pukul 00.00 sampai pukul 03.00 hari berikutnya, seharga 39 euro, saya berangkat dengan dua orang sahabat, sebelum pukul 05.55 sudah berada di hbf (haufbahnhouf/ central station) Hannover, tepat pukul 05.55 kereta menuju ke Braunsweigh meluncur, dan sampai di Braunsweigh 45 menit kemudian, selanjutnya menunggu sekitar 1/2 jam, dengan mengunakan tiket yang sama melanjutkan perjalanan menuju Magdeburg, dari Magdeburg selanjutnya ke Berlin.
sampai di Berlin hbf pukul 10.47 CET, dengan suasana yang masih bugar, karena keretanya nyaman, bersih, dan tepat waktu. naik bus beberapa menit sampailah di rumah sahabat yang menjadi tuan rumah pengajian. kita melakukan pengajian dan membahas permasalah masyarakat Indonesia, dan berbagai informasi tentang Indonesia sampai pukul 16.00 CET, maksimal pukul 16.30, karena kami yang berada dari luar kota harus menuju halte bus, untuk naik bus menuju Berlin hbf, dan tepat pukul 17.11 CET, kereta meluncur ke Magdeburg-Braunsweigh dan sampai di Hannover hbf pukul 22.05 CET.
Melelahkan....., namun kami berkeyakinan bahwa untuk mendapatkan surganya Allah memang butuh perjuangan, kita yang sedang berproses untuk mendapatkan doktor aja butuh perjuangan yang luar biasa, apalagi untuk mendapatkan surganya Allah, kami menyadari bahwa butuh semangat dan pengorbanan yang besar, untuk mendapatkan surganya Allah.
suatu hari, saat sebagian dari kita, sudah kembali ke tanah air, moment yang seperti ini akan kami rindukan, perjuangan, perjalanan, dan pembahasan agenda umat, menjadi melekat dalam diri setiap kita, dan insya Allah...dimanapun kita berada... hati-hati kami tetap berhimpun dalam cinta pada-MU, telah berjumpa dalam taat pada-MU, telah bersatu dalam dakwah pada-MU, telah berpadu dalam membela syariat-MU, teguhkanlah, ya Allah, ikatannya. kekalkanlah cinta kasihnya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati kami dengan cahaya-MU yang tidak pernah hilang. lapangkanlah dada-dada kami dengan kelimpahan iman kepada-Mu dan indahnya bertawakkal kepada-Mu. Hidupkanlah hati ini dengan ma'rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam syahid di jalan-Mu. Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin-amin-amin ya robbil alamin.
semoga bermanfaat.
Jum'at, musim gugur, 23 september 2011
jahar
NB: seiring adanya rekomposisi di akhir tahun 2011, semakin rindu dan teringat wajah para ustadz yg sering bertemu di Berlin, seperti ... AS Dresden, RO Malaysia, MF Hannover/Bremen, HS Hannover, RS Dresden, RF Erfurt, MSJ Berlin, SH Berlin, AA Berlin, Al Berlin...semoga Allah mengumpulkan kita kembali kelak di surga-Nya. Amin ya robbil alamin.
Senin, 19 September 2011, pukul 09.00 - 16.30 CET, saya di undang oleh International Office, Leibniz Universitat Hannover (LUH), untuk mengikuti workshop dengan tema "working effectively in international environment". dengan trainer internasional Gertrud Goaudswaard, sangat kompeten di bidang intercultural communication.
adakalanya terjadi hambatan komunikasi dan interaksi antara mahasiswa international yang ada di jerman. seperti antara mahasiswa dan proffesor, antara mahasiswa dengan sesama timnya di grup riset, shock culture, dan seterusnya. sebagai contoh, kebiasaan orang Indonesia, yang tidak mau mengungkapkan keinginannya ke pembimbing, akhirnya dipendam saja, padahal di Jerman, jika anda ada masalah apalagi terkait dengan proyek penelitian yang sedang dikerjakan, maka anda harus mengatakannya ke pembimbing anda (proffesor/supervisor), kalau anda tidak mengungkapkannya , berarti semuanya di anggap berjalan dengan lancar.ada juga contoh, kebiasaan sebagian orang jerman yang tidak terlalu suka berbahasa inggris, berbahasa inggris sebentar, setelah itu dia berbahasa Jerman, sementara anda mengertinya hanya bahasa Inggris, maka bagaimana mengatasinya?
hal-hal seperti ini, dibahas dalam pelatihan yang sangat menarik ini, secara singkat saya paparkan dibawah ini:
Lancar dan tidaknya komunikasi sangat dipengaruhi oleh personality, culture, situation mood dari masing-masing orang yang mau berkomunikasi, nah agar kita lancar dalam berkomunikasi, perlu diketahui beberapa hal yang bisa merusak pola komunikasi: (1). Judging. (2). Streotyping. (3). Avoing contackt.
kombinasi kasusnya adalah: belum apa-apa sudah menilai, bahkan cendrung menghakimi, seseorang atau kelompok orang, misal. orang jerman itu pasti minum alkhohol, free sex, dll. yang akhirnya kita malas berinteraksi, atau menghindari untuk berkomunikasi. sebagai seorang muslim, memang kita perlu memilah-milah dengan baik sesuai dengan kebutuhan dengan siapa kita berkomunikasi dan berinteraksi, namun ketika anda membutuhkan komunikasi dan interaksi yang baik di tempat anda belajar atau bekerja, maka anda tetap harus berinteraksi sebaik mungkin, dengan tetap menjaga identitas anda sebagai seorang muslim yang baik, ternyata ada juga kok, orang jerman yang tidak minum alkhohol.
agar komunikasi lancar, maka dibutuhkan kesungguhan anda untuk belajar dan memahami, faktor-faktor berikut ini :
(1). Semilarities.
dalam berkomunikasi, perbanyak mencari kesamaan (semilarities), misalnya anda sama-sama mempunyai minat riset yang sama, anda sama-sama perempuan, dan cari kesamaan-kesamaan yang akhirnya, kita bisa berkomunikasi dengan baik dan lancar.
(2). Identity.
Lakukan exsplorasi terhadap diri anda sendiri, faktor-faktor apa saja yang dominan yang mempengaruhi identitas anda, misalnya agama, keluarga, visi, orang tua, ibu, mentor,dll, sehingga anda faham diri anda sendiri lebih detil, apa saja faktor-faktor yg dominan dalam mempengaruhi identitas anda, ketika berkomunikasi, anda akan lebih mudah menganalisa, kenapa anda bersikap defensif, misalnya...dan bagaimana cara agar tidak demikian. saat yang sama anda juga melakukan analisa terhadap mitra kerja anda, sehingga anda tidak mudah melakukan kesalahan-kesalahan dalam berkomunikasi.
(3).Iceberg.
apa yang anda lihat pada seseorang (dipermukaan), belum tentu itulah sesungguhnya kondisi riil seseorang, anda perlu mengetahui lebih dalam, apa yang mendasari sikap/perilaku tersebut, yang mendasari ini bisa berupa religi, moral, value, dan seterusnya.
(4). Perspective
masing-masing individu, apalagi berbeda budaya dan geografis yang tadinya berjauhan, sekarang menjadi mitra anda dalam bekerja, sangat mungkin berbeda sudut pandang, dalam menganalisa dan melihat sesuatu. nah, yang perlu ditumbuhkan adalah, kesadaran setiap individu menyadari kondisi yang berbeda ini.
kalau anda fahami dengan baik, sebenarnya perbedaan inilah, yang menjadi nilai tambah anda yang belajar dan bekerja di internasional, karena dengan perbedaan sudut pandang ini, akan menyebabkan terjadinya, perkawinan ide, dan kombinasi perbedaan dalam membuat dan menganalisa sesuatu.
(5). Communication style.
dimasing-masing negara terdapat perbedaan dalam gaya komunikasi, sebagai contoh eye contact, di Jerman, kalau anda berkomunikasi dengan seseorang tapi anda tidak menatap wajahnya, maka dianggap anda tidak sopan, namun belum tentu sama dengan negara lain, misalnya Jepang. kemudian juga ada perbedaan dalam Body contact; bersalaman, merangkul dan berciuman, juga sangat berbeda di masing-masing negara. dan satu lagi yang lebih rumit yaitu body distance. jangankan berbeda negara, berbeda daerah saja sudah berlainan maknanya. untuk itu lakukan upaya untuk belajar memahami dan trial and error.
(6).Dimension style.
umumnya terdapat titik temu antara, satu sikap dengan sikap lainnya, artinya hanya sedikit saja individu yang mempunyai sikap ekstreem dalam berkomunikasi atau perilaku. ini memberikan peluang bagi anda, untuk melakukan adaptasi terhadap lingkungan anda sendiri, saat yang sama, juga memberikan peluang pada mitra kerja anda untuk melakukan adaptasi. sebagai contoh: seorang mahasiswa s3 Indonesia di Jerman, mengeluhkan kekakuan orang jerman dalam bersikap, misal: tidak perhatian,tidak menanyakan progres penelitian, dll. sesungguhnya ini merupakan sikap yang berharap orang lain (dalam hal ini jerman), bersikap kepada anda dengan sudut pandang Indonesia. kesalahannya adalah tidak mampu melakukan adaptasi dengan kondisi lingkungan internasional, seharusnya kalau anda bekerja dengan mitra Jerman, maka sampaikan apa yang anda butuhkan, saat yang sama juga, sadari bahwasanya ini bukan Indonesia, kalau orang bersikap "mekanistik" ya...memang di sini sebagian besar orang demikian. nah tidak ada kata lain sebagai solusinya "lakukan adaptasi dan komunikasikan apa yang ada butuhkan dalam bekerja".
Pelatihan ini diikuti 16 orang: (1) Kathiga Kanthasamy (India). (2). Shariful Islam (Banglades). (3). Ahmed Abujoda (Sudan). (4). Priyanka Parvathi (India). (5). Jaharuddin (Indonesia). (6). Josephine M Karanja (Kenya). (7). Omid Biabanaki (Iran). (8). Tim Ehlers (Jerman). (9). Thomas Wilken (Jerman). (10). Johanna Busch (Jerman). (11). Anne Reinke (Jerman). (12).Senan M Mahmod Moustafa Al Khalil (Irak). (13). Allan Zelaya (Honduras). (14). Godlove Kumfa (Kamerun). (15). Martje Pohlabeln (Jerman). 16. Elena Nikiforow (Jerman).
Musim gugur, 20 september 2011, pkl. 11.39 CET
semoga bermanfaat.
jahar
pagi ini tepat pukul 08.33 saya menaiki metronom dari Hannover hbf (stasiun pusat) menuju kota yang akan menjadi sejarah dalam catatan kehidupan, kota yang sering ku dengar, namun belum pernah ku kunjungi, yaitu Goettingen. beberapa hari yang lalu Prof Heiko Faust, mengirim email untuk wawancara tentang surat yang saya kirim beberapa hari sebelumnya. seperti biasanya transportasi di jerman, tepat pukul yang di tuliskan dalam jadwal perjalanan 09.47 metronom berhenti di Goettingen hbf. sesuai arahan teman di Goettingen Maimun Rizal, mahasiswa doktoran bidang Informatic asli aceh, saya diminta naik bus no. 8 arah klinikum, turun di goldschmidth strasse, sesampai di dalam bus, saya sms Maimun, berapa halte ya?, beliau jawab , nanti nyampainya di goldshmidth strasse pukul 10.10.
selisih sedikit,sekitar 2-3 menit bus sampai di tempat yang dituju, dan disana Maimun Rizal sudah menunggu...beginilah jadwal transportasi di negara yang maju, bahkan janjian bisa di tentukan pada menit berapa kita bisa ketemu.
o, ya, ada kejadian yang bagi saya menjadi pelajaran, saat dalam perjalanan ke Goettingen tadi, saya mengunakan Niedersachsen ticket, ketika saya diminta menunjukkan tiket oleh petugasnya, saya menunjukkan tiket tersebut, trus petugasnya bilang tiket itu tidak berlaku...lho...saya kaget!...ternyata di tiket tersebut ada tertulis dalam bahasa jerman, bahwa tiket tersebut berlaku mulai pukul 09.00 - 03.00 (Gilt Mo-Fr von 09.00-03.00 Uhr), beginilah kalau bahasa jerman masih terbatas...:),akhirnya harus bayar lagi 9, 20 Euro....tambahan biaya pembelajaran...:)
sesampai di goldshmidth strasse, kami berjalan menuju institut Human Geography, di lantai 5 sudah menunggu pak Jaenal Effendi, mahasiswa s3 asal Pasuruan, dosen IPB yang merupakan bimbingan Prof Faust. kami berbicara sebentar, setelah itu, Prof Faust datang, dan saya di ajak diskusi di ruang lain.
kesan pertama saya adalah si prof santai dan menyenangkan, jauh dari kesan interview yang menyeramkan, beliau santai memakai jeans dan sweather, kami diskusi cukup panjang, saya baru sadar kita lebih dari satu jam berdiskusi setelah keluar dari ruang, jam menunjukkan lebih pukul 13.15 siang, padahal saya di ajak diskusi kurang dari pukul 11.00.
ternyata Indonesia itu sangat "seksi" bagi ilmuan dari luar negeri, dengan luasnya dan kultur yang beragam menjadi daya tarik tersendiri bagi para ilmuan dari luar negeri, bisa jadi kita asli Indonesia, kurang sadar dengan potensi yang sangat besar dari negara kita. bahkan faktor ummat muslim terbesar di dunia menjadi sesuatu yang di akui dan sangat penting di perhatikan dalam membuat rancang sebuah riset, artinya prof yang bukan Islam pun ternyata memberikan masukan, bahwa faktor agama Islam merupakan faktor yang tidak boleh diabaikan dalam merancang design penelitian di Indonesia, Prof Faust bilang, walaupun mereka pendatang, dari berbagai pulau tapi mereka bermukim pada satu tempat, dan mereka mempunyai agama yang sama yaitu moslem.
kita berdiskusi bertiga bersama Barbara, mahasiswa doktoran dari jerman, s2 nya dulu mengambil data di kalimantan barat. bule tulen, tapi sudah mulai bisa berbahasa Indonesia, saat ini dia sedang mengambil topik riset seputar sosial politik dengan study kasus di jambi.
setelah panjang diskusi, dan insya Allah akan dilanjutkan 4 minggu kemudian dengan fokus diskusi seputar proposal dengan fokus dan lokasi study yang telah di tentukan, jelas saya sangat tertarik karena lokasi study di Jambi.
1995 - 2001, saya bermukim di Jambi,banyak kenangan pahit, manis, dan lucu terjadi di jambi, mengiringi perjalanan kehidupan menyelesaikan study dan menempa diri melalui aktifitas keislaman di universitas jambi, melalui MTSU Sholahuddin, LDK Universitas, LDK Fakultas, senat mahasiswa, BEM, KPU Univesitas jambi, KAMMI Daerah Jambi, dan banyak lagi lembaran cerita di provinsi ini. singkat cerita semoga Allah memudahkan saya untuk mengambil data di jambi, dan saat yang sama bisa bershilaturahmi dengan para ustadz yang dulu bersusah-susah mengajak saya untuk datang ke mesjid kampus, majlis pengajian dan majlis-majlis mulya lainnya.
o, ya untuk KPU Universitas Jambi, saya ada kenangan tersendiri, saya di amanahkan untuk menjadi ketua KPU Pertama Universitas Jambi, sekaligus mengkonsep lembaga kemahasiswaan Universitas Jambi, saya masih ingat konsep lembaga mahasiswa IPB, UGM, UI,IKIP Padang menjadi bahan dalam membuat konsep kelembagaan mahasiswa di Universitas Jambi, pada akhirnya konsep UGM lebih banyak mewarnai dalam penataan lembaga kemahasiswaan di Universitas Jambi.
melalui konsep inilah munculnya partai mahasiswa, dan saya keliling ke beberapa partai untuk meresmikan terbentuknya partai mahasiswa tersebut. melalui forum ini saya berterima kasih kepada rekan-rekan yang saat itu diamanahkan di KPU Universitas jambi, diskusi dan rapat-rapat di KPU waktu itu, suasananya hangat, dan sebahagian cendrung panas. namun yang pasti tugas peralihan dan penataan lembaga kemahasiswa nyatanya berjalan.
wah jadi nostalgia, nih....:)
kembali ke Goettingen, selesai interview, saya diantar pak Jaenal Effendi ke halte, dan naik bus ke hbf, disana sudah menunggu metronom menuju ke Hannover, beberapa menit kemudian, metronom berjalan sesuai jadwal dan juga sampai ke Hannover dengan menit yang telah ditentukan di jadwal. alangkah indah dan tertibnya jika kondisi ini juga bisa di nikmati di tanah air. saat ini, paling tidak kita bisa berdo'a. insya Allah akan terwujud suasana transportasi yang nyaman dan aman, tepat waktu di tanah air. amin.
diperjalanan menuju Hannover, saya memperhatikan banyak pohon apel "liar" dan pohon pear yang sedang berbuah, lebat dan mulai memerah, saya membayangkan tanah air ku...dan sekaligus bertanya...kok bisa ya?..ngak ada yang ngambil?....malah biasanya dibiarkan jatuh, seiring dengan datangnya musim gugur...
tidak ada anak-anak yang berebut memanjat pohon apel dan pear yang berbuah lebat, untuk diambil dan dimakan buahnya...ngak tahu ntah kenapa?...tapi , budaya di jerman telah membentuk mereka tidak boleh mengambil yang bukan hak nya. dan bisa jadi sebetulnya pohon apel yang berbuah lebat dan mulai memerah tersebut tidak ada yang punya, karena tidak ditanam di kebun.
negara yang maju di tandai dengan budaya yang juga maju...negara maju adalah negara yang mampu membangun budaya-budaya yang kondusif dan konstruktif untuk warganya...belum tentu maju, kalau mall dimana-mana, namun budaya masyarakatnya belum terbentuk menuju budaya yang kondusif dan konstruktif...
semoga bermanfaat
awal musim gugur, 15 september 2011
jahar
Selasa pagi, 30 Agustus 2011, adalah idul fitri pertama saya dan anak-anak di Hannover, kalau istri idul fitri yang kedua, karena istri lebih dahulu ke Hannover. sebenarnya ada perasaan sedih, karena tidak di tanah air, terbayang omak di pesagang, dan seterusnya....namun kami sekeluarga terus mencoba untuk mengusir rasa sedih saat idul fitri ini,kami berusaha untuk wajar.
sehari sebelum idul fitri, kami mencoba untuk meminta izin sekolah alif, namun ternyata tidak bisa dadakan, dan alif juga baru minggu kedua di SD nya, kemudian zaky baru masuk hari kedua sprachforderung (persiapan bahasa) untuk tahun depan masuk SD. jadilah alif dan zaky juga bersekolah saat hari idul fitri.
pukul 07.50 saya mengantar alif ke sekolah, dari sekolah alif saya mengayuh sepeda lebih kencang untuk mengejar sholat idul fitri di masjid al huda (masjid komunitas arab), karena disana teman-teman dari Indonesia berkumpul....dan alhamdulillah, terkejar, pukul 08.10 sholat idul fitri di mulai...dan dilanjutkan dengan khutbah...semuanya berbahasa arab...jadi, ya...menjadi pendengar yang baik aja.
Istri mengantar Zaky ke sekolahnya, sebelum jam 09.00, jadilah istri harus berkorban untuk tidak bisa ikut sholat idul fitri....sedih juga...:(
setelah selesai sholat id, kita ramah tamah di halaman depan masjid, disana ada kue-kue, kopi, teh untuk menemani ramah tanah, ketemu cukup banyak orang Indonesia, ada pak hamdan, mas boya, dr lukman, yudi, pak hendri, lutfi,rajesh,pak eko, hadi,dan lain-lain...
setelah ramah tamah selesai, saya pamit duluan... pak hendry, hadi, lutfi mau kerumah...sebelumnya istri bergadang menyiapkan opor ayam dan lontong...alhamdulillah, lontong dan opor ayamnya enak...berasa idul fitri di tanah air...walaupun tidak seheboh di tanah air.
sorenya, shilaturahmi ke rumah pak Joharsyah, beliau punya rumah besar, dan dari awal beliau mengundang kita semua warga indonesia, untuk datang ke rumahnya, beliau openhause semenjak pagi sampai malam...masya Allah, makanannya Indonesianya banyak, ada rendang, ada mie, dan seterusnya....
akhirnya kami sekeluarga mengucapkan
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN
semoga Allah mempertemukan kita dengan ramadhan yang akan datang, semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita semua untuk melestarikan nilai-nilai ramadhan dalam keseharian kita. Amin.
hannover, Musim Panas 2011/ Syawal 1432 H.
Jaharuddin-Radiana D Antarianto-M Dzakwan Alif-M Zaky Taqyuddin