Oleh: Jaharuddin
Saya berpindah dari Jakarta ke Hannover, dengan harapan baru, bergaul dengan banyak orang dilingkungan yang baru, awalnya saya meyakini kepribadian saya sudah terbentuk dengan kuat (berkarakter), belakangan saya menyadari bahwa ternyata saya secara perlahan bergeser. Awalnya saya meyakini bahwa tidak semua orang harus S3, tidak semua orang menjadi ilmuan, bangga dengan pencapaian menerbitkan tulisan pada jurnal internasional dengan kredibilitas tinggi. Lingkungan saya adalah para mahasiswa, sehari-hari saya bergaul dengan mahasiswa, teman-teman dekat saya adalah para S3, perlahan, sayapun terdorong untuk mengambil S3, dan alhamdulillah pintu kearah itu terbuka, saya mendapatkan profesor, diterima dengan tangan terbuka, tahapan "disamakan" dengan teman-teman lain menunggu saatnya saja.
Saya mengajukan beasiswa, saya ikuti seleksi secara bertahap dengan tingkat keyakinan tinggi, pada akhirnya saya dinyatakan tidak mendapatkan beasiswa, ternyata berakhir dengan guncangan yang mengiris rasa optimis, hari demi hari rasa optimis semakin memudar.
Saya disadarkan oleh istri tercinta, mengingatkan bahwa saya berubah ke arah yang mengkhawatirkan, saya pun setuju dengan pandangan tersebut, dan saya HARUS BANGKIT, kekecewaan, kegagalan, dan semua kejadian tidak sesuai rencana jangan sampai menarik rasa percaya diri pada titik nadir, saya harus mampu keluar dari suasana, dan harus mampu melejitkan diri untuk sukses dalam bidang yang saya minati.
Teringat seorang motivator, yang sering menginspirasi perjalanan karir saya sebagai manager marketing disalah satu perusahaan swasta di Jakarta, saya coba cari-cari arsipnya, akhirnya ketemu beberapa video Tung Desem Waringin (TDW), yang inspiratif. Ada 3 (tiga) prinsip utama yang diajarkan Anthony Robbins (guru suksesnya TDW) agar potensi diri melejit, yaitu:
"Sukses tersebut bukan karena absennya ketakutan, tapi karena bisa mengelola ketakutan, bahkan merubah ketakutan menjadi kekuatan"
Yakinlah bahwa Allah telah menciptakan diri kita dengan sempurna, setiap diri diciptakan Allah dengan keunikan masing-masing, dalam satu keluarga dengan ayah dan ibu kandung saja, kita berbeda, apalagi dengan orang lain. Termasuk didalamnya adalah potensi setiap manusia juga diciptakan berbeda.Saya berpindah dari Jakarta ke Hannover, dengan harapan baru, bergaul dengan banyak orang dilingkungan yang baru, awalnya saya meyakini kepribadian saya sudah terbentuk dengan kuat (berkarakter), belakangan saya menyadari bahwa ternyata saya secara perlahan bergeser. Awalnya saya meyakini bahwa tidak semua orang harus S3, tidak semua orang menjadi ilmuan, bangga dengan pencapaian menerbitkan tulisan pada jurnal internasional dengan kredibilitas tinggi. Lingkungan saya adalah para mahasiswa, sehari-hari saya bergaul dengan mahasiswa, teman-teman dekat saya adalah para S3, perlahan, sayapun terdorong untuk mengambil S3, dan alhamdulillah pintu kearah itu terbuka, saya mendapatkan profesor, diterima dengan tangan terbuka, tahapan "disamakan" dengan teman-teman lain menunggu saatnya saja.
Saya mengajukan beasiswa, saya ikuti seleksi secara bertahap dengan tingkat keyakinan tinggi, pada akhirnya saya dinyatakan tidak mendapatkan beasiswa, ternyata berakhir dengan guncangan yang mengiris rasa optimis, hari demi hari rasa optimis semakin memudar.
Saya disadarkan oleh istri tercinta, mengingatkan bahwa saya berubah ke arah yang mengkhawatirkan, saya pun setuju dengan pandangan tersebut, dan saya HARUS BANGKIT, kekecewaan, kegagalan, dan semua kejadian tidak sesuai rencana jangan sampai menarik rasa percaya diri pada titik nadir, saya harus mampu keluar dari suasana, dan harus mampu melejitkan diri untuk sukses dalam bidang yang saya minati.
Teringat seorang motivator, yang sering menginspirasi perjalanan karir saya sebagai manager marketing disalah satu perusahaan swasta di Jakarta, saya coba cari-cari arsipnya, akhirnya ketemu beberapa video Tung Desem Waringin (TDW), yang inspiratif. Ada 3 (tiga) prinsip utama yang diajarkan Anthony Robbins (guru suksesnya TDW) agar potensi diri melejit, yaitu:
1. Paint and Pleasure.
Manusia hanya bergerak mencari nikmat dan menghindari sengsara. Kalau kita menjadi master, tuan dari paint and pleasure ini, kita jadi master dalam kehidupan, tapi kalau kita menjadi budak, hanya cari kenikmatan jangka pendek, tidak tahan sengsara jangka pendek, lupa kenikmatan jangka panjang, lupa kesengsaraan jangka panjang, kita jadi budak paint and pleasure, tentu saja kehidupan kita jadi akan berantakan, dan dari paint and pleasure ini, banyak pelajaran yang bisa kita ambil sebagai pemimpin, sebagai penjual, sebagai kepala rumah tangga, bagaimana mengerakkan diri kita, mengerakkan orang lain, paint and pleasure ini dahsyat luar biasa.
Bentuk aplikasi nyatanya adalah .....
Bentuk aplikasi nyatanya adalah .....
2. Fear into Power
Orang mempunyai trauma-trauma masa lalu, ada takut gelap, ada kecanduan merokok, dll. bagaimana cara merubah takut menjadi kekuatan. Ada tiga cara yang dilakukan::
a. Tergantung gerakan kita
semua orang yang sukses mengalami emosi yang tidak pada tempatnya, orang sukses juga cemas, khawatir, malas, ragu-ragu, dll, namun tetap take action.
b. Ubah Fokus dan keyakinan
Fokus tergantung dari pertanyaan, misal "kalau nanti gagal gimana ya?", maka dirubah pertanyaannya "kalau berhasil bagaimana ya?", jadi pertanyaan fokus mengarah pada solusi.
Kemudian keyakinan, perlu
saya adalah ,
1. Role di dalam hati, Bila....maka .....
2. mmm
contoh bila rumah saya besar, maka susah membersihkannya.
Kemudian keyakinan, perlu
saya adalah ,
1. Role di dalam hati, Bila....maka .....
2. mmm
contoh bila rumah saya besar, maka susah membersihkannya.
c. Pilihan kata kita
Pilihan kata akan sangat mempengaruhi emosi anda, misal kalau kita mengatakan "saya binggung" maka otak kita langsung "binggung", bisa dipilih katanya "saya perlu mencari informasi lebih lanjut".
"Saya malas" bisa diganti menjadi "saya lagi cas batry sebentar lagi akan meledak"
"Aku ditipu Rp. 10 juta", bisa diganti "ongkos belajar saya Rp. 10 juta"
Pilihan kata, sangat mempengaruhi emosi kita, tipsnya puasa ngomong negatif 10 hari, lihatlah perubahan besar dalam diri anda.
"Saya malas" bisa diganti menjadi "saya lagi cas batry sebentar lagi akan meledak"
"Aku ditipu Rp. 10 juta", bisa diganti "ongkos belajar saya Rp. 10 juta"
Pilihan kata, sangat mempengaruhi emosi kita, tipsnya puasa ngomong negatif 10 hari, lihatlah perubahan besar dalam diri anda.
3. Modelling
Sukses meninggalkan jejak, satu cara untuk menjadi orang besar bergaullah dengan orang yang besar, sekali sukses bisa jadi karena beruntung semata, kalau berkali-kali sukses sudah pasti bukan karena keberuntungan semata, ...untuk itu diperlukan mentor dari orang-orang terbaik dibidang yang anda ingin sukses dibidang tersebut.
Ilmu Modelling, atau bisa juga disebut ATM (Amati Tiru dan Modifikasi) dengan lebih baik.
Tiga cara yang sederhana, dan saya meyakini jika diamalkan dengan istiqomah, akan menghasilkan pengaruh yang luar biasa. Bismillahirrahmanirrahim...take action, saat ini juga, saya mengontak calon mentor saya seorang pengusaha muda Nasional, yang beberapa saat yang lalu ketemu di Berlin, mohon do'a pembaca agar saya diterima menjadi binaannya. Amin ya robbil alamin.
BELUM SELESAI
diadaptasi dari TDW di http://www.youtube.com/watch?v=3-2AJJ-Q1Qk
BELUM SELESAI
diadaptasi dari TDW di http://www.youtube.com/watch?v=3-2AJJ-Q1Qk
Semoga bermanfaat.
Hannover, Jerman. Akhir Musim Dinggin, 30 Januari 2012
Lihatlah daftar 10 (sepuluh) orang terkaya di dunia tahun 2012 versi FORBES, (1). Carlos Slim Helu and Family dari Meksiko, dengan kekayaan USD 69 milliar. (2). Bill Gates, Microsoft group, dengan kekayaan USD 61 milliar. (3). Warren Buffet, pemilik Berkshire Hathaway, dengan kekayaan USD 44 milliar. (4). Chairman Louis Vuittin Moet Hennessy Bernard Arnault, dari Prancis, pemilik Louis Vuitton, Bulgari, dll, dengan kekayaan USD 41 milliar. (5). Amancio Ortega, Inditex group, dengan kekayaan USD 37,5 milliar. (6). Larry Ellison, pendiri Oracle, dengan kekayaan USD 36 milliar. (7). Eike Batita, pengusaha minyak dan tambang asal Brasil, dengan kekayaan USD 30 milliar. (8). Stefan Persson, pendiri H&M, dengan kekayaan USD 26 milliar. (9). Li Ka-shing, chairman Hutchison Whampoa Limited, dengan kekayaan USD 25,56 milliar dan 270 ribu karyawan di 53 negara. (10). Karl Albrecht, pengusaha Jerman pemilik Aldi Sud, dengan kekayaan USD 25,4 milliar serta 4500 gerai supermarket.
Bagaimana dengan kondisi Indonesia, siapa 10 (sepuluh) orang terkaya tahun 2012 versi FORBES, dimana posisinya pada daftar orang terkaya di dunia, (1). R. Budi dan Michael Hartono, dengan kekayaan USD 15 milliar. (2). Eka Tjipta Widjaja dan Keluarga, dengan kekayaan USD 7,7 milliar. (3). Susilo wonowidjojo dan keluarga, dengan kekayaan USD7,4 milliar. (4). Anthoni Salim dan keluarga, dengan kekayaan USD 5,2 milliar. (5). Chairul Tanjung, dengan kekayaan USD 3,4 milliar. (6). Sri Prakash Lohia, dengan kekayaan USD 3 milliar. (7). Sukanto Tanoto, dengan kekayaan USD 2,8 milliar. (8). Peter Sondakh, dengan kekayaan USD 2,6 milliar. (9). Boenjamin Setiawan dan keluarga, dengan kekayaan USD 2,35 milliar. (10). Putera Sampoerna dan keluarga, dengan kekayaan 2,3 milliar.
Dari nama yang dipublikasikan FORBES, terdapat satu orang pengusaha muslim yaitu Chairul Tanjung. Muncul pertanyaan untuk direnungkan, mengapa dalam jajaran 10 (sepuluh) pengusaha top dunia tidak ada yang muslim?, mengapa dalam jajaran 10 (sepuluh) pengusaha top Indonesia hanya satu orang yang muslim?, bukankah saat ini umat Islam jumlahnya nomor 2 (dua) terbanyak didunia, bukankah Islam mayoritas di Indonesia. Sewajarnyalah sebagian besar pengusaha top di Indonesia adalah muslim.
Dari nama yang dipublikasikan FORBES, terdapat satu orang pengusaha muslim yaitu Chairul Tanjung. Muncul pertanyaan untuk direnungkan, mengapa dalam jajaran 10 (sepuluh) pengusaha top dunia tidak ada yang muslim?, mengapa dalam jajaran 10 (sepuluh) pengusaha top Indonesia hanya satu orang yang muslim?, bukankah saat ini umat Islam jumlahnya nomor 2 (dua) terbanyak didunia, bukankah Islam mayoritas di Indonesia. Sewajarnyalah sebagian besar pengusaha top di Indonesia adalah muslim.
Menarik untuk kita renungkan...
Tulisan ini tidak bermaksud mengungkit-ngungkit ketidakadilan peta persaingan yang tidak sempurna, karena mustahil mencari kesempurnaan di dunia ini, yang ada adalah kekuatan dan kecerdasan dalam memanfaatkan peluang ditengah ketidak sempurnaan yang terjadi. Tulisan ini mengajak mendiskusikan persoalan yang tidak simetris, untuk menarik banyak pelajaran dari fenomena yang terjadi, sehingga kedepan umat Islam lebih maju, sambil memformulasikan mimpi kejayaan umat Islam tanpa menciptakan ketidak adilan bagi umat lainnya, akhirnya izzah umat Islam semakin terasa dan maslahat bagi alam semesta. Amin ya robbil alamin.
Mungkinkah, terdapat cara pandang yang kurang tepat dan mind set umat Islam terhadap kekayaan, masihkah kita membuat jarak antara pribadi yang sholeh dengan kekayaan, sama halnya saat awal dakwah masuk ke Indonesia dipersepsikan bahwa orang yang modern dan berpendidikan adalah orang yang Islamnya biasa saja (awam) dan perempuannya tidak berjilbab. Sekarang persepsi itu mampu dibalikkan oleh aktivis dakwah yang tidak pernah berhenti bekerja dan beramal, walau apapun rintangannya.
Masihkah menancap dengan kuatnya, bahwa pengusaha sukses adalah orang yang bergelimang harta dan belum tentu halal, orang yang banyak harta adalah orang yang susah memastikan hartanya bersumber dari sumber yang halal dan susah dipertanggung jawabkan, singkatnya kalau anda ingin sholeh dan tenang dalam menjalani kehidupan, maka ngak usah memaksakan diri dalam mengejar harta, anda cukup beribadah sebanyak-banyaknya untuk persiapan akhirat. Benarkah orang kaya tidak bisa beribadah dengan tenang dan banyak?
Sepertinya, ada dikotomi yang belum tentu benar antara kesholehan dengan kekayaan, menjadi wajar seseorang yang sholeh jika hanya hidup seadanya. Serta muncul persepsi kalau ada orang yang sholeh hidup berkecukupan, tinggal di kawasan Elit, mobilnya mewah, mempunyai villa, resort, hotel, bahkan mempunyai jet pribadi, dan seterusnya, maka perlu dicurigai.
Cobalah berfikir obyektif dan tetap kritis, apakah tidak boleh, sebagai seorang muslim yang baik dan saat yang sama sebagai seorang pengusaha yang sukses yang mempunyai kekayaan top dunia?, bukankah seharusnya kita bangga jika umat Islam yang sholeh dan taatlah yang diamanahkan kekayaan, sehingga alokasi dan distribusi kekayaannya adil dan menentramkan banyak orang, Bukankah ini gambaran ideal yang perlu ditanamkan ke generasi penerus.
Belajar dari Generasi Terdahulu
Telusurilah pejalanan Rasulullah dan sahabat, dengan mudah kita menemukan bahwa Rasulullah sendiri adalah seorang yang mempunyai harta yang tidak sedikit, begitu pula sahabat agung beliau, seperti Abu Bakar ra, Umar bin Khattab ra, Usman bin Affan ra, Abdurahman bin Auf ra, dan sahabat lainnya, mereka adalah sahabat nabi yang tidak diragukan lagi kemantapan aqidah Islamnya, namun saat yang sama mereka adalah pribadi-pribadi dengan kekayaan berlimpah, dan dengan kekayaan tersebutlah dakwah Islam dikembangkan sampai kepenjuru dunia.
Untuk melengkapi data seberapa besar kekayaan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW dan sahabat, berikut saya tampilkan beberapa data kekayaan Rasulullah dan beberapa sahabat, yang saya konversi dengan nilai kekinian, dengan maksud memudahkan untuk memvisualisasikan besarnya pemberian dan harta kekayaan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat:
a. Nabi Muhammad SAW
Berdasarkan Ekonografi Nabi Muhammad SAW, pada umur 12 tahun beliau sudah aktif sebagai eksportir ke Syam. Di usia 17-19 tahun beliau sudah menjadi pengusaha yang mandiri, beranjak ke usia 22 tahun beliau sudah sangat terkenal di jazirah Arab sebagai seorang profesional. Umur 25 tahun beliau menikah, menjelang usia kenabian beliau mendapat gelar pengusaha terpercaya (al amin), tokoh arbitrer dan konsultan perdagangan internasional, bentuk pengakuan "sertifikasi" paling prestisius di zamannya. Bahkan beliau sudah berbisnis sampai ke 17 negara.
Mengenai kekayaan nabi Muhammad SAW, penulis belum menemukan data lengkap, data yang ada adalah dari Abu Faris (1997), beliau memberikan mahar kepada Khadijah sebanyak 20 ekor unta (Rp. +/- 200 juta) dan 12 uqiyah emas (Rp.+/- 217 juta). Nabi Muhammad SAW pernah membagikan lebih dari 1500 ekor unta (Rp.15 milliar) kepada beberapa orang Quraisy sesudah perang Hunain. nabi Muhammad SAW juga pernah menerima 90.000 dirham (Rp. 6,3 milliar), dan uang tersebut dibagikan kepada orang sampai habis.
Syuaibi mencatat beliau membagikan al-kutaibah (pemberian rutin) kepada kerabat dan istri-istrinya beliau, sebagai berikut: kepada Fatimah 200 wasaq, Ali bin Abi Thalib 100 wasaq, Usamah bin Zaid 250 wasaq, Aisyah 200 wasaq, Jafar bin Abi Thalib 50 wasaq, Rabiah bin Harits bin Abdil Muthallib 100 wasaq, Abu bakar 100 wasaq, Aqil bin Abi Thalin 140 wasaq, Bani Jafar 140 wasaq, untuk sekelompok orang dan istri-istrinya 700 wasaq.
b. Abu Bakar ra
Ibnu Umar ra menceritakan, diawal keIslaman Abu Bakar menghabiskan dana sekitar 40.000 dirham untuk memerdekakan budak. Jika harga 1 dirham perak saat ini Rp. 70.000,- artinya yang dibayarkan Abu bakar ra untuk memerdekakan budak sebesar 40.000 x Rp. 70.000,- = Rp. 2,8 milliar. Ketika Abu Bakar ra, berkeinginan membebaskan Bilal ra, dari perbudakan, tuannya Umaiyah bin Khalaf mematok harga 9 uqiyah emas, 1 uqiyah emas senilai 31,7475 gr emas, atau setara dengan 7,4 dinar emas. Saat ini harga 1 dinar emas = Rp. 2.454.000,-, berarti uang yang dikeluarkan Abu Bakar ra, adalah (9 x 7,4 x Rp. 2.454.000,-) = Rp. 163.436.400,-.
c. Umar bin Khattab ra.
Didalam kitab Jami' Bayyanil Ilmi wa fadlih, kaangan Ibnu Abdil Barr, menerangkan bahwa Umar bin Khattab ra, telah mewasiatkan 1/3 hartanya yang nilainya melebihi nilai 40.000 (dinar atau dirham), atau totalnya melebihi 120.000 (dinar atau dirham). Dengan demikian total kekayaan Umar bin Khattab jika dinilai dengan kurs saat ini adalah dalam dirham Rp. 8,4 milliar, sedangkan dalam dinar Rp. +/- 294 milliar.
d. Ustman bin Affan ra
Saat perang tabuk beliau menyumbang 300 ekor unta, setara dengan Rp. 3 milliar, serta dana sebesar 1.000 dinar emas (Rp. +/- 2,4 milliar), Ubaidullah bin Utbah memberitakan, ketika terbunuh ustman bin Affan ra, masih mempunyai harta yang disimpan penjaga gudangnya, yaitu 30.500.000 dirham (Rp. 2.135 trilliun), dan 100.000 dinar (Rp. 245,4 milliar).
e. Abdurrahman bin Auf ra
Ketika menjelang perang Tabuk, Abdurrahman bin Auf ra, mempelopori dengan menyumbang dana sebesar 200 uqiyah emas (Rp.+/- 3,6 milliar), menjelang wafatnya beliau mewasiatkan 50.000 dinar (Rp. 122,7 milliar) untuk infaq fi sabilillah. dari Ayyub (As-syaktiani) dari Muhammad (bin sirrin) memberitaka, ketika Abeurahman bin Auf ra wafat, beliau meninggalkan 4 istri. Seorang istri mendapatkan dari 1/8 warisan sebesar 30.000 dinar emas (Rp. 73,62 milliar), dengan demikian keseluruhan istrinya memperoleh 4 x 30.000 = 120.000 dinar emas (Rp. 294,48o milliar). Maka total warisan yang ditiggalkan oleh Abdurahman bin Auf ra adalah sebesar 960.000 dinar emas (Rp. 2,355 triliun).
Luar biasa bukan, dan realitas saat ini juga menuntut arah yang sama, masuknya generasi dakwah pada tahapan dakwah yang lebih lanjut, menumbuhkan kesadaran bersama bahwa dakwah Islam membutuhkan back up kekayaan, agar mampu bersanding dan bertanding dengan kebathilan yang menghadang.
Semakin tinggi tingkat pemahaman yang diejawantahkan dalam aplikasi keseharian terhadap Islam, berimplikasi terhadap semakin tingginya kebutuhan kekayaan, dengan kata sebaliknya, jika pemahaman keIslaman anda hanya pada tataran pribadi, maka bisa jadi kekayaan anda, hanya untuk kebutuhan pribadi dan keluarga anda, namun jika pemahaman Islam anda semakin baik, maka muncul kepedulian terhadap tetangga, masyarakat, bangsa, negara, bahkan dunia, dan itu semua berimplikasi dibutuhkan kekayaan untuk menopangnya.
Dengan demikian, marilah kita sama-sama menyadari bahwa pentingnya menyeru umat Islam untuk menjadi umat yang kaya raya sama pentingnya dengan upaya yang sistematis dalam membangun aqidah umat, atau tidak perlu dipertentangkan, dan keduanya berjalan beriringan, sehinga mobilitas horizontal dan vertikal dakwah umat Islam semakin maksimal. Akhirnya cita-cita generasi yang dibentuk oleh generasi dakwah saat ini, tidak hanya mempunyai cita-cita menjadi dokter, insinyur, profesor,...juga dokter yang pengusaha, insinyur yg pengusaha, profesor yang pengusaha,......Amin.
Tulisan ini tidak bermaksud mengungkit-ngungkit ketidakadilan peta persaingan yang tidak sempurna, karena mustahil mencari kesempurnaan di dunia ini, yang ada adalah kekuatan dan kecerdasan dalam memanfaatkan peluang ditengah ketidak sempurnaan yang terjadi. Tulisan ini mengajak mendiskusikan persoalan yang tidak simetris, untuk menarik banyak pelajaran dari fenomena yang terjadi, sehingga kedepan umat Islam lebih maju, sambil memformulasikan mimpi kejayaan umat Islam tanpa menciptakan ketidak adilan bagi umat lainnya, akhirnya izzah umat Islam semakin terasa dan maslahat bagi alam semesta. Amin ya robbil alamin.
Mungkinkah, terdapat cara pandang yang kurang tepat dan mind set umat Islam terhadap kekayaan, masihkah kita membuat jarak antara pribadi yang sholeh dengan kekayaan, sama halnya saat awal dakwah masuk ke Indonesia dipersepsikan bahwa orang yang modern dan berpendidikan adalah orang yang Islamnya biasa saja (awam) dan perempuannya tidak berjilbab. Sekarang persepsi itu mampu dibalikkan oleh aktivis dakwah yang tidak pernah berhenti bekerja dan beramal, walau apapun rintangannya.
Masihkah menancap dengan kuatnya, bahwa pengusaha sukses adalah orang yang bergelimang harta dan belum tentu halal, orang yang banyak harta adalah orang yang susah memastikan hartanya bersumber dari sumber yang halal dan susah dipertanggung jawabkan, singkatnya kalau anda ingin sholeh dan tenang dalam menjalani kehidupan, maka ngak usah memaksakan diri dalam mengejar harta, anda cukup beribadah sebanyak-banyaknya untuk persiapan akhirat. Benarkah orang kaya tidak bisa beribadah dengan tenang dan banyak?
Sepertinya, ada dikotomi yang belum tentu benar antara kesholehan dengan kekayaan, menjadi wajar seseorang yang sholeh jika hanya hidup seadanya. Serta muncul persepsi kalau ada orang yang sholeh hidup berkecukupan, tinggal di kawasan Elit, mobilnya mewah, mempunyai villa, resort, hotel, bahkan mempunyai jet pribadi, dan seterusnya, maka perlu dicurigai.
Cobalah berfikir obyektif dan tetap kritis, apakah tidak boleh, sebagai seorang muslim yang baik dan saat yang sama sebagai seorang pengusaha yang sukses yang mempunyai kekayaan top dunia?, bukankah seharusnya kita bangga jika umat Islam yang sholeh dan taatlah yang diamanahkan kekayaan, sehingga alokasi dan distribusi kekayaannya adil dan menentramkan banyak orang, Bukankah ini gambaran ideal yang perlu ditanamkan ke generasi penerus.
Belajar dari Generasi Terdahulu
Telusurilah pejalanan Rasulullah dan sahabat, dengan mudah kita menemukan bahwa Rasulullah sendiri adalah seorang yang mempunyai harta yang tidak sedikit, begitu pula sahabat agung beliau, seperti Abu Bakar ra, Umar bin Khattab ra, Usman bin Affan ra, Abdurahman bin Auf ra, dan sahabat lainnya, mereka adalah sahabat nabi yang tidak diragukan lagi kemantapan aqidah Islamnya, namun saat yang sama mereka adalah pribadi-pribadi dengan kekayaan berlimpah, dan dengan kekayaan tersebutlah dakwah Islam dikembangkan sampai kepenjuru dunia.
Untuk melengkapi data seberapa besar kekayaan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW dan sahabat, berikut saya tampilkan beberapa data kekayaan Rasulullah dan beberapa sahabat, yang saya konversi dengan nilai kekinian, dengan maksud memudahkan untuk memvisualisasikan besarnya pemberian dan harta kekayaan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat:
a. Nabi Muhammad SAW
Berdasarkan Ekonografi Nabi Muhammad SAW, pada umur 12 tahun beliau sudah aktif sebagai eksportir ke Syam. Di usia 17-19 tahun beliau sudah menjadi pengusaha yang mandiri, beranjak ke usia 22 tahun beliau sudah sangat terkenal di jazirah Arab sebagai seorang profesional. Umur 25 tahun beliau menikah, menjelang usia kenabian beliau mendapat gelar pengusaha terpercaya (al amin), tokoh arbitrer dan konsultan perdagangan internasional, bentuk pengakuan "sertifikasi" paling prestisius di zamannya. Bahkan beliau sudah berbisnis sampai ke 17 negara.
Mengenai kekayaan nabi Muhammad SAW, penulis belum menemukan data lengkap, data yang ada adalah dari Abu Faris (1997), beliau memberikan mahar kepada Khadijah sebanyak 20 ekor unta (Rp. +/- 200 juta) dan 12 uqiyah emas (Rp.+/- 217 juta). Nabi Muhammad SAW pernah membagikan lebih dari 1500 ekor unta (Rp.15 milliar) kepada beberapa orang Quraisy sesudah perang Hunain. nabi Muhammad SAW juga pernah menerima 90.000 dirham (Rp. 6,3 milliar), dan uang tersebut dibagikan kepada orang sampai habis.
Syuaibi mencatat beliau membagikan al-kutaibah (pemberian rutin) kepada kerabat dan istri-istrinya beliau, sebagai berikut: kepada Fatimah 200 wasaq, Ali bin Abi Thalib 100 wasaq, Usamah bin Zaid 250 wasaq, Aisyah 200 wasaq, Jafar bin Abi Thalib 50 wasaq, Rabiah bin Harits bin Abdil Muthallib 100 wasaq, Abu bakar 100 wasaq, Aqil bin Abi Thalin 140 wasaq, Bani Jafar 140 wasaq, untuk sekelompok orang dan istri-istrinya 700 wasaq.
b. Abu Bakar ra
Ibnu Umar ra menceritakan, diawal keIslaman Abu Bakar menghabiskan dana sekitar 40.000 dirham untuk memerdekakan budak. Jika harga 1 dirham perak saat ini Rp. 70.000,- artinya yang dibayarkan Abu bakar ra untuk memerdekakan budak sebesar 40.000 x Rp. 70.000,- = Rp. 2,8 milliar. Ketika Abu Bakar ra, berkeinginan membebaskan Bilal ra, dari perbudakan, tuannya Umaiyah bin Khalaf mematok harga 9 uqiyah emas, 1 uqiyah emas senilai 31,7475 gr emas, atau setara dengan 7,4 dinar emas. Saat ini harga 1 dinar emas = Rp. 2.454.000,-, berarti uang yang dikeluarkan Abu Bakar ra, adalah (9 x 7,4 x Rp. 2.454.000,-) = Rp. 163.436.400,-.
c. Umar bin Khattab ra.
Didalam kitab Jami' Bayyanil Ilmi wa fadlih, kaangan Ibnu Abdil Barr, menerangkan bahwa Umar bin Khattab ra, telah mewasiatkan 1/3 hartanya yang nilainya melebihi nilai 40.000 (dinar atau dirham), atau totalnya melebihi 120.000 (dinar atau dirham). Dengan demikian total kekayaan Umar bin Khattab jika dinilai dengan kurs saat ini adalah dalam dirham Rp. 8,4 milliar, sedangkan dalam dinar Rp. +/- 294 milliar.
d. Ustman bin Affan ra
Saat perang tabuk beliau menyumbang 300 ekor unta, setara dengan Rp. 3 milliar, serta dana sebesar 1.000 dinar emas (Rp. +/- 2,4 milliar), Ubaidullah bin Utbah memberitakan, ketika terbunuh ustman bin Affan ra, masih mempunyai harta yang disimpan penjaga gudangnya, yaitu 30.500.000 dirham (Rp. 2.135 trilliun), dan 100.000 dinar (Rp. 245,4 milliar).
e. Abdurrahman bin Auf ra
Ketika menjelang perang Tabuk, Abdurrahman bin Auf ra, mempelopori dengan menyumbang dana sebesar 200 uqiyah emas (Rp.+/- 3,6 milliar), menjelang wafatnya beliau mewasiatkan 50.000 dinar (Rp. 122,7 milliar) untuk infaq fi sabilillah. dari Ayyub (As-syaktiani) dari Muhammad (bin sirrin) memberitaka, ketika Abeurahman bin Auf ra wafat, beliau meninggalkan 4 istri. Seorang istri mendapatkan dari 1/8 warisan sebesar 30.000 dinar emas (Rp. 73,62 milliar), dengan demikian keseluruhan istrinya memperoleh 4 x 30.000 = 120.000 dinar emas (Rp. 294,48o milliar). Maka total warisan yang ditiggalkan oleh Abdurahman bin Auf ra adalah sebesar 960.000 dinar emas (Rp. 2,355 triliun).
Luar biasa bukan, dan realitas saat ini juga menuntut arah yang sama, masuknya generasi dakwah pada tahapan dakwah yang lebih lanjut, menumbuhkan kesadaran bersama bahwa dakwah Islam membutuhkan back up kekayaan, agar mampu bersanding dan bertanding dengan kebathilan yang menghadang.
Semakin tinggi tingkat pemahaman yang diejawantahkan dalam aplikasi keseharian terhadap Islam, berimplikasi terhadap semakin tingginya kebutuhan kekayaan, dengan kata sebaliknya, jika pemahaman keIslaman anda hanya pada tataran pribadi, maka bisa jadi kekayaan anda, hanya untuk kebutuhan pribadi dan keluarga anda, namun jika pemahaman Islam anda semakin baik, maka muncul kepedulian terhadap tetangga, masyarakat, bangsa, negara, bahkan dunia, dan itu semua berimplikasi dibutuhkan kekayaan untuk menopangnya.
Dengan demikian, marilah kita sama-sama menyadari bahwa pentingnya menyeru umat Islam untuk menjadi umat yang kaya raya sama pentingnya dengan upaya yang sistematis dalam membangun aqidah umat, atau tidak perlu dipertentangkan, dan keduanya berjalan beriringan, sehinga mobilitas horizontal dan vertikal dakwah umat Islam semakin maksimal. Akhirnya cita-cita generasi yang dibentuk oleh generasi dakwah saat ini, tidak hanya mempunyai cita-cita menjadi dokter, insinyur, profesor,...juga dokter yang pengusaha, insinyur yg pengusaha, profesor yang pengusaha,......Amin.
sumber: www.okezone.com, www.republikaonline.com, www.masterfajar.com, www.wakalanusantara.com, fb: muallaf center indonesia, syariahmaqasid.blogspot.com, dan sumber lainnya.
Oleh: Jaharuddin
Saya menemukan kasus dimana sebagian orang sudah bulat tekadnya untuk tidak mencari pekerjaan lagi, misal karena sudah merasa cukup bertahun-tahun merasakan ikut berkontribusi mengembangkan suatu perusahaan. Namun ternyata tidak mudah untuk benar-benar merealisasikan langkah-langkah membuat usaha sendiri, fokus mengembangkan usaha sendiri sampai akhirnya menemukan titik kepuasan baru sebagai pengusaha sukses dengan manfaat sebesar-besarnya bagi orang banyak.
Ada beberapa kendala yang bisa terjadi seperti adanya kebutuhan minimal yang harus disediakan dalam rumah tangga agar rumah tanggan bisa berjalan dengan baik, bisa berupa kebutuhan dasar, pendidikan anak-anak, assuransi kesehatan, rumah (kredit rumah), transporasi dll. Setiap orang tua tentunya menginginkan anak-anaknya bisa sekolah pada sekolah yang berkwalitas tinggi, implikasinya adalah biaya.
Akhirnya pilihan untuk bekerja diperusahaan orang lain tetap masuk menjadi alternatif agar kebutuhan minimal untuk keluarga bisa berjalan dengan baik. Sementara tidaklah mudah sebagai pengusaha pemula untuk langsung menjdikan usahanya untung, dan memang begitulah alaminya suatu usaha butuh waktu yang terukur akhirnya usahanya bisa untung. Saat yang sama sang pengusaha barupun dihadapkan pada kondisi perbankan belum tentu langsung bisa menerima usulan proposal yang di ajukan. Lengkap sudah kegalauan sang pengusaha muda menghadapi daya tarik antara bekerja atau fokus mengembangkan usaha sendiri.
Ada beberapa cara yang bisa ditempauh jika anda menghadapi masalah seperti ini:
(a). Dalam proyeksi arus kas usaha yang anda buat, maka jangan lupa anda sebagai pengusaha (bisa direktur/owner/CEO, etc), anda telah membuat anggaran dimana anda sebagai pengusaha dari bulan wal telah mendapatkan gaji dari usaha yang anda buat, walaupun bisa jadi ini hanya keluar dari kantong kiri, masuk ke kantong kanan. Manfaat lainnya dari anda mendapatkan gaji sejak bulan pertama adalah anda akan termotivasi untuk meningkatkan pemasukan usaha anda, karena jika pendapatan semakin tinggi maka pendapatan perusahaan akan meningkat, salah satu dampaknya adalah kesejahteraan karyawan termasuk pengusaha akan meningkat. Nah persoalan bisa timbul dari mana dana awalnya? (nanti akan dibahas pada topik tersendiri).
(b). Ketika anda masih bekerja, maka berusahalah untuk menabung, sehingga ada uang tabungan yang bisa digunakan diawal-awal anda menjadi pengusaha. Untuk nominalnya tergantung kemampuan anda, menurut saya minimal 3 bulan kebutuhan pokok keluarga anda. semakin banyak tentunya semakin baik.
(c).
Ada beberapa cara yang bisa ditempauh jika anda menghadapi masalah seperti ini:
(a). Dalam proyeksi arus kas usaha yang anda buat, maka jangan lupa anda sebagai pengusaha (bisa direktur/owner/CEO, etc), anda telah membuat anggaran dimana anda sebagai pengusaha dari bulan wal telah mendapatkan gaji dari usaha yang anda buat, walaupun bisa jadi ini hanya keluar dari kantong kiri, masuk ke kantong kanan. Manfaat lainnya dari anda mendapatkan gaji sejak bulan pertama adalah anda akan termotivasi untuk meningkatkan pemasukan usaha anda, karena jika pendapatan semakin tinggi maka pendapatan perusahaan akan meningkat, salah satu dampaknya adalah kesejahteraan karyawan termasuk pengusaha akan meningkat. Nah persoalan bisa timbul dari mana dana awalnya? (nanti akan dibahas pada topik tersendiri).
(b). Ketika anda masih bekerja, maka berusahalah untuk menabung, sehingga ada uang tabungan yang bisa digunakan diawal-awal anda menjadi pengusaha. Untuk nominalnya tergantung kemampuan anda, menurut saya minimal 3 bulan kebutuhan pokok keluarga anda. semakin banyak tentunya semakin baik.
(c).
belum selesai...
Hannover, 2 Januari 2013
Sekedar catatan perjalanan, saat ke Bremen beberapa bulan yang lalu bersama warga Hannover, kita jalan-jalan ke Bremen, dan sorenya pulang. Jarak Hannover - Bremen, sekitar 2 jam perjalanan kereta api ekonomi, alhamdulillah...berjalan lancar. terima kasih pada inisiator acara ini. o..ya, terima kasih kepada akh Nurul Kamal, yang memfoto, dengan kameranya super canggih.
Kalau foto alif dan zaky sendirian, itu foto alif dan zaky saat mau berangkat ke hannover, berarti itu foto bulan Okotber 2010, karena kami berangkat ke Hannover, 24 Novermber 2010.
Oleh: Jaharuddin (Pernah nyantri di Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Al-Inayah 2, Dramaga, Bogor)
Tulisan ini saya buat bukan untuk mengkritik siapapun, cuma sebuah perenungan, melihat fenomena banyaknya amanah dakwah yang semakin hari semakin melimpah, adakalanya sebagian persoalan menjadi lamban diselesaikan. dan bisa jadi karena alasan yang logis.
Tulisan ini saya buat bukan untuk mengkritik siapapun, cuma sebuah perenungan, melihat fenomena banyaknya amanah dakwah yang semakin hari semakin melimpah, adakalanya sebagian persoalan menjadi lamban diselesaikan. dan bisa jadi karena alasan yang logis.
Tentunya menjadi rumit suatu masalah jika persepsi tingkat penting atau tidaknya masalah ternyata berbeda diantara pihak. Jika ada kesamaan persepsi, tentunya menjadi magnet semua pihak untuk secepat dan sesingkatnya menyelesaikan masalah.
Menjadi menarik untuk direnungkan, seberapa pentingkah suatu urusan cepat dijawab dan dipecahkan dalam organisasi dakwah?. Dalam dunia bisnis kecepatan dalam memutuskan suatu urusan sangat penting, sama pentingnya dengan ketepatan kualitas dan biaya. Jika terlambat dalam memutuskan, bisa jadi perusahaan rugi, misal karena gagal mendapatkan proyek atau konsumen. Saking pentingnya kecepatan dalam bisnis para pengusaha rela membayar lebih mahal agar tepat waktu (misal dalam kasus kita di Jerman tentunya berbeda tarif naik Regional Express (RE/Kereta Ekonomi), bila dibanding naik Intercity Express (ICE/Kereta Cepat), bahkan sebagian dari pengusaha, investasi membeli jet pribadi salah satu fungsinya untuk menjamin ketepatan waktu.
Dalam dunia bisnis kecepatan pada akhirnya berdampak pada "uang" dan uang merupakan darah dari bisnis. Sehebat apapun perusahaan, ketika aliran darahnya tidak lancar, maka yang terjadi adalah stroke, dan sangat menganggu bisnis, bisa-bisa jadi bubar.
Bagaimana dengan dakwah?, jika kecepatan terhambat, maka terjadi sumbatan, dan sadar tidak sadar sesungguhnya ini bisa menyebabkan "stroke" bagi lembaga dakwah, karena sumbatan-sumbatan ini bisa berakumulasi yang berakhir pada tersumbatnya roda organisasi.
Saya menangkap kesan "lambat" dalam menangani beberapa perkara dakwah, dengan berbagai alasan yang mungkin bisa difahami, seperti: "Organisasi ini kan semakin besar dan semakin banyak orang-orangnya, maka wajar saja semakin lambat"...."para pengurusnya kan bekerja, bukan hanya mengurusi dakwah", "para pengurusnya kan banyak amanah lainnya", "para pengurusnya kan juga punya rumah tangga sendiri, istri dan anak-anak yang juga harus didahulukan", .....dan seterusnya.....
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana mengatasi masalah ini, dan bagaimana seharusnya kita memposisikan kecepatan dalam mengambil keputusan?
Tahapan pertama yang perlu disamakan persepsinya adalah mengenai posisi kecepatan dalam mengambil keputusan, idealnya terjadi kesamaan persepsi bahwa kecepatan sangat penting dalam organisasi dakwah, bahkan jauh lebih penting dari organisasi bisnis sekalipun, mengapa demikian? karena organisasi bisnis berujung pada uang dan kepercayaan. Sementara organisasi dakwah lebih mulia dibanding uang dan tentunya juga berharap kepercayaan bukan hanya dari manusia namun juga berharap kepercayaan dari penciptanya manusia.
Saat yang sama disadari bahwa jargon melayani bukan hanya untuk para duta di DPR/DPRD serta eksekutif, jargon melayani sedari awal disadari oleh setiap da'i dilevel manapun, dengan demikian ketika kita mendapat amanah, maka sedari awal disadari kita akan selalu mendapat permintaan dari bawah, atas, kanan, kiri untuk melayani. Sepantasnyalah kita juga berupaya untuk mempercepat keputusan-keputusan dalam organisasi dakwah, melebihi kecepatan keputusan dalam organisasi bisnis.
Tahapan pertama yang perlu disamakan persepsinya adalah mengenai posisi kecepatan dalam mengambil keputusan, idealnya terjadi kesamaan persepsi bahwa kecepatan sangat penting dalam organisasi dakwah, bahkan jauh lebih penting dari organisasi bisnis sekalipun, mengapa demikian? karena organisasi bisnis berujung pada uang dan kepercayaan. Sementara organisasi dakwah lebih mulia dibanding uang dan tentunya juga berharap kepercayaan bukan hanya dari manusia namun juga berharap kepercayaan dari penciptanya manusia.
Saat yang sama disadari bahwa jargon melayani bukan hanya untuk para duta di DPR/DPRD serta eksekutif, jargon melayani sedari awal disadari oleh setiap da'i dilevel manapun, dengan demikian ketika kita mendapat amanah, maka sedari awal disadari kita akan selalu mendapat permintaan dari bawah, atas, kanan, kiri untuk melayani. Sepantasnyalah kita juga berupaya untuk mempercepat keputusan-keputusan dalam organisasi dakwah, melebihi kecepatan keputusan dalam organisasi bisnis.
Bagaimana caranya?
Perlu dirunut kembali satu persatu fungsi manajemen, akhirnya ketahuan dimana tersendatnya proses kecepatan dalam memutuskan. Beberapa lini yang perlu menjadi perhatian serius, adalah:
Perlu dirunut kembali satu persatu fungsi manajemen, akhirnya ketahuan dimana tersendatnya proses kecepatan dalam memutuskan. Beberapa lini yang perlu menjadi perhatian serius, adalah:
a. Kejelasan kemana suatu masalah seharusnya disampaikan (alur komunikasi, koordinasi dan pengambilan keputusan).
b. Kejelasan siapa saja yang seharusnya berhak memutuskan.
c. Keberanian pihak pimpinan untuk mendelegasikan wewenang dan memutuskan
d. Adanya pihak yang mempunyai wewenang memberikan informasi dan melacak suatu masalah sampai tuntas.
Hal lain yang juga perlu dipertajam adalah apa standar suatu keputusan tersebut dikatakan cepat atau tepat waktu. Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dibiasakan untuk menyampaikan tenggat waktu keputusan diharapkan sudah ada. dan tenggat waktu itulah yang menjadi batasan apakah keputusan tepat waktu atau tidak.
Hal lain yang juga perlu dipertajam adalah apa standar suatu keputusan tersebut dikatakan cepat atau tepat waktu. Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dibiasakan untuk menyampaikan tenggat waktu keputusan diharapkan sudah ada. dan tenggat waktu itulah yang menjadi batasan apakah keputusan tepat waktu atau tidak.
Semoga bermanfaat.
Hannover, Jerman, Musim dinggin, 30 Des 2012
Keterangan: RE = Regional Express/Kereta api kelas ekonomi dan berhenti hampir disetiap stasiun, jadi lambat. ICE = Intercity Express/Kereta api cepat.
Keterangan: RE = Regional Express/Kereta api kelas ekonomi dan berhenti hampir disetiap stasiun, jadi lambat. ICE = Intercity Express/Kereta api cepat.
Saya lupa persisnya dari mana saya dapat inspirasi kata yang saya jadikan judul tersebut, namun sejak awal saya punya blog sepertinya tahun 2008, kata tersebut saya jadikan motto, dan semakin hari semakin saya suka dengan kata tersebut, dan biar tidak multi tafsir paling tidak melalui media ini saya mencoba menjelaskan maksud kata tersebut.
Sampai saat ini baru 7 negara yang saya kunjungi (Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Mesir, Jerman, Prancis dan Polandia), dari kunjungan tersebut, saya menemukan fakta bahwasanya orang-orang Indonesia adalah orang-orang yang cerdas, tidak kalah dibandingkan dengan orang-orang dari negara manapun, sebagai contoh ilmuan Indonesia yang berada di Eropa biasanya selalu mendapatkan tempat tersendiri di kalangan ilmuan eropa lainnya, bahkan di kalangan internasional. Banyak nama yang bisa kita sebutkan sebagai contoh.
Nah, tinggal masing-masing dari diri kita mempunyai definisi tersendiri mengenai kecerdasan. Bagi saya, salah satu bentuk dari kecerdasan tersebut adalah dilihat dari seberapa besar manfaat yang tercipta dari kecerdasan tersebut. Saya memahami bahwa semakin besar manfaat yang diberikan dari apapun bentuk karya yang dihasilkan oleh seorang individu semakin cerdas dan istimewa orang tersebut. Dan sebaliknya jika hasil karya seseorang pada akhirnya memberikan kemudharatan bagi orang banyak, maka semakin tidak cerdas individu tersebut.
Dengan demikian bagi saya, bukan pencapaian gelar dan strata pendidikan yang menjadi ukuran kecerdasan, namun besarnya manfaat yang diberikan, bisa jadi seseorang hanya strata 1, atau strata 2 bahkan bisa jadi dibawahnya, namun jika hasil karyanya memberikan manfaat luas kepada masyarakat maka orang tersebut sangat pantas dikatakan cerdas. Dengan demikian maka teman-teman yang diberi karunia dari Allah menyandang gelar strata 3 (doktor) bahkan profesor, namun ternyata karyanya atau tingkah lakunya ternyata merusak masyarakat maka tidak perlu hormat berlebih-lebihan dengan orang-orang yang seperti ini, label akademiknya belum menunjukkan kecerdasan yang seharusnya.
semoga bermanfaat.
musim dingin, 30 Des 2012
Nah, tinggal masing-masing dari diri kita mempunyai definisi tersendiri mengenai kecerdasan. Bagi saya, salah satu bentuk dari kecerdasan tersebut adalah dilihat dari seberapa besar manfaat yang tercipta dari kecerdasan tersebut. Saya memahami bahwa semakin besar manfaat yang diberikan dari apapun bentuk karya yang dihasilkan oleh seorang individu semakin cerdas dan istimewa orang tersebut. Dan sebaliknya jika hasil karya seseorang pada akhirnya memberikan kemudharatan bagi orang banyak, maka semakin tidak cerdas individu tersebut.
Dengan demikian bagi saya, bukan pencapaian gelar dan strata pendidikan yang menjadi ukuran kecerdasan, namun besarnya manfaat yang diberikan, bisa jadi seseorang hanya strata 1, atau strata 2 bahkan bisa jadi dibawahnya, namun jika hasil karyanya memberikan manfaat luas kepada masyarakat maka orang tersebut sangat pantas dikatakan cerdas. Dengan demikian maka teman-teman yang diberi karunia dari Allah menyandang gelar strata 3 (doktor) bahkan profesor, namun ternyata karyanya atau tingkah lakunya ternyata merusak masyarakat maka tidak perlu hormat berlebih-lebihan dengan orang-orang yang seperti ini, label akademiknya belum menunjukkan kecerdasan yang seharusnya.
semoga bermanfaat.
musim dingin, 30 Des 2012
Akhir tahun ini saya dan keluarga masih di Hannover, seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada persiapan khusus di keluarga kami mengakhiri tahun dan menyambut tahun baru, karena memang dikeluarga kami menganggap perubahan waktu tersebut hanya biasa saja, yang sedikit berbeda hanyalah, harapan-harapan positif untuk tahun depan.
Walaupun suasana lingkungan, mengkondisikan kami seolah-olah juga ikut dalam meresapi perpindahan waktu tersebut. Di Hannover, akhir tahun biasanya dirangkai dengan perayaan natal, dan liburan panjang akhir tahun, anak-anak sekolah libur 2 pekan dalam rangka menyambut natal dan tahun baru. Namun dari pengamatan saya perayaan natal di Indonesia terutama kota besar seperti Jakarta, jauh lebih heboh dibanding perayaan natal di Hannover, bahkan di Jerman secara umum.
Sebagai pembanding, natal di Hannover, tidak terlalu kentara jika dilihat di mall, biasanya perbedaannya adalah di pasar malam menyambut natal (weinachmarkt) yang diadakan disetiap kota, kalau di Hannover disekeliling rumah kami, selama sebulan pasar malam diadakan. Isinya sebagian besar adalah makanan dan minuman, dan memang pasar malam ini sangat meriah dan ramai dikunjungi. Namun, tidak sebanding dengan banyaknya orang yang masuk ke dalam gereja yang megah dan besar-besar di kota Hannover.
Seratus meter dari rumah saya terdapat gereja tertua dan terbesar di kota Hannover, saya menyaksikan sepinya gereja tersebut pada natalan tahun ini, dan tahun-tahun sebelumnya. Entah mengapa?, salah satu alasan yang pernah saya dengarkan adalah, mereka tidak lagi menjadikan moment natalan sebagai mement ibadah yang penting, natalah bagi sebagian penganutnya, hanya sebagai sarana untuk bisa berkumpul lagi dengan keluarga, itupun bagi mereka yang masih berkeluarga. Seperti layaknya idul fitri di Indonesia, sebagian orang Jerman, menjadikan natalan sebagai sarana untuk pulang kampung, makan malam bersama keluarga dan berkumpul bersama keluarga.
Teringat beberapa tahun yang lalu di Jakarta, jika natalan, semua gereja mempersiapkan diri dengan serius, dan para penganutnya mempersiapkan diri dan bersegera untuk datang ke gereja melaksanakan rangkaian ibadahnya. Sepertinya itu tidak kita dapati di Jerman.
Yang juga menonjol lainnya, adalah kebiasaan mereka memberikan hadiah saat natalan, memang ini sepertinya masih dipertahankan sampai sekarang, anak-anak disekolah mendapatkan hadiah bisa berupa kue, coklat, dan lain-lain. Kemudian pasar-pasar mengadakan discount.
Kembali kediri kita.....
Semoga Allah menjadikan tahun depan semakin baik untuk kita semua, semakin banyak ibadah unggulan yang bisa dilakukan dan semakin banyak manfaat yang kita berikan baik untuk keluarga kita, maupun masyarakat umum. Tahun baru dengan semangat baru dan semakin menyala semangat dan energi positif dalam diri kita, untuk berkontribusi bagi kebaikan umat manusia. Amin ya robbil alamin.
Musim dingin, 30 Desember 2012
Teringat beberapa tahun yang lalu di Jakarta, jika natalan, semua gereja mempersiapkan diri dengan serius, dan para penganutnya mempersiapkan diri dan bersegera untuk datang ke gereja melaksanakan rangkaian ibadahnya. Sepertinya itu tidak kita dapati di Jerman.
Yang juga menonjol lainnya, adalah kebiasaan mereka memberikan hadiah saat natalan, memang ini sepertinya masih dipertahankan sampai sekarang, anak-anak disekolah mendapatkan hadiah bisa berupa kue, coklat, dan lain-lain. Kemudian pasar-pasar mengadakan discount.
Kembali kediri kita.....
Semoga Allah menjadikan tahun depan semakin baik untuk kita semua, semakin banyak ibadah unggulan yang bisa dilakukan dan semakin banyak manfaat yang kita berikan baik untuk keluarga kita, maupun masyarakat umum. Tahun baru dengan semangat baru dan semakin menyala semangat dan energi positif dalam diri kita, untuk berkontribusi bagi kebaikan umat manusia. Amin ya robbil alamin.
Musim dingin, 30 Desember 2012