Banyak sedikitnya perpustakaan merupakan salah satu ciri intelektualitas masyarakat, jika perpustakaan sangat mudah ditemukan, indikasi bahwa intelektualitas masyarakat dilingkungan tersebut baik dan sebaliknya.
Di Jerman sangat mudah kita menemukan perpustakaan, mulai dari perpustakaan kampus, yang terbuka seluas-luasnya bagi siapapun, termasuk bagi anda yang bukan berstatus mahasiswa, ada perpustakaan kota, dan yang unik adalah perpustakaan di areal taman gereja atau taman bermain umum lainnya. Pada kesempatan ini saya tidak membahas perpustakaan kampus dan perpustakaan kota di Jerman.
Mudah menemukan, ditaman-taman gereja atau di areal main anak-anak terdapat satu lemari buku, berisi penuh buku, yang disediakan bagi siapa saja untuk membaca, meminjam, atau bahkan mungkin mengambilnya baik untuk baca ditempat atau dibawa ke rumah. Sepertinya perpustakaan ini diadakan dalam rangka memberi jawaban dari keprihatinan pihak gereja terhadap hilangnya semangat beragama di masyarakat Jerman.
Saya sempat memperhatikan beberapa pembaca perpustakaan ini, dan saya menemukan pembaca yang datang ke perpustakaan mini ini, untuk mengembalikan buku yang pernah dipinjamnya ke rak semula. Atau bisa jadi, pembaca tersebut menambahkan koleksi buku di rak tersebut, untuk dimanfaatkan bagi orang lain. Dari perpustakaan mini ini, saya mendapatkan pelajaran kemudahan mendapatkan bahan bacaan, sarana untuk berbagi ilmu pengetahuan, kemandirian, dan edukasi kejujuran, dan tentunya juga pelajaran upaya memperbaiki intelektualitas lingkungan.
Saya sempat memperhatikan beberapa pembaca perpustakaan ini, dan saya menemukan pembaca yang datang ke perpustakaan mini ini, untuk mengembalikan buku yang pernah dipinjamnya ke rak semula. Atau bisa jadi, pembaca tersebut menambahkan koleksi buku di rak tersebut, untuk dimanfaatkan bagi orang lain. Dari perpustakaan mini ini, saya mendapatkan pelajaran kemudahan mendapatkan bahan bacaan, sarana untuk berbagi ilmu pengetahuan, kemandirian, dan edukasi kejujuran, dan tentunya juga pelajaran upaya memperbaiki intelektualitas lingkungan.
Amati, Tiru dan Modifikasi (ATM)
Saya teringat Indonesia yang sedang bergeliat kearah yang lebih baik, program seperti ini perlu diamati, ditiru dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Mungkin sudah ada, dan saya meyakini program kecil seperti ini perlu di inisiasi untuk diperbanyak di lingkungan terdekat kita, misalnya dari Yayasan Sosial, Karang Taruna, Masjid, Kampus, RT, RW, Kelurahan, Lembaga Amil Zakat, Organisasi Massa, Partai Politik, dan siapa saja yang peduli agar masyarakat mudah mendapatkan buku.
Kalau ada yang berfikiran kritis, "wah ....kalau dengan cara seperti itu akhirnya, buku-buku yang ada di lemari perpustakaan mini tersebut, lambat laun akan habis karena tidak dipulangkan oleh peminjamnya". Saya fikir fikiran kritis seperti ini tidak sepenuhnya salah, namun juga tidak mutlak benar 100%. Karena pada dasarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang jujur, dan kita perlu mencari sarana-sarana edukasi yang membuktikan bahwa kejujuran bangsa Indonesia masih terjaga dengan baik. Awalnya akan ada buku-buku yang hilang, dan diantisipasi dengan menyediakan buku catatan peminjaman buku yang diisi sendiri oleh peminjam, saat yang sama buatlah pengumuman yang isinya mengedukasi timbulnya kesadaran untuk memulangkan buku-buku yang dipinjam, agar yang lain bisa juga mengambil manfaat dari buku tersebut, dan yakinlah seiring dengan waktu akan muncul sikap kejujuran ditengah-tengah masyarakat kita.
Dan kalaupun, buku-buku di lemari perpustakaan mini tersebut, semakin hari semakin berkurang, maka ngak usah terlalu khawatir, ajaklah pihak-pihak yang peduli untuk membantu pengadaan buku, seperti perorangan, yayasan sosial, masjid, lembaga amil zakat, atau bahkan penerbit buku. Untuk perseorangan saja, saya sangat yakin ada yang tergerak mensupport pengadaan buku. Banyak perpustakaan pribadi dirumah-rumah penduduk yang belum optimal pemanfaatanya, dengan berbagai alasan, bisa karena masih dibutuhkan, bisa karena yang punya sedang diluar negeri, dll. Sayang kan...buku-buku yang berisi ilmu pengetahuan tersebut hanya menjadi pajangan didalam rumah dan tidak dibaca.
Mempunyai koleksi buku yang banyak adalah baik, dan akan lebih baik lagi jika koleksi buku yang banyak tersebut dimanfaatkan oleh banyak orang.
Jika ada orang yang tergerak untuk menjadi pioner perpustakaan seperti ini, maka para inisiator bisa bekerja sama dengan perangkat RT, RW dan Kelurahan untuk menyediakan tempatnya, dan mengandeng penerbit-penerbit buku untuk mengadakan bukunya. Pengalaman saya dulu bekerja di penerbitan buku, memberi pelajaran bahwa banyak sekali buku yang bisa disumbangkan oleh penerbit untuk kegiatan sosial penuh manfaat dan bernilai edukasi tinggi seperti ini.
Kalau ada yang menginginkan program seperti ini juga bermakna edukasi kejujuran dan bagian dari upaya pemberantasan korupsi, maka bisa juga mengandeng KPK, dan LSM Antikorupsi, serta aktivisnya untuk memberikan makna lebih pada program ini.
Mengancam penerbit buku dan Toko Buku?
Apakah program semacam ini akan mengancam penerbit buku dan toko buku?, saya menjawabnya dengan penuh keyakinan bahwa program seperti ini malah menjadi peluang bagi penerbit untuk melakukan edukasi minat baca masyarakat.
Malah seharusnya penerbit dan toko buku antusias, serta kalau perlu Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Gabungan Toko Buku Indonesia (GATBI) menginstruksikan kepada seluruh penerbit dan toko buku untuk mensupport penuh program edukasi peningkatan minat baca seperti ini, sehingga program ini bisa benar-benar menjadi kenyataan dan sukses dimana-mana.
Ketika minat baca masyarakat meningkat, banyak pihak yang diuntungkan, masyarakat semakin cerdas, kecerdasan merupakan indikasi dari peningkatan taraf hidup, akan menguntungkan semua pihak, salah satunya adalah penerbit dan toko buku.
Semoga semakin banyak pihak yang tergerak untuk menjadi inisiator program seperti ini, dan kita mengimpikan masyarakat mudah mendapatkan buku. Dan juga tidak kalah pentingnya para inisiator hendaknya melakukan seleksi terlebih dahulu terhadap buku-buku yang akan dipajang dalam perpustakaan, agar masyarakat lebih nyaman dan aman membaca. Selamat mencoba, Cerdaslah bangsa ku. Amin ya robbil alamin.
Apakah program semacam ini akan mengancam penerbit buku dan toko buku?, saya menjawabnya dengan penuh keyakinan bahwa program seperti ini malah menjadi peluang bagi penerbit untuk melakukan edukasi minat baca masyarakat.
Malah seharusnya penerbit dan toko buku antusias, serta kalau perlu Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Gabungan Toko Buku Indonesia (GATBI) menginstruksikan kepada seluruh penerbit dan toko buku untuk mensupport penuh program edukasi peningkatan minat baca seperti ini, sehingga program ini bisa benar-benar menjadi kenyataan dan sukses dimana-mana.
Ketika minat baca masyarakat meningkat, banyak pihak yang diuntungkan, masyarakat semakin cerdas, kecerdasan merupakan indikasi dari peningkatan taraf hidup, akan menguntungkan semua pihak, salah satunya adalah penerbit dan toko buku.
Semoga semakin banyak pihak yang tergerak untuk menjadi inisiator program seperti ini, dan kita mengimpikan masyarakat mudah mendapatkan buku. Dan juga tidak kalah pentingnya para inisiator hendaknya melakukan seleksi terlebih dahulu terhadap buku-buku yang akan dipajang dalam perpustakaan, agar masyarakat lebih nyaman dan aman membaca. Selamat mencoba, Cerdaslah bangsa ku. Amin ya robbil alamin.
Semoga bermanfaat.
Hannover, Jerman, 29 Agustus 2012
catatan: judul diedit menjadi Belajar Jujur dengan Perpustakaan Mini ala Jerman, judul ini diinspirasi dari judul yg diberikan redaksi kompasiana, judul awalnya Perpustakaan Mini, Gratis, Swalayan, serta edukasi Jujur di Jerman
Perpustakaan mini di gereja Markhale, Hannover, Jerman |

Pagi ini saya mendengarkan Smart Syariah di radio Smart Jakarta, pembicaranya DR. M. Syafi’i Antonio. Surat Al Jum’ah 8 – 9, mengisyaratkan kepada seluruh muslim untuk melakukan perdagangan global, nah dari diskusi tersebut terungkap bahwa eksport makanan Thailand ke Negara Timur tenggah (mungkin lebih tepatnya Saudi) lebih besar dari pada Indonesia, padahal kita tahu penduduk Thailand sedikit muslimnya, halalkah makanan yang diekspor tersebut? disisi lain yang mengirimkan banyak jama’ah Haji dan umroh ke sana adalah Indonesia. Sebenarnya kondisi dan potensi ini sudah diketahui oleh Kadin Timur Tenggah dimana bapak DR. M Syafi’i Antonio aktif disana. Namun ternyata orang-orang yang ada di Kadin Timur Tenggah lebih banyak Non Islamnya. Nah kesulitan Kadin Timur Tenggah mengarap ini adalah masih minimnya pemain muslim yang benar-benar serius untuk menggarap sektor ini. Silakan pengusaha muslim menggarap potensi ini. Go to global market.

seorang pengusaha muslim dari singapura sedang mencari rekanan bisnis untuk membuat bisnis jasa penitipan anak di tempat-tempat strategis di Jakarta, berminat hubungi jahar 085880579267
28,35% Penduduk dunia pada tahun 2006 beragama Islam, ini berarti 1.789.770.000 orang penduduk dunia beragama Islam, sedangkan jumlah populasi dunia pada tahun 2006 adalah 6.313.780.000 orang.
Sementara itu data populasi muslim di kota-kota besar eropa tahun 2007 , adalah
Marseiles 25% = 200 rb jiwa dari 800 ribu jiwa
Amsterdam 24% = 180 rb dari 750 ribu jiwa
Stockholm 20% = 155 rb dari 771.038 jiwa
Brussels 17 – 20 % = 160 – 220 ribu
Moscow, 16 – 20% = 2 juta dari 10-12 juta jiwa
London, 17% = 1,3 juta dari 7,5 juta penduduk
Birmingham, 14,3%= 139.771 jiwa
Utrecht, 13,2% = 38.300 dari 289 ribu jiwa
Roterdam, 13% = 80 ribu dari 600 ribu jiwa
Copenhagen, 12,6%= 63 ribu dari 500 ribu penduduk
Paris, 7,38% = 155 ribu dari 2,1 juta jiwa
Hamburg, 6,4% = 110 ribu dari 1,73 juta jiwa
Berlin, 5,9% = 200 ribu dari 3,4 juta jiwa
Dari data di atas paling tidak terdapat 4.781.071 jiwa muslim di 13 kota eropa, ini merupakan pasar potensial bagi penerbit buku Islam, seharusnya sangat mudah untuk menjual 3.000 eksemplar buku jika dipasarkan di eropa.
Potensi pasar
Beberapa faktor pendukung peluang pasar buku agama Islam berbahasa Inggris adalah:
1. Pendidikan dinegara-negara maju seperti Eropa, Amerika dan Australia, termasuk Singapura dan Malaisya pendidikannya tinggi.
2. Jika buku diterbitkan dalam bahasa Inggrish maka paling tidak bisa dipasarkan mulai dari Singapura, Malaisya, Eropa, Amerika dan Australia, karena mayoritas negara-negara ini mempunyai kemampuan yang baik dalam penguasaan bahasa Inggrish
3. Akan membantu meningkatkan pemahaman masyarakat muslim di negara-negara tersebut terhadap agama Islam, yang bisa jadi baru mereka anut
4. Penyebaran buku Islam di negara-negara tersebut mampunyai posisi yang sangat strategis, karena tingkat keingin tahuan masyarakat non muslim terhadap Islam semakin tinggi
5. Kemampuan beli masyarakat muslim dinegara maju tinggi
Langkah realisasi
1. Pilihlah tema buku yang tepat untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggrish
Salah satu tema yang diduga mudah untuk menjualnya di negara maju tersebut adalah tema ibadah, dan buku-buku yang memberi nasehat tanpa perlu mengurui
2. Saat yang sama lakukan survey pasar dan saluran distribusi yang bisa digunakan dalam ”mengekspor” buku kenegara tujuan
3. Jadikan Singapura sebagai pintu masuk kenagara-negara lain, seperti layaknya perdagangan yang lain
Tantangan
Tantangan yang menghadang didepan mata dalam mendistribusikan buku Islam ke negara lain adalah:
1. Belum terbangunnya saluran distribusi
2. Bisa jadi ada beberapa negara penguasaan bahasa ingrishnya juga terbatas
namun tantangan ini lambat laun harus di hadapi oleh para penerbit buku Islam, dan seiring dengan waktu maka saluran distribusi juga akan terbentuk, sambil mengetahui Taste pasar di negara-negara tersebut. Silakan siapa penerbit yang mau mencoba.
Jaharuddin
Penerbitbukuislam.blogspot.com
Sementara itu data populasi muslim di kota-kota besar eropa tahun 2007 , adalah
Marseiles 25% = 200 rb jiwa dari 800 ribu jiwa
Amsterdam 24% = 180 rb dari 750 ribu jiwa
Stockholm 20% = 155 rb dari 771.038 jiwa
Brussels 17 – 20 % = 160 – 220 ribu
Moscow, 16 – 20% = 2 juta dari 10-12 juta jiwa
London, 17% = 1,3 juta dari 7,5 juta penduduk
Birmingham, 14,3%= 139.771 jiwa
Utrecht, 13,2% = 38.300 dari 289 ribu jiwa
Roterdam, 13% = 80 ribu dari 600 ribu jiwa
Copenhagen, 12,6%= 63 ribu dari 500 ribu penduduk
Paris, 7,38% = 155 ribu dari 2,1 juta jiwa
Hamburg, 6,4% = 110 ribu dari 1,73 juta jiwa
Berlin, 5,9% = 200 ribu dari 3,4 juta jiwa
Dari data di atas paling tidak terdapat 4.781.071 jiwa muslim di 13 kota eropa, ini merupakan pasar potensial bagi penerbit buku Islam, seharusnya sangat mudah untuk menjual 3.000 eksemplar buku jika dipasarkan di eropa.
Potensi pasar
Beberapa faktor pendukung peluang pasar buku agama Islam berbahasa Inggris adalah:
1. Pendidikan dinegara-negara maju seperti Eropa, Amerika dan Australia, termasuk Singapura dan Malaisya pendidikannya tinggi.
2. Jika buku diterbitkan dalam bahasa Inggrish maka paling tidak bisa dipasarkan mulai dari Singapura, Malaisya, Eropa, Amerika dan Australia, karena mayoritas negara-negara ini mempunyai kemampuan yang baik dalam penguasaan bahasa Inggrish
3. Akan membantu meningkatkan pemahaman masyarakat muslim di negara-negara tersebut terhadap agama Islam, yang bisa jadi baru mereka anut
4. Penyebaran buku Islam di negara-negara tersebut mampunyai posisi yang sangat strategis, karena tingkat keingin tahuan masyarakat non muslim terhadap Islam semakin tinggi
5. Kemampuan beli masyarakat muslim dinegara maju tinggi
Langkah realisasi
1. Pilihlah tema buku yang tepat untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggrish
Salah satu tema yang diduga mudah untuk menjualnya di negara maju tersebut adalah tema ibadah, dan buku-buku yang memberi nasehat tanpa perlu mengurui
2. Saat yang sama lakukan survey pasar dan saluran distribusi yang bisa digunakan dalam ”mengekspor” buku kenegara tujuan
3. Jadikan Singapura sebagai pintu masuk kenagara-negara lain, seperti layaknya perdagangan yang lain
Tantangan
Tantangan yang menghadang didepan mata dalam mendistribusikan buku Islam ke negara lain adalah:
1. Belum terbangunnya saluran distribusi
2. Bisa jadi ada beberapa negara penguasaan bahasa ingrishnya juga terbatas
namun tantangan ini lambat laun harus di hadapi oleh para penerbit buku Islam, dan seiring dengan waktu maka saluran distribusi juga akan terbentuk, sambil mengetahui Taste pasar di negara-negara tersebut. Silakan siapa penerbit yang mau mencoba.
Jaharuddin
Penerbitbukuislam.blogspot.com
ide ini saya dengar dari acara Helmi Yahya di Pas FM, beliau punya ide membuat restoran berbentuk piramid. Seperti kita ketahui piramid semakin keatas semakin kecil, maka restoran ini dirancang bebrapa lantai, dan semakin ke atas semakin sedikit jumlah kursi yang tersedia, dan semakin keatas semakin mahal/premium harganyanya. jadi orang-orang akan berlomba-lomba untuk mendapatkan seat yang paling atas, karena ini akan memperlihatkan status masing-masing orang yang berkunjung.
baru-baru ini PO Nusantara meluncurkan produk Omah Mlaku, dimana sebuah Bus yang bisa dijadikan tempat istirahat, rapat, koneksi internet,dan sebagainya.Hal yang sama juga bisa dilakukan bagi produsen mobil pribadi untuk membuat mobil pribadi yang bangkunya bisa di lipat menjadi tempat tidur, hal ini diperuntukkan bagi kota yang sangat macet seperti Jakarta, jadi bisa mengurangi stress ketika dalam perjalanan datang ke kantor dan pulang dari kantor, dan bisa ditambahkan dengan koneksi internet, lemari pakaian, lemari es tempat minuman, makanan dan buah, dan fasilitas lainnya seperti kamar mandi mini, sehingga bisa membersihkan badan ketika habis bekerja , biar istirahat dalam perjalanan bisa nyaman, dan bisa berganti pakaian.
ide ini dilatar belakangi, oleh kondisi makro dan lingkungan yang semakin "susah", mengapa saya katakan demikian, ketika kita membaca koran di pagi hari, maka rata-rata berita yang kita temui adalah korupsi, kejahatan, rakyat semakin miskin, dll kondisi yang jelek, kalau kita dengar radio ketika dalam perjalanan ke kantor, juga berisi yang sama, kesusahan, yang semakin menjadi-jadi, macet, dll, kalau kita lihat TV, beritanya juga sama, perceraian, koruptor, pembunuhan, kejahatan, dan segudang penyakit masyarakat lainnya.sadar tidak sadar berita tersebut menganggu keperibadaian kita, semua "masalah" menjadi sarapan dan makanan kita sehari-hari.sebagaian orang sudah menyarankan dan menerapkan untuk tidak baca media lagi, atau kalau tidak, bisa juga dengan membaca media di sore hari, jadi bisa mengurangi presure akibat membaca, mendengar atau melihat media. atau lebih ideal lagi kalau "putus hubungan dengan media". saya fikir ini juga tidak sehat, karena alamiahnya akal kita butuh makanan berupa informasi dan ilmu pengetahuan.Namun ini sekalian peluang bagi semua orang untuk membuat media yang mengulas masalah dengan sudut pandang, positif, dan membangun optimisme yang baca, mendengar atau melihat media. saya namakan media positif, bisa berupa majalah, koran, radio ataupun TV bahkan bisa internet, dll.jadi ketika orang menikmati media ini, maka semangat kerja tetap tinggi, tidak menambah masalah baru, dan membangun sikap optimisme. semoga bermamfaat.
Dalam perjalanan ketika kita di pesawat, sudah lazim kita melihat ada penjualan barang-barang/souvenir ketika dalam perjalanan. Hal yang belum dilakukan adalah penjualan buku-buku berkualitas. Menurut saya ada prospeknya karena sebagian besar pengguna pesawat adalah kalangan menengah ke atas, yang diduga berpendidikan dan mempunyai penghasilan. Biasanya mereka ini adalah pangsa pasar yang tepat untuk produk buku, kemudian bisa jadi untuk mengisi waktu dalam perjalanan mereka butuh bacaan, seperti koran, majalah atau buku. Nah ini peluang, tinggal hubungi maskapainya, masukkan buku-buku berkualitas dan menghibur di katalog penjualan maskapai yang bersangkutan, trus suplai stocknya pada setiap pesawat. Jalan. Salah satu buku yang mungkin bisa dicoba misalnya la Tahzan, Laskar pelanggi, Ayat-ayat cinta, dan buku-buku relevan lainnya. Selamat mencoba. Dan semoga bermamfaat
Ide ini muncul ketika salah seorang artis Indonesia tidak mandi 4 hari karena, kunci apartemennya hilang, disisi lain kita sering juga mendengar banyak orang yang kehilangan kunci mobil, motor, dan lain sebagainya yang bikin repot pemiliknya. Atau bisa jadi kita sendiri pernah mengalami kerepotannya jika kehilangan kunci mobil misalnya, atau ketinggalam kunci mobil didalam. Nah kenapa tidak diadakan saja, jasa penitipan kunci, jadi ketika ada orang kehilangan kunci, baik apartemen, mobil atau apapun jua, maka tinggal telepon jasa penitipan kunci, sebutkan no seri penitipan, atau no plat mobil, maka petugas jasa penitipan mobil meluncur dengan motor ke tempat kejadian, sangat membantu kan?, ide ini didengarkan dari siaran Helmi yahya di salah satu stasiun radio. Semoga bermamfaat.
ide ini muncul ketika ada teman yang diundang untuk mengikuti pelatihan collector berbasis syariah, setelah teman saya mengikutinya maka dia bercerita bahwa base teori dan pembahasan yang didapatkan adalah Perbankan. agak jauh berbeda dengan industri penerbitan dimana teman saya bekerja.nah akhirnya saya terfikirkan, menarik juga kalau ada yang mau mengadakan sharia collection skliss & strategy in publishing, jadi fokusnya pada industri penerbitan, sepengetahuan saya jumlah penerbitan buku saja di Indonesia, lebih dari 600 perusahaan, apalagi kalau dihitung juga penerbitan majalah, koran, dll, tentunya banyak kan...nah, topik yang bisa di angkat bisa berupa:
1. Prinsip-prinsip dan esensi penagihan berbasis syariah
2. Manajemen resiko pada penagihan syariah
3. Dasar-dasar strategi penagihan syariah
4. Aspek psikologis dan cara berkomunikasi efektif dalam aktivitas penagihan syariah
5. Teknik negosiasi untuk debitur individual
6. Teknik penagihan berbasis solusi
7. teknik penagihan dibitur komersial syariahsilakan siaapa yang mau melakukannya
semoga bermamfaat.
1. Prinsip-prinsip dan esensi penagihan berbasis syariah
2. Manajemen resiko pada penagihan syariah
3. Dasar-dasar strategi penagihan syariah
4. Aspek psikologis dan cara berkomunikasi efektif dalam aktivitas penagihan syariah
5. Teknik negosiasi untuk debitur individual
6. Teknik penagihan berbasis solusi
7. teknik penagihan dibitur komersial syariahsilakan siaapa yang mau melakukannya
semoga bermamfaat.