Bahaya menduga-duga
Pernahkan anda mengalami dimana, menduga-duga pandangan seseorang terhadap anda, menduga-duga bahwasanya dia tidak suka sama anda, dia menghindari anda, dia lebih senang bergaul dengan yang lain dari pada anda...dan seterusnya.
Saya mengalami hal ini, dan ternyata fatal akibatnya, karena menimbulkan miskomunikasi yang lambat laun bisa menjadi bom waktu rusaknya hubungan. Saya jadi teringat simulasi yang pernah dibuat oleh sahabat saya, mahasiswa S3 di Universitas Goetingen, Jerman. Reza Faturrahman, dia membuat simulasi untuk dua orang, katakanlah si A dan si B. Si A diminta untuk memegang salah satu benda, kemudian si A memperhatikan dengan seksama benda tersebut, sampai akhirnya mendapatkan satu kata yang dia fikirkan terhadap benda tersebut, si A diminta untuk menyimpan kata yang dimaksudkan terhadap benda yang dia pegang, dan disimpan di dalam hati. Kemudian si B diminta untuk menebak, apa kata yang difikirkan oleh si A terhadap benda tersebut.
Biasanya bagi sahabat yang belum tahu simulasi sederhana ini, maka dia akan dengan antusiasnya MENDUGA apa yang difikirkan si A, bisa jadi hitam, putih, panjang, lebar, bagus, jelek, pintar, keren, dan segala macam DUGAAN yang muncul.
Padahal TIDAK ADA LARANGAN dari fasilitator untuk bertanya?, apa kata yang difikirkan oleh si A terhadap benda tersebut. Simulasi sederhana yang mempunyai arti yang dalam dan benar-benar bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Adakalanya sebagian orang menduga-duga persepsi orang lain terhadap sesuatu, dianalisis dari bahasa tubuhnya, intonasinya, mimik wajahnya, dan seterusnya. Orang-orang yang sensitif ketika intonasinya lawan bicaranya meninggi langsung mengambil kesimpulan, indikasi marah.
Benar, bahwa komunikasi itu bukan hanya bahasa verbal, juga bahasa tubuh, namun hindarilah menduga-duga, biasakanlah konfirmasi apa sesungguhnya maksud dari lawan bicara anda, dalam kasus-kasus penting maka perlu ditingkatkan dengan menuliskannya.
Pelajaran
1. Biasakanlah melakukan komunikasi aktif dengan berbagai pihak, agar tidak terjadi mis komunikasi.
Walaupun pertanyaan itu sulit dan kelu untuk diungkapkan, lebih baik diungkapkan dan mendapatkan jawaban jelas, dan bisa jadi itu menyakitkan, namun anda jelas membuat sikap kepada orang tersebut.
2.
Benar, bahwa komunikasi itu bukan hanya bahasa verbal, juga bahasa tubuh, namun hindarilah menduga-duga, biasakanlah konfirmasi apa sesungguhnya maksud dari lawan bicara anda, dalam kasus-kasus penting maka perlu ditingkatkan dengan menuliskannya.
Pelajaran
1. Biasakanlah melakukan komunikasi aktif dengan berbagai pihak, agar tidak terjadi mis komunikasi.
Walaupun pertanyaan itu sulit dan kelu untuk diungkapkan, lebih baik diungkapkan dan mendapatkan jawaban jelas, dan bisa jadi itu menyakitkan, namun anda jelas membuat sikap kepada orang tersebut.
2.
0 comments
Write Down Your Responses