Beberapa minggu yang lalu saya mengajak teman-teman di Hannover, untuk berdiskusi dengan topik keseimbangan, topik ringan yang menyertai majlis kami di sore jum’at tiap dua mingguan. Di awali dengan pengamatan kami bersama, kenapa, di Jerman musimnya 4 musim: musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin.
Saat ini di Hannover, musim gugur, dedaunan menguning, disertai angin yang cukup kencang, dedaunan yang menguning tersebut berjatuhan. Dan kami sangat menyadari bahwa berjatuhannya daun yang menguning tersebut pasti dalam skenario Allah SWT.
Kami mengawali majlis dengan mendtadaburi QS Al-Mulk (67): 3:
“Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”
Ayat ini memberikan penegasan bahwa alam raya ini adalah ciptaan Allah, yang semuanya dalam skenario terbaik, dan pasti Allah menciptakan alam raya ini dengan keseimbangan, Allah menciptakan siang untuk beraktifitas, dan Allah mengiringinya dengan malam untuk istirahat, Allah menciptakan laki-laki sebagai pemimpin, dan Allah menciptakan perempuan sebagai pasangan yang memberikan keseimbangan, dan seterusnya.
Lantas, mengapa Allah menciptakan 4 musim di Jerman, dan berbeda dengan di Indonesia dan Timur Tengah. Apa kesimbangannya? …kita mendapatkan bahwa Allah sangat sayang kepada semua umat manusia, tidak terkecuali non muslim, dan Islam itu rahmat bagi sekalian alam. Kami melihat langsung budaya orang Jerman, dan juga Negara eropa lainnya, kalau di musim panas mereka benar-benar berpakaian ala kadarnya (terbuka), bahkan mereka berjemur Cuma dengan celana dalam dan BH, dimana saja, tidak musti harus di pantai. Bagi saya dan orang-orang muslim di Negara ini, menjadi risih, “lihat kebawah terbuka, lihat ke atas juga terbuka”. Bahkan adakalanya mereka “bersenang-senang” di taman kota.
Nah, karena Allah sayang dengan semua umat manusia, Allah menciptakan 4 musim di sini dan belahan eropa lainnya, kalaupun mereka punya budaya berpakaian “terbuka” di saat musim panas, tapi alam menuntut mereka untuk menutup tubuh mereka ketika memasuki musim gugur, karena saat musim gugur, dedaunan menguning dan berjatuhan, diiringi dengan angin yang kencang dan dingin, jadi mau tidak mau mereka menutup tubuh dengan pakaian yang panjang dan tebal.
Setelah musim gugur, Allah memnciptakan musim dingin, sesuai dengan namanya benar-benar dingin, bisa 0 derjat bahkan bisa sampai -10 derjat celcius. Mana ada yang bisa membuka auratnya semena-mena pada musim ini. Bisa beku.
Setelah musim dingin, di ikuti musim semi, musim semi cuacanya ada kalanya dingin, ada kalanya mulai menghangat, dan seterusnya….masing-masing musim lebih kurang 3 bulanan. Jadi maha besar Allah yang hanya membolehkan masyarakat di sini, berpakaian bebas lebih kurang 3 bulan saja. Coba anda bayangkan jika budaya berpakaian terbuka mereka di sini di pasangkan dengan cuaca yang selalu hangat dan panas di timur tenggah, atau negara tropis. Wah bisa “terbuka” terus sepanjang tahun. Bisa gawat!.
Ini salah satu contoh saja dari aneka ragam kehidupan dan budaya yang melingkupi keseharian kita, yakinlah Allah memberikan kondisi terbaik pada diri kita dan lingkungan kita, dan jika kita belum mampu melihat apa sisi keseimbangan dalam kejadian, budaya dan ragam lingkungan di seputar kita, maka lihatlah berulang-ulang, dan cari apa makna yang Allah kirimkan melalui alam ini, kepada kita seorang muslim yang berakal
Semoga bermanfaat.
Di tandai berjatuhannya dedaunan musim gugur,
27 oktober 2011, pukul 13.27 CET
Leibnizhaus Appartement C.3.1 Hannover
Jahar
sabtu, 22 oktober 2010, pagi sekitar pukul 08.00 CET, saya membuka handphone yang kebetulan sedang mati, karena kehabisan batry, setelah dibuka ada beberapa pesan masuk dan yang menandakan ada yang menghubungi saya malam sebelumnya, langsung saja saya coba kontak yang menghubungi tadi malam. dari perbincangan singkat melalui telepon tersebut, diambil kesimpulan pagi itu juga saya berangkat ke Darmstadt untuk mengikuti training, mewakili region 1 jerman. wah, sebenarnya agak gelagapan, tapi bismillah, saya berangkat pagi ini juga.
langsung cari tiket melalui internet di www.bahn.de, dan alhamdulillah dapat yang harganya masih tergolong terjangkau, naik IC tanpa berganti kereta seharga 102 euro PP. saat yang sama di bantu dan di support penuh oleh istri tercinta, pakaian dan makanan diperjalanan disiapkan.
IC 2279 pukul 10.01 dari Gleis 4 berangkat dari Hannover Hbf, kereta dengan cepat dan tepat waktu meluncur ke Goettingen, Kassel, Giesen, Frankfurt dan ke Darmstadt Hbf. saya baru pertama kali melewati jalur ini. mungkin dulu bulan november 2010 saat pertama kali sampai di Jerman, saya pernah naik ICE dari Frankfurt ke Hannover, waktu itu belum tahu nama wilayah dan kota-kota di Jerman, mungkin saja ini jalur kebalikannya.
setelah berhenti di Frankfurt hbf sekitar 10 menit, kereta meluncur menuju Darmstadt hbf, tidak lama sekitar 10-15 menit sampai di Darmstadt hbf. tepat pukul 13.35 kereta IC 2279 memasuki Gleis 11. tiba di Darmstadt mencari bus 5513, dicari-cari ngak ketemu ternyata ke arah samping kanan hbf. akhirnya ketemu juga, menunggu beberapa saat. tepat pukul 14.04 bus 5513 tiba dan saya naik, berdasarkan informasi maka Hotelnya berada di Mainzer Strasse 168, maka logikanya turun di jalan Mainzer Strasse. setelah sampai di Halte Mainzer Strasse saya turun.
coba lihat-lihat kiri dan kekanan, mana Hotelnya?...ternyata saya harus jalan dulu, sekitar 1,5 km...lumayan capek, tapi alhamdulillah berkat di pandu akh Aldi, sampai juga di tempat acara. Hotel tempat acara persis berada di samping Masjid Emir Sulthan Darmstatd. surprise!!!, ada bangunan masjid utuh?, ada menaranya? di Jerman?. alhamdulillah...ternyata sekuat apapun upaya membendung arus agama Islam, Allah akan membuka kan jalan-jalannya untuk dakwah Islam sampai di bumi Jerman ini. perlu pembaca ketahui sebagian besar masjid-masjid di Jerman, biasanya berbentuk appartemen yg di modifikasi menjadi masjid, atau ruang yang dimodifikasi menjadi masjid, jadi kalau di lihat dari luar, anda tidak akan menemukan ciri-ciri masjid di bangunan tersebut. namun ternyata di Darmstadt masjidnya ala di Indonesia dan negara timur tenggah. Allahu akbar 3x.
alhamdulillah sampai di lokasi acara, acara Dauroh Rabthul Amm, belum di mulai, dan beberapa saat kemudian di mulai dengan paserta sekitar 9 orang perwakilan region di Jerman, saya mewakili region 1. Dauroh ini berbentuk Training for Trainers (TFT) untuk Rabthul Amm, kami mendapatkan tentir langsung dari ust. Samim Barkah, Lc dari Jakarta. beliau menyampaikan materi: pengantar Rabthul Amm, komunikasi Humanis,Sosiologi Dakwah, dan kaifa Naj'alul Islam rahmatan lil alamin.
materi yang disampaikan sangat bagus, dan merupakan cara pandang baru dalam berdakwah, setelah seharian bahkan sampai malam kami diskusi dengan ustadz, akhirnya capek juga dan kami ke kamar masing-masing. saya tidur sekamar dengan ustadz di kamar 222, dan ternyata ngobrol-ngobrol beliau semasa di Kairo pernah satu kos dengan ustadz Abduh ZA, teman sekantor dulu di Pustaka Al kautsar.
semoga ilmu yang ustadz berikan bermanfaat bagi kami di Jerman, dan tugas selanjutnya menanti yaitu meneruskan bahan-bahan training tersebut ke pegiat dakwah lainnya di Jerman.
jahar
jum'at - ahad, 14 - 16 Oktober 2011, saya mengikuti acara pelatihan yang dihadiri dari berbagai kalangan dan dari 3 negara, Jerman, Austria dan Swiss. sebenarnya acara ini sedikit dadakan, lebih kurang satu minggu di siapkan, saya salah seoarang panitia dalam acara ini.
namun, saya melihat dan merasakan antusiasnya peserta untuk mengikuti acara ini, bahkan ya
Hampir genap satu tahun masa transisi ini ku lalui, banyak sekali nikmat Allah yang saya dapatkan dalam masa transisi ini, dan cukup banyak tantangan kehidupan yang juga saya dan keluarga hadapi. salah satu yang menghantui saya belakangan ini adalah bagaimana memotivasi diri sendiri untuk menghajar rasa takut dan belenggu diri.
rasa takut alami dihadapi oleh semua orang yang berada di lingkungan dan suasana baru, apalagi saat ini saya di negeri orang, leadership yang dulunya menjadi sesuatu yang saya yakini, saya mampu, kemudian saat yang sama juga mampu memotivasi orang, untuk bergerak dalam tim yang solid untuk mencapai output maksimal. kok sepertinya tinggal kenangan sejarah dan abadi dalam catatan kenangan.
namun saya, meyakini kemampuan tersebut tidak hilang, namun belum mampu di exsplorasi dengan baik dan dimunculkan dengan baik dalam suasana dan lingkungan yang berbeda saat ini. ...ya Allah...kuatkan hamba dan jadikan hamba orang yang selalu mensyukuri nikmat yang engkau berikan saat yang sama jadikan sabar kepada hamba dan keluarga menghadapi tantangan kehidupa ini....jadikan kami sebagai pemanang dan menjadi pribadi yang lebih tangguh dari sebelumnya....jadikan kami menjadi keluarga yang keluar dari masa transisi ini sebagai pemenang. Amin.
sampai kapan masa transisi ini bisa di fahami sebagai wajar?...dan bagaimana ketakutan-ketakutan yang menghantui diri dan belenggu diri bisa di hilangkan. paling tidak ada beberapa point yang bisa dilakukan.
(1). sulit memberikan durasi waktu yang pas, tentang masa transisi, namun yakinlah durasi masa transisi yang berkepanjangan, akan menyebabkan kelelahan fisik dan psikis yang mendalam, untuk itu hindari masa transisi yang berkepanjangan. dan untuk saya semoga 12 bulan cukup sebagai masa transisi, yaitu nov 2010 - nov 2011.
(2).
Hari ini saya dikontak oleh dua orang sahabat yg dulu bekerja pada tempat yang sama di jakarta..akhirnya sedikit bernostalgia, tentang sejarah kehidupan singgah pada suatu tempat selama 8 tahun. waktu yang relatif lama untuk mengenal, belajar, memahami dan melakukan pekerjaan pada satu titik.
setelah sekian lama, keluar dari tempat tersebut, beberapa sahabat yg dulunya bekerja bersama-sama, juga memberikan kabar tentang kantor dimana kita dulu bersama-sama, setiap hari kecuali hari sabtu dan minggu. ada yang janjian mau chatting, ada yg minta saran, ada yg curhat...
nah banyak kabar perkembangan dari sahabat-sahabat, ada yg sudah jadi PNS, ada yang pindah kerja, ada yg semakin sukses, ada yang sedang berjuang...yang sama adalah kita sama-sama berjuang ..dengan lokasi dan tantangan yang berbeda....dan layaknya suatu sekolah...setelah kita menjadi alumni, maka banyak-banyaklah mengingat kenangan-kenangan manis dan tantangan yg pernah dihadapi, yang dengannya kita banyak memetik pelajaran berharga dari siklus kehidupan.
akhirnya masing-masing kita akan menemukan tantangan sendiri-sendiri, dan pastikan tantangan tersebut secara jelas kita fahami, dengan demikian lebih mudah bagi kita untuk mencari alternatif solusi dari tantangan yang saat ini sedang kita hadapi. dan jangan lupa dimanapun kita berada, sesungguhnya kehidupan ini adalah perjuangan bagi diri kita untuk menjadi pemenang!.
banyak ketakutan dan belenggu diri yang ada kalanya menghambat diri kita untuk maju, salah satunya adalah nostalgia dulu begini, dulu begitu dan seterusnya...kita harus sadar itu telah berlalu dan saat ini adalah kondisi riil yg anda hadapi..memang banyak dari pengalaman kita yang bermanfaat bagi kita dalam cara mengenal, memahami dan memecahkan masalah.... , namun tidak serta merta.
Ini memberikan inspirasi bahwa dimanapun kita, jangan pernah berhenti belajar. belajar dengan berbagai cara, baik formal maupun informal.
yakinlah bahwasanya Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuan hamba tersebut, jagalah kesehatan, perbaiki ibadah baik kuantitas maupun kualitasnya, cepat beradaptasi, kelola stres..dan sangat yakin bahwa dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan.... akhirnya semoga anda dimanapun kita , tetap bisa menjadi pemenang dalam kehidupan...dan torehkan selalu sejarah dimanapun kita berada.
selamat berjuang!
Hannover, Musim gugur, 6 okt 2011
jahar