
sempat mencari-cari fotonya di dunia maya cukup lama, rasanya ngak mungkin ustadz sekaliber dia ngak punya arsip foto di dunia maya, waktu lagi ada tugas ke Bogor, lihat foto-fotonya banyak di pampang, tapi pas waktu dicari di dunia maya ngak ketemu juga. akhirnya beberapa hari yang lalu, saya melihat ada komentarnya di fb teman saya. wah langsung saya klik fbnya, dan deg deg juga, ternyata fbnya, dibatasi untuk orang-orang tertentu saja. tapi semoga ustadz ngak lupa, saya beranikan diri untuk mengirim permintaan perteman melalui fb, surprize, saat itu juga saya di add, saya merasa beruntung, bisa bershilaturahmi lagi dengan Ustadz. Ir Lalu Suryade MSi.
banyak, kenangan yang luar biasa dengan ust.Lalu, seperti pengajian mulai pukul 02.00 WIB,kata-katanya yang lembut, tenang, bernas dan berisi. seorang politisi ulung, sekaligus ulama,kalau di tausyiahi, sepertinya kita sudah tidak bisa berkata-kata, selain beramal. subhanallah. saya merasa beruntung pernah bertemu dan mengaji ke beliau. jazakallah khairan katsiro ustadz. semoga menjadi ilmu yang bermanfaat....dan menjadi pemberat timbangan di yaumil akhir kelak....sekali lagi jazakallah khairan katsiro....atas semua kebaikan ustadz beserta keluarga...dan semoga Allah memberikan kemudahan, umur yang berkah , kepada Ustadz beserta keluarga. Amin.

Oleh: Irving P. Herman
(Profesor Fisika Terapan di Universitas Columbia New York).
Masuk kuliah pascasarjana untuk meraih gelar doktoral adalah sebuah komitmen yang besar yang terdiri atas waktu, dan upaya. Kesempatan ini tidak untuk setiap orang, sekali anda masuk ke program pascasarjana, memilih pembimbing tesis atau penelitian barangkali adalah sebuah keputusan terpenting yang harus di buat oleh mahasiswa. Sebaliknya memilih mahasiswa yang tepat adalah esensial untuk karir si pembimbing tesis atau penelitian. Oleh karenanya mentor (pembimbing tesis) dan mahasiswa harus memiliki minat riset yang sama dan kebiasaan bekerja yang cocok. Tapi selain itu mereka juga harus belajar berkomunikasi satu sama lain, membangun hubungan kerja yang fungsional sangat penting, bahkan untuk mahasiswa yang ”bagus” dan pembimbing yang ”bagus” dan sering kali membutuhkan waktu yang cukup.
Dengan semangat ini saya menawarkan 20 aturan sebagai panduan untuk mahasiswa pascasarjana untuk melakukan penelitian tesis. Masing-masingnya berisi nasehat yang bijak tentang realita dalam riset pascasarjana terutama dari sudut pandang pembimbing tesis. Beberapa dari aturan tersebut sedikit didramatisir oleh karenanya jangan ditelan mentah-mentah (dicerna dan difahami benar).
Beberapa aturan itu sangat berkaitan dengan riset eksperimental, meskipun hal yang sama bisa berlaku untuk riset-riset yang lain. Saya mengembangkan aturan-aturan ini untuk membantu, memotivasi, mahasiswa-mahasiswa pascasarjana dalam kelompok bimbingan saya, untuk menjelaskan bagaimana cara menjadi mahasiswa yang efektif, dan untuk menyakinkan mereka bahwa riset/penelitian yang dibimbing adalah interaksi simbiosis (meskipun tidak selalu simetris) antara mahasiswa dan pembimbingnya. Saya akui bahwa saya tidak selalu sukses dalam penerapannya. Saya selalu mengunakan aturan-aturan ini sebagai tuntunan umum, untuk mahasiswa-mahasiswa pascasarjana di departemen saya. Semua kandidat doktor di departemen menerima foto copy dari aturan-aturan ini saat mereka masuk program, untuk membantu mereka memahami cara bekerja dengan pembimbing mereka, sebab mereka beralih dari gaya belajar S1 yang hanya mengambil kuliah-kuliah menjadi gaya belajar pascasarjana yang melaksanakan riset dibawah bimbingan.
Aturan-aturan ini tampaknya di sepakati oleh kolega-kolega di fakultas saya dan beberapa diantara mereka telah menempelnya dan mengunakannya. Meskipun aturan-aturan tersebut tidak membutuhkan interpretasi, mahasiswa akan mampu memahaminya lebih baik dengan cara memahami pembimbing mereka lebih baik lagi, para pembimbing termasuk pembimbing-pembimbing tesis mahasiswa saya senang bernostalgia saat-saat mereka masih menjadi mahasiswa pascasarjana. Mereka bekerja 20 jam perhari, 7 hari dalam seminggu dan mereka tidak pernah tidur. Mereka harus membuat sendiri setiap instrumen yang mereka gunakan dari nol dan mereka memikirkan setiap ide dalam tesis mereka dan yang paling penting mereka selalu, selalu menerima saran-saran pembimbing tesis, memikirkannya masak-masak dan segera melakukan apa yang disarankan tersebut.
Pada tatanan yang lebih serius terdapat beberapa topik yang memayungi aturan-aturan ini. Dalam riset/penelitian, mencapai kebenaran adalah hakikatnya, dan ide-ide serta hasil harus di evaluasi mengunakan metode yang objektif tanpa dinodai oleh ego. Orang-orang yang produktif menjadi produktif karena mereka memiliki kebiasaan kerja yang bagus. Mahasiswa-mahasiswa harus tumbuh secara profesional dan pembimbing harus membantu mereka, hubungan antara mahasiswa pascasarjana dan pembimbing tesis sesungguhnya adalah simbiosis.
Hukum-hukum Herman.
1. Liburan anda baru dimulai setelah anda mempertahankan tesis anda dalam sidang
2. Dalam riset yang penting adalah yang benar itu apa, bukan siapa yang benar
3. Dalam riset dan hal-hal lainnya pembimbing anda selalu benar, hampir setiap saat
4. Bertindaklah seperti pembimbing anda selalu benar, hampir setiap saat
5. Jika anda fikir anda benar dan anda mampu meyakinkan pembimbing anda, maka pembimbing anda akan sangat bahagia
6. Produktifitas anda sangat bervariasi dengan persamaan sebagai berikut = (waktu efektif yang produktif dihabiskan per hari)1000
7. Produktifitas anda juga dapat bervariasi seperti persamaan
1
= _______________________________
(waktu anda menunda-nunda analisis data)1000
8. Ambillah data hari ini juga, seolah-olah peralatan penelitian anda akan pecah besok hari.
9. Jika anda tidak suka kehilangan data maka buatlah back up data permanen, 5 menit setelah anda memperoleh data yang pertama
10. Pembimbing tesis anda mengharapkan produktifitas anda mula-mula rendah, dan kemudian diatas ambang batas setelah satu tahun atau lebih
11. Anda harus menjadi lebih ahli dibidang tesis anda daripada pembimbing anda
12. Jika anda bekerjasama dengan baik, tekanan darah pembimbing tesis anda akan turun sedikit
13. Jika anda tidak bekerjasama dengan baik, tekanan darah pembimbing anda akan naik sedikit, atau bahkan jatuh ke titik nol
14. Biasanya hanya ketika anda dapat mempublikasikan hasil penelitian anda, maka hasil tersebut pantas atau patut menjadi bagian dari tesis anda
15. Pertama-tama semakin tinggi kualitas, dan kedua kuantitas dari hasil publikasi anda maka tesis anda akan semakin baik
16. Ingatlah ini adalah tesis anda, anda ! yang harus mengerjakannya
17. Pembimbing anda ingin anda menjadi terkenal sehingga dia akhirnyapun menjadi terkenal
18. Pembimbing anda ingin menuliskan surat rekomendasi terbaik yang bisa dia buatkan untuk anda
19. Apapun yang terbaik untuk anda adalah terbaik untuk pembimbing anda
20. Apapun yang terbaik untuk pembimbing anda, adalah terbaik untuk anda
Sumber: Jurnal Ilmiah Nature . Vol. 445 halaman 228, 11 Januari 2007
Alih bahasa oleh: dr. Radiana D.Antarianto, M.Biomed (Staff pengajar Departemen Histologi FKUI / Peserta Program doktoral Ilmu Biomedik FKUI)
diposting di http://shariaeconomy.blogspot.com

seingat saya,kartu nama ini di design oleh mas tony, mungkin, teman-teman santri yang lain, juga masih pada punya...

Senin, 4 Mei 2009, pukul 09.00 – 12.30 WIB……Hari yang melelahkan, kenapa?, saya mempertaruhkan status karyawan hari ini, karena berani melakukan survey tingkat kepuasan karyawan di tempat bekerja tanpa sepengetahuan HRD dan Direktur. Sebenarnya saya melakukan ini karena keprihatinan yang mendalam dari adanya kecendrungan semakin tingginya turn over karyawan, semakin banyaknya keluhan, target-target perusahaan tidak tercapai, mulai melambatnya respon perubahan, keluarnya tenaga-tenaga potensial, munculnya paradox pada kondisi banyak karyawan di PHK dan sulit mencari pekerjaan, kok karyawan di tempat saya bekerja sepertinya mudah saja untuk keluar, ini pertanda bahwa daya tarik keluar lebih tinggi bila dibandingkan tetap bertahan di perusahaan saya, kemudian diperparah lagi dengan kondisi pihak yang berwenang tidak begitu peduli dengan kondisi ini (mungkin subjectif berdasarkan pengamatan saya).
Akhirnya saya berinisiatif, melihat persepsi karyawan terhadap kepuasan mereka bekerja sekarang, saya membuat kuesioner dan secara diam-diam melakukan pendekatan kepada key person yang saya anggap “aman” untuk tidak membocorkannya sampai saatnya dibuka. Alhamdulillah pengambilan data berjalan dengan lancar, saya melakukan pengambilan data 51% dari total karyawan, namun di hari kedua , saya dengan segaja membocorkan survey ini kepada manager HRD, dan seperti yang saya duga beliau kaget, tapi biarlah kekagetan beliau, dan suasana mulai memanas dengan adanya koordinasi antara manager HRD dan staf direktur.
Sempat diselingi dengan libur satu hari, tibalah saatnya pertemuan coffee morning, yang memang saatnya membicarakan unek-unek yang ada di fikiran setiap perserta coffee morning yang diundang. Acara diawali dengan pembahasan beberapa agenda yang dilontarkan direktur, kemudian masuk ke ide investasi mesin, nah saya ikut mengomentari rencana investasi ini….apakah itu yang paling prioritas dan mendesak kita lakukan…? Bukankah kesejahteraan karyawan yang prioritas dan mendesak..? tema ini menjadi entry point bagi saya untuk meminta waktu mempresentasikan hasil survey saya…Saya mulai presentasi, saya merasakan kekakuan suasana saat itu, tapi saya dibiarkan untuk presentasi sampai selesai, setelah selesai saya mendapatkan kritikan yang cukup pedas dari direktur, tentang mekanisme melakukan survey yang tidak izin dengan direktur. Dalam hati saya mengatakan, kalau izin dulu ngak bakal terlaksana survey ini, atau paling tidak di rapatkan dulu, dibicarakan dulu…dan seterusnya yang pada akhirnya semangat kita pun yang sedang mengebu-gebu untuk memotret kepuasan karyawan telah hilang.
Nah hilang deh momentum yang sangat berharga, kembali ke tangapan direktur, terasa sekali resisten terhadap hasil survey saya, yang berkesimpulan bahwa terjadi ketidakpuasan yang significan terhadap pekerjaan, dan penyebab utamanya adalah kesejahteraan yang masih belum sesuai dengan harapan, tidak jelasnya jenjang karir, dan terusiknya kenyamanan kerja.
Wah, ngak bisa terima direktur, inikan subjektif sekali, belum lagi so’al kuesionernya bias, walaupun tidak dijelaskan secara detil bukti biasnya seperti apa, dan seharusnya bagaimana, wal hasil..cukup memanaslah suasana di awal coffee morning tersebut, ditambah staf direktur yang juga mencecar, mengulas dan menangapi…., yang mengagetkan saya, saya dibilang tidak professional…alhamdulillah, ada ustadz yang berempati dengan apa yang saya lakukan…terus terang saja saya mulai ada kepercayaan diri…mulai bisa menata diri dan emosi untuk melanjutkan diskusi dan menjawab pertanyaan…
Setelah itu, ternyata secara substansi survey saya juga di dukung oleh manager lainnya, walaupun diselingi dengan kritikan yang menyakitkan bagi saya, yaitu saya dibilang kurang ber adab, atau tidak sesuai dengan adab Islam…ya….mulai down lagi…tapi mencoba menata lagi, dan diskusi dilanjutkan…cukup panjang, dan sepertinya ini juga menstimulan rekan-rekan yang lain untuk menyampaikan unek-uneknya….
Dari rapat ini saya, berkali-kali mengatakan survey ini sama sekali tidak bertujuan untuk menjelek-jelekkan direktur dan HRD, namun survey ini adalah cara yang bisa saya lakukan untuk bersama-sema dengan pimpinan lainnya, lebih perhatian pada keberadaan sumber daya manusia yang ada di perusahaan, wabil khusus mengenai kesejahteraan semua karyawan…dan alhamdulillah substansinya bisa diterima..walaupun dipesankan kepada saya agar tidak mengulangi kembali melakukan survey illegal ini…
o..ya, ada keinginan untuk melakukan survey juga tentang kondite manager…menurut saya, ini sesuatu yang positif dan perlu di budayakan, tapi ingat lho pak…menyebarkan kuesioner sih…ngak terlalu berat , tapi mengolah data sampai menyajikan hasilnya cukup butuh waktu dan tenaga lho…saya kemarin sabtu-minggu yang seharusnya libur…saya gunakan untuk mengolah data tersebut di rumah…sampai acara keluarga harus disesuaikan….tapi alhamdulillah lancar…..

Bapak Achmad Hizazi (pak a'ang), pernah beberapa waktu satu forum dengan beliau di dakwah kampus dan KAMMI, bersama pak, a'ang, kita pernah membawa tim Jambi ke gedung DPR dalam rangka menyalurkan aspirasi mahasiswa Jambi, eranya gusdur, kemudian pernah bersama-sama juga dalam rapat koordinasi wilayah sumatra bagian selatan di lampung, saya dan pak a'ang mewakili Jambi. sekarang beliau dosen tetap di Jurusan Akuntansi FE Universitas Jambi, sempat ngak lama komunikasi saat saya hijrah ke bogor dan ngak lama setelah itu pak a'ang meneruskan studi s2 ke India. tapi alhamdulillah bisa ketemu lagi via fb.