Seorang anak laki2 tunanetra duduk di tangga sebuah bangunan dengan sebuah topi terletak di dekat kakinya. Ia mengangkat sebuah papan yang bertuliskan: 'Saya buta, tolong saya.' Hanya ada beberapa keping uang di dalam topi itu.
Seorang pria berjalan melewati tempat anak ini. Ia mengambil beberapa keping uang dari sakunya dan menjatuhkannya ke dalam topi itu. Lalu ia mengambil papan, membaliknya dan menulis beberapa kata. Pria ini menaruh papan itu kembali sehingga orang yang lalu lalang dapat melihat apa yang ia baru tulis.
Segera sesudahnya, topi itu pun terisi penuh. Semakin banyak orang memberi uang ke anak tuna netra ini. Sore itu pria yang telah mengubah kata-kata di papan tersebut datang untuk melihat perkembangan yang terjadi. Anak ini mengenali langkah kakinya dan bertanya, 'Apakah bapak yang telah mengubah tulisan di papanku tadi pagi? Apa yang bapak tulis?'
Pria itu berkata, 'Saya hanya menuliskan sebuah kebenaran. Saya menyampaikan apa yang kamu telah tulis dengan cara yang berbeda.' Apa yang ia telah tulis adalah: 'Hari ini adalah hari yang indah dan saya tidak bisa melihatnya.'
Bukankah tulisan yang pertama dengan yang kedua sebenarnya sama saja?
Tentu arti kedua tulisan itu sama, yaitu bahwa anak itu buta.
Tetapi, tulisan yang pertama hanya mengatakan bahwa anak itu buta. Sedangkan, tulisan yang kedua mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka sangatlah beruntung bahwa mereka dapat melihat. Apakah kita perlu terkejut melihat tulisan yang kedua lebih efektif?
Moral dari cerita ini: Bersyukurlah untuk segala yang kau miliki. Jadilah kreatif. Jadilah innovatif. Berpikirlah dari sudut pandang yang berbeda dan positif.
Ajaklah orang-orang lain menuju hal-hal yang baik dengan hikmat. Jalani hidup ini tanpa dalih dan mengasihi tanpa rasa sesal. Ketika hidup memberi engkau 100 alasan untuk menangis, tunjukkan pada hidup bahwa engkau memiliki 1000 alasan untuk tersenyum.
Hadapi masa lalumu tanpa sesal.
Tangani saat sekarang dengan percaya diri.
Bersiaplah untuk masa depan tanpa rasa takut.
Peganglah iman dan tanggalkan ketakutan.
Orang bijak berkata, 'Hidup harus menjadi sebuah proses perbaikan yang terus berlanjut, membuang kejahatan dan mengembangkan kebaikan... Jika engkau ingin menjalani hidup tanpa rasa takut, engkau harus memiliki hati nurani yang baik sebagai tiketnya.
Hal yang terindah adalah melihat seseorang tersenyum..
Tapi yang terlebih indah adalah mengetahui bahwa engkau adalah alasan di belakangnya! !!
May God bless you all....
Yth rekan-rekan,
Mohon bantuannya untuk memberikan pekerjaan kepada teman kami di atas yang kehilangan pekerjaannya bulan lalu, dikarenakan kontrak pekerjaannya sudah selesai,
Berhubung yang bersangkutan masih perlu menafkahi keluarganya serta membayar berbagai cicilan kebutuhan rumah tangga serta hutang-hutang lainnya kepada berbagai pihak, maka ia sangat berharap bisa mendapatkan pekerjaan kembali.
Pengalaman yang bersangkutan selama bekerja adalah yang berhubungan dengan kemasyarakatan juga di Marketing walaupun kebanyakan apa yang dijanjikan sering kali tidak dapat dilaksanakan dan terlalu banyak bicara.
Bila ada pekerjaan yang cocok dibagian marketing, mohon diberikan kesempatan, bila tidak ia bersedia untuk bekerja di bagian Cleaning Service, petugas keamanan (pernah menjadi tentara, tapi kemudian dikeluarkan karena tidak berani maju ke medan perang dan lebih memilih memasak di kantin prajurit).
Di atas foto dari kawan kami tersebut yang kini kebingungan karena kehilangan pekerjaan.
“Janganlah Melawan kaidah-kaidah yang berlaku di alam ini, sebab ia akan mengalahkanmu. Akan tetapi, tundukkanlah ia, manfaatkanlah ia, alihkan arusnya, dan gunakanlah sebagiannya untuk menaklukkan sebagian yang lain. Setelah itu tunggulah kemenangan yang tidak lama lagi akan datang kepadamu” (Mu’tamar Khamis)
akhir 2008, dr. Radiana DA,M.Biomed, diundang untuk presentasi poster penelitian tentang stem cell di kota leipzig, Jerman
sedang ada pameran di aceh, sekaligus shilaturahmi dengan relasi di aceh, ditemani bapak arafar SE, kita jalan-jalan. jazakallah pak arafar.
bersama ust. Bramadji Abdurahman (Manager HRD Pustaka Al-Kautsar, diajak ke Ucok Durian oleh teman-teman cabang Medan, saat kunjungan kerja ke Medan.
desember 2008, saya berkunjung ke cabang batam, di foto bersama Ade Verid (Kepala Cabang Batam), Ahmad Fauzi Nst, ST, dan Nanik Wahyuni.
Apa yang seharusnya saya lakukan?
Pertanyaan:
yth bapak Mario.
Saya karyawan swasta berumur 28 th, sudah 4 tahun bekerja di perusahaan skala menengah. selama 4 tahun alhamdulillah karir saya bagus, dengan pendapatan, diatas rata2 bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis.
Nah saya merasa akhir-akhir ini tidak memiliki tantangan lebih, terutama peluang mobilitas vertikal. kemudian saya juga merasakan adanya hambatan komunikasi antara saya dan direktur, saya melihat perusahaan ini masih punya peluang besar asal dikelola dengan lebih baik, tapi sepertinya direktur tidak bisa mengikuti perkembangan manajemen yang lebih baik dan lebih modern, hal lain adalah saya belum yakin apakah saya akan menghabiskan umur saya di perusahaan yg seperti ini?
Apa yang seharusnya saya lakukan? apakah ini karena ego saya, atau apakah bijak keluar mencari tantangan yang lebih menantang? atau tetap di sini dengan menerima apa adanya?.
Namun saya tidak putus asa, selagi saya masih di perusahaan sekarang, saya akan tetap memberikan yang tebaik untuk perusahaan.
Jaharuddin (Karyawan swasta di Jakarta Timur)
--------------------------------------------------------------------------------
Mario Teguh menjawab:
Terima kasih atas pertanyaan Bapak yang baik.
Super sekali Pak Jaharuddin! Saya turut bangga dengan pribadi berkompetensi super yang juga memiliki pandangan positif seperti Bapak.
Pak Jaharuddin yang sangat profesional, sebetulnya, cara termudah untuk mencapai keprimaan pribadi adalah dengan menjadi pribadi impian kita, Super Self kita.
Setiap pribadi mengawali keinginannya untuk mencapai keprimaan diri dengan sebuah imajinasi yang besar. Jadi, prioritaskan yang positif. Jangan boroskan waktu dan tenaga untuk hal-hal yang tidak mendekatkan diri kita kepada keberhasilan besar. Jangan berlama-lama memikirkan resiko dari sebuah pilihan bertindak. Fokuskan penggunaan waktu pada melayani ketertarikan Anda untuk berhasil.
Pak Jaharuddin, pilihan-pilihan perubahan berkelas demikian terbuka bagi Anda. Sebagian perubahan harus ditunggu. Dan sebagian lain yang lebih penting -harus dilakukan.
Hampir semua orang yang sedang tertawan dalam borgol-borgol karir – membiarkan diri mereka menua dalam perasaan terseret-seret oleh kesadaran bahwa mereka harus melakukan sesuatu, tetapi tidak pernah tegas menemukan kekuatan untuk membuat keputusan perubahan itu. Memang ada keputusan-keputusan yang tidak bisa didahului kecuali ditunggu, seperti kematangan alamiah mangga di dahan tempatnya menggantung. Tetapi apakah kita tahu pasti bahwa kita sedang menunggu sebuah kematangan? Ataukah waktu kematangan bagi kita itu sudah lama lewat, dan sekarang sebetulnya kita menemani mangga yang sedang membusuk?
Pak Jaharuddin, jika pilihan terbaiknya adalah pelayanan terbaik pada atasan, maka pastikan atasan mendapatkan kepedulian yang tulus dari Anda. Karena kepedulian Anda, menentukan kekuatan dari pesan Anda.
Semakin tulus Anda dalam menyampaikan kepedulian Anda bagi perbaikan dan kebaikan, akan semakin kuat pesan perubahan yang Anda sampaikan. Karena, ketika Anda menyampaikan pesan dalam suasana hati yang tulus dalam kepedulian, Anda akan tampil dan terdengar lebih ekspresif. Dan dengannya, pesan Anda akan memiliki nilai dengar dan nilai anutan yang lebih berdampak.
Begitu dulu ya Pak Jaharuddin?
Salam Super
Mario Teguh
sumber:http://www.mtsuperclub.com/content/index.php?option=com_content&task=view&id=464&Itemid=99999999
melalui forum ini saya sangat berterima kasih atas nasehat bapak Mario Teguh, semoga Allah memberikan limpahan pahala kepada bapak, dan Allah memudahkan setiap langkah bapak. Amin.
salam super.
jaharuddin
Sudah belasan tahun saya mengenal sosok dan pribadi Zulhamli Alhamidi tanpa pernah menemukan kesalahannya sedikitpun kecuali satu kali ini saja. Saya prihatin dan bertanya-tanya apakah manusia memang tidak boleh khilaf suatu saat? Tulisan ini saya niatkan dalam rangka memenuhi salah satu hak-hak ukhuwwah beliau sebagai saudara saya sesama muslim.
Uda Zul, begitu panggilan akrabnya di kalangan anak-anak Rohis sejak jadi aktivis da’wah di kampus UNJA. Saya pun sekampus dengan beliau, cuma saya FE 93 sedangkan beliau Fapet 94. Tapi sejak sama-sama ngantor di Fraksi PKS, saya ikut memanggilnya Uda Zul karena memang usia beliau lebih tua 1 tahun dari saya. Saya juga satu majelis ta’lim dengan istri beliau, Mbak Lisa.
Da Zulhamli adalah anggota dewan paling miskin di DPRD Kota Jambi menurut ekspos LHKPN versi BPK tahun 2004 dengan asset pribadi ‘hanya’ Rp.3,5 juta saja (diikuti 3 rekan F-PKS lainnya yang sama-sama termasuk paling miskin, selain mas Hizbullah). Berita itu juga bikin polemik di koran lokal saat itu, karena Uda Zul memang sangat sederhana. Selain masih tinggal numpang di rumah mertua walau sudah punya 2 anak, Da Zul juga punya motor ‘butut’ yang selalu menemaninya ke manapun. Bahkan motor tua milik Da Zul sempat menginspirasi saya untuk bikin puisi (maaf file-nya belum ketemu). Dan motor tuanya itu sempat patah jadi dua saat suatu malam beliau ditabrak oleh pemuda yang sedang ngebut di dalam gang dalam perjalanan beliau menuju tempat Mabit ikhwan.
Ada dua momen yang paling berkesan tentang Da Zul dalam interaksinya dengan saya. Pertama, saat suatu hari saya datang ke Fraksi pagi-pagi dalam keadaan sangat lapar dan lemah karena tidak makan malam dan belum pula sarapan padahal saya sedang hamil. Dalam keadaan pusing dan gemetar karena benar-benar tak sanggup berdiri dan melangkah kuatir mendadak pingsan, Uda Zul tiba-tiba muncul di Fraksi. Saya sempat sungkan dan malu ingin meminta tolong Uda Zul memesan makanan ke kantin, tetapi pandangan mata saya sudah mulai agak gelap. Akhirnya dengan suara agak pelan, terucap juga permintaan tolong itu ke Da Zul. Saya pikir kalau saya akhirnya pingsan, bukankah Da Zul juga yang repot? Saya sangat merasa kurang sopan menyuruh seorang bapak dua anak, apalagi dengan level kaderisasi lebih tinggi dari saya, melakukan hal sepele seperti beli sesuatu ke kantin. Tapi alhamdulillah Da Zul benar-benar membantu saya pagi itu.
Yang kedua, saat polemik Pansus Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Penerapan PP.41/2007 di mana saya dipercaya menjadi Ketua Pansus di DPRD Kota Jambi. Posisi saya sangat sulit waktu itu, dilematis. Kesediaan Da Zul menjadi juru bicara Pansus, membacakan hasil kesimpulan Pansus di Rapat Paripurna walaupun berbeda pendapat dengan sikap akhir (stemmotivering) Fraksi PKS, sangat saya hargai. Pansus maunya ada penghematan anggaran melalui perampingan dinas sehingga sepakat dengan 9 Dinas saja dari Formasi 13 Dinas yang ada. Tetapi PKS pada menit-menit terakhir setelah masa lobi yang cukup alot, justru fix di formasi 14 Dinas mengikuti Golkar sebagai rekan koalisi Pilwako saat itu. Saya dan Da Zul sebetulnya utusan Fraksi yang tidak terlalu sepakat dengan hasil kesimpulan Pansus, tetapi toh khalayak juga taulah sikap pribadi kami tentu berafiliasi ke sikap akhir Fraksi PKS.
Beliau sosok yang pendiam, hanya bicara jika perlu saja. Dia orang yang sensitif, mudah tergugah hati. Da Zul pernah pingsan dalam suatu muhasabah sewaktu ada Dauroh Aleg PKS di Bengkulu. Da Zul juga pernah tiba-tiba menangis saat pidato membacakan Pandangan Umum Fraksi PKS saat santer menolak rehab gedung DPRD yang bakal menghabiskan dana APBD belasan miliar rupiah. Dan sehari setelah musibah dirinya dirazia di panti pijat itu, Da Zul juga 2 kali pingsan sebelum akhirnya datang ke DPW PKS Jambi untuk menghadapi konfrensi pers, lalu menyatakan mundur dari DPRD Kota Jambi sekaligus mundur dari pencalegannya di Dapil Jambi Timur-Pelayangan.
Jabatan terakhir Da Zul di DPRD Kota Jambi selain beliau adalah Wakil Ketua Fraksi PKS, beliau akhir Desember 2008 kemarin baru menyelesaikan tugasnya sebagai Wakil Ketua Komisi B. Di struktur partai, beliau adalah salah seorang Ketua Bidang di DPW. Beliau juga aktif di berbagai kegiatan di DPD dan DPC.
Saya tidak melihat ada gaya hidup yang berubah signifikan setelah Da Zul menjadi Aleg. Hingga saat ini beliau dan keluarganya masih ngontrak rumah sederhana di Talang Banjar (karena ada tuntutan Aleg PKS harus tinggal di Dapilnya). Di rumahnya pun tidak ada barang mewah. Selain motor tuanya itu, hanya tampak satu lemari penuh buku, televisi di ruang keluarga, room set anak-anak dan seperangkat kompor gas di dapur si ummi. Tidak ada sofa di sana, boro-boro koleksi keramik mewah!! Tamu yang datang terpaksa duduk lesehan di atas karpet sederhana. Kalaupun Da Zul sesekali bawa mobil Carry edisi lama, itu sebetulnya mobil milik mertuanya, kadang-kadang dipakai untuk menjemput anak-anaknya: Ainun, Ahmad dan si kecil Aziz.
Uda Zul memang sangat gemar olahraga Badminton seperti bapak-bapak anggota dewan yang lain. Kantor kami memang punya gedung olahraga sendiri, sehingga keluarga besar DPRD Kota bisa leluasa memanfaatkan waktu luang di situ. Di kantor, teman-teman Fraksi lain mengakui Da Zul cukup lihay main bulu tangkis ini. Mungkin saking semangat, badan Uda Zul sering pegal-pegal, saya yakin bapak-bapak sparing partner dia juga begitu jika terlalu menguras energi. Diakui oleh rekan-rekan sejawat, kalau pegal mereka kadang mampir rame-rame ke Panti Pijat Sehat Bersih yang lokasinya cukup dekat dari kantor dan memang punya izin operasional resmi dari Pemerintah Kota. Bahkan sesekali bapak-bapak itu bawa istri mereka sekedar pijat refleksi karena memang pengunjung laki-laki dan perempuan dibedakan tempat dan petugas yang melayaninya, harus sama-sama laki-laki atau sama-sama perempuan (Itulah yang saya heran mengapa pada kasus Da Zul koq justru petugasnya lain jenis? Menurut wartawan yang ikut Razia tetapi tidak ikut menjelek-jelekkan Aleg PKS di media, ada kemungkinan razia itu direkayasa. Tapi maaf saya tidak ingin buka di sini karena kuatir pencemaran nama baik pihak tertentu).
Yach… siapa sangka hobby berolahraga ini justru menjadi sandungan di belakang hari. Mungkin Allah ingin mengingatkan bahwa ada tupoksi Aleg yang lebih penting daripada sekedar riyadhoh. Wallohu a’lam.
Yang pasti, kinerja dan keikhlasan Uda Zul dalam beramal jauh lebih baik dibandingkan saya. Apa yang telah terjadi atas Da Zul adalah pertanda Allah masih sayang sama beliau, Allah mungkin sedang mempersiapkan rencana yang lebih baik untuk beliau dan keluarganya.
Tetapi terus terang kami di Fraksi belum siap kehilangan… Seseorang yang pergi begitu saja karena media lokal, nasional, cetak, elektronik, bahkan internet secara sistematis telah terlanjur membunuh karirnya tanpa ampun sampai beliau sangat malu dan tak punya muka lagi untuk sekedar datang ke kantor. Padahal tidak ada Perda dan aturan KUHP / KUHAP yang beliau langgar saat peristiwa di Panti Pijat itu. Beliau sedang pijat tradisional di tempat resmi dan petugas resmi, tidak ada asumsi razia yang dia langgar tapi Satpol PP dan Poltabes – dengan alasan mengamankan Pejabat Daerah – telah menggiring publik menuduh dia berbuat mesum dengan pemijat. Astaghfirullah… Kasihan Uda Zul. Sebagai kader Partai Da’wah, Dewan Syari’ah PKS lebih berhak menilai sejauh mana kesalahan beliau. Dan inisiatif pengunduran diri dari DPRD maupun dari pencalegannya di Pemilu 2009 adalah sebuah inisiatif yang patut dihormati. Bahkan itu sebetulnya masih terlalu berlebihan.
Kali terakhir saya bertemu dengan Uda Zul di DPRD – subhanalloh saya rasanya mau nangis lagi… - kami berlima duduk bersama di Fraksi PKS di Lantai 2, ngumpul saja karena Jum’at pagi itu tidak ada agenda rapat. Bang Dede sedang ngonsep Pandangan Umum RPJP di laptop, Mas Hiz baca koran, saya baca majalah Ghoib buat persiapan ngisi Rohis sejam lagi, sedangkan Bang Zay seingat saya baca printout PP.8/2008. Lalu Uda Zul? Dia serius memperhatikan HP-nya menyetel tilawah Qur’an (kalo gak salah, surat Al.Anfaal, taujih robbani yang paling mengena jelang Pemilu 2009). Murottal itu distel Da Zul agak keras sehingga saya yakin terdengar dari lantai bawah ruang Fraksi. Dan kami berlima cukup lama saling diam menyimak ayat-ayat Allah di sela kegiatan masing-masing, sampai menjelang jam 11 siang saya pamit duluan mau ke SMA 5….
Ah, Da Zul!! Ketika saya menjenguk ke rumahnya pasca pemberitaan itu untuk bertemu dengan istrinya (Mbak Lisa), hanya sekilas saya lihat Da Zul membukakan pintu untuk kami. Selebihnya, beliau lebih memilih masuk ke dalam. Hanya ada Mbak Lisa dan anak-anak yang menyambut kami dengan sejuta kesabaran di antara suara tertahan dan sesak di dadanya. Sementara mereka tegar, kami yang memandangi malah menangis. Sama seperti Da Zul, saya juga sudah belasan tahun mengenal Mbak Lisa sejak di Kampus, kami seangkatan 93. Selain dikenal sangat sabar dan pendiam, istri Da Zul juga seorang pekerja keras. Beliau guru SD Islam Terpadu Nurul Ilmi. Bayangkan bagaimana Mbak Lisa harus menghadapi ratusan wali murid yang bertanya-tanya tentang kejadian itu. Sementara anak-anak bertanya, “Ummi… Mengapa Abi tidak ngantor?”
Kasus razia panti pijat itu pahit banget yak!! Tidak terbayang kalau dalam sisa masa jabatan yang tinggal sekitar 5 bulan ini mendadak harus menghadapi drama voting di ruang Paripurna, sementara suara PKS kurang 1 orang… Walaupun saat ini isu pemecatan Kepala Satpol PP akibat salah ringkus di razia itu sudah disepakati oleh semua Fraksi di DPRD Kota Jambi (di sini total ada 40 kursi), kecuali Fraksi PKS memilih abstain untuk menjaga objektivitas. Saya masih tidak habis pikir, bukankah istri Kepala Satpol PP itu juga seorang akhwat PKS? Ah, otak saya masih bebal membaca situasi politis terselubung di balik penangkapan berdalih pengamanan Pejabat itu. Tapi semua respon dan dukungan dari internal DPRD Kota Jambi tidak akan mengembalikan kehidupan Da Zul seperti sedia kala. Mungkin butuh bertahun-tahun untuk pulih, entahlah.
Saya ingin katakan bahwa mungkin Uda Zul bersalah secara syari'ah (baca: berdosa) dan kasus ini sudah diambil alih DPP. Tetapi tidak layak kita ikut-ikutan memojokkan beliau. Dalam hearing Komisi A sepekan setelah kejadian itu, saya katakan kepada perwakilan Poltabes, Satpol PP, dan rombongan wartawan PWI yang hadir, "Al insaan makaanul khotho' wa khoiru khothoo-ihaa at tawwabiin." (Manusia adalah tempat berbuat salah dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang mau bertaubat).
Sebagai sesama muslim, beliau adalah saudara kita yang punya hak-hak ukhuwwah dan harus kita tunaikan. Cukuplah beban vonis sosial yang ditanggungnya. Ingatlah istri dan anak-anak serta keluarga besar beliau ikut menanggung apa yang dirasakan Uda Zul. Sementara apa yang sudah kita lakukan hari-hari ini? Apakah memang kita merasa lebih baik akhlaqnya dibanding beliau? (Terutama untuk saya pribadi dan 1112 Aleg PKS se-Indonesia, kiranya lebih berhati-hati terhadap potensi jebakan dari lawan-lawan politik)
Wallohu a'lam.
dari http://pur76.multiply.com/
Komentar:
saya berinteraksi dengan da zul, semenjak saya masuk FE UNJA tahun 95, saya yuniornya mbak pur di FE, saya berinteraksi dengan beliau di rohis universitas, majlis taklim sholahuddin UNJA,sampai ke KAMMI Daerah Jambi, bahkan saya dengan da Zulhamli Al-Hamidi, S.Pt, akh Dede Firmansyah,SP (Rekan da zul di DPRD Kota Jambi), akh Agus Supriadi,S.Pt,MSi (Dosen di Palembang), pernah sama-sama "numpang" jadi marbot di KAMMI Daerah jambi, sewaktu itu sekretariat KAMMI daerah jambi ada di rumah ibu Munawir sungai kambang, saya masih ingat untuk berhemat (atau lebih tepatnya ngak punya uang untuk makan malam), setelah sholat magrib di masjid nurdin hasanah kita berempat masak nasi trus beli pecel lele, tanpa ayam dan lele, cuma beli tahu dan tempenya, trus sambalnya di banyakin, agar bisa makan semua) beginilah cerminan ke sederhanaan da zul, sampai sekitar 1,5 bulan sebelum kejadian di panti pijat itu, saya menemani da zul, di jakarta setelah selesai rapat, beliau menyempatkan diri untuk beli atribut, dan saya di ajak, ketika beli atribut PKS, saya didalam hati merasa bangga da zul tidak berubah, karena tidak sungkan-sungkan membeli atribut PKS yang banyak (seingat saya 1 juta lebih), tanpa rasa merugi sedikitpun, bahkan beliau cerita kalau beli rompi, maka biasanya setelah pulang dari jaulah (perjalanan ke daerah binaan), biasanya rompinya di tinggalkan di kader di daerah tersebut.
saya kaget ketika media massa menguliti da zul, dan saya tabayun (klarifikasi), ternyata tidak seperti di media massa...saya hanya berharap da zul sekeluarga bisa bersabar, dan ikhwafillah lebih bijak melihat kader yang sedang terdzolimi....saya yakin da zul, mbak Lisa, dan mujahid-mujahid kecilnya bisa istiqomah dengan ujian ini, termasuk keluarga besar da zul dan mbak lisa, semoga tetap solid dan berhasil keluar sebagai pemenang dalam ujian ini. Amin. ALLAHU AKBAR.3x
Jaharuddin
yunior da zul di LDK dan di KAMMI Daerah Jambi
>Barang siapa yang meninggalkan berlebihan dalam bicara, ia akan memperoleh hikmah
>Barang siapa yang meninggalkan berlebihan dalam pandangan, ia akan memperoleh kekhusyu’an
>Barang siapa yang meninggalkan berlebihan dalam makanan, maka ia akan diberi kelezatan beribadah
>Barang siapa yang meninggalkan berlebihan tertawa, ia akan memperoleh kewibawaan
>Barang siapa yang meninggalkan kecintaan dunia, ia akan mendapatkan cinta akhirat
>Barang siapa yang meninggalkan sibuk oleh aib orang lain, maka ia akan memperoleh kesibukan memperbaiki aibnya sendiri
(Seorang ahli hikmah)
Lima hal yang jika ada pada seseorang,berarti Allah telah mengumpulkan keimanan untuknya
1. Nasehat Karena Allah dan Rasulnya
2. Mencintai Allah dan Rasulnya
3. Mencurahkan keridhoan untuk manusia dan menghindari kemurkaan mereka
4. Menyambung shilaturahim
5. Jika keadaannya ketika sendirian sama dengan keadaannya ketika di kermaian
(Hasan bin Athiyah)
“Bersegeralah Kalian menuju amal Shaleh karena akan terjadi fitnah-fitnah seperti potongan gelapnya malam, dimana seorang mukmin bila berada di waktu Pagi dalam keadaan beriman maka di sore harinya menjadi kafir dan jika di sore hari dia beriman maka di pagi harinya dia menjadi kafir dan dia melelang agamanya dengan benda dunia” (HR.Muslim)
Alhamdulillahirrobbil alamin.
Syukur kepada Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya penelitian dan penulisan tesis di program magister Biomedik dapat terselesaikan. Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak selama masa perkuliahan, penelitian, sampai terselesaikannya tesis ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. dr. Jeanne Adiwinata Pawitan, PhD selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing I tesis, untuk seluruh waktu, bimbingan, dedikasi pemikiran, bantuan dan dukungan dalam keseluruhan proses akademis di Magister Ilmu Biomedik FKUI.
2. dr. Ahmad Aulia Jusuf, PhD selaku pembimbing II tesis sekaligus Ketua Departemen Histologi FKUI, untuk seluruh bantuan, pemikiran, dan dukungan moral maupun material untuk penulis selama menempuh keseluruhan proses akademis di Magister Ilmu Biomedik FKUI.
3. Dekan FKUI, DR.Dr.Ratna Sitompul,SpM(K); Wakil Dekan FKUI, Prof.Dr.Pratiwi Soedarmono,PhD,SpMK dan Manajer SDM dan Keuangan FKUI(DR.Dr.Siti Setiati, SpPD-KGer), yang telah memberikan kesempatan lewat beasiswa S2 FKUI untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi bagi penulis.
4. Dr.rer.physiol. Septelia Inawati Wanandi, Ketua Program Studi Magister Ilmu Biomedik FKUI untuk seluruh bantuan dan dukungan dalam keseluruhan proses pendidikan S2 ini.
5. Dewan Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, yang telah mendanai Riset Tesis S2 ini.
6. dr.Sugito Wonodirekso, MS atas inisiasi ide penelitian dan dorongan untuk menempuh pendidikan lebih lanjut.
7. dr. Lia Damayanti, M.Biomed, Sp.PA yang dengan suka rela membuka wawasan penulis tentang proses pewarnaan imunohistokimia dan membantu penulis memulai pengerjaan imunohistokimia tenascin C.
8. Kepada dr. Isnani A Suryono, MS; dr. Atikah C Barasilla,MBiomed; dr.R Soeharto, Sp.THT; dr. Siti NS; dr.Rulliana Agustin, MMedEd; dr. Dewi Sukmawati, MKes; dr.Soenanto Roewijoko, MS, Sp.A; terima kasih atas niche yang hangat, stimulatif dan kondusif hingga seluruh proses akademik S2 mampu dilintasi. Ibu Isbandiyah, Bpk Dina S, Ibu Mini, Mas Kanto, Mas Mugi, Mbak Ike terima kasih banyak atas bantuan dan kerja samanya.
9. Dra. Ria Kodariah, MS yang mendedikasikan waktu dan pemikirannya untuk membimbing dalam proses pengerjaan imunohistokimia di Lab Imunopatologi Patologi Anatomi FKUI.
10. Prof. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD. KAI, PhD yang mendonasi dana untuk memulai pewarnaan imunohistokimia Tenascin C.
11. Drs. Cornelius Adimunca selaku kepala Laboratorium Hewan Coba dan Toksikologi PusLitBang Biomedis dan Farmasi DepKes yang telah membantu dalam penyediaan hewan coba untuk subyek penelitian ini.
12. Ibunda tercinta, Hj. Elma Sumbogo dan adik tersayang, drg. Radiati Dhewayanti A terhatur terima kasih terdalam atas seluruh bantuan, pengawasan dan dukungan sepanjang proses akademik ini. Untuk papa tercinta Ir.H. Sumbogo Antarianto, MSc (alm), tesis ini nana persembahkan sebagai metamorfosis utuh dari modul incinerator yang kita kerjakan bersama (proyek ilmiah akhir di SMU 8).
13. Jaharuddin, SE , pendamping dan motivator terbaik di setiap kesempatan. Untuk dukungan moral, material dan semangatnya sehingga keseluruhan proses akademik termasuk penelitian dapat terselesaikan. Untuk buah hati dan sumber inspirasi ummi, M Dzakwan Alif dan M Zaky Taqyudin, terima kasih atas kerelaan membagi sebagian masa kebersamaan kita sehingga ummi dapat menyelesaikan studi dan tesis.
14. Keluarga dan sahabat yang telah memberikan banyak dukungan moral untuk terselesaikannya tesis ini. Terima kasih khusus kepada Ny. Hj. Ir.Eleanor Martigora Emzita yang telah mengawali pembiayaan tesis ini.
15. Kepada rekan-rekan biomedik, terutama satu kekhususan dr. Veronika MS terima kasih atas kerja sama dan bantuan selama ini sehingga penelitian tesis bisa diselesaikan.
Semoga Allah SWT meridhoi setiap langkah kita dalam mengamalkan ilmu-Nya.
Dr. Radiana Dhewayani Antarianto. M.Biomed (Mahasiswi Program Doktoral FKUI)
Keterangan gambar (kanan ke kiri): Mama, dr Nana M Biomed, dr. Isnani A Suryono, MS, dr. Suryono, SpOG(K)
alhamdulillah berkat kerja keras dr. Radiana Dhewayani Antarianto, M Biomed dan dukungan semua pihak terutama mama, prof. dr. Jeane, dr. Aulia Jusuf PhD,dan senior-senior di departemen Histologi FKUI,anak-anak, suami , tante dan om, dan semua pihak lainnya, dr nana berhasil lulus dari magister Biomedik dengan predikat cum laude, dan saat wisuda (31 Januari 2009) mendapatkan penghargaan sebagai penulis jurnal internasional tahun 2008 dengan judul : siqnifican of ocular stem cells in tissue engineering of the eye. semoga ditahun-tahun depan mampu mencetak prestasi-prestasi selanjutnya. mohon do'anya.Amin.
mama, jahar dan om evi, ikut tegang mendengarkan adu argument antara tim penguji dan dr nana, semoga nana bisa melaluinya dengan baik. Amin.
Keterangan gambar (Kanan ke kiri): Dra. Ria Kodariah,MS, Prof.Drs.Purnomo Soeharso, PhD, Dr.Sugito Wonodirekso, MS
Ujian Tesis di adakan pada hari Jum'at,7 November 2008,pukul : 08.00 - 11.00 WIB, di Ruang Guru Besar FK UI. semoga umi jadi guru besar juga ya. Amin
keterangan gambar (kanan ke kiri): Dr.rer.nat.Asmarinah, Dr.Ahmad Aulia jusuf Ph.D, Dr. Radiana Dhewayani Antarianto,M. Biomed, Prof.Dr. Jeanne A. Pawitan, PhD, Dr.rer.physiol.Dr.Septelia Inawati Wanandi, Dr. Sugito Wonodirekso,MS, Dra. Ria Kodariah, MS, Prof. Drs. Purnomo Suharso,PhD.Terima kasih kepada pembimbing dan penguji, semoga diberikan kebaikan yang banyak.Amin.